Beberapa menit aku berada di dalam kamar mandi, seseorang membuka pintu dan menyodorkan bebeberapa helai pakaian lengkap ke arahku.
“Pakai! 10 menit!” tegas orang itu dan menutup kembali pintu tapi tak dikunci. Aku bergegas mengganti pakaian yang basah dan mengenakan pakaian yang diberikan Darren.
Setelah beberapa lama, aku berjalan keluar dan menuruni anak tangga menuju dapur. Kulihat Darren yang sudah menungguku dengan tatapan tajamnya. Aku mendudukkan bokongku ragu sembari sesekali melirik Darren yang masih menatapaku.
Perlahan aku mengambil nasi yang sudah disiapkan maid di atas meja. Tetapi, Darren memegang tanganku dan menggenggamnya erat.
Aku mengernyitkan alis bingung dan menatap wajah sangarnya. Darren mendekatkan tubuhnya ke arahku dan mendekatkan wajahnya.
“Kita akan menikah,” ucapnya. Aku sontak terkejut dengan ucapan Darren yang rada ngawur. Kemudian, dia berlari ke atas menunu kamarnya.
Tak berapa lama, dia kembali lagi dengan style yang sudah rapi. Mau kemana dia?
“Cepatlah bersiap!” perintahnya padaku.
“Kamu kemana?” tanyaku datar.
“Tidak usah banyak tanya. Bersiaplah!” tegasnya dan aku memuruti perkataannya.
“Kemana dia akan membawaku?” monologku pelan. Kemudian, mencari beberapa gaun yang pas di tubuhku.
Tunggu! Gaun siapa ini? Semuanya bagus. Yang pastinya bukan milikku karena ketika Darren membawaku ke sini, aku tak membawa baju.
Aku mengambil sebuah gaun selutut yang bewarna maroon. Kemudian, menyampirkan tas yang tergantung di dalam almari. Selesai, aku menyusul Darren yang sudah menungguku di dalam mobilnya.
Setelah aku memasuki mobil, mobil pun melaju dengan santai membelah jalanan ibukota yang ramai akan pengendara.
Setelah 40 menit kami melaju, akhirnya kami berhenti di sebuah distro yang ramai akan pengunjung. Aku mengeryitkan alis bingung. Kenapa Darren membawaku ke sini?
Aku menoleh ke arah samping tepat dimana Darren duduk sebelumnya. Tapi kosong, Darren sudah keluar.
“Turun!” Aku tersentak kaget kala Darren sudah tiba-tiba berada di luar mobil tepat di sebelahku.
Aku menurut waalupun otakku masih di gerayangi dengan kebingungan. Aku memaksakan kakiku untuk menurut perintah Darren.
Kami masuk ke dalam distro itu dan kulihat seorang wanita yang sudah menyapa Darren dengan hangat.
“Darren, kamu mau cari apa?” tanya wanita itu yang ternyata pemilik distro.
“Ini, Tan. Aku mau buat gaun pengantin yang cocok kira-kira kaya gini ukurannya,” ucap Darren senbari menunjuk ke arahku.
“Oh, bisa. Mau model yang kaya gimana?” tanya wanita itu menatapku.
“Model yang mewah bernuansa putih abu-abu.” Lagi-lagi Darren menjawab. Darren memesan 2 pasang baju pengantin kepada wanita itu. Ubtuk apa?
Setelah beberapa menit urusan baju telah selesai, kami beralih ke toko perhiasan untuk membeli kalung, cincin dan sejenisnya.
Darren memilih kalung dan cincin yang menurtunya bagus. Tanpa meminta persetujuan dariku, Darren memasangkan sebuah cincin ke jari manisku yang tampak berkilau.
“Bagus,” ucapku.
“Aku tau.“ Darren melepaskan kembali cincin itu dan memberikannya pada seorang wanita penjual perhiasan itu.
“Saya pilih yang ini,” ucapnya. Lagi-lagi, dia memilih 2 pasang cincin yang hampir serupa. Aku semakin bingung dengan apa yang dilakukan Darren. Sebenarnya ada apa?
“Pernikahan kita 3 minggu lagi!”
______________________________
~TO BE CONTINUE~~
haii:)....gimana??seru gakk??kalo mau kasih saran atau kritikan silahkan coment ajaa,dan terima kasih yaa Uda baca di novel aku:))
SEMANGATT💙
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments