- Kyra -
Dua kali sudah aku ganti polesan makeup. Kesel sih, kenapa nggak dari dulu aku tahu soal dandan-dandanan begini. Pake blush on rasanya malah jadi menor banget. Pakai alis apalagi malah jadi keriting nih alis. Dandan bukannya bikin tambah cantik malah jadi kayak ondel-ondel gini sih? Keseeeelll!!
Sekali lagi, aku hapus semua polesan makeup ini dari wajahku. Kalau aja sainganku bukan sekelas artis yang pastinya cantik-cantik jelita itu. Aku pasti tetap pada pendirianku yang teguh dengan jargon "pure love". Kalau aja Bang Ezra cita-citanya bukan jadi Aktor pasti jalanku buat dekat nggak akan sedrama ini.
Hah, suruh siapa Kyra... lagian suka sama cowok ganteng. Ya pasti begini lah nasibnya. Huft.
"Udah lah, kayak biasa aja deh." Gumamku capek sendiri.
Akhirnya yang aku pakai juga cuman bedak sama liptint sedikit. Yah, back to basic deh... ckck.
Aku ambil tas selempangku dari atas meja rias sebelum akhirnya berjalan turun ke lantai dasar.
"Ra, kamu mau ke mana? Tumbenan udah rapih?!" Tegur Mbak Intan, kakak iparku.
Iya, kakak ipar alias istrinya kakak sulungku, Mas Kamil yang udah nikah dari dua tahun yang lalu dan sekarang lihatlah hasilnya. Perut Mbak Intan membelendung begitu tuh...
"Mau pergi aku Mbak," kataku sambil mengambil roti dari atas meja makan.
"Makannya sambil duduk, Ra..." Desis Mbak Intan memperingati. Aku meringis, mengambil tempat pada salah satu kursi paling dekat.
"Pergi? Sama siapa?" Sambung Mas Kamil yang tiba-tiba aja datang, nggak tau darimana.
"Bang Ezra." Sahutku.
Mas Kamil melotot. "Berdua??"
Aku mengangguk.
"Nggak boleh!" Tegasnya langsung.
Ih, ih... apa-apaan sih Mas Kamil. Ngeselin nih!
"Boleh nggak boleh aku bakal tetep pergi!" Ucapku langsung lari keluar rumah setelah sebelumnya menyalami Mbak Intan.
Biarin aja Mas Kamil tuh, kadang dia emang suka lebay gitu kalau udah menyangkut aku. Adik semata wayangnya.
"Mau ke mana kamu, Dek?" Itu suara Ayah.
Aku nyengir. "Aku pergi sama Bang Ezra ya, Yah?"
"Pergi ke mana?" Tatapan Ayah berubah menyelidik.
Waduh. Kayaknya nggak bakal bisa nih kalau aku bilang "nonton" aja. Oke lah, nanti mampir toko buku ah. Biar alibinya bukan bohong gitu maksudnya. Ehehe.
"Cari buku, Yah."
"Ooh..." Ayah manggut-manggut. "Yaudah. Pulangnya jangan sore-sore."
Hm, salah nih Ayah. Harusnya bilangnya tuh "jangan malem-malem" gitu. Ini malah "sore-sore" kan waktu kencannya jadi sempit. Hu-uh.
"Dek?"
Aku mendengus. "Iya, iya. Nggak sore-sore."
Yaudah lah, asal aku bisa jalan dan nonton berdua sama Bang Ezra, sebentar pun nggak masalah.
"Kyra, ke rumah Bang Ezra dulu ya Ayah..." baru aja aku mau minta tangan Ayah buat kusalimi. Eh, Ayah malah nggak kasih tangannya.
"Naik apa emangnya?"
Naik apa ya? Duh, tadi lupa tanya lagi. Mobil atau motor ya? Aku harap sih naik motor aja. Biar bisa boncengan berdua gitu... hihi.
"Kyra, udah siap?"
Eh?
Seketika itu aku berbalik. Bang Ezra sudah rapih sama pakaian kasualnya. Kaos polo hitam polos lengkap dengan jeans biru navy dan sneakers-nya.
Haduuhh... Bang Ezra, pakai baju simpel kayak gitu aja kadar kegantengannya bisa bertambah berkali lipat.
"Pak Gin, izin ajak Kyra pergi ya?"
Tuh kan, Bang Ezra tuh emang nggak pernah mengecewakan. Lihat tuh, sikapnya gentle banget pas minta izin sama Ayah. Seneng deh aku!
"Naik apa, Zra?"
"Saya bawa mobil, Pak."
Aku mendesah kecewa. Hu-uh, kenapa sih harus pakai mobil. Padahal kan motor lebih romantis!
"Yasudah. Hati-hati ya! Pulangnya jangan sore-sore." Ayah memperingati.
Bang Ezra pun mengangguk. "Iya, Pak. Kalau gitu kami permisi dulu. Ayo, Kyra?!"
Kemudian, aku mengekori Bang Ezra dari belakang. Berjalan melangkah menuju Brio kuningnya yang sedang dipanasi.
