Chapter 3

Setelah meninggalkan Ayah dan ibu Yuki, Kanata pergi mencari Haru dan Hiro untuk membantu mencari Yuki. Setelah lama mencari, akhirnya Kanata menemukan mereka berdua yang sibuk berteriak memanggil Yuki.

"Apakah, kalian berdua sudah menemukannya?!" Tanya Kanata kepada Haru dan Hiro.

"Kami berdiri belum menemukannya!" Jawab Haru khawatir.

"Karna Kanata sudah datang, mari kita bertiga mencarinya bersama-sama!" Ucap Hiro kepada Haru dan Kanata.

Akhir mereka bertiga memutuskan untuk mencariku bersama-sama. Berawal dari belakang sekolah hingga ditempat-tempat lainnya. Namun, setelah sekian lama mencari, tiba-tiba saja bel masuk berbunyi.

KRIIIIIING...

"Gawat! ini sudah waktunya masuk kelas." Ucap Haru

"Bagaimana ini? padahal setelah ini kita akan ada ulangan harian matematika dari pak guru." Ucap Hiro dengan wajah panik.

"Kalian berdua kembalilah ke kelas! biar gue saja yang mencarinya." Sambung Kanata kepada Haru dan Hiro.

"Tapi bagaimana denganmu?" Tanya Hiro.

"Nggak usah khawatir! gue kan bisa ikut ulangan susulan." Ucap Kanata.

"Apa benar tidak apa-apa!?" Ucap Haru khawatir.

"Ya, lagian gue sudah sering bolos jadi nggak masalah." Ucap Kanata santai.

"Terima kasih banyak Kanata, kau membuatku terharu." Ucap Haru dengan Wajah berkaca-kaca.

"Sudah sana pergi, nanti pak guru murka lho." Ucap Kanata sambil tersenyum.

"Baiklah, kalau begitu sampai jumpa lagi!" Teriak Haru dan Hiro kepada Kanata.

Setelah Haru dan Hiro kembali kekelas, Kanata melanjutkan pencarian disemak-semak hingga di perpohonan dekat sekolah. Tapi, pada saat sedang seriusnya mencari, tiba-tiba Kanata terjatuh.

BRUK

Kanata terjatuh dengan wajahnya yang mendarat terlebih dahulu. Dan setelah dilihat baik-baik yang membuatnya terjatuh bukanlah akar kayu melainkan kaki seorang wanita, dan wanita tersebut adalah Yuki, yang sedang bersembunyi dibalik semak-semak.

"Aduh! Eh, ternyata lo disini! susah-susah gue cari kesana kemari sampai-sampai jatuh kayak gini!" Ucap Kanata dengan wajah kesakitannya.

"Oi, apa yang sedang lo lakukan ditempat seperti ini?" Tanya kanata padaku.

Bukannya menjawab pertanyaan dari Kanata, aku hanya terdiam sambil menundukkan kepalaku kebawah.

"Cih, malah dikacangin lagi. Baiklah, karna gue sudah nemuin lo, jadi ayo gue antar lo pulang!" Ucap Kanata sambil menarik tanganku.

Saat Kanata menarik tanganku dengan niat mengantarku pulang, aku hanya terdiam duduk.

"Hei, ada apa denganmu? Oh, ternyata kaki lo ya, bilang kek dari tadi!" Ucap kanata sambil melihat kakiku.

"Jadi bagaimana gue harus mengantarnya pulang? apakah gue harus menggendongnya? tapi nggak mungkin gue menggendongnya, karna menggendong perempuan saja gue nggak pernah." Ucap Kanata dalam hati.

"Baiklah, karna nggak ada pilihan lain, maka gue bakalan menggendongnya." Ucap Kanata dalam Hati.

Karna tidak ada pilihan lain, terpaksa Kanata memutuskan untuk mengantarku pulang dengan cara menggendongku.

"Karna tidak ada pilihan lain, jadi gue mutusin buat menggendongmu. Tapi jangan salah paham dulu! gue ngelakuin ini karna nggak ada pilihan lain." Ucap Kanata dengan wajah merahnya karna malu.

Setelah selesai bicara, Kanata langsung mengangkat Yuki dan menggendongnya dibahu.

DIPERJALANAN

"Ini pertama kalinya gue menggendong seorang gadis." Ucap Kanata dalam hati.

"Eh! Apa saja yang barusan kupikirkan. Tenanglah, tenanglah Kanata, sekarang kau sedang menggendong orang yang sedang terluka, jadi tidak ada waktu untuk memikirkan hal-hal yang tidak penting." Ucap Kanata dalam hati dengan wajah merahnya.

Saat sedang dalam perjalanan, Kanata hanya fokus untuk menggendongku, agar aku tidak terjatuh. Sementara aku hanya diam tertidur dibahu Kanata dengan air mata yang tersisa diwajahku.

Setelah perjalanan yang cukup jauh, akhirnya paman Ito datang dengan mobilnya untuk menghampiriku dan Kanata.

KIK... KIK... KIK...

Mobil Tersebut berhenti tepat di sampingku dan Kanata. Setelah pintu mobil itu terbuka, keluarlah paman Ito dengan wajah paniknya menghampiriku dan Kanata.

"Nona, apakah kau baik-baik saja?" tanya paman dengan wajah paniknya.

"Siapa lo?!" Tanya Kanata.

"Aku adalah pelayannya." Jawab paman.

"Bila kau memang benar-benar pelayannya, mana Buktinya?" Ucap Kanata dengan wajah penuh kecurigaan.

Ito langsung mengeluarkan tanda pengenalnya dari saku pakaiannya dan menunjukkannya kepada Kanata.

"Perkenalkan namaku Ito. Aku salah satu pelayan setia dari keluarga Habari." Ucap paman sambil memperlihatkan Tanda pengenalnya.

"Bila kau datang untuk membawa gadis ini atas perintah pria dan wanita itu, maka aku tidak akan mengizinkanmu membawanya!" Ucap Kanata dengan nada tinggi.

"Kau tenang saja tuan. Karna saat ini aku sedang berada di pihak Nona." Jawab paman kepada Kanata.

"Nona? Panggilan yang sangat sesuai untuk keluarga yang terpandang." Ucap Kanata dalam hati.

"Silakan Masuk!" Ucap paman sambil membuka pintu mobil.

Tanpa bicara satu katapun, Kanata langsung membawa Yuki masuk kedalam mobil dan membaringkannya pelan disampingnya.

"Jadi sekarang kita akan kemana? jangan katakan bahwa kau akan membawanya pulang ketempat pria dan wanita itu." Ucap Kanata.

"Tenang saja Tuan, karna saya akan membawa nona pulang kerumahnya sendiri." Jawab paman.

Dalam perjalanan pulang kerumahku, Kanata hanya duduk diam dibelakang bersamaku yang sedang tidur di sampingnya dengan sangat nyenyak.

"Ternyata, dia sangat manis saat sedang tertidur!" Ucap Kanata pelan.

"Ternyata dari tadi tuan sedang melihat nona ya?" Ucap paman sambil tertawa.

"Apa katamu? aku hanya tidak sengaja melihatnya tadi!" Ucap Kanata dengan wajah merahnya.

"Baiklah, saya mengerti." Ucap paman sambil tersenyum.

"Hari ini nona sangat beruntung, karna ditolong oleh orang baik seperti anda." Ucap paman kepada Kanata.

"Sebenarnya apa yang terjadi padanya dan keluarganya?" Tanya Kanata.

"Maaf tuan, saya tidak bisa memberitahukannya kepada anda, karna nona sudah memerintahkan saya untuk tidak menceritakan masalah ini kepada orang lain!" Jawab paman.

"Tidak Masalah, aku hanya sekedar bertanya saja, karna tadi aku melihat bahwa dia tidak mendapatkan dukungan apapun dari keluarganya, baik ayah maupun ibunya." Ucap Kanata dengan nada kesal, karna telah mengingat kembali kejadia tadi.

Setelah pembicaraan tadi, Kanata langsung terdiam sambil mengusap kepalaku dengan lembut. Namun, secara bersamaan ia sadar bahwa bukan cuma dia saja yang mengalami kejadian seperti itu, melainkan orang lain juga mengalaminya.

Kejadian yang terjadi padaku hari ini, mengingatkan Kanata akan masa lalunya. Dimana dia tidak pernah diakui oleh orang tuanya walau sebesar apapun usahanya selama, ini demi membuat orang tuanya bangga atas dirinya.

Namun, semua usaha yang dilakukan oleh kanata sia-sia saja, karna Dimata kedua orangtuanya hanya kakak perempuannya saja yang selalu menjadi kebanggaan keluarga. Karna kejadian itu, kanata pun merasa putus asa dan mulai tidak mempedulikan tentang keluarganya lagi.

"Tuan apa kau tidak apa-apa? dari tadi saya lihat tuan sedang memikirkan sesuatu." Tanya paman Karna Khawatir.

"Tidak ada, aku hanya teringat akan hal-hal yang membuatku ingin muntah." Jawab kanata dengan wajah datarnya.

BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

Joanne March⚘

Joanne March⚘

jejak like ke 4

2020-10-01

1

zergan

zergan

SEMANGA BUAT NOVEL YA

2020-09-11

2

Qim

Qim

Like..

2020-08-31

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!