Las Vegas 08.00 am
Edward Frans Scoot pria tampan pemilik perusahaan manufaktur yang tersebar di berbagai negara dengan penghasilan fantastis setiap bulannya. Ia juga masuk dalam daftar seratus orang terkaya didunia versi majalah Forbes. Edward juga dianugerahi tubuh atletis yang bisa membuat setiap wanita lupa dengan daratan. Para wanita rela melemparkan diri mereka hanya dengan satu kedipan mata dari Edward.
Bagi Edward sendiri ia tidak menolak jika para wanita itu menempel padanya seperti prangko. Bahkan setiap hari ia bisa pulang kerumahnya dengan membawa wanita yang berbeda.
Tolong jangan katakan jika ia brengsek karena itu semua merupakan kebutuhan pria dewasa sepertinya. Bagi Edward definisi pria brengsek itu adalah pria yang berjanji akan mencintai pasangannya selamanya tapi justru berselingkuh dengan wanita lain.
Sedangkan dirinya tidak pernah menjanjikan cinta kepada setiap wanita yang menjadi teman tidurnya. Jadi ia tidak masuk kategori pria brengsek.
Sebuah suara menyapa pria bersetelan armani yang tengah duduk dimeja sambil menandatangani beberapa dokumen.
" Maaf tuan Ed, saya ingin menyampaikan sesuatu," ucap si pria berkepala plontos yang baru saja masuk.
" Katakanlah John" balas Edward dengan nada dingin tanpa mendongak sedikit pun. Mata hitam pekatnya sibuk memandangi dokumen yang ada di meja nya.
" Perusahaan yang ada di Brazil mengalami kebakaran. Diperkirakan kebakaran tersebut menghanguskan setengah bagian dari perusahaan," jelas John
Edward tidak tampak terkejut sama sekali mendengar berita yang dibawa John pagi ini.
" Apakah ada pihak kepolisian yang turun di sana?" tanya Edward sembari menautkan jemarinya dan menumpukan kedua sikunya di meja.
" Ada tuan," balas John singkat.
" Katakan pada mereka bahwa kita tidak ingin kasus ini diperpanjang,"
" Aku tidak ingin pihak kepolisian ikut campur dalam masalah ini John. Sekarang kau kirim orang-orang kita untuk menemukan pelaku pembakaran ini dan tangkap mereka semua yang terlibat dengan masalah ini,"perintah Edward dengan nada tegas.
" Baik tuan," John mengangguk menerima perintah tersebut.
" Tangkap mereka segera dan bawa ke ruangan bawah tanah. Kuberi waktu hingga sore ini," tukas Edward seketika membuat mata John terbelalak kaget.
" Ba-baik tuan," jawab John gugup. Tugasnya kali ini benar- benar berat. John hanya diberi waktu beberapa jam untuk menemukan pelaku. Tuannya memang Luar biasa!
" Saya permisi tuan," pamit John sambil membungkuk hormat ke arah Edward.
Pintu tebal yang didesain anti peluru itu pun tertutup rapat. Sebenarnya tidak hanya pintu tersebut tapi semua ruangan yang ada disana didesain khusus anti peluru. Bahkan kaca yang menampakkan pemandangan Las Vegas dari atas gedung setinggi lima ratus kaki juga tidak bisa ditembus dengan peluru. Di dalam ruangan tersebut juga terdapat kamar pribadi Edward yang digunakannya untuk beristirahat. Karena banyaknya pekerjaan mengharuskan Edward untuk bermalam di kantornya tersebut.
Edward menghela nafas pelan sembari memijat pelan tengkuknya yang terasa kaku.
Tidak berapa lama interkom yang ada dimejanya berbunyi. Edward segera menekan tombol yang akan menyambungkannya dengan resepsionis di lantai bawah.
" Ada apa Jenny?" tanya Edward dengan sebelah alisnya terangkat.
" Pak, ada seorang wanita ingin bertemu dengan anda," jawab Jenny dengan nada yang sedikit genit. Ia sebenarnya sudah lama memendam rasa dengan bos nya itu. Setiap hari ia selalu tampil maksimal dengan pakaian seksi berusaha memikat bosnya yang dingin dan kejam.
" Siapa namanya?" tanya Edward lagi dengan sudut bibirnya yang sedikit terangkat. Ia tahu Jenny sedang berusaha menggodanya.
" Miss Helena pak," jawab Jenny sambil memandangi penampilan Helena dari ujung kaki hingga ujung rambut. Wanita itu cantik bak model ditambah barang branded yang dipakai nya semakin menambah nilai plus wanita itu. Helena merasa tersaingi lagi.
" Hmm," Edward bergumam sambil mengingat-ingat wanita yang bernama Helena ini.
" Suruh dia ke ruanganku," perintahnya setelah berhasil mengingat wanita tersebut. Ia ingat jika dua hari yang lalu dirinya memberikan kartu namanya pada Helena. Keduanya bertemu di sebuah bar di Las Vegas.
" Baik pak,"
Edward segera mematikan interkom lalu melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda. Sejenak Edward tampak berpikir keningnya mengerut lalu sedetik kemudian tersenyum tipis.
Ah, kebetulan Helena datang hari ini disaat ia butuh seseorang untuk menyenangkannya.
Berita yang dibawa John tadi membuat mood nya rusak dan ia butuh kesenangan hari ini. Helena memang orang yang dibutuhkannya saat ini
Tak lama wajah seorang wanita cantik tertangkap kamera kecil didepan pintu. wanita itu tengah menunggu Edward membukakan pintu untuknya.
Edward tentu saja sudah melihat Helena disana karena kamera tersebut telah tersambung dengan layar kecil yang telah didesain khusus untuk memantau siapa saja yang akan masuk ke ruangannya ini.
Dan layar kecil tersebut ada dalam sebuah frame berbentuk persegi panjang dan diletakkan di atas meja nya.Tanpa menunggu lebih lama Edward segera menekan tombol kecil disamping meja nya dan secara otomatis pintu didepannya terbuka.
Tampak sosok cantik didepan pintu dengan postur tubuh bak model dan wajah yang dipoles tipis sungguh manis sekali. Sejenak membuat Edward terpana menatap wanita yang sudah berjalan anggun ke arahnya. Helena sudah duduk manis dihadapannya sembari menampilkan senyum manisnya.
" Selamat pagi Mr. Scoot, senang bertemu dengan anda," sapa Helena dengan lembut.
" Selamat pagi Helena. Kau tampak cantik hari ini," puji Edward menghilangkan sikap formal diantara mereka berdua.
" Terima kasih Mr.Scoot," ucap Helena dengan formal mata indahnya terus memandangi Edward.
Edward tersenyum tipis mendengar Helena berbicara formal dengannya. Edward juga tak menyangkal jika Helena memang wanita yang sangat cantik.
She is perfect !
" Helena, panggil saja aku Edward," ucap Edward dengan lembut bahkan sangat lembut.
" Baiklah Edward. Jadi... apa rencana kita hari ini?" Helena tersenyum menggoda sembari menatap Edward lapar.
Beruntungnya aku bisa bertemu pria tampan sepertinya yang kaya dan sexy tentunya. Aku tidak akan menyiakan kesempatan emas ini. Edward Frans Scoot aku akan mendapatkanmu.
" Bagaimana jika kita sedikit bersenang-senang disini?" tanya Edward frontal tanpa basa-basi.
Suara Edward yang tiba-tiba membuat rencana yang ada di kepala nya Helena hilang seketika. Wajahnya merona mendengar perkataan Edward. Helena tersipu malu. Ia tahu apa yang Edward maksud kan. Helena bukanlah wanita polos yang tidak tahu keinginan pria dewasa seperti Edward.
" Bukankah ini terlalu pagi untuk bersenag-senang," goda Helena sembari terkekeh.
Edward tersenyum manis menatap intens Helena.
" Aku tidak punya banyak waktu, nona Helena," ucap Edward dingin.
Huh, pria ini tidak bisa diajak bercanda sama sekali !!
" Baiklah, apa kau memiliki kamar pribadi Edward tampan?" tanya Helena sembari memegang kedua tangan Edward.
" Tentu saja Helena sayang," sambung Edward lalu melepaskan satu tangannya untuk menekan tombol lain di meja nya.
Seketika dinding kaca tebal berwarna hitam disamping mereka pun bergeser sontak Helena menolehkan wajahnya. Di sana tampak sebuah ruangan bercat putih gading yang sangat luas. Didalamnya juga terdapat kasur berukuran besar, dua sofa berwarna hitam dan sebuah pintu lagi yang Helena yakini itu kamar mandi.
Helena terpukau dengan segala tekhnologi yang Edward miliki. Mulai dari pintu depan yang terbuka sendiri tanpa perlu repot Edward membukanya dan Edward sudah mengetahui jika dirinya datang. Dan sekarang dinding kaca hitam yang bisa bergeser dengan hanya menekan sebuah tombol.
Benar-benar mengagumkan!!
Edward berdiri dari duduknya sambil membuka jas yang menutupi tubuhnya menyisakan kemeja putih yang membentuk otot-otot tubuhnya.
Ia menghampiri Helena yang hanya terdiam memandangi segala kecanggihan yang ada didalam ruangannya.
" Helena, apa kau ingin aku menggendongmu?" tanya Edward pelan dengan suara yang berubah serak.
Sontak Helena mendongakkan kepalanya menatap Edward yang sudah berdiri menjulang tinggi di depannya. Helena tersenyum lalu menggeleng pelan.
" Tidak perlu Edward, aku bisa berjalan sendiri," Helena bangkit dari duduknya lalu memegang tangan Edward yang sudah terulur ke arahnya.
Edward tersenyum tipis lalu kemudian tangannya menyelinap dibalik punggung Helena dan memeluknya mesra. Mereka lalu berjalan menuju kamar pribadi Edward yang sudah terbuka lebar menanti keduanya datang bermain.
Sebelum Edward menekan tombol disamping dinding untuk menutup ruangan tersebut Helena tiba-tiba menghentikannya dan menatap Edward penuh tanya.
" Apa kamar ini kedap suara?" tanya Helena dengan wajah serius.
" Tentu saja Helena sayang," Edward mencoba meyakinkan Helena bahwa kamarnya itu tidak bisa dilihat dari luar dan pastinya kedap suara.
" Jadi, aku bisa menutup pintunya sekarang?" tanya Edward sedikit menggoda Helena.
Helena mengangguk dan tersenyum manis menatap Edward.
Sedetik kemudian dinding kaca itu pun bergeser perlahan dan mereka berdua telah berada didalam kamar pribadi Edward.
Kalian tentu tahu apa yang selanjutnya terjadi....
Babang Edward lewat 😊
Gimana pada meleleh gak liat tatapan babang Edward??? 😄
Neng Helena juga mau lewat 😊
Bersambung di episode selanjutnya....
Terima kasih sudah membaca😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Shary Yanti
Mas e ganteng 😍😍
2021-07-04
1
Lp.Ww
waw keren visualnya
2021-03-03
0