masih flash back ya..
"ceklek" suara pintu yang di buka dari dalam. Terlihat seorang wanita paruh baya, dari penampilan nya Adel dapat menyimpulkan bahwa yang membuka pintu itu adalah seorang ART.
"Maaf ada keperluan apa ya nyonya??" ART itu bertanya dengan sopan.
"Apa saya bisa bertemu dengan pemilik rumah ini bu?" jawab Adel tidak kalah sopan, dengan senyum ramah nya dia menatap dengan penuh harap.
"Sebentar saya panggilkan, silahkan duduk dulu nyonya" Ucap ART itu sambil menunjukan kursi yang berada di teras rumah dengan ibu jari nya, tentu saja sambil sedikit membungkuk hormat.
"Terima kasih" ucap Adel sambil menghampiri kursi yang tadi di tunjukan untuk duduk.
Tak lama kemudian seorang wanita muda menggunakan dress selutut berwarna maroon datang, menghampiri Adel yang sudah berdiri ketika melihat seseorang menuruni anak tangga.
"Maaf cari siapa ya?".Tanya pemilik rumah
ketika sudah berdiri di hadapan Adel.
"Saya Adelia,teman nya Nada azzahra apakah saya bisa bertemu dengan keluarga atau anak nya Nada?" jawab Adel dengan sopan sambil mengulurkan tangan nya untuk menyapa sang tuan rumah.
Wanita muda itu menyambut uluran tangan Adel walau terlihat mengerutkan dahi nya bingung.
"Saya Stefany pemilik rumah ini, tapi maaf mungkin anda salah alamat nyonya, saya hanya tinggal berdua dengan suami saya, dan kami tidak kenal dengan orang yang anda maksud".jawab wanita pemilik rumah
"Tapi bukankah ini benar rumah nya Nada, istri dari Sandy Gunawan??" tanya Adel kembali.
"ahhh iya saya pernah mendengar nama Sandy Gunawan, beliau memang pemilik rumah ini tapi sebelum suami saya membelinya sekitar setahun yang lalu dari anak pak Sandy" jawab wanita itu dengan yakin.
Adel menghela nafas nya dalam, terlihat dari raut wajah nya sedang kecewa.
"Tapi tolong tunggu sebentar". Wanita itu menlanjutkan perkataan nya sebelum kembali ke dalam rumah dan tak lama dia kembali dengan membawa secarcik kertas berada di tangan nya.
"Ini alamat terakhir yang saya tahu tentang orang yang menjual rumah ini" wanita itu memberikan alamat yang tertulis di atas kertas tersebut kepada Adel.
Adel tersenyum mendapatkan setitik harapan baru.
"terimakasih banyak nona" Adel pergi menuju mobil nya setelah berpamitan kepada pemilik rumah.
Pak Udin melihat majikan nya mendekat ke arah nya, dengan sigap pak Udin membuka kan pintu mobilnya, mempersilahkan nyonya nya masuk dan menutup kembali pintu mobil tersebut.
"Apakah kita kembali ke jakarta sekarang nyonya??". tanya pak Udin sebelum melajukan kendaraan nya.
"Tidak pak, sepertinya kita belum bisa pulang. Saya ingin ke satu tempat lagi, tapi sebelum nya kita mampir ke restauran dulu. Saya lapar!" Adel memberikan perintah.
Sesampainya di restauran, Adel langsung memesan makanan nya. Tak menunggu waktu lama pesanan pun datang dan dengan segera Adel mengisi kehampaan dalam perutnya (Jiahhh kehampaan maaf ya Author nya sedikit lebay, kalo ada yang nyariin pak udin, dia juga lagi makan ko tapi tentu saja di meja yang terpisah dengan sang nyonya).
Sementara itu ada beberapa pasang mata yang sedang mengawasi Adel, tanpa di sadari mereka sudah mengawasi dan mengikuti Adel sejak berangkat menuju ke bandara tadi pagi.
Setelah Selesai dari Restauran, Adel meminta pak Udin untuk mengantarnya mencari alamat yang di dapatnya tadi.
"Apakah ini jalan yang benar menuju alamat itu pak?" Adel yang penasaran ketika pak Udin membawa mobilnya masuk ke jalan yang lebih kecil.
"Menurut aplikasi seperti nya betul nyonya". jawab pak udin yang melihat arahan dari aplikasi yang terpasang di mobil.
