Keesokan paginya di rumah lestari, ia kedatangan Kiara yang akan berangkat kerja. ia mampir untuk makan bersama dengan kakak angkat nya.
"kak.." sapa Kiara.
"ya ki.. Ayo masuk, kita makan bersama." ajak lestari.
"oh ya kak, nanti kayak nya aku gak mampir dulu ke sini saat pulang kerja." ungkap nya.
"loh, kenapa.. Ada masalah.." tanya lestari.
"ada sedikit masalah kak, tanah yang ada di pinggir sungai di sana. Banyak warga di sana tidak setuju jika di bangun mini market. Padahal jika ada mini market, pasti nya mereka bisa belanja dan peluang kerja pun ada." jelas nya pada kakak angkat nya itu.
"oh gitu, ya agak susah pasti Ki. Apalagi kita berhadapan dengan orang yang kolot seperti mereka, kamu harus sabar. Butuh waktu lama memang, agar warga di sana mau menerima bangunan yang akan mempermudah mereka untuk belanja dan apalagi, jika ada anak mereka yang nganggur bisa bekerja di sana. tak perlu lagi, jauh-jauh untuk bekerja." ucap lestari.
"iya kak.. Pasti nya aku akan sangat sabar sekali menghadapai para warga di sana." senyum nya ada lestari.
"semangat ya.. Kakak pasti dukung, apa pun kerjaan mu. Jika ada apa-apa dan ke susah , jangan lupa hubungi kakak ya." ucap nya.
"iya kak." lalu mereka pun lanjut sarapan hingga selesai.
Setelah selesai, Kiara dan lestari berangkat bersama menuju ke kantor masing masing.
...****************...
setelah mengantarkan Kakak angkat nya ke kantor biro jodoh, Kiara lalu melakukan mobil nya ke tempat proyek pembangunan gedung mini market. Di sana, banyak warga yang mendemo agar tidak di bangun gedung di sana, mereka lebih suka di sana tetap hamparan kosong yang di tumbuhi rumput, agar para kambing milik warga bisa makan rumput di sana.
Kiara ya g sudah sampai dan sedang memarkirkan mobil nya, di datangkan oleh mandor proyek. Ia tergesa-gesa panik sambil mengetuk kaca mobil milik Kiara.
"ada apa pak." tanya Kiara. Ia keluar dari mobil dan menutup nya kembali.
"itu Bu, warga sini demo. Untuk, tidak di laksanakan pembangunan gedung mini market di sini. Mereka pada lemparin batu dan botol, banyak para pekerja di sini terkena dan harus dirawat di klinik terdekat." jawab mandor itu yang bernama pak Abdul.
"separah itu kah pak." tanya Kiara lagi.
"iya Bu Kiara, kita harus bagaimana Bu. Mana pak Budi tidak mau tau dengan proyek ini." ucap lirih pak Abdul.
"si tua Bangka itu, bisa apa dia tanpa kita pak. Jika dia angkat tangan, kita laporkan saja pada Bu Mira, pak Budi hanya wakil direktur. Bu Mira sudah menyerahkan tanggung jawab pada pak Budi karena anak Bu Mira sedang cuti untuk mencari calon istri." kata Kiara dia kesal sekali dengan atasan nya yang hanya wakil direktur saja.
"tapi, anak Bu Mira ganteng loh Bu." ucap pak Abdul
"eh kok malah mengarah ke sana, sudah pak. Ayo kita ke sana, kita temui warga di sana. Kita cari tau, apa alasan nya mereka tidak mau di dirikan mini market di sini. Kalo hanya karena rumput. Bisa di bawa di belakang sana, masa iya tidak ada lagi rumput liar untuk perternakan mereka." kesal Kiara ia berjalan dengan tergesa-gesa menuju ke kerumunan warga yang sedang mendemo.
