Setelah kembali nya dia ke rumah nya, dan menghukum yang bersalah dalam hal ini, Quennevia langsung pergi ke kediaman nya sendiri. Ia membersihkan diri dari darah yang ada di tubuhnya dan mengganti pakaian nya. Dan selama itu pula, Murphy terus saja bicara tantang dia yang memenggal kepala pekerja di depan semua orang. Entah kenapa dia terlihat bangga dengan kenyataan majikan nya membunuh seseorang, hingga Quennevia heran dengan itu.
Meski begitu, ia memilih kembali berlatih serta mengumpulkan energi mana untuk membuatnya semakin kuat.
" Nona, paman Sven datang mencari anda. " ucap Murphy dari ambang pintu kamarnya.
Quennevia langsung menghentikan kegiatan nya, ia membuka kedua matanya dan langsung bangkit berdiri.
" Di mana dia?? " tanyanya.
" Diluar, nona. " jawab Murphy.
Mereka pun langsung pergi ke luar untuk menemui paman Sven. Quennevia tidak menyangka mereka begitu cepat menemukan semua yang ia suruh cari, tapi itu lebih baik.
Dan diluar Sven bersama dengan Ace dan Riyan sudah menunggu mereka dengan sebuah kotak besar yang ada di sampingnya.
" Paman Sven. " panggil Quennevia ketika melihatnya.
" Putri. " sahut Sven sambil membungkuk hormat. " Putri, ini semua yang anda minta. " ucapnya pula.
Ia membukakan kotak yang dibawanya agar Quennevia bisa memeriksa isinya, dan ya.. Quennevia memeriksanya dengan teliti satu persatu. Senyuman pun mengembang diwajahnya ketika mendapati semua yang ia mau ada disana.
" Terima kasih, paman. Maaf sudah merepotkan mu. " sahut Quennevia padanya.
" Tidak perlu khawatir, putri. Selamanya saya akan mengabdi kepada anda dan juga tuan besar. "
Quennevia hanya tersenyum mendengar itu, meski dia juga sudah tahu mereka adalah orang yang sangat setia kepada tuannya. Apalagi Quennevia juga pernah menyelamatkan nyawa nya.
" Kalau begitu, tolong sekalian bawa masuk. "
" Baik, putri. " Ace dan Riyan pun langsung menanggapi hal itu dengan siap.
Mereka berdua langsung membawa kotak yang cukup besar itu masuk ke dalam kamarnya. Setelah itu mereka pamit pergi dari sana, Quennevia hanya menganggukan kepalanya kepada mereka. Dan setelah mereka pergi, barulah Murphy yang belum melihat isinya, bersuara ingin tahu apa yang diminta majikannya itu.
" Nona, apa isi kotaknya?? " tanyanya.
" Oh, ini? Hanya barang kecil. " jawab Quennevia.
Ia pun membuka kotak itu dan memperlihatkan isinya kepada Murphy, membuat Murphy yang melihat isinya langsung terbelalak kaget. Itu karena yang ada di dalam kotak itu adalah tanaman obat yang sangat langka.
" Nona, apa anda ingin membuat obat dari ini?? " tanya nya.
" Yap, tapi sebelum itu. Masih ada beberapa barang yg belum kita miliki untuk membuatnya. " ucap Quennevia kembali menutup kotak itu.
Quennevia pun berjalan mendekati lemari pakaian nya dan mengambil sebuah jubah panjang, ia pun langsung memakainya. Jubah itu cukup panjang hingga bisa menutupinya.
" Aku pergi sebentar. " ucap Quennevia.
" Anda mau ke mana, Nona?? " tanya Murphy.
" Hanya jalan - jalan. " sahut nya kemudian dan ingin keluar, tapi ia berhenti dan kembali berbalik kepada Murphy. " Oh, dan tolong jaga dia. " lanjut nya.
Quennevia melemparkan Yue kepada Murphy, yang otomatis langsung menangkap apa yang dilemparkan nya.
" Master, anda jahat sekali. Melemparkan ku seperti itu. " keluh Yue dengan ekspresi sedih diwajahnya.
" Master?? Nona, dia... "
Murphy tidak percaya dengan apa yang ia barusan dengar, dan juga hewan yang ada di tangannya itu adalah hewan roh Suci, rubah berekor sembilan.
" Dia pelihara ku, tolong jaga dia. Dan Yue, sembunyikan ekor dan aura keberadaan mu. Jika ada banyak orang yang melihat mu akan sangat merepotkan. " ucap Quennevia kemudian benar-benar pergi sambil melompati atap kediaman itu, meninggalkan Yue dan Murphy yang hanya bisa terdiam dengan apa yang dia lakukan.
Quennevia pergi ke arah pasar untuk mencari barang yang ia butuhkan, tapi sebelum nya dia juga harus mengganti warna rambutnya jadi hitam. Akan langsung ketahuan siapa dia jika ada yang melihat rambutnya, itu karena hanya dia satu-satunya orang yang memiliki rambut berwarna emas dikekaisaran.
Dipasar, dia melihat begitu banyak hal, semua orang lalu-lalang di tempat itu. Semuanya berbeda, apa yang ada disana beda, dan semua orang disana juga berbeda. Dunia lain memang beda... meski begitu, ada yang membuatnya merasa familiar..
" Jika di zaman ku, ini pasti pasar tradisional. " batinnya.
Quennevia berjalan ke sana kemari mencari apa yang ia butuhkan, hingga dia menemukan nya. Tapi kemudian, baru sadar jika dia tidak membawa uang sepeser pun.
" Gila, kenapa aku bisa lupa bawa uang?!. " ucap batinnya kesal pada diri sendiri, padahal dia adalah anak kesayangan orang kaya dikekaisaran ini. Terlebih lagi... masih anggota keluarga kaisar.
" Hemm.... Kurasa aku harus mencari uang terlebih dahulu. " gumamnya.
Quennevia kembali berjalan-jalan, sembari mencari tempat yang bisa menjadi sumber uangnya. Hingga dia melihat orang-orang yang pergi ke sebuah tempat, karena penasaran dia pun bertanya kepada salah seorang yang juga hendak kesana.
" Permisi, kenapa semua orang pergi kesatu tempat yang sama?? " tanyanya.
" Oh, apa anda orang baru?? " tanya orang itu.
" Benar, saya baru saja tiba di sini. " jawab Quennevia.
" Begitu rupanya. Mereka akan pergi menonton pertandingan kekuatan. "
" Pertandingan kekuatan?? "
Orang itu pun menjelaskan tentang pertandingan apa yang diadakan ditempat itu, semua orang berbondong-bondong kesana untuk melihatnya, atau juga datang untuk ikut bertarung disana. Saat mendengar hadiah yang ditawarkan disana, Quennevia langsung bersemangat. Hadiah yang cukup besar hanya untuk bertarung dan menang.
" Sepertinya aku harus ikut partisipasi nya. " batinnya.
Dia pun juga pergi ke sana untuk mendaftarkan diri sebagai peserta, hadiah yang cukup menggiurkan untuk orang yang suka mendapat uang dengan cara yang mudah.
-- Sesampainya di tempat pendaftaran.
" Permisi, apa pendaftaran nya masih dilakukan?? " tanya Quennevia datar.
" Mm... Iya, jika kau mau kau bisa mendaftar. Tolong sebutkan namamu." ucap orang yang mencatat pendaftaran.
" Aku.. Akh. "
Ucapan Quennevia terpotong ketika ia didorong dari belakang oleh laki-laki bertubuh besar, dia menatap laki-laki itu dengan tajam. Tapi laki-laki itu terlihat sangat sombong dan meremehkan nya.
" Hei, anak kecil cepatlah minggir sana. " ucapnya dengan angkuh.
Quennevia masih menatap pria itu dengan sangat tajam, dia tidak suka cara pria itu menatapnya. Ia sempai ingin mengambil belati yang ia sembunyikan dibalik lengan jubahnya, sebelum seseorang menepuk pundak pria itu dan membuatnya berbaik.
" Hei, kau tidak sopan sekali. " ucap seorang gadis, yang menepuk pundak pria itu.
" Tahu apa kau?? Ngg.. Tapi kau cukup cantik, mau berkencan dengan ku jika aku menang?? " ucap pria itu.
" Menjijikkan. " sementara itu Quennevia bergumam dengan ekspresi berkerut mendengar tawaran tidak tahu malu itu.
" Apa?!!. " pria itu masih dapat mendengar apa yang diucapkan Quennevia, dan terlihat sangat marah mendengar nya.
Quennevia tidak menjawabnya, dia malah memegang kalung rantai yang dikenakan pria itu. Dia pun menariknya hingga pria itu berlutut dihadapan nya, dan menatapnya dingin. Orang-orang yang ada di sana juga memperhatikan yang terjadi dengan terkejut. Ada juga yang pura-pura tidak tahu dan memilih pergi dari sana.
Pria itu juga sangat terkejut dengannya, dia yang mempunyai kekuatan yang sangat besar kalah terhadap anak kecil seperti Quennevia, dan ia juga malu karena bisa diperlakukan seperti itu didepan umum. Ia mendongak kan kepalanya hingga menatap mata Quennevia yang dingin disana. Tiba-tiba saja dia kehilangan keberanian nya dan gemetar ketakutan.
" Sampah seperti mu berani bertingkah angkuh dihadapan ku, apa kau ingin mati??. " ucap Quennevia kepada pria itu dengan penuh ancaman.
Suasana disana jadi hening, tidak ada yang bicara saking terkejut dengan apa yang terjadi. Apalagi mereka merasa merinding dengan perkataan Quennevia yang dingin.
" Sebaiknya kau jangan mengganggu ku, dan enyah dari hadapan ku. " ucap Quennevia lagi.
Ia pun menghempaskan pria itu hingga kalung rantai itu putus, ia pun menatap orang-orang yang diam saja disana dengan tajam. Membuat mereka terkejut dan langsung kembali ke kegiatan awal mereka.
" A.. Anu.. Nona, apa anda jadi mendaftar?? " tanya pencatat itu mencoba mengubah suasana disana.
" Nevia. Masukan nama ku ke dalam daftar. Berapa biaya nya??" ucapnya.
" Ah, itu... biaya pendaftaran nya 50 koin emas. "
Harga yang cukup mahal, Quennevia pun melepaskan kalung yang ia pakai. Seharusnya itu dapat memenuhi bayaran itu, atau mungkin lebih. Ia pun menunjukkan nya kepada pencatat itu.
" Apa kalung ini cukup?? Harusnya ini bernilai dua ratus koin emas atau lebih. " ucap nya.
" Ah, kalung itu... " Pencatat itu nampak terkejut melihat kalung yang sangat langka dan diinginkan itu.
" Tunggu. " ucap gadis yang tadi. " Kalung itu terlihat berharga bagimu, jangan berikan. Ambil ini. " ucapnya.
Gadis itu memberikan sekantung koin emas untuk biaya mendaftarkan Quennevia, tantu saja itu bukan hal yang diinginkan oleh Quennevia.
" Aku tidak membutuhkan bantuan mu. " ucap Quennevia.
" Aih, datar sekali kau. Tapi ya sudah, ayo masuk. "
Gadis itu langsung menarik Quennevia masuk ke dalam tempat itu dan memilih kursi paling depan untuk menonton nya. Quennevia memperhatikan nya, gadis dihadapannya ini mungkin punya beberapa pengaruh atau seseorang yang ia kenal, hingga dia bisa keluar masuk koloseum tanpa harus membayar. Dan juga.... Dia nampak sangat bersemangat untuk melihat pertandingan ini.
" Oh, iya. Aku belum memperkenalkan diriku, ya. Nama ku Niu Alcira. Kau??. " ucapnya kemudian.
" Nevia. Bukankah mau sudah mendengar nya. " dan Quennevia pun menanggapinya.
" Hehe... Apa hanya Nevia saja?? Ngomong-ngomong namamu hampir mirip dengan putri dari mentri Hudson. "
" Ada banyak orang yang namanya hampir mirip di seluruh dunia ini. "
Quennevia tidak terlalu mempedulikan nya, tapi itu malah membuat Niu sangat penasaran dengan nya. Bahkan saat ini pun dia terus memperhatikan nya, seperti orang yang ingin menguak segala rahasia yang ada padanya. Quennevia benar-benar terbebani dengan hal itu...
" Gadis ini cukup meresahkan. Aku tidak tahu dia itu siapa? Tapi dia tidak terlihat seperti orang yang akan melakukan hal jahat. " batinnya.
Quennevia pun kemudian melihat ke sekeliling nya sebentar, matanya menuju sosok orang yang ia kenal. Selir pertama beserta dua anaknya, menonton pertandingan itu dengan tampang yang sangat angkuh. Itu membuat nya tambah semangat untuk mengikuti pertandingan ini, apalagi jika memikirkan orang yang dihajar oleh nya itu adalah mereka.
" Hmph.. Dunia ini cukup sempit ternyata. " ucapnya dalam batin, dia pun kembali memikirkan informasi yang sebelumnya dia dapatkan. " Dari yang dikatakan orang sebelumnya, tampat ini bernama arena burung api. Tempat dimana pertandingan-pertandingan antara ahli bela diri, elementalist, dan ahli senjata bertarung. Ditempat ini, mati pun tidak akan ada yang mempermasalahkan nya. Bahkan terkadang para petarung itu memang dibiarkan bertarung sampai mati. " lanjutnya.
...********...
* Niu Alcira
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 273 Episodes
Comments
Natali
cast nya Nami anjay, uhuuy. jadi suka nih, mumpung waifu ku Nami hehe🤍
2023-01-23
1
Dayang Laini
pheonex pergi melawan dunia😔
2022-12-05
0
ardhisra
cerita yg beda. saya suka👏
2021-02-11
1