- Kyra -
Setelah menutup pintu kamar keras-keras hingga muncul suara debuman yang cukup mengganggu telinga itu, aku melempar tas selempangku asal.
Dengan seluruh emosi yang masih membakar dada, aku menahan napas. Mengempaskan diri ke atas tempat tidurku berposisi serampangan. Meski sebagian kakiku harus menjuntai ke lantai... sudah lah aku sudah tak peduli lagi!
"HUH! Ngeselin!!" Teriakku kesal. "Dasar Delvin, ngeseliiinnn!!" Aku gregetan sampai terus memukul-mukul kasur. Melampiaskan amarah.
Gara-gara Delvin, acara nontonku jadi berantakkan! Huhu. Padahal dia tahu banget kalau aku nunggu kesempatan itu sudah sejak lama, tapi dia dengan seenaknya menghancurkannya?! Tahu sih, kalau dia baru putus dari pacarnya. Tapi kan, tetap saja nggak adil dong masa dia harus melampiaskannya ke aku?!!
Aku mewek-mewek sendiri. Tanpa ada air mata. Iya, itu karena aku pengin nangis saking kesalnya tuh. Sayangnya, air mataku jual mahal. Jadi nggak bisa. Huhu.
Menghela napas panjang. Mencoba mengatur ritme napasku agar lebih tenang dari sebelumnya. Bete, aku raih ponselku yang tergeletak nggak jauh dariku.
Drrrtt... drrrrttt...
Aku mengernyit. Getaran demi getaran di ponsel ini saling menyusul. Memenuhi notifikasi pemberitahuan di layar. Tertera di sana, ada banyak sekali chat yang memenuhi ruang obrolan di LINE.
SMA Nusa Bhakti XXII (276)
Oh, itu dari alumni ke-22 sekolahku. Aku mengerut kening. Ingin tahu. Karena nggak biasanya ruang obrolan itu ramai begini.
Tanpa menunggu lama lagi, aku buka saja chat itu. Dan kata "sayang banget" langsung mendominasi sejurus mata memandang.
"Sayang banget? Apaan deh, itu maksudnya?!" Gumamku nggak ngerti.
Penasaran, aku scroll saja ke bagian atas-atas. Seketika mataku membulat lebar. Gelenyar aneh mendadak memenuhi rongga dadaku. Antara percaya dan nggak, aku membaca chat panjang itu lamat-lamat.
"Gak mungkin!" Desisku yang menolak percaya pada kalimat-kalimat itu.
"Bukannya mereka... baru... putus??" Aku mengerjap. Meletakkan tangan yang memegangi ponsel di depan dada. Degupan jantung begitu terasa.
Sungguh, ini adalah berita menghebohkan sekaligus menyedihkan.
Bukan, bukan untukku. Tapi untuk si cowok tengil nan resek yang aku maki tadi itu. Siapa lagi kalau bukan tetangga sebelahku, Delvin!
***
>> SMA Nusa Bhakti XXII
> Claudya Amara
BERITA HEBOH!!
Pasangan Nusa Bhakti angkatan 22, karam!
Gue liat @InesRatulia jalan sama cowok lain, dateng ke both wedding!!
Buat yang gak percaya. Lo liat aja nih, bukti foto yang gue ambil.
[Claudya sent a photo]
> Devina Rein
Ih, jadi kabarnya beneran ya?
Cowok itu kan, Bagas Sanjaya. Cucu presdir SAN grup!
Gila ya, gak sangka sih, Delvin ditikung sama cucu konglomerat.
> Reni Septiani
Padahal gue pikir mereka berdua bakal sampai pelaminan. Taunya... jodoh emang gak ada yang tau ya.
> Tobi Ganendra
Ck. Sampah banget sih. Malah pada gosip! Gua pikir ada berita apaan gitu heboh-heboh.
Eh @ClaudyaAmara bilang aja lo sirik sama ines. Lagian semua anak angkatan 22 juga tau, lo suka Delvin.
> Claudia Amara
Eh, ralat yaa @TobiGanendra bukan suka, tapi PERNAH suka!! Lagian gue udah punya pacar kali, jangan asal lo makanya!!
> Ruri Andriyani
Apaan sih ini. Berita privasi orang malah dipos di sini -_-
> Bayu Indra
Nyampah emang nih @ClaudiaAmara
Nyampah lo nyampaah!
> Ganes Aprilia
Wahhh... daebak!!
> Putri Amalia
Hebooohhh of the year!!
> Nadia Putri
......
Mengingat Ines dan Delvin adalah pasangan populer di sekolah dulu, wajar teman-teman pasti menganggap berita dari mereka berdua adalah suatu hal yang menyenangkan untuk dibahas.
Aku menghela napas panjang. Mendadak aku khawatir dengan Delvin. Meski sering kali dia menyebalkan, tapi Delvin juga adalah temanku sedari kecil aku pindah di lingkungan ini.
Dengan segenap kekuatanku, aku bangkit dari posisi tidurku. Berlari kecil menuju balkon berada. Aku lihat ke arah samping, pintu balkon kamarnya terbuka. Saat itu juga aku langsung memanggil-manggil namanya.
"Vin,"
"Delvin..." masih tak ada respon.
Tak menyerah. Aku memanggilnya sekali lagi. "Vin, lo--"
Kalimatku terputus seketika saat kudengar suara decakan yang keras mengagetkanku. Disusul oleh suara langkah kaki yang bergerak cepat di atas lantai keramik. Dan tak berapa lama, wajah kuyu Delvin terlihat juga.
"Apaan sih? Berisik banget!" Gerutunya menyebalkan.
Hu-uh. Kalau sedang berada di kondisi normal aku pasti akan melempari wajahnya yang menyebalkan itu dengan tisu bekas ingusku. Yah, tapi karena dia baru patah hati maka aku tak mempedulikannya. Aku abaikan kekesalanku untuk lebih khawatir padanya.
"Lo... udah... lihat grup SMA??" Tanyaku pelan nan hati-hati.
Saat itu juga, wajah menyebalkannya berganti dengan wajah lesu. Alis tebalnya tak lagi menukik ke atas. Tatapan matanya pun tak setajam sebelumnya. Pandangannya ke bawah. Kosong.
Untuk beberapa detik dia terdiam. Namun tersenyum tiba-tiba. Tidak, nyatanya senyumnya hanyalah senyum yang begitu kecut dilihat.
"Vin, itu kan baru gosip dari Claudia..." Misiku kali ini adalah berusaha untuk membuatnya tak terpuruk! "Lo tau sendiri kan, dia kan emang suka sama lo dulu dan sebel sama Ines. Jadi, jangan gampang percaya."
"Gue nggak percaya Claudia kok." Sahut Delvin yang langsung membuatku menghela napas lega.
Aku tersenyum padanya dan hendak mengucapkan kalimat pembenaran untuknya. Namun, apa yang dia katakan padaku selanjutnya membuatku menghentikan semuanya. Senyumku pun suara yang hendak aku keluarkan.
Saat dia mengatakan, "Tapi gue percaya ini."
Delvin lalu menyerahkan ponselnya padaku. Di sana ada grup lain, grup yang kupikir adalah grup fotografi di kampusnya. Yang tak lain adalah kampus Ines juga.
Undangan spesial dari @InesRatulia. Ini rahasia ya. Soalnya cuman kita yang diundang.
[Photo]
Foto itu adalah undangan digital. Undangan acara pertunangan antara Ines Ratulia dan Bagas Sanjaya!
Seketika itu juga jantungku mencelos. Aku tatap Delvin yang kini terlihat sedang bengong. Menatap kosong ke arah jalanan di bawah sana.
Aku yakin, Delvin pasti syok berat!
"Vin..." panggilku lirih.
Tersadar dari lamunannya, Delvin kontan menatapku. "Kenapa? Udah bacanya? Sini," tangannya langsung terjulur ke arahku. Sementara aku memberikan ponselnya itu kembali padanya.
"Gak usah liat gue kayak gitu!" Sela Delvin padaku. "Emang gue semengenaskan itu di mata lo?!"
"Bukan gitu..." sanggahku.
"Terus?" Dia mengangkat sebelah alisnya. "Padahal lo jelas-jelas natap gue kayak gitu. Meski lo diam, tapi ekspresi lo itu seakan ngomong 'kasihan banget sih Delvin'." Dia berdecak. "Dan itu, jelas banget!"
Aku meringis. Menggaruk kepala yang entah kenapa tiba-tiba jadi gatal. Memang sih, sepertinya tanpa sadar aku memang telah memandangnya demikian.
"Maaf deh," aku manyun karena dia memilih mengabaikanku dan lebih asik mengotak-atik ponselnya.
"Tapi... lo emangnya gak sedih?" Tanyaku tiba-tiba karena penasaran melihat tingkahnya yang seperti santai-santai saja.
Delvin lalu melirik ke arahku. Dia mendengus keras sebelum membetulkan posisi berdirinya menjadi lebih tegap. "Sedih? Hah..." dia menyeringai. "Ngapain gue sedih?" Tawa hambar seketika terdengar jelas di telingaku. "Yang ada gue tuh, kesel! Lo tau gak, kesel?!"
Aku langsung mengangguki tanyanya.
"Yaudah, gitu!"
Untuk beberapa saat kami saling terdiam. Aku diam dengan pikiran khawatirku yang terus menari-nari tentangnya. Dan aku yakin, dia pun memikirkan apa yang sedang dikhawatirkannya.
Iba itu ada, pasti. Menilik hubungan romantis mereka yang berjangka panjang namun mendadak karam begini, tentu saja membuatku mengiba pada mereka. Hubungan mereka.
Saat itu kemudian kusadari, bahwa akan selalu ada takdir yang berkata.
Dan juga, hubungan yang lama terbina pun tak menjamin akan berakhir dengan kalimat happy ending.
______
Terbit 2x seminggu yah? Deal gak nih?? Ehe.
Jangan lupa komen yaaa!!
Ditunggu!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Rini Purple
setiap hari tour heheheh
2022-01-26
0
libra
klo tiap hari otornya sanggup g 😄😄😄
2020-07-22
0
CT ACA
up tiap hari jg q jabanin...
2020-04-06
1