Las Vegas, 07.00 pm
Tubuh Hailey bergerak gelisah, keningnya berkeringat dingin. Sedetik kemudian mata hijau Hailey terbuka ia tersadar dari tidurnya dengan degub jantung yang memburu cepat. Tangan Hailey terangkat untuk mengusap keringat yang mengalir di dahinya.
Ia merasakan lemas di sekujur tubuhnya dan tenggorokannya juga sedikit kering. Hailey menyingkap selimut tipisnya lalu beranjak menuju dapur untuk mengambil segelas air untuk membasahi tenggorokannya. Ia menegak minuman tersebut hingga tandas.
Rasanya melegakan !
Lama Hailey termenung di dapur hingga ia tersadar setelah memandangi jendela di dapurnya menampilkan langit gelap menyelimuti Las Vegas. .Dengan cepat Hailey berlari menuju kamarnya dan melihat jam yang tertera di layar ponselnya.
07.05 pm
" what the **** ," Pekik Hailey dengan keras.
" Aku sudah tertidur selama lima jam," Hailey menggeleng pelan sembari mengusap kasar wajahnya.
Hailey memang melarikan diri ke Las Vegas lalu setelah turun dari taksi ia mencari penginapan murah dan membayar uang sewa penginapan tersebut untuk beberapa hari. Ia tiba di Las Vegas pukul dua siang. Saat pertama kali menginjakkan kakinya Hailey langsung mencari letak kamar mandi. Ia memang tidak tahan jika tubuhnya mengeluarkan keringat tapi tidak segera dibersihkan. Rasanya jadi lengket dan gatal-gatal.
Setelah menyelesaikan ritual bersih-bersih nya Hailey menuju kasur untuk mengistirahatkan tubuhnya sejenak. Tapi Bukannya sejenak Hailey justru menghabiskan waktu selama lima jam untuk beristirahat.
" Aish!! menyebalkan sekali ! " Geram Hailey pada dirinya sendiri. Bisa-bisanya ia kebablasan seperti ini. Padahal ia kan harus segera mencari kerja untuk membiayai hidupnya sendiri.
Hailey meletakkan ponselnya dengan kasar di atas kasur lalu bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Hailey keluar dari kamar mandi menggunakan handuk yang menampakkan kaki jenjangnya. Dalam hatinya Hailey berencana akan memakai kemeja malam ini biar terlihat lebih rapi saat melamar kerja. Tapi baru beberapa langkah Hailey menepuk keningnya pelan.
" Kemeja katamu Hailey ckck, kau hanya punya pakaian yang melekat di tubuhmu saja!" Gerutu Hailey sedikit kesal pada dirinya sendiri.
Ia baru sadar jika dirinya tidak sempat membawa pakaian lain saat melarikan diri. Dengan cepat Hailey mengambil baju dan celana jeans yang tergeletak diatas kasur. Pakaian itu sudah dipenuhi keringat dan aroma yang sedikit berbau masam.Hailey bergidik ngeri saat menatap baju yang sudah ia angkat didepan wajahnya sendiri.
Sudahlah pakai saja Hailey, pakaian itu tidak akan membuatmu mati !
Tak mau berpikir lagi Hailey segera memakai pakaian tersebut mengabaikan bau masam yang memenuhi rongga hidungnya. Ia kemudian menyambar jaket dan tas ransel yang tergeletak tak jauh dari pakaiannya lalu memasukkan ponsel ke dalam ranselnya. Tak lupa juga membawa sedikit uang yang berasal dari tabungannya yang ia simpan didalam kotak kayu yang merupakan hiasan di lemari yang ada di apartemennya dulu.
Hailey keluar dari penginapan dengan menaiki sebuah taksi. Rencananya malam ini ia akan mencari pekerjaan dibeberapa toko atau swalayan yang ada di Las Vegas.
Sekitar dua puluh menit Hailey didalam taksi akhirnya ia sampai juga disalah satu swalayan yang ada di Las vegas bernama Vilmart. Ia turun dari taksi lalu membayar ongkos kepada sang sopir sambil mengucapkan terima kasih.
Lama Hailey terdiam sambil menarik nafas dalam-dalam menetralkan rasa gugup yang tiba-tiba datang. Bagaimana tidak dulu saat ibunya masih hidup, Hailey tidak pernah bersusah payah mencari kerja. Semua kebutuhannya sudah terpenuhi saat itu. Apapun yang Hailey mau ia bisa mendapatkannya. Tapi sekarang berbeda, semua tak lagi sama. Dan ini pertama kalinya Hailey melamar pekerjaan.
Hailey menyemangati dirinya untuk tetap melangkah menuju Vilmart .Sambil mencengkram erat tali ransel yang melingkar dikedua pundaknya Hailey bergerak menuju tempat yang dipenuhi lampu-lampu terang. Disana juga terlihat beberapa pembeli yang berlalu lalang.Hailey akan mencoba melamar di Vilmart, ia tak peduli sekali pun tidak ada lowongan sama sekali di sana.
Tangan Hailey memegang pintu kaca swalayan lalu mendorongnya pelan. Matanya bergerak mencari posisi kasir di swalayan tersebut. Hingga matanya menemukan posisi dimana ada seorang wanita berpakaian seragam bertuliskan Vilmart sedang melayani beberapa pembeli yang mengantri untuk membayar belanjaan mereka.
Hailey bergerak menuju antrian tersebut. Ia juga ikutan masuk di antrian tersebut. Dan sekarang Hailey tengah berdiri dibelakang seorang ibu-ibu yang membeli banyak barang di dalam trolinya.
Tolong bersabarlah Hailey !
Kini giliran ibu tersebut mendorong trolinya mendekati meja kasir untuk membayar. Semua barang yang ada didalam troli si ibu di scan satu persatu oleh kasir Vilmart. Dan semua itu memerlukan waktu sekitar lima belas menit. Sekarang ibu di depan nya tadi sudah membayar lalu pergi meninggalkan Vilmart.
Hailey melangkah mendekati meja kasir sambil memasang senyum yang terlihat kaku. Kasir Vilmart menatap Hailey heran.
" Kau perlu sesuatu, nona?" Tanya si wanita kasir memandangi Hailey dengan tatapan menyelidik. Karena ia tidak melihat ada barang yang akan dibayar.
" Hm, tidak tidak. Aku sedang ingin melamar disini," jawab Hailey masih tersenyum kaku.
" Maksudmu..ingin melamar pekerjaan disini?" Ralat si wanita sembari meneliti Hailey dari kepala hingga kaki.
" i-iya," Hailey mengangguk pelan. Tubuhnya bergerak tak nyaman karena di pandangi oleh si wanita yang ada didepannya itu.
Bukannya menjawab si wanita justru mengeluarkan serentetan kalimat yang membuat hati Hailey mendidih .
" Bagaimana aku bisa percaya denganmu? kau tampak seperti gelandangan," sindir si wanita sambil menatap hina Hailey.
" Kau juga sedikit bau," Sambung si wanita kasir itu sembari menutup hidung dengan satu tangannya.
Hailey ternganga tidak percaya dengan respon yang diberikan si wanita kasir padanya.
Kurang ajar !! Dia berkata seperti itu didepan orang ramai. Ya Tuhan, rasanya aku ingin sekali merobek mulut sialannya itu sekarang.
" Apa kau di gaji untuk mengomentari penampilan seseorang?" Desis Hailey dengan wajah memerah menahan marah sekaligus malu.
" Cih! berani sekali kau!" wanita kasir itu menunjuk wajah Hailey dengan amarah yang berapi-api.
" Ckck, liatlah nyonya kelakuan wanita ini," Hailey berdecak sembari menggeleng. Kedua tangan Hailey saling menyilang didepan dada.
" Dia salah satu contoh pegawai yang buruk," Tukas Hailey sembari terkekeh.
Beberapa orang yang mengantri dibelakang Hailey mengangguk menyetujui perkataan Hailey.
" Benar. Sebagai seorang pegawai disini kamu seharusnya bersikap baik pada pelanggan," Timpal salah satu pria berusia hampir kepala empat yang sedang menggendong anaknya.
Rasakan!! tadi kau sudah menghinaku. Jadi sekarang giliranku yang menghinamu.
Hailey tersenyum miring sambil menatap wanita kasir yang menghinanya tadi.
" Iya benar, bersikaplah yang baik nona. Tugas kamu melayani pelanggan di tempat ini," Sambung seorang ibu bertubuh besar.
Hailey tersenyum lebar kearah wanita kasir yang telah menunduk tak berani memandang pelanggannya. Tampaknya wanita itu tengah menahan malu bercampur marah mendengar komentar dari beberapa pelanggan.
Sebelum keluar Hailey meminta maaf kepada pelanggan lain yang terpaksa harus tertunda antriannya gara-gara drama murahan yang sedang dimainkannya barusan. Hailey juga menyempatkan diri untuk membeli parfum yang beraroma mawar untuk di semprotkan pada pakaiannya nanti.
Hailey kembali menaiki taksi untuk mencari toko lain dan ia berharap tidak akan mendapatkan perlakuan seperti tadi.
" Berhenti disini sir," Perintah Hailey kepada sang sopir.
" Baik miss," sang sopir mengangguk.
Mobil berhenti di depan sebuah toko kecil yang menjual berbagai aksesoris untuk wanita.
" Sir, thank you," Ucap Hailey sembari menyerahkan ongkos taksi kemudian ia membuka pintu taksi dan keluar.
Sebelum kakinya melangkah masuk. Hailey menyempatkan diri untuk menyemprotkan pakaiannya dengan parfum beraroma mawar yang dibelinya barusan.Setelah semuanya selesai Hailey pun melangkah masuk kedalam toko aksesoris dan langsung menuju meja kasir.
" Hai, boleh aku bertanya sesuatu?" Sapa Hailey berusaha mengakrabkan diri dengan wanita yang Hailey yakini seorang kasir.
" Of course," sahut si wanita sembari tersenyum manis.
Sepertinya dia orang yang baik
Hailey tersenyum senang. Kali ini ia tidak akan bertemu seorang yang menyebalkan seperti di Vilmart tadi.
" Aku membutuhkan pekerjaan. Apa disini masih menerima pegawai?" Tanya Hailey dengan begitu antusias.
" Maaf, disini belum menerima pegawai baru," jawab si wanita sambil tersenyum tipis.
Hailey menghela nafas pelan. Air mukanya berubah sedih.
" Baiklah, terima kasih," Hailey menunduk memberi hormat kepada si wanita.
Hailey keluar dari toko aksesoris dengan langkah lesu. Baru dua tempat yang di datangi nya tapi ia sudah merasa putus asa. Ternyata mencari kerja itu berat bahkan hanya sebagai seorang pegawai toko.
Hailey duduk di pelataran toko sambil menundukkan kepalanya. Ia benar-benar sedih sekarang tak ada siapa pun yang bisa diajaknya untuk bertukar pikiran. Air mata mengalir begitu saja dari kedua bola matanya yang berwarna kehijauan.
Saat Hailey tengah menangis, tiba-tiba suara berat menyapanya dari arah belakang
" Kau butuh bantuan, nona?" Tanya seorang pria dibelakangnya
Mendengar suara tersebut sontak Hailey berdiri dan secepat mungkin mengusap bekas air mata di pipinya.
Hailey memutar tubuhnya hingga bisa melihat dengan jelas rupa seorang pria yang menyapanya
Tampak didepannya seorang pria yang berpakaian seperti berandalan. Dia memiliki rahang tegas dan bola matanya kecoklatan.Rambut brunette nya tampak berkilau terkena cahaya lampu.Satu kata untuknya dia tampan.
" Siapa kau?" Tanya Hailey tanpa menjawab pertanyaan pria depannya
" Jawab dulu pertanyaanku nona," desisnya sembari bersedekap
" A-aku tidak tau," jawab Hailey ketus. Ia bingung harus menjawab apa.
" Kau tidak tau," ulang si pria sembari tertawa geli menatap Hailey.
Hailey mendengus pelan sambil berkacak pinggang. Matanya melotot ke arah pria yang mencoba sok akrab dengannya.
" Sekalipun aku perlu bantuan, tetap saja aku tak bisa langsung percaya kepada orang asing sepertimu," Hailey menunjuk dengan dagunya.