"Bang Ezra, aku masuk mobil ya?" Kataku padanya yang sedang ambil sesuatu dari bangku teras rumahnya.
Bang Ezra yang menoleh kepadaku pun mengangguk. "Iya, masuk aja." Dia tersenyum lagi.
Hatiku gembira banget hari ini. Benar-benar mimpi indah apa ya aku semalam kenapa bisa...
"LO?" Pekikku begitu pintu samping kemudi itu terbuka. Aku melotot. Sedangkan orang ini malah menaikkan sebelah alisnya, menatapku tanpa dosa. "Ngapain lo di sini?"
"Duduk lah. Masa renang?!" Balasnya ngeselin. Ampun deh, ini orang!
"Tau gue tau. Maksudnya, lo ngapain duduk di sini? Minggir, ini tempat gue tau! Lagian kita mau pergi. Awas!"
"Mana?" Dia melihat kanan, kiri, depan dan belakang. Dia lagi ngapain, sih? Nggak ngerti aku! "Mana? Nggak ada namanya tuh. Yeee... ngaku-ngaku aja lo senengnya!"
Aku memutar bola mataku jengah. "Delvin! Awas nggak lo?!"
"Nggak." Jawabnya ngeselin.
Ya Allahhhh!!
"Bang Ezra, Delvin nih nggak mau awas!" Biarin aja dia aku aduin. Lagian siapa suruh jadi penganggu. Mana ngeselin lagi!
"Vin!" Bang Ezra mengedikkan dagunya ke arah luar pagar. Maksudnya, ingin mengusirnya gitu. Huh, emang enak!
"Ogah! Kan tadi gue udah bilang sama elo, gue ikut, Zra!"
APA?!
"Bang Ezra?!" Aku harus minta kepastian sama Bang Ezra. Yakali, Delvin ikut! Kalau dia benaran ikut acara hari ini bukan kencan lagi dong namanya.... huwaaa, nggak mau!!
"Lo serius ikut?"
"Yaiyalah. Bete kali gue di rumah sendirian."
"Yaudah." Balas Bang Ezra yang langsung bikin kepalaku ingin meledak rasanya.
"Duduk belakang sana! Gue udah pe-we." Kata Delvin sambil mengarahkan dagunya ke belakang.
Dalam hati ini, aku benar-benar mengutuk Delvin! Seenaknya saja dia kayak gitu. Mengganggu rencana orang!
Kesel. Keseeellll!!
***
"Lo nggak jalan sama pacar lo, Vin?" Bang Ezra membuka pembicaraan dalam perjalanan ini.
Pada akhirnya, aku tetap duduk di jok belakang. Duduk di antara mereka, dua cowok itu yang duduk di jok depan.
"Pacar apaan!"
"Lo putus, Vin?!"
Eh? Delvin putus?? Serius??!
Aku cuman mendengar Delvin mendengus tanpa menjawab sepatah kata pun. Hm, rasa-rasanya benaran nih dia putus!
"Sejak kapan deh? Udah lama??" Tanya Bang Ezra lagi.
"Baru seminggu."
Oh, baru toh. Mungkin bisa balik lagi kayak yang sudah-sudah. Kan sudah kebiasaan Delvin sukanya putus sambung sama pacarnya itu, Ines.
"Bukannya kalian udah pacaran lama ya?"
"Delapan tahun, Bang Ezra!" Jawabku mewakili Delvin. Tapi bukannya senang diwakili, dia malah melotot ke arahku. Ih, resek!
"Serius sampai delapan tahun? Gila, sayang banget!"
"Gak usah khawatir, Bang. Nanti juga mereka nyambung lagi kok. Liat aja," sambungku lagi.
Delvin langsung mendesis garang padaku. Matanya bahkan sampai melotot.
Hih, orang ini! Ngeselinnya akut banget sih! Mana sok galak juga lagi!!
"Lo... ikut-ikutan ngomong lagi gue sumpel pake tisu nih! Mau?!" Omel Delvin sambil menunjukkan gumpalan tisu bekas yang ada di tangannya.
Refleks, aku menutup mulutku dengan tangan. Ih, Delvin kalau ngamuk serem banget sih!
Akhirnya aku diam saja. Nggak berani ganggu setelah ultimatum tegasnya Delvin tadi. Yaudah deh, lagian dia juga baru putus kan, anggap saja aku lagi menghiburnya yang lagi sedih makanya aku turuti apa maunya. Dan mengorbankan acara kencanku dengan Bang Ezra. Tuh, kurang baik apa coba aku ini?
Awas aja kalo dia masih ngeselin lagi!!
_________
NOTE :
Lancar update mulai Januari 2020 yaa. Jangan ditagih dulu sebelum Januari, oke? Hehe
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Sugermi Yanti
seru bgt njirrr
2024-09-12
0
Arida Retna Nugrahani
lucu
2021-05-01
0
Zahra
la visual nya kira mana thor
2021-01-11
1