Cadar Yang Ternodai
Wanita itu hanya menggelengkan kepala tanda dia tidak menyetujuinya, tapi karena lelaki itu orangnya tidak mau menerima penolakan dengan langkah cepat dia menarik cadar wanita yang di depannya.
"Astagfirullah." wanita itu terkejut karena cadarnya dibuka secara paksa. Dia bahkan refleks menundukkan kepala nya. Dan terbuka lah cadarnya yang selama ini dipertahankannya.
Lelaki itu pun memegang dagu wanita cantik di depan nya agar mendongak ke arahnya. Dengan cahaya remang-remang.
Dia meneguk Saliva nya, tanpa pikir panjang ia mengecup bibir kecil itu. Wanita itu segera memberontak ia merasa dilecehkan oleh seseorang yang bukan suami nya, dengan beraninya ia membuka cadarnya bahkan dengan lancangnya mengecup bibirnya. Sungguh biadab.
"Kamu siapa?" teriak Wanita itu.
"Jangan sentuh aku, aku mohon. Menjauh lah dari ku.." pinta wanita sambil menangis lelaki itu bahkan sekarang sudah menangkap kedua tangan yang memukul dadanya berulang kali.
"Ahh..." tanpa sengaja suara wanita itu keluar malah membangkitkan jiwa lelakinya.
Kedua tangan wanita itu ia ikat tiang samping ranjang, hanya kaki yang terbebas sesekali ia menendang seprei hingga lepas dari kasurnya. Ia memberontak bergerak kesana-kemari. Wanita itu menangis meraung meminta tolong agar menyuruh lelaki itu melepaskannya.
"Hiks... Aku kotor, hiks ampuni hamba Ya Allah.."
.
.
.
Kisah Cadar Yang Ternodai di mulai, ambil hikmah nya buang yang buruknya. Semoga bermanfaat. Salam sayang dari author betty^^.
.
.
.
.
.
.
.
Terlihat seorang wanita berjalan sambil bersalawat memegang buku, baju gamis serta cadar warna pink senada yang melambai tertiup angin. Ia Mauren Putri Khadijah berusia 21 tahun mahasiswa jurusan bisnis salah satu Universitas di Indonesia.
Ia anak seorang anak pengusaha yang disegani di Indonesia, walau ia anak orang kaya tetapi ia tidak bergantung pada kedua orang tuanya. Ia mempunyai bisnis sendiri tanpa sepengetahuan orang tuanya.
Restoran Delisha salah satu restoran yang terkenal di Indonesia dengan berbagai jenis makanan dari berbagai daerah seperti soto banjar, ayam taliwang, ayam betutu, nasi gudeg, pempek, mie aceh, gulai belacan dan masih banyak lagi.
Dengan dekorasi yang sedemikian rupa, ruang khusus wanita dan lelaki yang bukan makhrom nya dibuat terpisah. Untuk yang membawa pasangan hanya untuk yang sudah menikah dengan menunjukkan kartu identitas pada pegawai restoran.
Walau aturan seperti itu tidak mengurangi pendapatan bahkan malah semakin naik omzetnya. Dengan keunikan yang tersendiri mampu menarik minat para masyarakat dengan fasilitas yang juga mendukung.
Mempunyai anak yang sholehah, mandiri, tutur kata yang lemah lembut membuat kedua orang tuanya sangat bersyukur. Banyak para anak kiyai dan para kolega orang tuanya meminang Mauren.
Tapi, selalu di tolak Mauren, bagi Mauren jodoh sudah ada yang mengaturnya. Ia hanya menjalani apa yang dimilikinya saat ini walau bagaimana pun hati kecil nya berkeinginan membina rumah tangga, mengurus suami serta anak.
"Mauren." sapa salah satu mahasiswa melambaikan tangan. Ya hanya Mauren yang menggunakan cadar di kampusnya.