Hingga terlihat sebuah pertigaan, tiba - tiba ada sebuah mobil yang melaju sangat kencang di belakang mobil yang di tumpangi Adel kemudian menghantam mobil Adel dari belakang, pak Udin yang panik mengbanting stir nya ke sebelah kiri hingga menabrak sebuah tiang listrik dengan cukup kencang.
Flash back off.
Arka menggenggam tangan ibunya dengan erat, dia tak bisa membayangkan jika hal yang lebih buruk terjadi.
"sepertinya sekarang mereka mulai mengincar ibu, ini yang aku takutkan jika ibu lama - lama berada di dekat ku". Pikir Arka yang menatap ibunya khawatir.
"Bolehkah ibu meminjam ponsel mu sayang?" Suara Adel menyadarkan Arka dari lamunan nya.
"hmmmm" jawab Arka sambil menyerahkan ponsel yang dia ambil dari saku celana nya.
Arka melihat ibunya sedang sibuk mencari - cari sesuatu di ponsel Arka, dia mendekatkan kepala mendekat pada ponsel yang sedang ibunya pegang, karena penasaran dengan apa yang sedang ibunya cari.
"Apa??" Arka bertanya kepada ibunya yang sedang menatapnya tidak suka, lalu dia kembali ke posisinya semula.
"Ngintip - ngintip, jadi anak laki kok kepo banget udah kaya ART komlpek aja kamu Ka" Jawab Adel membuat Arka mengerucutkan bibir tipis nya.
" Ishhh lagian Ibu lagi cari apa sih? kalau Ibu cari konten dewasa atau game online di situ, maaf aku ga punya bu" jawab Arka santai.
"Awwww" Arka meringis ketika mendapat cubitan dari sang Ibu yang sudah beralih menempelkan ponsel di telinga nya.
"Ahh masih tidak di angkat juga" gumam Adel kecewa, sambil memberikan ponsel kepada pemiliknya lagi, setelah beberapa kali Adel mencoba menghubungi nomor yang berada di list panggilan ponsel Arka.
"Emang nya siapa yang coba ibu telfon sih?" Arka melihat nomor yang baru saja Ibunya hubungi.
"No ini?? No yang kemarin beberapa kali nelfon tapi ga aku angkat bu. Ibu tahu siapa pemilik nya??" tanya Arka sambil memperlihatkan layar ponsel pada ibunya.
"kemarin ibu yang menghubungi kamu, ibu meminjam ponsel orang yang menolong ibu, tadinya mau ngabarin kamu tapi ga di angkat".jawab Adel yang pura - pura marah.
"maaf..." Arka terlihat menyesal, kemudian Ibu mencakup kedua pipi Arka dan mengusapnya lembut.
"Tidak apa - apa sayang, semua nya sudah berlalu. Sekarang tinggal urus pak Udin, pastikan dia cepat sembuh dan jangan sampai keluarganya tahu jika pak udin kecelakaan.Keluarga pak udin pasti akan sangat khawatir dan sedih nak, kabari keluarganya jika pak udin sedang ikut Ibu ke luar negri". Arka mengangguk.
" Dan ..satu lagi.." sambung Adel membuat Arka berhenti mengangguk.
"Belikan Ibu ponsel baru SE.KA.RANG!!! jangan lupa nomornya harus yang dulu, kamu urus secepatnya ya". Ucap Adel dengan tatapan manja kepada anak kesayangan nya itu.
Arka keluar dari ruangan rawat Ibunya, kemudian Lelaki yang tadi pagi membuat Arka marah, menghampiri Arka dengan masih menunduk.
"Kali ini aku akan berbaik hati mema'afkan kesalahan mu kemarin. Dengan satu syarat"
Ucap Arka yang menatap tajam lawan bicaranya itu.
"Te terima ka kasih tuan. Akan saya lakukan apapun untuk menebus kesalahan saya yang kemarin".Ucap nya meyakinkan walau masih terdengar gugup.
"Kau harus mencari dalang dari kecelakaan ibu ku. Jika kali ini aku tidak puas dengan hasil kerja mu.._" Arka melangkah mendekati lalaki tersebut dan berhenti tepat di sampingnya, kemudian membidik lelaki itu dengan ekor mata nya yang tajam.
"Jangan harap kau bisa hidup di neraka sekali pun" .Lanjut Arka sambil berlalu.
Bersambung....
Mohon dukungan Like & coment ya ya..
tolong semangati karya aku dengan share & vote juga
terima kasih...😗😗😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Vikka Karyati
lanjut
2020-12-18
1
Fandya
lanjut thor
2020-09-22
3
Sept September
kak aku mampir yaaaa
2020-09-13
1