Pria didepannya hanya mengangguk pelan dengan mulutnya membentuk huruf O
" Kau bisa memanggilku Samuel," Ucap si pria memperkenalkan dirinya pada Hailey
" Baik Samuel. Apa kau salah satu pria jahat?" Tanya Hailey terus terang dengan gaya yang menantang. Ia harus memastikannya terlebih dahulu.
Sontak Samuel langsung menyemburkan tawanya ketika mendengar pertanyaan Hailey yang kelewat polos.Baru pertama kali ia bertemu orang seperti Hailey yang diawal perkenalan langsung memberi pertanyaan layaknya seorang bocah berumur 8 tahun.
Samuel masih tertawa sembari memegangi perutnya. Sedangkan Hailey hanya menatap datar Samuel yang tampak seperti orang gila.
" Kau,berhentilah tertawa!" Seru Hailey kesal melihat Samuel yang tidak bisa berhenti menertawainya.
" Oke, aku berhenti," jawab Samuel sambil mengangkat kedua tangannya keatas sebatas telinga. Ia menyerah.
" Sekarang jawab pertanyaanku tadi," desak Hailey tak sabaran. Ia tak ingin berlama-lama dengan pria yang menyebalkan ini.
" Memangnya kau yakin jika orang jahat akan mau mengakui dirinya jahat," Ucap Samuel dengan santai
" Tapi kau tenang saja aku pria setengah," Samuel menaik turun kedua alisnya.
Kening Hailey mengerut dalam tanda jika ia kurang mengerti maksud ucapan Samuel barusan
" Jangan bingung. Aku setengah baik dan setengah nya lagi jahat," jelas Samuel kepada Hailey sembari menampakkan barisan gigi putihnya.
" Aku Hailey Jhonson," balas Hailey dengan cepat.
Tampaknya kau bisa percaya padanya Hailey !. Hailey bergumam dalam hatinya.
Samuel mengangguk menampilkan senyum manis yang sejenak membuat Hailey terpaku. Ia diam membatu melihat Samuel yang bertambah tampan hanya dalam waktu beberapa detik.
" Jangan sampai air liurmu menetes Hailey," peringat Samuel dengan nada yang sedikit menggoda.
Hailey tersentak kaget mendengar ucapan Samuel yang tahu jika Hailey terpesona dengannya.
" Ini your dream !! " Teriak Hailey dengan wajah yang merah merona menahan malu. Ia ketahuan tengah terpesona dengan senyuman Samuel.
" Omong-omong sedang apa kau disini?" Samuel mengalihkan topik supaya rasa malu Hailey padanya bisa perlahan menghilang.
Hailey berdehem pelan mencoba bersikap biasa saja. Walau nyatanya warna merah diwajahnya masih belum hilang.
" Aku sedang mencari pekerjaan." Jawab Hailey setelah berhasil menormalkan suaranya.
" Aku bisa memberikan pekerjaan untukmu." Tawar Samuel cepat.
" Benarkah??" Mata Hailey berbinar senang.
" Tentu saja," Samuel mengangguk penuh semangat
" Tapi sebelumnya kau harus mengabulkan satu permintaanku." Ucap Samuel dengan raut wajah berubah serius.
" Apa itu?" Tanya Hailey penasaran.
" Aku ingin kau menjadi my...." Samuel sengaja menggantungkan ucapannya.
Wajah Hailey berubah tegang menunggu kelanjutan ucapan Samuel. Degup jantung nya mulai berdetak lebih cepat.
" My what ???" Desak Hailey tak sabaran.
" Kau tak sabaran," kekeh Samuel. Membuat wajah Hailey berubah kesal.
" My.....best friend forever." Sambung Samuel sambil mengulurkan tangannya.
Hailey menghembuskan nafas lega. Hampir saja ia mengalami serangan jantung dadakan.
Kukira kau akan mengatakan my girlfriend , Sam
" Baiklah aku setuju," Hailey menjabat tangan Samuel yang sudah terulur didepannya.
bersambung......
Terima kasih sudah membaca😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Shary Yanti
makin seru... lanjut thor. semangat
2021-07-04
1
Lp.Ww
seru
2021-03-03
0
Mozza
knp tdk ada komen ya
2021-02-10
2