Satu Fakta Yang Menyakitkan Lagi

Tita dan Putranya menatap Aina yang berdiri di depan pintu rumah mereka. Gadis itu kelihatan kacau dengan rambut yang berantakan dan wajah yang sembab.

"Nak, kamu kenapa?" Tita langsung berdiri dan memegang Aina. Gadis itu tanpa segan memeluk Tita. Tangisnya pecah.

"Ayo kita duduk!" ajak Tita sambil menuntun Aina ke kursi tamu yang ada.

Emir mengambil segelas air putih dari dapur dan membawanya ke hadapan Aina. "Minumlah."

Aina menerima gelas itu dan langsung menghabiskan isinya. Emir juga mengambil kotak tissue dan meletakannya di atas meja, berhadapan dengan kursi yang Aina duduki. Gadis itu mengambil 2 lembar tissue dan membersihkan wajahnya.

"Maaf aku telah datang ke sini." Aina berdiri. Ia bermaksud akan pergi namun Emir menahan tangannya.

"Jangan pergi kalau hatimu belum tenang. Nanti kamu mengalami kecelakaan."

Air mata Aina kembali mengalir. "Bagaimana hatiku bisa tenang? Semua orang yang aku sayangi, semua orang yang aku percayai, ternyata membohongi aku. Aku tak tahu harus mengadu pada siapa. Aku tak tahu harus mempercayai siapa lagi? Hidupku seperti berada di ujung tanduk. Biar saja aku celaka. Bukankah lebih baik aku mati saja dari pada menerima semua kenyataan pahit ini?"

"Istigfar, Aina. Jangan bicara seperti itu. Ayo kita duduk dan bicara. Kamu butuh seseorang untuk mengeluarkan semua kegalauan hatimu. Jangan membicarakan tentang kematian. Itu gak baik. Emir menarik tangan Aina menuju ke halaman rumahnya. Di sana ada pohon mangga yang rindang dan ada tempat duduk dari bambu yang dibangun di bawahnya.

Aina menurut tanpa ada perlawanan. Ia membiarkan tangannya digenggam oleh Emir sampai akhirnya keduanya duduk di bawah pohon itu.

 Emir membiarkan Aina diam. Ia tak menganggu saat gadis itu kembali menitikkan air mata. Tiupan angin di pagi ini membuat Aina sedikit merasa tenang. Perlahan tangisnya redah dan Aina memutuskan untuk mengeluarkan semua kegundahan hatinya.

"Aku sudah bertunangan. Aku pikir kalau aku adalah gadis yang paling bahagia. Aku akan menjadi satu-satunya dalam hidup Fatar. Makanya saat Fatar mengalami kecelakaan dan meninggal, aku pikir inilah titik terendah dalam hidupku. Namun kebenaran yang aku dapatkan sesudah kematiannya, justru sangat menghancurkan hidupku." Lalu mengalir lah cerita dari mulut Aina. Mulai dari kecelakaan sampai pada keberadaan Wilma yang adalah istri Fatar.

"Aku benci karena Fatar sudah tak ada dan aku tak bisa meminta pertanggungjawabannya. Aku ingin mendengar langsung penjelasan dari mulutnya. Aku ingin menatap matanya dan bertanya mengapa ia harus membohongi aku?"

"Kamu sudah pernah bertanya pada teman-temannya yang ikut bersamanya ke Manado? Bukankah menurut ceritanya mereka menjebak dia?" tanya Emir.

Aina menggeleng. "Aku tak terlalu memikirkan mereka karena saat ini pikiranku sedang buntu."

"Cobalah untuk bertanya pada mereka. Agar kamu tahu kalau memang Fatar tak bersalah atau tidak. Seseorang bisa saja melakukan suatu kesalahan yang tak disengaja. Kamu nggak boleh membenci lelaki yang mungkin benar-benat sangat menyayangimu."

"Bagaimana mungkin dia menyayangiku kalau kenyataannya dia membohongi aku? Ia sama sekali tak menceritakan tentang perempuan yang sedang mengandung anaknya. Apakah dia mau menipu aku?"

Emir menatap Aina yang juga sedang menatapnya. "Seorang lelaki bisa melakukan apa saja untuk mempertahankan wanita yang dicintainya. Fatar berbohong karena ia takut seandainya kamu tahu tentang Wilma, bisa saja hubungan kalian berakhir. Cinta kadang membuat orang menjadi bodoh dan lemah."

"Aku tidak tahu, kak. Aku sungguh tidak tahu harus bagaimana."

Emir menepuk pundak Aina lembut. "Kuatkan hatimu. Hanya itu yang bisa kamu lakukan sekarang. Carilah kebenaran agar hatimu merasa tenang. Fatar memang sudah tak ada untuk kau mintai keterangan setidaknya jangan membuat beban pikiranmu menjadi berat untuk masalah yang tak kau tahu sebelumnya."

Aina menatap Emir. "Kak, ayo kita menikah!"

Emir tersenyum. "Menikah? Untuk apa? Memangnya kamu sudah siap berkomitmen dengan aku yang bukan siapa-siapa? Aku hanya seorang satpam, ibuku hanya pembuat kue. Sedangkan kamu sejak lahir sudah menikmati fasilitas mewah karena orang tuamu kaya. Kamu terbiasa dengan teman-teman mu yang kaya bahkan kamu mendapatkan lelaki yang kamu cintai dari keluarga yang kaya juga. Jarak kita bagaikan bumi dan langit, Aina."

"Mereka menyakiti aku. Aku ingin pergi jauh dari mereka semua."

"Lalu dengan cara harus menikah dengan orang lain?" Emir mengusap kepala Aina. "Sedih boleh. Tapi jangan jadi bodoh. Aku tak pantas untukmu."

"Memangnya aku kurang menarik di mata kakak? Aku tahu kakak tampan, punya badan atletis, pasti banyak wanita yang menyukai kakak."

Fatar terkekeh. "Kamu cantik, Aina. Aku pasti sangat beruntung jika menikah denganmu. Tapi, aku tak ingin kamu menderita saat menikah denganku."

Aina nampak tertunduk lesu.

"Kita makan es cream yuk!"Ajak Emir.

"Es cream?" Aina kaget. Mengapa Emir tahu kalau saat gundah Aina suka makan sesuatu yang manis dan dingin?

"Aku dulu punya pacar. Kalau dia lagi bete, suka minta dibelikan es cream. Aku pikir kalau semua cewek sama."

Aina mengangguk. "Tapi aku nggak bawa uang."

"Aku yang traktir. Ayo!" Emir melangkah lebih dulu. Walaupun Aina masih badmood, ia mengikuti langkah Emir.

Dari dalam rumah, Tita memperhatikan Emir dan Aina yang pergi dengan motor Emir. Perempuan itu hanya bisa tersenyum walaupun ada sedikit beban yang nampak dari wajahnya.

**********

Dokter David, yang adalah sahabat dekat Fatar terkejut melihat Aina yang datang menemuinya di rumah sakit. Ia langsung meminta asistennya untuk tak menerima pasien lain.

"Maaf, aku mengganggumu." ujar Aina saat ia duduk berhadapan dengan David di ruangan praktek lelaki itu.

"Kamu selalu menjadi sahabatku walaupun Fatar sudah pergi."

"Terima kasih."

"Kamu sakit?" tanya David penuh perhatian.

"Nggak."

"Kamu terlihat sangat kurus, Aina."

"Ya. Berat badanku turun sebanyak 5 kilo gram. Eh, David, bolehkah aku bertanya sesuatu?"

"Boleh."

"Aku harap kamu menjawabnya dengan jujur. Apa yang terjadi di Manado saat kalian magang di sana?"

Wajah David yang tadi terlihat santai, langsung berubah menjadi tegang. "Aina, aku tak ingin membuatmu semakin sedih."

"Kamu tahu kan kalau Fatar sudah menikah dengan Wilma?"

David mengangguk. "Aku hadir di sana sebagai saksi."

"Fatar menikah dengan Wilma karena kalian menjebaknya kan? Sahabat macam apa kalian?"

David mengerutkan dahinya. "Menjebaknya? Kata siapa? Aina, sebaiknya kamu nggak perlu tahu cerita yang sebenarnya. Lagi pula Fatar dan Wilma sudah mati. Teruskan hidupmu tanpa ada bayang-bayang mereka lagi."

"Aku harus tahu kebenaranya, David. Please.....!"

"Aina, Wilma adalah perawat di rumah sakit tempat kami melaksanakan magang. Dia perawat yang paling cantik di sana. Wilma keturunan Manado-Korea-Turki. Ia sangat lembut dan menjadi idola di rumah sakit itu. Kami lalu main taruhan. Siapa diantara kami berempat yang akan disukai oleh Wilma."

"Fatar juga ikut taruhan?"

"Ya. Yang menang taruhan akan mendapatkan uang masing-masing dari kami sebesar 25 juta rupiah. Kami memulai pendekatan pada Wilma dan ternyata perempuan itu hanya suka pada Fatar. Lalu saat libur, kami pergi ke pulau Bunaken. Awalnya aku sekamar dengan Fatar. Namun malam itu Fatar tak kembali ke kamar. Besok paginya, aku melihatnya bersama Wilma. Perempuan itu nampak menangis. Entah apa yang mereka bicarakan, aku juga tak mendengarnya. Malam berikutnya, Fatar juga tak tidur di kamar. Ternyata dia sekamar dengan Wilma. Dan sebulan setelah kami kembali ke Jakarta, Wilma mengirim kabar kalau dia hamil."

Tangan Aina terkepal. Keyakinannya bahwa Fatar lelaki baik, luntur sudah. Keyakinannya bahwa Fatar hanya mencintainya, hancur bagaikan debu yang langsung ditiup angin sehingga hilang tanpa bekas.

"Aina, maaf kalau ceritaku ini melukai hatimu. Hanya saja, kamu sendiri yang memaksa aku untuk menceritakan kebenaran ini." David nampak menyesal.

Aina tersenyum walaupun hatinya sangat sakit. "Terima kasih mau jujur padaku, David." Aina pun meninggalkan ruangan praktek David. Hatinya bertambah hancur. Ia bahkan hampir jatuh karena tubuhnya tiba-tiba merasa lemah.

Aina naik taxi menuju ke makam Fatar. Ia tiba di sana saat hari sudah menjelang malam.

Aina menatap makam Fatar dan juga Wilma secara bergantian.

"Terima kasih karena meninggalkan luka yang mungkin tak akan pernah sembuh dalam hatiku. Kamu yang mengajari aku apa itu cinta namun kenyataannya kamu juga yang mengajarkan aku bahwa jangan percaya dengan cinta." Aina menghapus air matanya. "Aku tidak akan pernah datang ke sini lagi. Karena kamu pergi tak sendiri. Kamu pergi bersama istri dan anakmu. Aku menyesal pernah mencintai kamu, Fatar!" Aina pun melangkah pergi. Saat melewati sungai yang ada di depan makam itu, Aina membuka cincin pertunangan di tangannya. Ia melemparkannya ke arah sungai yang mengalir deras. Setelah itu Aina menelepon taxi dan mengantarkannya ke rumah Emir.

Kebetulan Emir baru pulang dari kerja.

"Aina?" Emir kaget melihat Aina yang berdiri di depan pintu rumahnya.

"Kak Emir, di mana ibumu?"

"Ibu belum pulang. Mungkin kuenya belum habis."

"Mengapa ibu kak Emir ingin agar Kakak cepat menikah?"

"Ibu sakit. Makanya ibu ingin aku menikah sebelum kematiannya."

"Kalau begitu, mari kita jemput ibu Tita dan ikut aku ke rumah. Ayo lamar diriku. Aku mau menjadi istri kakak. Aku siap hidup sederhana."

"Tapi Aina...."

"Kak, tolong aku untuk bisa melupakan semua rasa sakit ini. Aku ingin jauh dari semua yang sudah membohongiku."

"Aina.....!" Emir menggeleng.

"Aku mohon kepadamu, kak." Aina mengatupkan kedua tangannya di depan dadanya. Wajahnya penuh permohonan dan itu membuat Emir bingung.

***********

Akankah Emir melamar Aina?

Terpopuler

Comments

rinny santoso

rinny santoso

mami aq baru baca novel terbaru mami... maraton sampai di akhir bab ini.... nyesek... dr awal udah bikin mewek.... akankah emir bisa membahagiakan Aina... ataukah ada rahasia lain yg mami belum bagi....

sudah di tgl 3 Desember... mami sudah persiapan bikin kue kah

2024-12-04

2

Putri Chaniago

Putri Chaniago

g nyangka kedua org tua Aina jg BODOH mau aja ngikutin keinginan Fatar padahal dah tau Fatar udah beristri. malu g seberapa g jd nikah daripada anak dimadu / poligami kan BODOH org tua Aina jd org

2024-12-04

1

Neng Ati

Neng Ati

kasian Aina,semoga kamu mendapat lelaki yg lebih segalanya dari fatar,jadi mau tau siapakah sebenarnya Emir?apa benar ia cuma seorang satpam dan anak Bu tita?

2024-12-04

2

lihat semua
Episodes
1 Berharap Ini Hanya Mimpi
2 Fatar Lelaki Baik
3 Kenyataan Yang Menyakitkan
4 Semakin Tersakiti
5 Satu Fakta Yang Menyakitkan Lagi
6 Menikah Atau Tidak Sama Sekali
7 Kita adalah Suami dan Istri
8 Pengantin Baru
9 Mertuaku Sayang
10 Pesona Seorang Aina
11 Fakta Yang Lain
12 Hilang Rasa
13 Semua Milik Istri
14 Jangan Cemburu
15 Sesuatu Yang Aira Pendam
16 Tetap Anak Mama
17 Bos Terre
18 Kamu Segalanya
19 Berjaga di rumah sakit.
20 Merindukan Emir
21 Restu Tak Kunjung Datang
22 Sesuatu Tentang Aira
23 Sesuatu Yang Aneh
24 Surprise
25 Tak Mungkin
26 Tak Bisa Pergi
27 Proses Yang Tak Mudah
28 Terre, Hamid, Fabian
29 Fatar Chavan
30 Malam Kecelakaan
31 Antara Benci dan Cinta
32 Rumah Untuk Aina
33 Paman Bara
34 Aina yang Berbeda
35 Belum Hari ini
36 Sakit?
37 Perhatian Khusus
38 Menikmati Waktu Berdua
39 Di Buat Menjadi Gila
40 Segila Apa?
41 Punya Madu?
42 Ingin Bersamamu
43 Lebih Condong Padamu
44 Pilihan Yang Sulit
45 Tersiksa
46 Melanggar Komitmen.
47 Talak
48 Kontak Batin
49 Akhirnya Sah
50 Rahasia Aira
51 Serangan Terre
52 Bingung
53 Kebaikan hati Arya
54 Buah Hati Kita
55 Perjuangan Hidup
56 Akhirnya, Aku milikmu
57 Misteri Kehidupan
58 Surat Wasiat
59 Akhir Dari Semua Drama (part 1)
60 Akhir Dari Semua Drama (part 2)
61 Kabut Itu Masih Ada
62 Rahasia Ibu Tita
63 Rahasia Ibu Tita (part 2)
64 Sesuatu Yang Arya Sembunyikan
65 Ada Hubungan Apa?
66 Penjelasan
67 Tak Sengaja
68 Hilang
69 Apakah Fatar Yang Terbaik?
70 Lolos Dari Maut
71 Aku Pergi
72 Aku Juga Punya Pilihan
73 Biarkan Aku Memilih
74 Menata Hati
75 Hatiku dan Hatimu
76 Bahagianya Kita
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Berharap Ini Hanya Mimpi
2
Fatar Lelaki Baik
3
Kenyataan Yang Menyakitkan
4
Semakin Tersakiti
5
Satu Fakta Yang Menyakitkan Lagi
6
Menikah Atau Tidak Sama Sekali
7
Kita adalah Suami dan Istri
8
Pengantin Baru
9
Mertuaku Sayang
10
Pesona Seorang Aina
11
Fakta Yang Lain
12
Hilang Rasa
13
Semua Milik Istri
14
Jangan Cemburu
15
Sesuatu Yang Aira Pendam
16
Tetap Anak Mama
17
Bos Terre
18
Kamu Segalanya
19
Berjaga di rumah sakit.
20
Merindukan Emir
21
Restu Tak Kunjung Datang
22
Sesuatu Tentang Aira
23
Sesuatu Yang Aneh
24
Surprise
25
Tak Mungkin
26
Tak Bisa Pergi
27
Proses Yang Tak Mudah
28
Terre, Hamid, Fabian
29
Fatar Chavan
30
Malam Kecelakaan
31
Antara Benci dan Cinta
32
Rumah Untuk Aina
33
Paman Bara
34
Aina yang Berbeda
35
Belum Hari ini
36
Sakit?
37
Perhatian Khusus
38
Menikmati Waktu Berdua
39
Di Buat Menjadi Gila
40
Segila Apa?
41
Punya Madu?
42
Ingin Bersamamu
43
Lebih Condong Padamu
44
Pilihan Yang Sulit
45
Tersiksa
46
Melanggar Komitmen.
47
Talak
48
Kontak Batin
49
Akhirnya Sah
50
Rahasia Aira
51
Serangan Terre
52
Bingung
53
Kebaikan hati Arya
54
Buah Hati Kita
55
Perjuangan Hidup
56
Akhirnya, Aku milikmu
57
Misteri Kehidupan
58
Surat Wasiat
59
Akhir Dari Semua Drama (part 1)
60
Akhir Dari Semua Drama (part 2)
61
Kabut Itu Masih Ada
62
Rahasia Ibu Tita
63
Rahasia Ibu Tita (part 2)
64
Sesuatu Yang Arya Sembunyikan
65
Ada Hubungan Apa?
66
Penjelasan
67
Tak Sengaja
68
Hilang
69
Apakah Fatar Yang Terbaik?
70
Lolos Dari Maut
71
Aku Pergi
72
Aku Juga Punya Pilihan
73
Biarkan Aku Memilih
74
Menata Hati
75
Hatiku dan Hatimu
76
Bahagianya Kita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!