Karena Mauren yang terkenal akan tindakan yang tegas bila ada ketidakadilan terhadap para kaum hawa. Bahkan ia membela kaum sesama wanita bila sudah menyangkut hal-hal yang tidak bermoral.
"Assalamu'alaikum." salam dari Mauren sambil menyipitkan matanya, tandanya ia tersenyum dibalik cadarnya.
"Wa'alaikumussalam." mahasiswa itu samping menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.
"Mauren, bagaimana apakah kamu ikut dalam tour yang di adakan kampus?" tanya mahasiswa itu dengan antusias.
"Insya Allah, aku bisa Ta." jawab Mauren masih dengan tersenyum.
"Yes, kamu memang terbaik Ren." Mita kesenangan sampai memeluk Mauren karena Mita hanya seorang gadis yang beruntung bisa masuk Universitas itu dari beasiswanya. Bertubuh gembul dengan kacamata bertengger di hidungnya rambut yang di kepang dua.
Menunjukan gadis kutu buku bahkan dia selalu di bully oleh yang lain, tidak ada yang mau berteman dengannya.
Hanya Mauren yang menerima dia apa adanya, bagi Maureen Mita salah satu temannya yang berharga. Dia bahkan tak jarang membantu Mita kalau lagi kesusahan dalam keuangan.
Mauren bahkan memperkerjakan dia sebagai salah satu karyawannya direstoran yang di kelolanya.
Masyarakat di luar sana tidak tau bahwa Mauren lah pemilik restoran Delisha itu, mereka hanya tau pemilik itu seorang wanita muslim.
"Ke kelas yuk Ren, bel sudah bunyi." Mita pun mengajak Mauren ke kelas yang langsung mendapat anggukan Mauren.
Selesai mata kuliah hari ini Mauren pun pulang berniat meminta izin kepada kedua orang tuanya mengenai tour wisata dari kampus.
Mauren yang saat ini berkendara menggunakan kendaraan maticnya padahal ia mempunyai mobil pemberian orang tuanya tapi Mauren hanya sesekali menggunakan mobil itu terlalu mencolok ia tidak ingin menjadi pusat perhatian. Mauren terlalu risih kalau orang lain memperhatikannya.
Maka dari itu ia memakai kendaraannya sambil menyenandungkan shalawat, sesekali Mauren bicara entah apa yang diucapkannya.
Mauren berhenti disalah satu mesjid karena sebentar lagi memasuki waktu sholat ashar.
Ia mengambil wudhu setelah itu melanjutkan sholat dan mengaji.
Mauren tidak pernah meninggalkan kedua itu, bagi Mauren itu sudah rutinitasnya setiap hari agar menjadi penyejuk dan pedoman dalam hidupnya.
Hanya kepada Allah kita berserah diri, dan kepada-Nya lah kita kembali. Semoga Allah melindungi kita dari bahaya di sekitar.
Mauren pun melanjutkan perjalanannya menuju ke rumah.
Pada saat persimpangan Mauren melihat kerumunan orang Mauren pun memberhentikan kendaraannya.
Ia turun dan mendekat, ia melihat seorang lelaki yang tergeletak tak sadarkan diri didekat halte bis dengan pelipis yang berdarah.
Padahal hari masih sore tapi tak ada satu pun dari mereka yang menolongnya.
Mereka hanya mengambil gambar lewat ponselnya. Sesekali terdengar suara kamera, miris memang. Masyarakat sekarang hatinya tidak tergerak menolong orang yang saat ini melawan kematian. Yang mereka pikirkan hanya update status agar viral.
Mereka tak sadar korban yang saat ini membutuhkan pertolongan. Ayolah mengapa orang sekarang malah mementingkan media sosialnya.
Tanpa pikir panjang Mauren pun menerobos kerumunan itu.
Ia mengambil ponselnya dan menelpon supir pribadinya.
"Halo Assalamu'alaikum Pak Diman, tolong Bapak ke persimpangan jalan menuju rumah kita. Segera pak. Urgent." Mauren pun langsung memerintahkan agar supirnya segera ke tempat yang diberitahukannya.
"Wa'alaikumussalam, baik Non sebentar lagi Bapak otw." sahut yang di panggilan itu. Mauren pun mematikan ponselnya.
Mauren tidak berani mendekat ke arah lelaki itu karena ia bukan makhrom nya. Hampir sekitar 5 menit baru pak Diman sampai menggunakan mobil fortuner keluaran terbaru.
Pak Diman pun keluar dan menuju Mauren, Mauren pun memerintahkan membawa lelaki itu ke rumah sakit.
Tanpa Mauren sadari salah satu kerumunan itu pun memotret dirinya pada saat ia mendekat ke arah lelaki itu sampai ia menaiki mobilnya.
Entah apa yang terjadi yang pasti hanya Author yang tau.
Beberapa orang lelaki pun membantu pak Diman mengangkat lelaki tersebut. Diletakkannya lelaki itu di kursi belakang kemudi.
"Pak tolong ya, Bapak di belakang. Biar Mauren yang nyetir." ucap Mauren sambil berjalan ke samping kemudi.
"Baik Non." sahut pak Diman yang sudah duduk memangku kepala lelaki itu.
Mauren pun mengendarai mobilnya menuju rumah sakit, kendaraan yang di tinggalkannya pun sudah dibawa oleh orang suruhan papanya.
Setelah hampir 15 menit baru mobil sampai di loby rumah sakit. Para suster pun membawa brangkar itu menuju keruang UGD.
Mauren dan pak Diman pun menunggu di kursi. Di lihatnya waktu sudah memasuki sholat magrib.
"Pak Diman, aku ke mushola dulu ya." Mauren pun segera berdiri.
"Baik Non." sahut pak Diman.
Ditinggalkannya pak Diman seorang diri, terlihat dari kejauhan seorang lelaki berlari ke arah pak Diman. Usia nya tidak jauh dari lelaki yang sedang di tangani dokter saat ini.
"Maaf, apakah Bapak yang membawa Tuan saya kemari?" tanya nya dengan napas yang tersengal.
"Bukan, saya hanya supir saja. Nona saya yang meminta saya membantu dia membawa ke rumah sakit." jawab pak Diman dengan sopan.
"Syukur lah, terimakasih pak." lelaki itu pun berterimakasih dan mengucap syukur.
"Sama-sama pak."
Pak Diman merasakan ponsel nya berdering, segera diraihnya terlihat Nona nya yang menelpon.
"Sebentar ya pak, saya mengangkat telpon dulu," izin pak Diman. Lelaki itu merespon dengan anggukan kepala.
"Halo Assalamu'alaikum Non Mauren." pak Diman pun mengangkat panggilan itu. Sayup-sayup lelaki itu mendengar suara seorang wanita yang begitu lembut.
"Baik Non, wa'alaikumussalam." pak Diman pun menutup telponnya.
"Maaf pak, saya izin pulang ya. Soalnya Nona saya sudah menunggu dilobi karena Tuan dan Nyonya besar sudah dirumah mencari dia." ucap pak Diman.
"Baik lah, untuk itu terimakasih sekali lagi pak. Sampaikan pada Nona Bapak kalau saya ucapkan terimakasih banyak. Mungkin kalau dia tidak menolong, entah apa yang akan terjadi." Sekali lagi lelaki itu mengucapkan terimakasih sama pak Diman. Pak Diman pun mengucap salam dan berlalu meninggalkan lelaki itu seorang diri. Entah apa yang dipikirkannya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Neulis Saja
Thor, sayang kalau hrs diperkosa apa gak ada yg nolong
2022-09-23
0
chaaa
lanjut thor
2022-05-03
0
Arsy-Khalid
Mampir..
salam dari "Lihat Aku, dan Buka Hatimu"
#Mari sling dukung kaka
2021-11-29
0