Bab 3: Sakura no Kage (Bayangan Sakura)
Malam di distrik Ginza tidak pernah tidur. Lampu-lampu neon menyala terang, menerangi jalan-jalan yang dipenuhi dengan tawa dan langkah kaki. Namun, di balik gemerlap tersebut, bayangan kelam kembali menyelinap, mencari korban berikutnya. Jin Kazama berjalan pelan di trotoar, mengenakan mantel panjang dan topi hitam. Di tangannya, sebuah amplop cokelat tergenggam erat.
---
Adegan di Kantor Polisi
Sementara itu, di kantor polisi distrik Shinjuku, suasana kembali memanas. Detektif Nakamura dan Sato duduk di ruang briefing bersama tim investigasi lainnya. Di depan mereka, papan putih dipenuhi foto korban terbaru, Akane Fujimoto.
"Sato, kono baai de shinjirarenai no wa, doko mo hijou ni kirei da." (Sato, yang paling mencurigakan di kasus ini adalah betapa bersihnya semuanya.) kata Nakamura sambil menunjuk foto TKP.
Sato mengangguk sambil mencatat.
"Hai, demo, kono yatsu wa kanzen ni keikaku shiteiru kamo shirenai." (Ya, tapi pelaku ini mungkin benar-benar merencanakan semuanya.)
Seorang teknisi forensik memasuki ruangan dengan beberapa dokumen di tangan.
"Nakamura-san, saishin no DNA kensa no kekka desu." (Detektif Nakamura, ini hasil terbaru dari tes DNA.)
Nakamura mengambil dokumen tersebut dan membacanya dengan cermat.
"Yappari... kore wa hitori no yatsu no shiwaza da na. Kono DNA wa maigo no bijutsukan no keisatsu ni tsunagaru." (Seperti yang kuduga... ini adalah perbuatan satu orang. DNA ini cocok dengan kasus pembunuhan yang terjadi di museum seni sebelumnya.)
Sato mendekat.
"Soshite, kono mawaru no imi wa?" (Lalu, apa arti dari mawar ini?)
Nakamura memandang rekan kerjanya dengan tatapan serius.
"Mawar wa shokuzai no shoucho kamo shirenai. Kare no kako to fukaku kankei shiteru darou." (Mawar mungkin simbol penebusan. Ini mungkin terkait erat dengan masa lalu pelaku.)
---
Adegan di Taman Ueno
Jin tiba di Taman Ueno, di mana sakura mulai bermekaran meski masih musim dingin. Ia berdiri di bawah salah satu pohon sakura, memperhatikan kelopak bunga yang tertiup angin. Di depannya, seorang wanita muda berdiri sambil berbicara di telepon. Wanita itu adalah targetnya, seorang PSK bernama Yui Kagawa.
Jin mendekatinya perlahan, menunggu hingga Yui selesai berbicara. Ketika Yui menoleh, Jin tersenyum kecil.
"Konban wa." (Selamat malam.) sapanya.
Yui terlihat sedikit terkejut, tetapi balas tersenyum.
"Konban wa. Dare ka to machiawase desu ka?" (Selamat malam. Apakah Anda menunggu seseorang?)
Jin menggeleng.
"Iie, tada kouen wo sanpo shiteimasu. Sakura wa kirei desu ne." (Tidak, saya hanya berjalan-jalan di taman. Sakura sangat indah, ya.)
Yui mengangguk, matanya ikut memperhatikan bunga sakura di atas mereka.
"Sou desu ne. Watashi wa mainichi koko ni kimasu. Kokoro ga shizuka ni naru no." (Iya. Saya datang ke sini setiap hari. Rasanya hati menjadi tenang.)
Jin mengamati Yui dengan saksama. Ia bisa merasakan ketulusan dalam kata-katanya, tetapi ia juga tahu bahwa ketenangan itu hanyalah ilusi sementara.
"Yui-san desu ka?" (Apakah Anda Yui?) Jin tiba-tiba bertanya.
Yui terlihat terkejut.
"Hai... doushite watashi no namae wo shitteiru no?" (Iya... kenapa Anda tahu nama saya?)
Jin hanya tersenyum.
"Anata ni au tame ni kita." (Saya datang untuk menemui Anda.)
---
Adegan di Apartemen Yui
Yui, yang merasa penasaran sekaligus terpesona oleh kehadiran Jin, mengundangnya ke apartemennya. Di sana, suasana terasa lebih akrab. Yui menyiapkan dua cangkir teh hijau dan meletakkannya di atas meja kecil di ruang tamu.
"Jin-san wa doushite watashi ni kyomi ga aru no?" (Kenapa Anda tertarik pada saya, Jin?) tanya Yui sambil duduk di seberangnya.
Jin mengaduk tehnya perlahan sebelum menjawab.
"Anata wa totemo tokubetsu na hito da to omou. Sono me no oku ni, nanika fukai kanashimi ga aru." (Saya pikir Anda adalah orang yang sangat istimewa. Di dalam mata Anda, saya melihat kesedihan yang mendalam.)
Kata-kata Jin membuat Yui terdiam. Ia menunduk, memandangi cangkir tehnya.
"Jinsei wa kantan janai yo ne..." (Hidup itu tidak mudah, ya...) gumamnya.
Jin mengangguk.
"Hai. Sore dakara, sono kanashimi wo zenbu tokihanashite wa dou?" (Iya. Maka dari itu, bagaimana jika Anda melepaskan semua kesedihan itu?)
Yui mengangkat wajahnya, tatapannya penuh kebingungan.
"Tokihanashite... dou iu imi?" (Melepaskan... maksud Anda apa?)
Jin bangkit perlahan, mengambil sesuatu dari saku mantelnya. Sebuah botol kecil berisi cairan bening.
"Gomen ne, Yui-san. Kono yoru wa anata no tame no mono." (Maaf, Yui. Malam ini adalah malam untukmu.) kata Jin sambil menyemprotkan cairan tersebut ke wajah Yui.
Yui terkejut, tubuhnya langsung melemah. Dalam hitungan detik, ia terjatuh ke lantai, tak sadarkan diri. Jin menatapnya dengan ekspresi datar, lalu mengeluarkan pisau bedah dari tasnya.
"Shizuka ni shinasai... kore wa hitsuyou na mono da." (Tenanglah... ini adalah sesuatu yang perlu dilakukan.) gumamnya sambil mulai bekerja.
---
Adegan di Kantor Polisi
Keesokan paginya, tubuh Yui ditemukan di apartemennya. Luka di dadanya dan kartu bergambar mawar merah kembali menjadi bukti khas si pembunuh.
Nakamura berdiri di depan papan investigasi, menatap foto tubuh Yui dengan tatapan penuh frustrasi.
"Mata yatta ka... kono yatsu wa tsugi ni nani wo suru tsumori darou?" (Dia melakukannya lagi... Apa yang akan dia lakukan selanjutnya?)
Sato berjalan mendekat, membawa laporan terbaru.
"Nakamura-san, kamera no eizou de fushin na otoko wo mitsukemashita. Demo, kao wa yoku mie masen." (Nakamura, kamera menangkap seorang pria mencurigakan. Tapi wajahnya tidak terlihat jelas.)
Nakamura membaca laporan tersebut dengan seksama.
"Kono yatsu wa sugoku shinpai shite iru... demo, itsuka ayamaru darou." (Orang ini sangat berhati-hati... Tapi, suatu saat dia akan membuat kesalahan.)
Sementara itu, di tempat lain di Tokyo, Jin Kazama kembali berjalan di tengah keramaian. Ia menatap sebuah papan iklan besar yang menayangkan berita tentang kasusnya.
"Kondo wa motto fukaku ugokou..." (Kali ini, aku akan bergerak lebih dalam...) Jin bergumam pelan sebelum menghilang di antara bayang-bayang kota.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments