Tak terasa waktu berlalu dengan cepat sudah 1 bulan Ellysa tinggal di rumah Fiona, di rumah Fiona saat mereka berdua tengah duduk di ruang TV "Ell akhir akhir ini kau sering sekali muntah apa kau sedang sakit" tanya Fiona khawatir karena melihat Ellysa yang akhir akhir ini sering muntah muntah dia pikir Ellysa sakit.
Mereka berdua tidak berpikir macam macam mereka mengeklaim bahwa kondisi Ellysa saat ini karena Ellysa sedang sakit juga akhir-akhir ini cuaca sangat tak mendukung "mungkin aku sedang tidak enak badan" jawab Ellysa lesu tenaganya berkurang karena baru saja muntah.
"bersiap siap lah ayo kita pergi kerumah sakit" ajak Fiona dia saat ini sangat khawatir dengan kondisi Ellysa karena wajah Ellysa terlihat pucat dan tak bertenaga, tanpa mendengar jawaban dari Ellysa si Fiona langsung pergi ke kamarnya untuk mengambil jaket serta dompet begitu juga Ellysa.
setelah selesai bersiap siap Fiona memesan sebuah taksi, setelah beberapa saat menunggu taksi yang mereka pesan akhirnya sampai, mereka langsung pergi menuju rumah sakit terdekat.
Fiona menarik tangan Ellysa untuk mengajaknya duduk di ruang tunggu setalah 1 jam menungu akhirnya suster memanggil nama Elllysa "atas nama Ellysa Caroline silahkan masuk" panggil suster dengan nada agak keras.
"itu sudah di panggil" ucap Fiona memberitahu, Ellysa berdiri ia melangkah kecil menuju ruang dokter "aku masuk dulu" pamit Ellysa dan di jawab anggukan dari Fiona.
Sekitar 30 menit berlalu Ellysa keluar dari ruangan pemeriksaaan dengan tatapan kosong langkah nya lesu tangannya memegang sebuah kertas putih "akhinya sudah keluar jadi apa masalahnya?" tanya Fiona dia pikir Ellysa sakit karena keracunan sesuatu itu sebabnya Ellysa muntah muntah.
Ellysa menatap Fiona dengan ekspresi yang tak bisa di gambar kan ia memberikan selembar kertas yang dokter berikan saat selesai pemeriksaan, Fiona mengambil kertas yang Ellysa berikan dan membacanya mata Fiona hampir copot setelah membaca apa yang terdapat di kertas itu sekarang ia tau alasan kenapa Ellysa sering muntah muntah. Tanpa membahas apa pun "ayo pulang" Fiona langsung menarik tangan Ellysa dan mengajaknya pulang.
tak jauh dari mereka berdua ada seorang pria dengan setelah baju hitam dan masker Ternyata sedari tadi ia mengawasi Ellysa dan Fiona orang itu masuk ke ruang pemeriksaan "dok gadis yang baru saja keluar apa yang terjadi dengan gadis itu?" tanya orang itu yang tak lain adalah Daniel sekertaris pribadi andrian.
"lebih tepat nya bukan sakit tapi gadis itu sedang hamil usia kandungan nya 3 minggu" jawab dokter "oh baiklah terima kasih dok" ucap Daniel dan dibalas senyuman dari sang dokter, Daniel langsung keluar dari ruang itu. sudah 1 bulan Daniel mengikuti kemanapun Ellysa pergi, Jika bukan karena perintah bosnya yang dingin dan menakutkan itu dia tidak akan mau mengikuti seorang gadis seperti ini, dia persis seperti seorang penguntit.
Sekarang Daniel sudah ada di parkiran di mana mobilnya terparkir, Daniel mengeluarkan ponselnya dan menelfon seseorang yang tak lain adalah Andrian 'hem ada apa?' tanya andrian dari seberang "selamat kau akan menjadi ayah" ucap Daniel tanpa basa basi mendengar apa yang di katakan sekertarisnya barusan Andrian membeku ia sangat terkejut dan bingung apa yang sedang terjadi.
'apakah gadis itu hamil?' tanya Andrian memastikan "benar, dokter baru saja mengatakan jika dia hamil 3 minggu" jelas Daniel mengatakan apa yang ia ketahui "tapi sepetinya gadis itu sangat shock aku melihat nya keluar dari ruang dokter dengan tatapan kosong" tambah Daniel ia sedikit prihatin dengan kondisi Ellysa, tanpa mengatakan apapun Andrian langsung mengakhiri panggilan dari Daniel secara sepihak.
"apakah tidak ada ucapan terimakasih" gerutu Daniel dengan perilaku bosnya itu "dasar bos sombong" cibirnya sambil menunjukkan wajah tak senang.
....
sekarang Ellysa dan Fiona sudah berada berada di rumah dan sekarang tengah mereka berdua berada di kamar Ellysa. Sepulang dari rumah sakit Ellysa tak bisa menahan air matanya dan akhirnya tangis nya pecah saat berada di kamar ia sangat hancur apa yang harus ia lakukan hamil? membawa nyawa dalam dirinya? apakah dirinya kuat dia masih muda dan harus menjadi ibu tunggal.
Fiona mencoba untuk menenangkan Ellysa ia sampai bingung bagaimana cara menenangkan sahabatnya ini "apakah aku harus menggugurkannya?" tanya Ellysa karena saat ini dia sudah tidak bisa berpikir dengan jernih "apa kau gila, bayi itu tidak bersalah!" bentak Fiona dengan ekspresi marah tapi memudar setelah melihat wajah Ellysa dia karena tak habis pikir dengan temannya itu bisa berpikir jalan ini.
"jadi aku harus mempertahankan bayi ini sampai dia lahir?" tanya Ellysa sedih sambil memandang ke arah perut nya yang masih rata "tapi aku masih muda untuk hamil, bukan kah ini sangat beresiko?" tanya nya lagi tak percaya apakah tubuhnya bisa mengambil resiko ini atau tidak.
"kau tidak akan mencari tau siapa ayah dari anak ini" tanya Fiona yang mulai menghawatirkan bagaimana yang akan terjadi jika temannya ini menjadi ibu tunggal pasti sangat berat tantangan yang akan Ellysa hadapi.
Ting...tong.. Bel rumah tiba tiba berbunyi
"ada yang datang aku akan membuka pintu, sebentar" Fiona keluar dari kamar Ellysa dan pergi untuk membuka pintu depan untuk melihat siapa yang datang, saat membuka pintu Fiona melihat 2 orang pria dengan setelan jas rapi satu pria dengan wajah dingin dan satu pria dengan senyum manis.
"siapa kalian" tanya Fiona kepada 2 orang tersebut Andrian tanpa permisi masuk dan duduk di sofa ruang tamu "saya Daniel dan ini bos saya Andrian kami ingin bertemu dengan nona Ellysa" jelas Daniel dengan ramah dan di sertai dengan senyuman berbeda dengan Daniel yang ramah Andrian terlihat sangat dingin dan menampilkan wajah datar. walau sedikit tak suka dengan tingkah Andrian Fiona hanya bisa bersabar karena tamu adalah raja. "oh, masuklah aku akan memanggil Ellysa, dia di kamar" ucap Fiona sembari mempersilahkan Daniel duduk di ruang tamu lalu pergi meninggalkan kedua pria itu "terima kasih" ucap Daniel kepada Fiona, Fiona berjalan ke kamar Ellysa untuk memanggilnya.
"Ell ada dua orang yang sedang mencari mu" setelah memberi tahu Ellysa, Fiona menghampiri Daniel dan Andrian "mau minum apa?" tanya Fiona kepada keduanya bersikap sesopan mungkin "aku ingin lemon tea" jawab Daniel "aku tidak usah" ucap Andrian dengan wajah sedatar datarnya, Fiona pergi ke dapur mengambil minum untuk tamu yang datang ke rumahnya itu.
setelah membuat lemon tae Fiona pun memberikan minuman itu ke Daniel lalu duduk di sofa di depan Daniel dan Andrian "sebentar lagi Ellysa akan datang mungkin dia sedang ganti baju" jelas Fiona kepada mereka berdua alasan kenapa Ellysa belum juga datang.
beberapa saat kemudian Ellysa datang dan duduk di samping Fiona "siapa kalian?" tanya Ellysa karena tidak mengenal kedua pria di depannya "aku Daniel dan ini bos ku Andrian kami datang ke sini untuk menjemput mu" Daniel menjelaskan maksud dari kedatangannya tak lupa dengan senyum manis dari bibirnya "kenapa kalian mau menjemputku aku bahkan tidak mengenal kalian?" Ellysa merasa kebingungan karena alasan kedua pria yang ada di depannya itu mereka bahkan tidak saling mengenal tapi ingin menjemput dirinya?.
sedari tadi Andrian terus memandangi perus gadis di depannya yaitu Ellysa, merasa risih Ellysa pun menegur Andrian "kenapa kau terus menatap perut ku" Andrian mengalihkan pandangan dan menatap kearah Ellysa
"apa kau benar benar sedang hamil?" pertanyaan Andrian membuat Ellysa membeku karena suara Andrian sangat persis dengan suara pria yang telah menyetubuhi dirinya malam itu "suara mu?, apakah kau adalah pria malam itu?" tanya Ellysa ragu dan sedikit ketakutan karena mengingat kejadian yang sangat menakutkan baginya.
di sana seketika emosi Fiona memuncak karena tau dalang dari penderitaan sahabatnya "hei tuan karena dirimu sahabat ku ini di usir dari rumahnya!" ujar Fiona dengan nada marah ia sampai menunjuk-nunjuk wajah Andrian "dan sekarang ia sedang mengandung anak mu dan itu beresiko kau tau! dan aku mau kau bertanggung jawab!!" tambahnya lagi Ellysa mencoba untuk menenangkan kemarahan Fiona dengan mengusap lengan Fiona.
Andrian dia mendengarkan ocehan dari Fiona setelah selesai mengoceh Fiona pun berhenti "sudah?" tanya Andian masih dengan wajah datar "jadi apa gunanya aku kesini jika bukan untuk bertanggung jawab" sambung andrian dengan nada datar. "oh ya sudah, kalo tujuan mu ingin bertanggung jawab" Fiona menatap Ellysa yang sepertinya sedikit takut dengan pria yang telah memperkosa dirinya.
Fiona sadar jika sedari tadi Daniel terus memandangi dirinya "dan itu kenapa sekertaris anda terus menatap saya?" tanya Fiona yang membuat Ellysa dan Andrian mengalihkan pandangan mereka ke arah Daniel sedangkan Daniel ia hanya tertawa tak jelas. "hehe kau cantik" puji Daniel spontan tanpa mengalihkan pandangannya dari Fiona "oh terimakasih kau juga tampan" balas Fiona sambil tersenyum malu.
"kalian berdua ini kenapa?" Ellysa terheran-heran dengan perilaku temannya itu hanya karena pujian dari pria asing dia salting? "jadi aku berencana menikahimu dan aku ingin kau melahirkan anak ku itu" ujar Andrian tiba-tiba sambil menatap lekat wajah Ellysa menurutnya untuk anak kecil seusia Ellysa dia cukup cantik dan berisi?.
mendengar kata menikah sontak Ellysa terperanjat tak percaya dia kan masih sekolah "me-menikah? aku masih sekolah pak" jawab Ellysa kebingungan "apakah aku setua itu, jadi kau memanggilku PAK?" kesal andrian dengan menekan kata PAK dalam kalimatnya Daniel hanya bisa menahan tawanya karena takut gajinya di potong.
"tidak aku tak bermaksud seperti itu" elak Ellysa sambil menatap bersalah ke arah Andrian "jadi kau bersedia atau tidak?" tanya Andrian memastikan, Ellysa berpikir sejenak dan meyakinkan dirinya "aku bersedia, dari pada anak ini tidak memiliki ayah" ujar Ellysa sambil mengelus perutnya yang masih rata.
"tanda tangani surat ini" Andrian memberikan selembar kertas uang berisi beberapa perjanjian yang akan Ellysa tanda tangani, Ellysa langsung menandatangani surat tersebut tanpa ragu belum sampai selesai menandatangani surat itu bahu Ellysa di tepuk tepuk oleh Fiona, Ellysa pun mempercepat kegiatannya.
"Ell apa kau dapat undangan dari pacarmu eh mantan pacar mu itu" tanya Fiona tanpa mengalihkan pandangannya dari layar ponsel, Ellysa sedikit bertanya tanya undangan apa yang di maksud oleh Fiona, Ellysa mengeluarkan ponselnya dari saku lalu menyalakan ponselnya dan bertapa terkejutnya dia ternyata David mengirimkan Undangan pertunangan dirinya dengan sang kakak.
melihat situasi itu Daniel juga penasaran "apa yang terjadi?" tanya Daniel penasaran sambil bergantian menatap Ellysa dan Fiona "kakak Ellysa mengirimkan undangan pertunangan nya dengan mantan pacar Ellysa dan pertunangannya malam ini" jelas Fiona yang menjawab rasa penasaran Daniel.
"jika kau ingin menghadiri nya aku bisa datang bersamamu" tawar Andrian yang sedang mencari kesempatan "cieee" sorak Daniel dan Fiona bersamaan "uh apa kau juga bisa pergi" tanya Fiona kepada Daniel "kenapa nona? apa nona mau membawa saya sebagai pasangan" ucap genit Daniel sambil mengedipkan sebelah matanya.
"perfect benar sekali" ujar Fiona sambil memberi jempol kepada Daniel mendengar itu daniel melongo melihat kelakuan gadis di depan nya yang sangat to the point "urus saja masalah kalian aku akan pergi dengan Ellysa" ucap Andrian lalu beranjak dari sofa tak lupa menggandeng tangan Ellysa untuk diajaknya pergi .
"lah ini Saya di tinggal sendiri gitu" ucap Fiona sambil menunjuk dirinya sendiri "kenapa apa kau mau ke rumah saya" tanya Daniel dengan wajah genit dan senyum mesum "jika kau yang mengajak baiklah" jawab Fiona yang tentu saja membuat Daniel shock.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments