Episode 4

London, 1 April 2023

Mansion Keluarga Glovver

Setelah acara pemberkatan di Katedral Santo Paulus, keluarga Grace mengadakan pesta mewah di mansion utama. Pesta ini dihadiri oleh sekitar 1000 tamu undangan, pesta akan diadakan dua kali di kediaman Glovver dan Baldwin. Pesta ini akan menjadi bisnis besar bagi kedua orang tua Grace dan Eryx.

Kamar Pengantin

Grace kembali dirias, saat ini dia tengah gelisah pasalnya tiba-tiba ibunya jatuh sakit. Belum lagi ibunya adalah orang yang paling dia butuhkan di acara ini. Dia benar-benar takut akan kondisi ibunya yang tiba-tiba menurun.

"Grace," panggil seorang perempuan yang usianya satu tahun darinya. Wanita itu tinggi dan elegant.

Grace menoleh, "Nora? ada apa?" tanya Grace pada wanita yang bernama Nora itu.

"Tidak, aku benar-benar ingin memuji mu," ujarnya berjalan mendekat ke arah Grace, dia duduk di sofa yang letaknya tak jauh dari tempat Grace dirias.

"Kau tak perlu cemas, ibumu baik-baik saja," lanjutnya.

Eleanora Madison, Istri dari kakak pertamanya, Eiden Killian Glovver. Dia salah satu orang yang dekat dengan Grace selain ibunya, Grace baru mengenal Nora dua minggu setelah pernikahan Vanya dan kakaknya.

Nora merupakan anak dari senior ayahnya, pernikahan Nora dan Eiden pun karena politik bisnis ayahnya dan ayah Nora. Pertama kali berkenalan dengan Nora, Grace tampak dingin dan acuh, Nora dulu lah yang mendekati Grace.

"Syukurlah jika ibu baik-baik saja, terimakasih Nora" ucap Grace sedikit lebih tenang.

"Kau benar-benar cantik, Grace, persis seperti ibumu" puji Nora sambil melayangkan senyuman hangat.

Grace melayangkan senyumnya, matanya terbelalak melihat senyumnya sendiri, ternyata senyum naturalnya begitu indah. Matanya berbinar kala melihat dirinya di pantulan cermin yang berada tepat di hadapannya.

Selanjutnya Grace diantar Nora menuju ruang tamu utama di lantai bawah, bersamaan dengan itu, Eryx juga datang dari sisi seberangnya. Mereka bertemu di tengah dan menggandeng selayaknya pengantin baru, Grace melayangkan senyumannya yang dibuatnya dengan begitu indah.

Eryx menatap Grace berbeda, senyumnya berbeda dari senyumnya yang tadi. Eryx pun ikut melayangkan senyumannya. Sesampainya di bawah, mereka langsung berdansa diikuti oleh para tamu, mata Grace terpaku melihat sosok Eryx yang dominan dihadapannya.

Musik mulai mengiringi langkah demi langkah di lantai dansa, mata Eryx dan Grace tidak terlepas satu sama lain. Banyak tamu yang takjub melihat kemesraan keduanya, apalagi kedua orang tua mereka yang tampak senang melihatnya.

'cantik' batin Eryx.

Dalam hatinya dia terus menerus memuji kecantikan Grace, matanya menatap lekat mata Grace yang tak berhenti memandangnya.

Tak lama mereka memberikan salam diakhir dansa dan mundur dari lantai dansa. Saat semua tamu tengah menikmati pertunjukan musik, Grace dan Eryx pergi dari sana menuju balkon utama mansion itu.

Grace menekuk gelas yang Eryx berikan, hatinya sedikit lebih baik. "thanks for today, Eryx. " ucapnya di sela-sela keheningan antara dirinya dan Eryx.

"aku juga berterimakasih padamu, Grace, pesta ini tidak akan berjalan lancar tanpa bantuan mu," balasnya ramah.

Grace mengangguk paham, "setelah ini, aku akan tinggal di rumah mu, kamar kita terpisah kan?" tanya Grace pada Eryx.

"tentu saja, kau tidak perlu cemas, semua asisten di rumah tidak akan membongkar rahasia kita," jawab Eryx tenang. Dia tampak mengerti kekhawatiran Grace soal kontrak yang mereka buat.

"lalu, bagaimana jika mereka membocorkan nya?" tanya Grace lagi, kali ini cukup serius dari sebelumnya.

"tidak sulit bagiku Grace, membunuhnya akan cukup untuk membungkam semuanya," balas Eryx serius.

Grace menyunggingkan senyumannya, Eryx benar-benar bertanggungjawab atas kontrak yang mereka buat. Ada perasaan senang dan juga khawatir di hati Grace, tidak ada salahnya mempercayai Eryx.

...****************...

Esok harinya

Mobil Ford Mustang Dark Horse berwarna hitam memasuki sebuah pekarangan rumah dengan tiga tingkat itu. Mobil terparkir di depan pintu utama rumah, Eryx dengan cepat turun dan membukakan pintu untuk Grace. Grace turun dengan hati-hati, ini akan menjadi rumahnya untuk beberapa tahun ke depan.

Para pelayan menyambut mereka dengan hangat, Eryx memerintahkan mereka semua untuk tunduk dan hormat pada Grace yanh saat ini merupakan istrinya. Semua menunduk dan memberikan salam hangat pada Grace.

"Dean, antar istriku ke kamarnya," titah Eryx pada seorang wanita paruh baya bernama Dean Albert.

"Grace, dia Dean, asisten pribadimu," ucap Eryx pada Grace, Grace mengangguk paham dan langsung mengikuti Dean yang berjalan mendahului nya.

"Tuan, nona Lavanya tadi berkunjung," ucap salah seorang pelayan.

"Lavanya?" Eryx tampak menaikan satu alisnya, tak asing mendengar nama itu.

Lavanya Evangeline, mantan istri Eryx yang memintanya bercerai saat mengetahui bahwa Eryx mandul. Lavanya adalah putri dari rekan bisnis ayahnya, pernikahan mereka hanya bertahan dua bulan.

Eryx sudah jatuh hati pada Lavanya sejak dia masih di universitas. Saat tau dirinya akan dijodohkan dengan Lavanya, Eryx sangat amat senang dan bahagia kala mendengar pujaan hatinya itu akan menikah dengannya.

Sayangnya, Lavanya tidak memiliki perasaan yang sama kepada Eryx. Lavanya ternyata mencintai sahabatnya, Eryx baru mengetahui ternyata alasan Lavanya me dekatinya dulu adalah karena ingin mengetahui tentang sahabatnya.

Eryx benar-benar kecewa dan hatinya benar-benar sakit, sejak saat itu Eryx menutup hatinya untuk siapapun. Eryx dan Lavanya sudah berpisah dua tahun lalu, namun, akhir-akhir ini Lavanya sering menghubunginya dan berkunjung ke rumahnya.

Sejujurnya Eryx sangat tidak menyukai kelakuan Lavanya yang seenaknya, perasaannya pada Lavanya itu belum mati dan dia baru saja membuka hati untuk Grace. Eryx menyuruh pelayan itu untuk mengganti semua sandi rumah agar Lavanya tidak lagi berkunjung.

Eryx masuk ke ruang kerja nya, bau alkohol yang khas memasuki indra penciuman Eryx. Selama dua tahun ini dia hidup berdampingan dengan Alkohol dan cerutu.

Dia mendudukkan dirinya di kursi kebesarannya dan mulai menghisap cerutu, wajahnya bahagianya pudar, mengingat Lavanya yang sering berkunjung membuatnya pikiran nya berantakan.

Dia tidak boleh terlihat lemah lagi, tidak boleh mencintai siapapun, hatinya begitu sakit jika mengingat semua cintanya dulu ia berikan sepenuhnya untuk Lavanya.

tok tok tok

ketukan pintu membuyarkan lamunan Eryx, dengan cepat dia menyuruh orang itu masuk. Riven Emiliano, asisten dan juga sekretaris Eryx memasuki ruangan. Riven mendekat ke arah Eryx dengan tatapan datar dan penuh hormat.

Riven menyerahkan tablet kepada Eryx, "saat ini ada pergerakan dari mereka, tuan," ucap Riven menjelaskan maksud dari isi tablet itu.

Eryx menyunggingkan senyumnya, "mereka tidak ada takut-takutnya, beri kabar ke markas aku akan ke sana sepuluh menit lagi," ucap Eryx pada Riven.

Riven menunduk paham dan mengambil tabletnya, dia bergegas keluar dari ruangan dan mulai memberikan kabar untuk markas sesuai perintah Eryx. 'mereka' yang maksud Eryx adalah musuh yang mengincar kekuasaan Eryx di dunia pebisnis an.

Mereka ingin menjatuhkan Eryx dan keluarganya, Eryx sendiri memiliki sebuah organisasi yang bertujuan untuk menjaga kekuasaannya dari siapapun dan menjaga keluarga nya dari serangan manapun. Keluarga nya sendiri tidak mengetahui jika Eryx mendirikan organisasi ini.

Eryx mematikan cerutunya dan beranjak dari kursi untuk menemui Grace. Eryx segera menuju kamar Grace dan mengetuk pintu milik wanita itu. tak lama, terdengar suara pintu terbuka.

"Aku harus pergi, Grace, ada urusan yang sangat genting," ucapnya. Grace hanya mengangguk paham.

ERYX POV

Aku mulai melangkahkan kaki ku masuk ke markas organisasi yang aku buat, aku melihat wajah bawahan ku yang panik saat mendengar berita bahwa organisasi keluarga Shetland bergerak menyusun rencana untuk menggulingkan ku.

"Tidak perlu takut, kita lebih kuat dari mereka," ucapku dengan tegas. Aku sudah mendirikan organisasi ini selama sepuluh tahun, bawahan yang ada disini pun sudah dilatih secara fisik dan mental untuk siap berperang.

"Riven, jelaskan apa saja persiapan mereka," ucapku pada Riven.

Riven dengan cekatan menjelaskan persiapan mereka yang dia dapat dari mata-mata yang sudah aku tugaskan. Belum banyak rupanya yang mereka siapkan untuk menggulingkan diriku, persiapan itu bahkan belum matang dan belum sempurna.

Aku memiliki ide dan mempersiapkan bawahan ku dengan skill dewa untuk menyerang mereka. Aku harus memberi mereka pelajaran agar mereka tidak memiliki niatan untuk menggulingkan ku dan keluarga ku.

Aku segera memerintahkan bawahan ku untuk tetap waspada, karena situasi yang begitu tidak memungkinkan untuk bersantai. Aku memperketat penjagaan di rumah orang tuaku dan rumah ku, ada Grace di sana.

Grace tidak boleh terlibat apapun dalam masalah ini apalagi keluarga nya, aku juga meminta beberapa bawahan ku untuk menghubungi keluarga Grace, agar mereka juga waspada apabila ada penyerangan tiba-tiba.

Setelah semuanya berjalan dan sesuai arahan ku, aku mengamati pergerakan keluarga Shetland dari monitor yang terhubung. Rupanya mereka masih membahas bagaimana cara membunuh diriku. Itu terdengar lucu, sangat amat lucu.

...****************...

...hello frend, aku ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada kalian yang sudah membaca dan memberikan dukungan pada karya ku...

...jangan lupa untuk terus mengikuti alur ceritanya... ...

...see you next chapter...

-franza

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!