Setelah Mauren mandi, dia menggunakan handuk melewati Leo yang tertidur pulas. Dengan langkah begitu pelan, sesekali terdengar ringisan nya. Dia memasuki wardrobe mencari pakaian Leo yang memudahkan dia menutupi seluruh badan nya dari ujung kepala hingga kaki nya.
Dia pun memilih menggunakan hody dan celana treining, jangan lupa kaus kaki Leo pun di pakai nya bahkan dia menggunakan nya dengan warna berbeda merah dan kuning.
Hanya ini yang bisa di pakai nya. Walau kebesaran penting menutupi semua aurat nya.
Memang orang melihat pasti di kata kan lancang, toh dari pada dia gak mempunyai baju, aurat nya terlihat lebih baik dia cari aman agar tidak mengundang syahwat nya lelaki yang terbaring di atas kasur itu lagi.
Dia pun mengambil selimut dan berbaring di atas sofa.
Membayangkan bagaimana kehidupan nya yang akan datang, bagaimana dia menikah dengan lelaki pilihan nya pada saat papa nya menunjukkan foto nya. Dia bergumam sesekali.
Papa maafkan aku.
Dengan perlahan dia pun memasuki alam mimpi nya dengan menutupi seluruh badan nya dengan selimut.
Keesokan pagi nya, terdengar leguhan Leo. Dia seperti mencari sesuatu di samping nya, merasa tidak ada apapun. Dengan sekejab mata terbuka lebar, dia panik. Dan dia langsung terduduk mata nya langsung terfokus melihat wanita yang semalam di bawah nya.
Dia pun mengambil celana nya, dan tersadar melihat kasur nya terdapat bercak darah yang mengering.
Senyum kecil pun langsung terlihat di wajah nya yang dingin. Dia berjalan mendekati sofa yang di tempati seorang wanita yang tengah tertidur pulas tanpa memikirkan yang di sekitar nya.
"Maafkan aku." Leo mencium kening Mauren dengan penuh sesal nya.
"Hanya ini yang bisa aku lakukan agar kamu bisa bersama dengan diri ku." Lanjut nya sambil berlalu ke dalam kamar mandi.
Anggap lah Leo begitu egois, dengan mendeklarasikan kepemilikan nya terhadap Mauren. Tapi dia juga yang menumbuhkan luka batin di hati Mauren dengan paksaan nya dia merenggut kesucian Mauren.
Padahal Mauren menjaga nya hanya untuk suami nya kelak. Tapi lihat lah bagaimana dia bisa menghadapi kemurkaan pencipta Nya, kemarahan orang tua nya, dan membuat malu keluarga nya. Serta malah membuat keluarga calon nya seperti di tampar dengan memilih nya dan seenak nya di buang begitu saja. Seperti sampah.
Setelah selesai mandi, dia bersiap mau ke kantor karena ada rapat jam 9 nanti dan turun ke bawah karena cacing di perut nya sudah berbunyi.
Sampai di bawah dia bertemu dengan Alfa yang sedang melahap makanan nya.
"Lu apaain dia Leo?" tanya Alfa. Leo yang mendengar hanya terdiam tanpa memperdulikan raut Alfa yang kesal di buat nya.
Aku di kacangin.
Hey, kacang mahal. Leo pun menyuap makanan nya. Alfa yang di hiraukan nya pun melanjutkan makan dengan sengaja membunyikan sendok dan garpu nya.
"Siapin pakaian sama cadar nya, jangan lupa kaus kaki nya juga." perintah Leo sambil meneguk air minum nya.
"Sudah gue siapin, nanti pelayan yang nganterin pakaian nya." Alfa menjawab seperlu nya saja.
"Serahin sama gue aja, ponsel gue ketinggalan. Lu tunggu aja di mobil." sahut Leo sambil berlalu mengambil paper bag biru berisi pakaian Mauren yang sudah di siapkan Alfa di samping nya duduk. Alfa hanya mengangguk tanpa menjawab.
Dia masuk ke dalam kamar nya, Mauren masih tidur pulas seperti bayi, begitu menggemaskan.
Leo meletakkan paper bag itu dan mengambil ponsel nya yang berada di atas nakas. Dia mendekati Mauren sambil mengelus pucuk kepala Mauren.
Dia pun berjalan ke arah meja yang berada di dekat jendela kamar nya, mengambil kertas dan menuliskan pesan.
**Jangan lupa makan, pakaian mu sudah aku siapkan di paper bag biru itu. Dan juga kalau kamu mau pulang mobil mu sudah ada di depan halaman Mansion, kunci nya ada di atas meja dekat sofa ruang tamu.
Maafkan Aku Mauren**.
