BAB 3

"terima kasih sudah mengantarkan ku sampai ke rumah." ucap Kiara dengan senyum manis.

"ya sama-sama.. Kalau begitu. Aku langsung pulang dulu." angguk Kiara.

"see you ya." bara pamit lalu masuk ke dalam mobil nya. Kiara melambaikan tangan nya.

"ya.. Aku sungguh degdegan dengan duda itu" ia menggelengkan kepalanya lalu masuk ke dalam rumah nya.

...****************...

Di perjalanan bara senyum senyum sendiri, mengingat pertemuan nya dengan Kiara.

"lama-lama otak ku di penuhi wanita itu.. Hah.. entah lah, hati ku berbunga-bunga hari ini. Bahagia sekali aku.." ucap bara dengan senyum bahagia nya. namun, senyum itu buyar seketika dengan suara dering ponsel nya.

Bara mendengus kesal, lalu ia meraih ponsel itu di hadapan nya.

"apa.." kesal nya.

"hei ada apa ni, kau kesal ku telpon." ucap Aryo.

"ya. Kau mengganggu saja.." sungut nya.

"haha.. begitu saja kau kesal, ada yang ingin ku beritahu pada mu. Nanti kita bertemu di rumah saja, kebetulan aku lagi di luar dan aku akan ke rumah mu." kata Aryo.

"baiklah, aku tunggu kau di rumah. sebentar lagi aku sampai." lalu sambungan telpon di putus duluan oleh bara. Dia melempar ponsel nya ke kursi belakang.

Lalu bara melajukan mobil nya dengan kecepatan kencang, agar ia sampai di rumah nya. Bara juga takut, jika sampai rumah. Ibu nya mencari nya dan mencecar bara dengan seribu pertanyaan. Yang membuat bara bingung menjawab nanti nya.

Selang beberapa menit kemudian, mobil yang bara tumpangi pun sampai di halaman rumah mewah nya. Bara lalu turun dan gegas masuk ke dalam rumah.

Ia bertemu dengan pelayan dan menanyakan apa kah ibu nya datang atau tidak..

"ibu ku sudah kemari.." tanya bara pada pembantu nya.

"belum den, tapi tadi beliau menelpon. Kata nya nanti sore sehabis pulang dari arisan nya, dia akan mampir." jawab pembantu nya bara.

"oh gitu, baiklah bi. Siapkan makan malam untuk saya dan ibu ya.." angguk pembantunya bara dan bara pun melenggang meninggalkan nya di sana. Menaiki anak tangga menuju ke kamar nya, lalu ia pun gegas ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Di luar sana, Aryo sudah tiba ia memarkir mobil nya di dekat mobil bara. Lalu Aryo gegas turun dan segera masuk ke dalam rumah mewah milik bara.

"bara...!! Teriak Aryo. Suara nya menggelegar ke seluruh ruangan.

Mendengar teriakan Aryo, pembantu nya bara lalu menghampiri nya.

"ya den.. Maaf den bara sedang mandi.." terang bibi itu.

"oh gitu, baiklah.." lalu Aryo pun duduk.

"mau di buatkan kopi den." tawar si bibi.

"iya bi, kebetulan lagi pengen ngopi.." angguk bibi itu lalu beranjak dari sana meninggalkan Aryo.

Bara yang kini sudah selesai mandi, ia pun keluar dengan setelan baju dan celana nya yang santai.

melangkahkan kaki nya menginjak anak tangga, turun menghampiri Aryo.

"masuk ke rumah orang yang sopan Yo.." sungut bara.

"hehhe maaf pak bos, habis nya sepi sekali. Kau tak ada, eh ternyata mandi." cengir Aryo menampilkan barusan gigi putihnya sambil menunjuk kan jari nya berbentuk v.

"ya ya.. Terserah kau saja. Jadi, apa yang ingin kau bahas." bara duduk sambil menunggu Aryo buka suara.

"jadi, ini tentang Kiara.." ucapan nya terjeda dengan kedatangan pembantu nya bara. Ia membawa naman berisi 2 gelas kopi bersama dengan cemilan hangat.

"ini den, silahkan di minum dan di makan cemilan nya. Bini mau ke belakang.. Mari.." angguk bara di ikutin Aryo.

"makasih ya bi.." lalu Aryo pun menyeruput segelas kopi nya.

"nikmat tiada Tara." sambung Aryo memuji kopi itu.

"lanjut lagi Yo, ada apa dengan Kiara." tanya bara penasaran.

"jadi, kiara itu anak sebatang kara bara. Dia di tinggal ibu nya sejak dia masih umur 12 tahun. setelah 1 tahun kematian ibu nya, ayah nya menikah lagi hingga memiliki seorang anak. Dan.sungguh miris sekali kita, dia di siksa oleh ibu tiri nya. Karena kesal pada ayah kandung Kiara yang gila judi itu, ayah meninggalkan mereka entah kemana. Dan kembali lagi hanya ingin berjudi lagi, namun.. Ya g lebih miris Kiara hampir di jual oleh ayah nya di rumah bordil." terang Aryo, ia. menceritakan kisah masa kecil Kiara yang seharus nya mendapatkan kasih sayang seorang ayah. Namun, sayang nya. Ia harus mendapatkan siksaan dari ibu tiri nya.

"sungguh miris, aku tak tega mendengar nya." lirih bara.

"jadi bar, kamu jangan menyakiti nya kamu harus melindungi nya." ucap Aryo sambil menyentuh pundak sahabat nya itu.

"itu pasti Aryo, pasti." jawab bara mantap. Ia berjanji, akan selalu melindungi Kiara dan memberi nya kebahagiaan yang tak pernah ia dapatkan di masa kecil nya.

...****************...

sore hari menjelang malam, bara dan Aryo yang sedang duduk di ruang tamu. Kedatangan seorang wanita paruh baya, ia masuk dan memanggil bara.

Siapa lagi kalo buka ibu nya bara, yang selalu menuntut anak nya untuk menikah lagi.

Ibu nya hanya ingin anak nya tidak jajan di luar apalagi memberi harapan palsu pada gadis lain. Namun, ibu nya bara tidak tau saja kalo bara selalu di tipu oleh para wanita di luaran sana yang mengaku belum menikah namun sudah bersuami anak 2, bahkan anak nya 5.

Ada yang masih gadis ternyata dia sudah janda beranak 2, 3,4 sampai 5.

sungguh kasihan sekali nasib bara. Ibu nya datang, ia masuk lalu menegur kedua anak laki+laki di sana.

"bagus ya kalian, bukan nya cari jodoh malah asik-asikan di rumah." sungut ibu nya bara sambil menenteng kedua tangan nya di pinggang.

"aduh, nyonya besar datang. Pasti yang di bahas perempuan ini." gumam Aryo.

"apa si ma datang-datang langsung marah gitu, ayo ma duduk dulu habis itu kita makan malam bersama." bara bangkit, menghampiri ibu nya lalu mempersilahkan ibu nya duduk di sofa.

"ya habis nya, kalian selalu berdua kemana-mana. Orang mengira kalian ini boti, tau tidak.. Cobalah cari calon istri, bawa dia di hadapan mama. Pasti mama akan suka, bagaimana pun betul rupa nya. Asal dia bisa membuat kamu bahagia, melayani mu dan menghargai mu sebagai suami. Kalo dia. Galak mah, mama tidak peduli. Galak pun sama suami nya.." ucap ibu nya bara.

"tenang ma, masalah itu. Bara sudah mencari calon istri kok. Dia cantik, dan mempesona, pasti mama langsung sreg. Kapan-kapan bara akan membawa nya di hadapan mama.." jawab bara yakin.

"betul itu.. sudah punya calon istri. Aryo, benarkah bara sudah ada calon nya." ibu nya bara menoleh ke Arah Arto sekolah lalu menoleh ke arah anak nya.

"sudah kok tan, pasti Tante suka. Aryo jamin itu." tukas Aryo.

"baiklah kalo gitu, awas ya kalo kalian berani membohongi mama. Mama akan bikin kalian miskin, mama tarik semua saham milik kalian." ancam ibu nya bara.

"aduh.. ancaman nya ibu negara." gumam Aryo dalam hati.

"ti..tidak akan ma.. Bara tidak bohong kok. Udah ma, jangan ancam ancam gitu.." ucap bara tersenyum getir.

"kalo tidak di ancam, kadang kau suka main-main dengan omongan mu." sungut ibu nya bara.

"iya iya ma.. Ini beneran.." jawab bara sambil mengerucutkan bibirnya.

"yasudah kalo gitu ma, kita makan saja dulu yuk. cacing di perut bara sudah memanggil." ajak bara pada mama nya. Ibu nya hanya mengangguk patuh lalu beranjak dari sofa empuk itu. di ikuti oleh Aryo yang menyusul di belakang nya, untuk makan malam bersama.

BERSAMBUNG

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!