Sepulang sekolah, Hansell mengajak temanya untuk menjemput Angeline, tentu saja Angel bersekolah di sekolah berbeda dengan mereka, dimana ia memasuki sekolah khusus putri di lengkapi dengan fasilitas asrama dan lain-lainya, namun Hansell tidak ingin adiknya ikut berasrama di sekolah itu karna Hansell masih bisa menjaga dan memantau Angeline dengan baik, tentu saja hal ini bisa di lakukan bukan karna pengaruhnya, tapi karna pihak sekolah memberikan kebebasan untuk siswa memilih, dan Hansell memilih Angeline tinggal di rumah bersama dengan dirinya dan papa mereka.
Sekolah yang bernuansa coklat di padukan dengam cream white serta logo sekolah yang di buat cukup besar itu, membuat Hansell menghentikan mobilnya, bahkan saat ini mobil mereka terparkir di tepi jalanan lebih tepatnya berada di depan gerbang sekolah Angeline, beberapa siswi putri sudah terhenti untuk memandangi dua orang itu, bahkan keberadaan Dikra dan Hansell sungguh menarik perhatian, hanya saja Hansell tidak terlalu memperdulikan selain menunggu adiknya.
Dari arah dalam, Angeline berjalan bersama sahabatnya Hellena, bahkan mereka yang tengah berbicara sepanjang jalan untuk keluar nanti malam, terpaku melihat kerumunan siswa menghalangi jalan di depan.
“Hellena, apa kakak ku sudah datang?” tanya Angel degan bingung, tentu saja hal ini sudah menjadi rutinitas jika kakaknya menjemput sudah pasti gerbang sekolah di penuhi oleh wanita yang menghalangi jalan.
“Sepertinya begitu” ucap Hellena dengan penuh bahagia, ia sungguh tidak menyangka jika hari ini Hansell akan menjemput adiknya, membuat Hellena menyelipkan rambut kearah belakang seraya melingkarkan tanganya kearah Angeline. “Ayo kita temui Kak Hansell” ajaknya pada Angeline, membuat keduanya berlalu untuk melihat keributan yang menarik perhatian itu.
“Angeline....” teriak Dikra ketika melambaikan tanganya pada Angel dan Hellena, bahkan membuat semua orang begitu iri pada Hellena yang bisa mendekati Angel sebab memiliki kesempatan untuk dekat dengan ahli waris Hamillton, yaitu Hansell Hamillton, merupakan pria yang sangat dingin namun begitu tampan, ia sangat pintar dan berprestasi dalam olahraga, bahkan kesibukan bisnisnya tidak membuat Hansell Hamillton lemah di pembelajaran sehari-hari, entah kenapa jika memandangi Hansell mereka seperti melihat kesempurnaan tanpa ada kecacatan setitik pun.
“Kenapa kalian membuat keributan lagi, bukankah sudah aku bilang untuk tidak perlu menjemputku” dengus Angel dengan kesal, ia bahkan menarik pintu untuk memasuki mobil bersama Hellena disisinya.
“Kenapa kau mendegus padaku, kakak mu sendiri yang mengajak ku menjemputmu. Jika para siswi yang tidak bisa menahan pesonaku, apakah itu dosaku?” ucap Dikra ketika melirik kearah belakang. “Tidak kan” terusnya hingga membuat Angeline melipat kedua tanganya dengan kesal.
“Angel, kakak ingin mengajak mu makan siang di luar” ucap Hansell dengan tenang.
"Kenapa? Apa papa pergi lagi?” teriak Angel dengan panik.
“Iya, papa ke Tiongkok pagi tadi” balas pria itu.
“Kakak!!!” teriak Angeline dengan kesal, bahkan teriakanya membuat semua orang tersentak. “Bukankah sudah aku katakan, keadaan papa tidak membaik, kenapa kau membiarkan papa ke Tiongkok” kesal gadis itu pada kakaknya.