"anu Bu.. Hati-hati Bu.. Mereka sangat ganas sekali." pak Abdul lari, iya takut pada Kiara yang seorang arsitektur muda cantik itu jika kenapa-kenapa. bisa di ocehin habis-habisan oleh atasan nya.
"hei... Berhenti.." teriak Kiara pada warga di sana.
"kami tidak akan berhenti, kami akan terus di sini untuk mendemo kalian, agar tidak membangun di lahan sini." teriak para warga.
"aduh.. Sulit sekali ya kalian untuk berhenti, kalian ini mau nya apa. Kami, bikin mini market untuk kalian. Agar memudahkan fasilitas berbelanja dekat, dan anak-anak bujang gadis kalian bisa bekerja di sini. kamu yang akan merekrut pekerja di sini, kenapa si kalian ini. Di buat mudah, tapi di bikin ribet.
"kalo saya jadi kalian, saya setuju jika ada mini market dekat rumah. Gak usah jauh-jauh belanja. Bisa kerja dekat rumah, gak perlu panas-panas cari kerja jauh di sana yang belum tentu bakal di terima. Kami di sini menjamin fasilitas untuk kalian. Kenapa selalu tidak menerima.. Kalo alasan kalian hanya kami milik kalian tidak bisa makan rumput di sini, kan ada rumput lebih bagus di belakang gedung sekolah sebelah sana. Itu pun masih dekat dengan rumah kalian, atau jangan-jangan ada yang menghasut kalian agar tidak di buat gedung di sini ya. Ayo jawab, siapa orang nya." ucap tegas Kiara ya g membuat pak Abdul tadi nya takut kini memberanikan diri maju di sebelah Kiara. Dia bersyukur pada Kiara karena Kiara berani dan tegas.
para warga hanya diam, mereka tidak berani bersuara. Mereka bingung, jika buka suara takut nanti duit suap itu di tarik lagi.
"tidak ada yang mengaku, tidak berani menjawab. Kalo gitu, bubar lah kalian. jangan mengganggu para pekerja yang sedang mencari nafkah, liat kan kalian. Ulah kalian semua, yang demo sambil melempar batu dan botol. 2 orang para pekerja ku di rawat di klinik. Kalian tidak mau bertanggung jawab kan, jadi. bubar lah kalian." usir Kiara pada warga di sana.. Para warga pun membubarkan diri masing masing.
"terima kasih Bu Kiara, jika bukan karena keberanian dan ketegasan Bu Kiara, sudah pasti kami akan mengalah lagi." ucap nya.
"iya pak sama-sama. Jadi, lanjut lagi bekerja. Karena hari sudah semakin siang, saya harus ke klinik untuk menengok pekerja kita. Setelah itu, saya akan menghadap Bu Mira."
"baik Bu.." angguk pak Abdul. Kiara pun amit menuju ke klinik.
...****************...
Di samping itu, seorang yang sempat mengintip para demo warga. Melapor pada atasan nya yang sudah menunggu nya di rumah.
"lapor bos.. Kita gagal kali ini.." sahut anak orang itu. Dia habis berlari karena takut di curigai.
"apa..!!! Kok bisa gagal si, hal sepele kaya gini. kenapa bisa gagal." kesal nya pada orang suruhan nya itu.
"maaf bos.. Itu karena, ada seorang perempuan muda yang bisa menggagalkan rencana warga untuk mendemo para pekerja di sana. Karena ketegasan nya dan keberanian nya, warga pada gak berani unjuk rasa. Apalagi wanita itu curiga di balik warga demo, pasti ada yang menyuruh warga. Tidak mungkin kan warga demo, kalo buka kita komporin." jawab nya.
"benar juga ya.. Ah sial... Siapa wanita itu.." geram nya.
"saya tidak tau bos, tapi lebih baik. Kita saja bos yang menghadapi nya. Kalo menyuruh warga, mereka pasti gagal lagi." tukas anak buah itu.
"baiklah, kita atur saja untuk menemui wanita itu." ucap nya dengan mengepalkan tangan nya dengan erat.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments