London, 27 Maret 2023
Eryx membuka dokumen-dokumen yang menumpuk di atas mejanya. Dokumen itu adalah dokumen yang harus ditandatangani hari ini juga, matanya terfokus pada setiap kata dan tulisan yang ada di dalam dokumen-dokumen itu.
Saat akan membuka lembaran berikutnya, tiba-tiba kepala Eryx berdenyut, rasanya sangat amat sakit hingga dia menjatuhkan pena yang sejak tadi digenggam erat olehnya. Eryx berusaha mengambil ponsel di atas meja untuk menghubungi sang asisten yang tengah bekerja di ruang sebelah.
Sayang sekali denyutan itu terasa kian memberat hingga membuat Eryx merasa lemas. Tangannya tak sengaja menyenggol gelas di sebelah laptopnya, gelas itu pun jatuh ke lantai dan pecah. Pecahan itu tidak terdengar oleh Eryx dan tak butuh waktu lama, dia pingsan.
Beberapa jam kemudian
Eryx terbangun, mendapati dirinya sudah berada di rumah sakit. Ia memegang kepalanya sambil meringis, matanya berusaha melihat siapa pun yang ada di dekatnya.
"Diam lah!" seru seorang gadis yang berjalan ke arahnya.
Eryx terdiam berusaha memfokuskan pandangannya ke arah gadis itu, gadis cantik yang tampak familiar mendekati dirinya dan memeriksa keningnya. Jantung Eryx tiba-tiba berdegup kencang, perasaan yang sama ketika ia pertama kali bertemu mantan istrinya.
Perasaan itu membuat Eryx tidak fokus dengan dirinya sendiri. Eryx tersadar dari lamunannya saat gadis itu menepuk pundaknya pelan.
"maaf, Grace" ucap Eryx ketika Grace menepuk pundaknya.
Grace, gadis yang sejak tadi menunggu Eryx bangun dari pingsan nya. Alasan pertama dia datang karena ayahnya yang bersikeras memaksa nya untuk menemui Eryx.
Grace awalnya berencana ke kantor Eryx untuk membahas pernikahan dan kontraknya. Saat mobilnya terparkir di depan kantor Eryx, sebuah ambulance tiba-tiba saja muncul dan terparkir tepat di belakang mobil Grace.
Melihat itu, membuat Grace bertanya-tanya, apakah ada seseorang yang dalam bahaya? Begitu pikirnya. Dia sama sekali tak terpikirkan bahwa orang itu ada adalah Eryx.
Grace pun masuk dan menuju meja resepsionis untuk menanyakan apakah Eryx ada di ruangannya atau tidak? Pasalnya ponsel Eryx tidak dapat dihubungi oleh dirinya sejak satu jam yang lalu. Mungkin Eryx sedang rapat atau sedang sibuk, Grace sama sekali tidak berpikiran buruk terhadap laki-laki itu.
Resepsionis pun langsung meminta Grace untuk menemui Eryx di ruangannya. Dengan segera Grace masuk menuju lift dan tepat saat itu juga, Grace dan tenaga medis tadi berpapasan.
Mata Grace terbelalak melihat pasien yang dibawa tenaga medis itu, dengan segera Grace mengikuti mereka keluar. Eryx dimasukkan ke dalam mobil ambulance dan Grace pun ikut masuk.
Petugas medis kala itu sedikit bingung ketika Grace tiba-tiba menerobos masuk ke dalam ambulance, karena sejak tadi tidak ada gadis itu di dalam ruangan sang pasien. Hanya ada seorang laki-laki dengan jas yang diyakini itu asisten pasien.
"Maaf, nona siapa?" tanya salah seorang petugas medis.
"Saya? Saya kekasih nya" balas Grace singkat. Petugas itu mengangguk paham dan langsung menutup pintu ambulance.
Kekasih??
Apakah Grace sedang bermimpi?
Grace merutuki dirinya sendiri ketika mengingat dirinya mengucap bahwa dia adalah kekasih Eryx. Ambulance pun segera melaju menuju rumah sakit terdekat untuk dapat segera menolong Eryx.
...****************...
lanjutan.....
"maaf, Grace" ucap Eryx ketika Grace menepuk pundaknya.
"dokter bilang kau kelelahan dan membutuhkan istirahat," balas Grace setelah selesai mengecek kondisi Eryx dan menekan tombol untuk memanggil ners yang berjaga.
Tak lama salah seorang ners perempuan menghampiri Grace dan memeriksa kondisi Eryx secara keseluruhan. Perawatan di bangsal vvip sangat jauh berbeda dengn bangsal lainnya, karena perawatan di sini dibandrol dengan harga yang sangat fantastis.
Ners pun keluar dari ruangan setelah menyampaikan kondisi Eryx saat ini. Grace beralih duduk di kursi yang berada di samping ranjang rumah sakit. Dia membuka ponselnya untuk menghubungi keluarga Eryx dan keluarganya.
"kenapa kau bisa ada di sini Grace?" tanya Eryx.
Grace mematikan ponselnya dan memasukkannya ke dalam tas. "saat itu aku hendak menemui di kantor, sayang sekali aku melihat kejadian tak terduga," balas Grace mempersingkat cerita.
Eryx mengangguk paham. Eryx meminta Grace untuk mengambilkan air mineral yang berada di nakas, dia sangat kehausan setelah tidur panjang. Grace membantu Eryx minum.
Dug
Degupan itu kembali muncul
Eryx mengambil gelas dari tangan Grace, tangan mereka bersentuhan. Jantung Eryx semakin cepat terpacu, berbeda dengan Grace yang langsung menarik tangannya. Eryx menormalkan ekspresi terkejutnya.
"setelah ini ibumu datang, aku harus kembali ke kantorku," ucap Grace ditengah-tengah kesunyian yang ada.
"baiklah, terimakasih telah menjaga ku," balas Eryx tenang, dia meletakkan gelasnya ke nakas dan kembali ke posisi semula.
Eryx melihat sesuatu yang berbeda dari Grace, ekspresi Grace kali ini berbeda dengan ekspresi Grace biasanya. Dia lebih tenang, wajah begitu cantik dengan polesan make up dan bibir itu, seketika Eryx menepis pikiran kotornya terhadap bibir Grace.
Tak beberapa lama, ibu Eryx datang dengan wajah cemas, dia langsung menghampiri anaknya tanpa menyapa Grace. Grace pun hanya terdiam canggung ketika ibu Eryx datang.
"mom, ada Grace di sini," ucap Eryx.
Seketika ibunya sadar dan menoleh ke belakang, melihat Grace yang berdiri kaku di sebelah pintu. Ibunya langsung menghampiri grace dan berkata "maaf kan saya Grace, saya terlalu cemas pada Eryx hingga tidak melihat mu,"
Grace tersenyum hangat dan mengangguk, itu bukan masalah yang besar, lagi pula itu hal yang wajar karena Eryx adalah anaknya. Wajar jika ibu mengkhawatirkan putranya bukan?
Grace pun segera berpamitan untuk kembali ke kantornya, Eryx dan ibunya mengangguk setuju dan berterimakasih atas kebaikan Grace. Mata Eryx terfokuskan pada punggung Grace yang perlahan menghilang dari ruang rawatnya.
"apa kau mulai tertarik dengannya, Eryx?" tanya sang ibu.
"kurasa begitu, Bu" balas Eryx.
...****************...
Malam hari
Ruang rawat Eryx
Keluarga Grace mengunjungi Eryx yang dirawat di rumah sakit. Mau tidak mau Grace harus ikut, dia menunggu di luar karena sudah menemui Eryx siang tadi. Grace membuka ponselnya untuk membalas pesan dari Mirabel sahabatnya.
Mirabel bilang dia akan berkunjung ke kantor Grace besok, dia juga mengatakan akan mengenalkan Grace dengan seseorang. Grace hanya pasrah dengan sahabatnya itu, mau dilarang bagaimana pun Mirabel tetaplah Mirabel yang keras kepala.
Hanya satu yang Grace paling tau dari sahabatnya itu, bahwa Mirabel menyukai kakak keduanya, Azrael Orpheus Glovver. Namun, sayang sekali Azrael sudah memiliki kekasih dan sudah menjalin hubungan selama dua tahun.
Bahkan Azrael dan kekasihnya berencana untuk menikah, Grace tau bahwa Mirabel akan sakit hati mendengar berita itu. Grace harus menuruti semua permintaan Mirabel agar sahabatnya itu tidak berlarut-larut memikirkan Azrael.
"kau sudah besar rupanya, Grace," ucap seorang laki-laki yang duduk di samping nya.
"peduli apa kau padaku?" tanya Grace sarkas.
"aku kakakmu, Grace" ucap laki-laki itu.
"berhenti membual, tuan Eiden, sejak dulu kau tidak menganggap ku sebagai adikmu bukan? Begitupun Azrael," balas Grace.
Laki-laki itu adalah kakak pertamanya, Eiden Killian Glovver. Grace menatap Eiden dengan serius. Selama 29 tahun ini dirinya tidak dianggap sebagai adik dari Eiden maupun Azrael, lantas mengapa saat ini Eiden mengakui dirinya?
"lupakan kejadian di masa lalu, Grace, saat itu aku memang belum menerima mu" ucap Eiden tenang.
"aku tidak butuh pengakuan mu, Eiden" ucap Grace berlalu pergi meninggalkan Eiden.
Usia Eiden dan Grace terpaut tidak begitu jauh, usia Grace saat ini 32 tahun dan Eiden 37 tahun, sedangkan Azrael 33 tahun. Dari pernikahan Eiden dan Eleanora Madison, istrinya, mereka dikaruniai seorang anak laki-laki yang diberi nama Hael Zyran Glovver yang saat ini usianya 10 tahun.
Grace memilih untuk menenangkan dirinya di rooftop rumah sakit, hatinya sangat amat sakit mendengar setiap perkataan dan hinaan yang dilantunkan Eiden dan Azrael selama 29 tahun ini.
Anak haram
Hama
Bocah sialan
Anak dari perebut suami orang
pelacur
Dan masih banyak lagi. Grace menutup matanya, air matanya tiba-tiba jatuh, dadanya sesak dan sangat amat sakit. Dia berdiri di pinggir pagar rooftop. Sembari menangis dan melihat lalu lintas di bawah sana.
'tidak masalah Grace, semua akan baik-baik saja' tuturnya dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments