004

Aurora langsung membalik tubuhnya dengan lesu.

"Iya kak aku tepatin kok janji aku." Ucap Tasya pelan

"Gitu dong." Ucap Aurora.

"Maksih ya kak, cucinya yang bersih." Ucap Dodo ikut angkat bicara.

"Iya.." Ucap Tasya seraya tersenyum kecut

Dodo dan Aurora langsung berlalu pergi dari hadapan Tasya, Tasya yang melihat itu hanya menghela nafas kasar.

"Padahal kan uangnya belum aku pake, tapi kalau aku jujur ntar di tanyain lagi aku dapat uang dari mana pake bayar belanjaan kak Aurora." Gumam Tasya.

Tasya langsung melangkah masuk ke dalam kamarnya, ia langsung menaruh jaket parasut milik Aldo di atas kasur dia membawa 1 Bungku pembalut ke arah kamar mandi.

Di dalam kamar mandi Tasya Kembali mengigat kejadian tadi saat bersama Aldo, Tasya tersenyum-senyum sendiri layaknya orang gila sambil mencium-cium bungkus pembalut yang berwarna pink itu.

"Hahaha..., sepertinya aku sudah mulai gila aku malah semakin suka aja sama dia, dulu aku ngak sampe segininya kenapa sekarang malah begini." Ucap Tasya sambil memegang dadanya.

"Tuh kan cuman mikirin dia aja jantung aku udah debar-debar aja, uhh..aku aneh banget." Gumam Tasya

sambil memegang pipinya, ia menatap dirinya di pantulan cermin kamar mandi miliknya.

"Aku udah cantik belum ya? Apa Aldo suka ngak ya sama aku." Gumam Tasya sambil menyentuh-nyentuh wajahnya

"Wajah aku cantik kok, hidung aku mancung, bibir aku seksi, mata aku juga bagus apalagi kulit dan tubuh aku." Ucap Tasya sambil tersenyum sendiri menatap wajahnya di cermin.

"Mudahan aja cinta aku ini ngak bertepuk sebelah tangan." Ucap Tasya.

Lalu Tasya mulia membersihkan tubuhnya di kamar mandi itu.

6 Menit kemudian Tasya sudah selesai dengan ritual mandinya, ia berjalan ke arah kasurnya sambil memegang handuk kecil untuk mengosok rambutnya yang basah.

"Seger banget." Ucap Tasya sambil mendaratkan bokongnya di kasur king size nya itu.

Tok...tok...tok...

Ketukan pintu mulai terdengar di saat Tasya asik mengosok rambutnya.

"Siapa?" Tanya Tasya.

"Ini ayah nak." Ucap Rajendra ayah dari Tasya.

"Masuk aja yah, ngak di kunci kok pintunya." Ucap Tasya berteriak.

Pintu itupun terbuka lebar terlihat lah sosok ayahnya yang tegap berdiri di ambang pintu kamarnya itu, meski ayahnya berumur 50 Tahun tapi siapa sangka wajah serta postur tubuh ayahnya ini layaknya seperti seorang pria muda.

Rajendra mendekat ke arah Tasya dan ikut duduk di samping Tasya.

"Nak, kamu ngak ada niat ngelamar jadi Polwan?" Ucap Rajendra bertanya.

"Yah, Tasya kan udah bilang Tasya ngak mau. Tasya nanti yang akan menentukan sendiri ingin bekerja di mana." Ucap Tasya pelan

"Tapi apa kamu ngak mau mencoba dulu, diantara saudara kamu ayah sudah memilih kamu menjadi penerus ayah. Ayah ingin kamu menjadi anggota." Ucap Rajendra lembut

"Ngak mau yah, kalau ayah suruh aku lagi aku ngak mau makan, aku mau mogok makan." Ucap Tasya kesal

"Tasya kamu ngak usah kaya anak kecil gini dong." Ucap Rajendra

"Anak kecil kaya gimana yah, aku ngak suka di paksa seperti itu percuma ayah memohon aku tetap tidak akan mau." Ucap Tasya sambil bangkit dari duduknya.

"Nak kalau bukan kamu lalu siapa?" Ucap Rajendra tegas

"Kan masih ada Dodo, dia kan anak laki-laki seharusnya dia yang meneruskan perjalanan ayah dia bisa menjadi tentara seperti ayah." Ucap Tasya

"Tapi Dodo masih kecil, perjalanan dia masih panjang." Ucap Rajendra

"Ya.. ayah tungguin dia sampe gede." Ucap Tasya tak mau kalah

"Sudah ayah capek berdebat sama kamu, kamu ngak pernah mau dengerin kata ayah." Ucap Rajendra marah, lalu pergi dari kamar putrinya itu.

Tasya melihat kepergian sang ayah ia kembali mendaratkan bokongnya di atas kasur.

"Ayah yang ngak pernah memahami Tasya kenapa Tasya seringkali mengalah dengan kak Aurora." Gumam Tasya

"Kak Aurora sedari kecil ayah sayang, ayah ngak pernah marahin dia, sedangkan Tasya salah sedikit di marah, di mata ayah Tasya ini apa." Ucap Tasya murung

Tasya melihat ke arah jaket Aldo ia berjalan ke luar dari kamarnya dan masuk ke dalam kamar sang adik untuk mengambil baju kotor adik laki-laki nya itu.

Setelah itu ia kembali masuk ke dalam kamar dan melangkah menuju kamar mandi untuk mencuci baju adiknya dan jaket milik Aldo.

Hampir 1 jam Tasya mencuci akhirnya cucian itu selesai juga, Tasya membawa seember baju bersih dan berjalan ke arah belakang halaman rumahnya.

Tasya mulai menjemur baju-baju bersih itu dengan penuh hati-hati.

"Uh akhirnya selesai." Ucap Tasya sambil mengantung baju basah itu di jemuran

baju-baju itu sudah selesai ia jemur, Tasya Kembali masuk ke dalam rumah sambil membawa ember kosong.

Ia masuk ke kamar mandi menaruh ember kosong itu, lalu ia kembali berjalan ke arah kasur untuk merebahkan tubuhnya itu.

"Uh capek sekali." Ucap Tasya sambil mengelap keringat yang ada di dahinya.

Tasya mengambil remote AC yang ada di atas bantalnya dan mulai menaiki suhu udara di kamarnya itu.

"Ahh...dingin, aku jadi ngantuk lelah banget hari ini." Ucap Tasya sambil memeluk bantal gulingnya.

Tasya kembali senyum-senyum sendiri saat mengigat wajah Aldo.

Drttt..drtt..

Tiba-tiba hp Tasya berbunyi, lamuan Tasya pun langsung buyar seketika.

"Uh siapa sih menganggu saja." Ucap Tasya kesal.

Tasya bangkit dari tidurnya dan berjalan mengambil hpnya yang berada di atas sofa kamarnya itu.

Ia mendarat kan bokongnya di atas kursi sofa, ia melihat layar hpnya yang berisi notifikasi chat Wa dari temannya Yohana.

Isi pesan

Lo dimana? ngumpul yuk di cafe🤗

~Yohana~

Tasya yang membaca pesan itu langsung dengan cepat mengetik balasan singkat untuk temannya itu.

Tidak Hana

~Tasya~

Kenapa?

~Yohana~

Aku masih banyak kerjaan di rumah.

~Tasya~

Hm..., baiklah kalau begitu.

~Yohana~

Tasya hanya melihat pesan dari temannya itu tapi tidak berniat untuk membalas, hari ini ia memang benar-benar ingin dirumah, ingin beristirahat sejenak karena tubuhnya hari ini begitu lelah.

Tiba-tiba terdengar suara teriakan Dodo dari luar kamarnya.

"Kak Tasya keluar, di suruh makan tuh sama ibu." Ucap Dodo berteriak

Tasya yang mendengar itu hanya menghela nafas berat.

"Iya nanti kakak keluar." Ucap Tasya ikut berteriak.

"Oke aku duluan..." Ucap Dodo

Tasya langsung bangkit dari duduknya dan berjalan keluar dari kamarnya menuju ruang makan, ia lupa bahwa ia belum sarapan dari tadi.

Dilihatnya Ayah, kakak, ibu serta adiknya yang sudah duduk di kursi mereka masing-masing.

Tasya langsung mendekat dan mendaratkan bokongnya di atas kursi, di samping Aurora.

Terpopuler

Comments

IntanhayadiPutri

IntanhayadiPutri

Aku mampir nih kak, udah 5 like dan 5 rate juga.. jangan lupa mampir ya ke ceritaku

TERJEBAK PERNIKAHAN SMA

makasih 🙏🙏

2020-11-16

0

Gribelion

Gribelion

oke bagus thor

2020-10-03

0

W.Willyandarin

W.Willyandarin

semangat kak

2020-09-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!