Penyebab murungnya ifan

   Aku memikirkan ucapan Rais, apakah ini adalah jawaban dari doa doaku, Tuhan mengirimkan seseorang untuk membantuku, benarkah itu?.

 “Kamu serius, kan?.”

Aku memastikannya lagi. bisa saja kan dia asal bicara

“iya, aku serius kak.!! ngomong ngomong kapan suami kakak kembali?”

“belum pasti dek, tapi dia bilang secepatnya”

 Aku melihat dia mengangguk mengerti, kemudian menatap disekitarnya. setelah menghabiskan makanku aku beranjak dan membereskan piring kotor, ke dapur lalu mencucinya.

   Aku pikir Rais telah kembali ternyata dia masih duduk sambil bermain hp. setelah menyadari keberadaan ku Rais beranjak dan berpamitan, aku mengantarnya sampai depan.

  Aku berbalik berniat menutup pintu, tapi Rais kembali memanggilku.

   “kak! Boleh minta nomor telponnya? Buat tambah kontak. Ini juga akan mempermudah aku menghubungi kakak” ujar Rais sambil menyodorkan telpon mahal miliknya.

  Aku memasukkan nomorku, lalu menyodorkan kembali pada Rais. setelah itu Rais berpamitan dan meninggalkan kontrakan.

     ****************

 Aku yang terlelap tiba tiba bangun tanpa sebab. Aku melirik putraku yang tidur tampak nyenyak.

  “pukul 03:45”

   Aku meraih hape dan melihat notifikasi.

1 pesan baru.

Aku membuka WhatsApp dan membaca pesan dari nomor yang tidak dikenal.

“Malam kak, ini Rais”

1 jam yang lalu

Aku menyimpannya dikontak dengan menamainya Ads. Kemudian membalas pesannya

“iya kenapa dek?”

Setu menit kemudian dia membalas pesanku. Aku pikir dia sudah tidur.

Ads: “tidak apa apa kak. belum tidur?”

“Sudah, tidak tahu kenapa tiba tiba terbangun”

Ads: “mungkin ada seseorang yang merindukan kakak🤭”

“kurang tahu juga 😁”

Ads: “aku belum tidur sama sekali kak”

Aku terkejut, apakah terjadi sesuatu dengannya?

“kenapa belum tidur? Bukankah malam hari waktunya untuk tidur”

Ads:“belum ngantuk kak, dan juga....”

Ads:“udah terbiasa kak”😁

“Kok bisa? Banyak beban pikiran mungkin!🤔”

Ads:“iya nih kak, lagi kepikiran seseorang.”

“umm... Pantes”

Obrolan kami pun berlanjut hingga suara adzan berkumandang. Tak terasa kami menghabiskan waktu satu jam lebih bertukar pesan, ternyata Rais orangnya nyambung ketika diajak ngobrol.

Ads: “sholat dulu kak”

“iya dek.”

   Aku membersihkan diri, berpakaian dan mengambil air wudhu.

       ****************

    Pagi hari langit sudah cerah, aku bersiap mengantar Ifan ke sekolah menggunakan motor metik, tangan Ifan melingkari perutku yang ramping,

Sepanjang perjalanan aku tidak hentinya mengajak ifan mengobrol. Dan dijawab seadanya tidak seantusias biasanya, Wajahnya masih sama seperti kemarin tidak ceria.

    Apa yang membuat putraku yang dulunya ceria jadi murung begini, apakah karena dia tidak jajan? Atau dia merindukan papanya.

“Ifan rindu papa?” tanyaku, melirik melalui kaca spion. dia menggeleng kepala dengan bibir sedikit berkerut.

“Tidak mah”

“Lalu.. apa yang membuat anak mama murung? Mama jadi sedih lihat Ifan begini”

   Aku memperlihatkan wajah sedih dan detik itu pula raut wajah Ifan berubah, tersenyum manis seperti biasanya. Tapi aku tahu Ifan ku menyembunyikan sesuatu dariku.

   Aku memarkir motor begitu sampai dihalaman sekolah setelah menempuh perjalan satu kilo meter. Aku membantu ifan mengenakan tas dan diapun mencium punggung tanganku, ku balas usapan lembut di kepalanya,

“Bekalnya mama simpan di tas bagian belakang yah!.”

“iya mama”

   Ifan berjalan menuju kelas dengan kepala menunduk, tidak salah lagi. Pasti Ifan ada sesuatu disekolah, aku harus mencari tahu.

Aku akan menemui kepala sekolah dikantor.

Tok.. Tok..

“Silahkan masuk Bu”

     Aku yang dipersilahkan masuk, duduk di kursi dimana didepannya ada sebuah meja yang berhadapan langsung dengan pak kepala sekolah.

“begini pak..! saya orangtua dari murid yang bernama Irfan. saya perhatikan akhir akhir ini putra saya sedikit berbeda, apakah ada masalah disekolah?” Jelas ku. pak kepsek mengangguk dan tersenyum ramah.

     “jadi begini Bu, ananda Ifan, terlibat perkelahian dengan salah satu temannya, dan setelah kami mencari tahu apa masalahnya. ternyata, itu berawal pada teman temannya.”

     Aku menatap pak kepsek dengan alis berkerut. Dan sepertinya dia tahu arti dari tatapan bingungku. diapun tersenyum dan kembali menjelaskan.

  “Ifan dibully oleh teman temannya Bu, dan anak ibu melakukan pembelaan dengan memukul balik temannya”

  “Awalnya saya berpikir ini hanya masalah sepele antara anak anak, tapi setelah mendengarkan penjelasan Ifan saya juga kecewa terhadap murid lainnya Bu, tapi bukan berarti saya tidak membenarkan perlakukan ananda ifan”

“Tapi ibu tenang saja, masalahnya sudah kami selesaikan dan Ifan sendiri sudah memaafkan temannya”

   Akhirnya saya tahu alasan kemurungan putraku, aku berpamitan pada kepala sekolah lalu meninggalkan tempat itu.

   Sepanjang jalan, aku menyetir namun tidak fokus. ucapan kepala sekolah melekat di pikiranku. Ifan dibully, Cobaan apa lagi ini ya Allah?

  Bagaimana bisa putraku menghadapinya sendirian, dia masih sekecil itu tapi sudah dirundung masalah, disekolah belum lagi masalah dirumah. Ingin sekali kupeluk erat dia Ya Allah. Kuat sekali putraku.

   Motorku berhenti ditengah jalan secara tiba tiba. Aku turun dan menepi. Apalagi kali ini? Motorku rusak dan uang sepeserpun aku tidak punya. Untungnya bengkel tidak jauh.

Tapi aku jadi teringat kapan terakhir kali aku isi bensin. pasti bensinnya habis. Pikirku

“pak, saya titip motor yah”

“motornya kenapa bu?”

“tiba tiba mati, pak”

  Pemilik bengkel tersebut menghampiriku. “oh... taro disini saja Bu, nanti saya cek setelah menyelesaikan motor yang disana”

“baik pak, saya tinggal ya pak. Ada urusan sebentar”

   Aku meninggalkan motor yang kehabisan bensin itu dengan berjalan kaki. Untungnya rumah kontrakan sudah tidak jauh sekitar lima menit baru sampai.

  Dijalan, aku bertemu dengan Rais, sepertinya dia baru saja datang entah dari mana.

  “Darimana kak?”

“Antar Ifan ke sekolah”

“jalan kaki, kak?”

   Alisnya berkerut menatapku heran. Rais melirik di belakangku mungkin dia berpikir aku hanya berjalan kaki mengantar putraku ke sekolah.

“motorku masuk bengkel saat perjalanan pulang, itulah sebabnya aku jalan kaki.”

“Umm..”

°°°°°

Taman kecil yang asri, meski dengan ruang terbatas.

    Taman tersebut menambah nuansa hijau dan menyegarkan hunian juga memperlihatkan keindahan alam.

  Rais mengajakku untuk mampir dan disinilah aku.

 Aku tidak hentinya mengagumi bangunan yang berlantai tiga ini.

     Desainnya mewah, rumah berlantai tiga yang tampil elegan dengan sentuhan ornamen dan dinding semen pada fasadnya, sehingga memberikan kesan kekinian yang memikat.

 Kombinasi material tersebut tak hanya menonjolkan gaya modern, tetapi juga menciptakan nuansa minimalis.

   Pada lantai dua, terlihat kesan mewah yang ditonjolkan oleh dinding kaca besar, memberikan pemandangan luas dari dalam rumah. Selain itu, balkon yang memanjang menambah kesan lapang.

    Begitu aku masuk, tampak sebuah ruang tamu yang cukup luas berukuran 5x4 meter. Di dalam ruang tamu terdapat sofa kulit yang mewah dan tahan lama. lalu terdapat Lampu gantung yang menambah kemewahan instan. belum lagi Karpet mewah yang bertekstur lembut dan empuk. dan masih banyak lagi.

 Aku menatap lama sebuah pigura yang berukuran besar di dinding ruang tamu, Foto keluarga yang menciptakan atmosfer yang hangat.

   Ingin sekali aku berada ditengah tengah keluarga itu, dimana mereka memperlihatkan senyum bahagia.

  Aku menerka, mungkin itu adalah kakak atau mungkin adik dari pria disampingku.. Jadi Rais adalah anak lelaki satu-satunya di keluarga ini.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

🍾⃝ ͩSᷞɪͧᴠᷡɪ ͣ

🍾⃝ ͩSᷞɪͧᴠᷡɪ ͣ

,ceritanya seru ka. jgn lupa mampir ya di cerita ku😁✌️

2024-12-10

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!