“Kakak baru mendapatkan kabar sepulang sekolah Angel, jadi jika kakak tahu, kakak tidak akan membiarkanya”
"Terus sekarang bagaimana? Papa sudah pergi, dan keadaanya tidak membaik, bahkan dirumah saja papa sering batuk-batuk dan tiba-tiba pusing. Kakak, tidak bisakan kau menurunkan sedikit egomu untuk melakukan apa yang dia katakan” kesal Angeline pada Hansell, bahkan Hellena yang tidak bisa melepaskan pandangan pada Hansell Hamillton, terpaku atas pembicaraan dua adik kakak itu.
"Angel..” lirih hansell ketika melirik adiknya di kaca mobil depan.
“Aku benci padamu, kau selalu saja menyebalkan. Jika saja terjadi sesuatu pada papa, aku berjanji tidak akan menyapamu lagi” ucap gadis itu ketika menyandarkan sedikit tubuhnya kearah kursi, ia bahkan memalingkan wajah kearah samping sebab matanya sudah berkaca-kaca ketika bicara pada Hansell, tentu Dikra yang selalu bercanda dan juga mengolok-ngolok adik sahabatnya itu, kali ini mulai diam atas perdebatan mereka. “Kita hanya memiliki papa saja setelah mama tiada” terus gadis itu dengan suara bergetar, hingga sumua orang terdiam saat mendengarkan lontaran kata dalam penuh rasa sakit itu. “Jika saja papa tidak ada lagi-“
“Kakak akan ke Tiongkok malam ini!” timpal Hansell seketika, ia tidak akan sanggup mendengar kelanjutan dari perkataan adiknya, rasanya Hansell tidak akan setega itu pada papanya, bahkan jika perkataan Angeline di teruskan, sungguh hatinya akan terasa perih dan sakit akan kenyataan mereka.
“Seharusnya kakak melakukan itu sedari dulu” dengus gadis itu dengan penuh kesal, membuat Hansell menghela nafas dengan sesak sembari melirik adiknya yang tengah kesal di kaca mobil depan.
Sepanjang perjalanan hanya ada hening di mobil yang melaju dengan tenang sesuai dengan protokol jalan, bahkan fikiran Hansell mulai kalut ketika memikirkan tentang papanya, apa yang ingin di lakukan pria itu hingga sekeras iniumemenangkan kerjasama dengan Tuan Xiao, tapi Hansell juga tidak setega itu untuk membiarkan beliau bekerja keras diusia yang rentan dan bahkan kondisinya tengah melemah, namun apapun yang ingin di capai papanya, Hansell tidak memiliki kuasa untuk menolak, sebab keputusanya pasti untuk masa depan Grup HS.
Setelah sampai di depan restoran, mereka berempat menuruni mobil untuk pergi kearah dalam, bahkan Angeline yang bisanya terkekeh dan tertawa bersama Hellena, kali ini hanya diam seribu bahasa dengan wajah kusut yang dapat di lihat siapapun, bahkan gadis itu orang pertama yang melangkah masuk tanpa berpaling kearah belakang, tentu 3 orang yang masih di mobil itu terpaku melihat pungung Angeline yang berjalan untuk meninggalkan.
“Kak Hansell tenang saja, biar Hellena yang bicara dengan Angel” ucap Hellena yang sedari tadi memilih diam diantara percakapan saudara kandung itu, tentu Hansell baru menyadari jika tidak ada Dikra dan Angel saja di sana, ternyata ada Hellena yang duduk tepat di belakang punggungnya.
“Oh Hellena, iya terimakasih” ucap Hansell dengan senyum enggan yang di paksakan, membuat gadis itu berlalu kearah dalam untuk mengejar Angeline.
Sedangkan Hansell berlalu kearah luar sembari melangkah untuk masuk, namun seketika Dikra menepuk bahu sahabatnya dengan senyum manis penuh ejekan. “Apa kau tidak tertarik dengan Hellena teman?” tanya pria itu.
“Apa kau gila, dia teman adik ku” ucap Hansell dengan malas.
“Meskipun begitu, aku bisa melihat tatapan cinta dari Hellena pada mu”
“Dikra, tutup mulut mu! Bukankah sudah aku katakan jangan bercanda seperti itu” kesal pria itu,
“Baiklah, tapi aku ingatkan kau Hansell, jika wanita mencintai diam-diam dan dia masih bertahan dengan sikap cuek mu ini, berarti wanita itu memiliki keberanian penuh dan percaya diri tinggi, jangan sampai sikap tidak pedulimu ini membuat Hellena menjadi geram dan pada akirnya dia akan mengeluarkan sisi wanitanya yang ganas”
“Alih-alih membicarakan tentang Hellena, bukankah lebih baik kau sendiri yang seharusnya sadar Dikra, jika terus berbangga diri akan pesona mu itu, bisa saja semua wanita mulai muak dan pada akirnya tidak menyukai pesonamu lagi”
“Kenapa kau melenyumpahiku”
“Aku tidak menyumpahimu, aku hanya memperingatimu” balas Hansell dengan senyum penuh ejekan.
“Sialan” umpat Dikra dnegan kesal, sembari mengejar langkah Hansell yang meninggalkanya.
Keempat orang itu tengah memposisikan diri di restoran jepang yang mereka pilih sebagai ikon makan siang ini, bahkan Hellena duduk di samping Hansell untuk saling berhadapan dengan Angeline yang ada di depanya, bahkan Dikra yang sedari tadi duduk di samping Angel memilih diam untuk menghabiskan makananya.
“Sayang, maafkan Kakak” ucap Hansell dengan kalimat membujuk, bahkan Angel tidak ingin mengangkat kepalanya dan terus memfokuskan pandangan kearah makanan.
“Kakak akan ke Tiongkok malam ini, Angel tenang saja, papa pasti akan baik-baik saja” terus pria itu pada adiknya, namun hanya hening yang membentang disela makan siang mereka.
Sungguh ada iri yang Hellena miliki ketika Angeline mendapatkan perlakuan seperti itu dari Hansell, bahkan ada rasa muak ketika sikap gadis itu semakin menjadi-jadi, bahkan Hellena bersyukur bisa dekat saja dengan Hansell Hamillton adalah sesuatu yang membahagiakan sekali, apalagi jika ia memiliki kekasih yang hangat dan penuh kasih sayang seperti ini, bahkan Hellena tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika dirinya menjadi kekasih Hansell, mungkin Hellena akan senang tiasa menjadi yang terbaik dan mencurahkan kasih sayang penuh.
“Angel, bukankah nanti malam kita akan pergi ke taman hiburan” tukas Hellena diantara pembicaraan mereka, membuat Angel mengangkat kepalanya untuk memandang gadis itu.
“Taman hiburan?” tanya Hansell ketika menautkan kedua alisnya, meskipun Hansell memberikan kelongaran untuk adiknya berteman, tapi ia sangat protektif jika Angel keluar malam hari.
“Iya Kak, nanti malam kami akan berjalan-jalan untuk hari libur ini dan kakak tenang saja, jika kami akan pulang jam 10 malam, iya kan Angel” jelas Hellena ketika meminta persetuan dari sahabatnya, sungguh Angel sangat gugup, saat ia baru saja mengigat jika akan ke taman hiburan nanti malam, jika Angel terus marah dan tidak mau bicara, bisa saja Kakaknya tidak akan membolehkan, bagaimanapun Angel harus mendapatkan izin dari Hansell.
Namun belum sempat Angel bicara dan membuka mulutnya, wajah Hansell berubah suram, jiwa lembut penuh akan perhatian ketika membujuk adiknya barusan, berubah menjadi gelap sambil melipat kedua tangan menatap kearah Angel untuk meminta penjelasan.
“I-Iya kami akan keluar nanti malam” jelas Angel sambil melepaskan alat makanya untuk bicara pada kakaknya.
“Tidak boleh, nanti malam kakak akan ke Tiongkok dan papa juga tidak ada disini, kakak tidak akan membiarkan kau pergi sendirian”
“Tapi aku sudah berjanji dengan teman-temanku” bantah Angeline dengan segera.
“Kalau begitu, bawa pengawal” tegas Hansell.
“Kakak, apa kau gila, aku ingin bermain bagaimana mana bisa ada pengawal, bisa saja teman-temanku tidak nyaman dengan diriku”
“Kalau begitu kau di rumah saja” balas Hansell dengan membantah, entah mengapa hansell sangat takut untuk membiarkan adiknya di dunia luar, lantaran Hansell mengerti bagaimana koneksi keluarganya terhubung dengan markas bawah tanah yang mengelola kelas mafia dan seluruh pembunuh bayaran lainya, Hansell hanya takut Angeline di jadikan sandra untuk mengancam keluarga mereka, bahkan Hansell sangat takut jika Angeline mengetahui akan selut belut keluarga Hamillton yang sebenarnya.
“Kak Hansell, kau tenang saja, aku akan bertanggung jawab pada Angel, dan kakak tenang saja aku akan menjaganya dengan baik” timpal Hellena pada pria itu.
“Aku akan baik-baik saja” terus Angel dengan memaksa.
“Kami tidak akan pulang larut, dan kami tidak akan berdua saja, ada beberapa orang lainya yang akan ada disana juga” jelas Hellena sekali lagi.
“Dan Angel bisa menjaga diri dengan baik kak, bahkan paman Silky yang akan mengantar kami” ucap Angeline kepada kakaknya, tentu saja paman Sillky adalah ayah kandung Hellena, sahabatnya.
Hansell menghela nafas dengan berat, rasanya ia tidak bisa melarang ataupun mengeraskan Angeline diusia yang ke 17 tahun ini, sudah sewajarnya Angeline dewasa dan bahkan sudah sewajarnya adiknya itu bisa merasakan kebebasan meskipun dalam kontrol yang baik.
“Baiklah, pulang jam 10 malam, jika kau terlambat untuk pulang, maka kakak tidak akan memberikan izin lagi” terus Hansell dengan penuh peringatan.
“Tentu saja, Angel akan pulang jam 10, iya kan Hellena” ucap Angel ketika mencari pembenaran pada sahabatnya.
“Tentu saja” timpaal Hellena dengan segera.
Hingga mereka menyelesaikan makan siang dan sekedar basa basi dalam beberapa saat, bahkan Dikra terus saja menganggu Angeline dan bahkan ia terus berdebat dan membuat Hansell beberapa kali memarahi Dikra untuk membela adiknya, namun bukan Dirka namanya jika tidak takut dengan Hansell, bahkan ketika Hansell marah ia tidak peduli sama sekali dan terus saja mengajak Angelin berdebat.
Sore itu mereka pulang mengantarkan h
Hellena hingga pintu gerbang, bahkan adiknya nampak sekali begitu akrab dan nyaman berteman dengan Hellena, mungkin selama ini hanya Hellena sahabat wanitanya sehingga Hansell memberikan kelongaran untuk pertemanan itu, bahkan sering kali hellena menginap di rumah mereka di tambah ayahnya juga berhubungan baik dengan papa mereka, meskipun begitu candaan Dikra yang mengatakan Hellena menyukainya, sungguh tidak membuat Hansell memasukanya dalam logika, baginya seorang Dikra sangat wajar bicara yang tidak-tidak dan bahkan tidak Hellena saja yang sering ia jodohkan dengan Hansell.
Sebab bagi Hansell, wanita itu hanya titik kelemaham, ia tidak ingin memiliki apapun diusia yang masih sangat muda, bahkan tidak ada wanita yang menarik perhatianya. "Airyn" sontak mata Hansell terpana saat fikiranya menutun nama Airyn dengan sendirinya, tapi kenapa dengan hati pria itu? Seolah berdebat tak karuan saat nama itu terfikirkan.
"Astaga, tidak mungkin" bentak Hansell dengan kesal.
"Apa yang tidak mungkin?" tanya Dikra yang duduk manis di samping Hansell, bahkan ia cukup kaget ketika suara pria itu memecah fokusnya, tatapan Dikra menyelisik penuh bingung serta mata membulat yang penuh keterkejutan.
"Tidak ada" bantah Hansell dengan segera, bagaimana bisa ia tidak sadar jika saat ini ada Dikra dan adiknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Aniya'fafa
💯💯💯💯
2020-11-15
0
Muhammad Adhi
kerennnn
2020-10-10
0
Asih Sunkar
lagi
TERPAKSA MENIKAHI WANITA JANDA
2020-09-12
0