Di letakkan nya kertas itu di samping paper bag itu. Dia pun berlalu keluar meninggalkan Mauren yang masih terlelap.
Setengah jam kemudian Mauren baru terbangun dengan tubuh yang begitu sakit di rasakan nya.
"Astagfirullah, jam berapa ini. Ya Allah aku melewatkan sholat subuh." Mauren berucap sambil mengucap wajah nya. Dia pun berdiri sambil memperhatikan kamar yang saat ini di tempati nya dari kemarin.
Tak heran jika jiwa manusia tabiatnya cenderung kepada harta. Sifat tertarik kepada harta sejatinya alami. Sesuatu yang lumrah. Hati kita memang dasarnya mencintai harta.
Ketertarikan orang terhadap harta akan memunculkan beberapa sikap. Tak perlu heran jika orang-orang akan mendekat kepada mereka yang memiliki harta melimpah.
Sementara dapat di saksikan mereka yang tak punya sepeser harta akan cenderung dijauhi orang-orang.
Mereka mungkin menangis saat kehilangan harta. Sebaliknya, mereka akan melonjak riang begitu memperoleh harta.
Sejatinya mereka harus menelisik kegembiraan kala mendapat harta. Mereka juga harus memeriksa kesedihan saat berpisah dengan harta.
Mereka seharusnya bertanya apakah kegembiraan kala mendapatkan harta disebabkan hanya pada jumlahnya yang bertambah? Atau mereka gembira karena mereka memperoleh harta tersebut dengan jalan yang benar?
Apakah harta tersebut adalah harta halal? atau justru berasal dari harta yang haram? jika mereka menyadari mereka memperoleh tambahan harta dari jalan yang tidak benar lalu mereka masih tetap bergembira, mereka harus bertanya mereka bergembira untuk apa?
Justru harus sedih sebab bertambahnya harta akibat diperoleh dari jalan yang Allah murkai.
Begitu pula saat kehilangan harta. Jika berkurangnya harta karena kewajiban-kewajiban seperti zakat atau melunasi utang, seharusnya kita bersyukur.
Jika berkurangnya harta bersebab amaliyah sunah seperti infak, wakaf, menolong sesama Muslim maka justru kita harus bahagia. Sejatinya yang habis dibelanjakan di jalan Allah tak benar-benar habis.
Justru harta tersebut masih utuh dan abadi. Sebabnya, harta yang dibelanjakan di jalan Allah akan menjadi saksi perbuatan amal di akhirat kelak.
Sementara harta yang mereka tahan sejatinya itulah yang habis. Karena tidak akan menjadi pemberat amal saat pengadilan Allah digelar di Hari Akhir.
Ketika Rasulullah SAW bertanya kepada Aisyah tentang seekor kambing yang disembelih, apakah ada yang tersisa darinya, Aisyah menjawab, "Tidak ada yang tersisa kecuali bagian bahunya."
Nabi Saw bersabda, "Tersisa seluruhnya kecuali bagian bahunya." (HR. Muslim)
Maknanya yang disedekahkan justru adalah yang masih utuh. Sementara yang masih tersisa di rumah itu yang bakal dihabiskan dan tak bersisa lagi.
Mereks harus mengerti apa sebenarnya hakikat harta. Harta ialah sarana. Jika mencintainya, maka gunakan ia sebagai sarana kebaikan.
Harta di tangan orang baik maka peruntukannya akan mendatangkan manfaat yang amat besar.
Saad bin Abi Waqash pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah mencintai seorang hamba yang bertakwa, kaya dan menyibukkan diri dengan beribadah kepada Allah SWT. " (HR Muslim)
Menjadi kaya tak ada larangan. Namun menggunakan kekayaan dalam kebaikan adalah sebuah tuntunan. Semakin kaya semakin besar kewajiban mengeluarkan zakat. Artinya semakin banyak orang yang bisa terbantu dari kekayaannya.
__________________________________________
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
etihajar
bisa bisa nya abis d lecehkan tifurbpules trs mndi santai trs GX kabur heran dm alur cerita nya
2023-06-13
0
Neulis Saja
Thor, kenapa tdk memberikan sikap terhadap Mauren dgn kehilangan virginnya tapi yg dibahas malah masalah harta yg seharusnya dijalurkan dgn syariat Islam
2022-09-23
0
🌷𝙈𝙗𝙖 𝙔𝙪𝙡 ☪
Maaf ya author, biasakan kalo menulis nama Allah dan Rasul Nya jangan disingkat.
tulislah Allah Subhanallahu wata'ala.
Rasullah Sholallahu 'alaihi wasalan.
jangan pelit ya thor
maaf. terima kasih
2021-06-22
1