002

Keesokan harinya Tasya kembali melakukan aktivitas sehari-hari nya yaitu mengepel lantai rumahnya.

Sambil bersenandung Tasya mulai mengepel lantai dengan lincah.

Setelah selesai mengepel lantai Tasya kembali mengelap kaca jendela di setiap bagian rumahnya itu, sampai ia berhenti tepat di ruang tamu, ia mengintip sedikit dari selah gorden jendelanya.

Dilihatnya Aldo yang sedang meregangkan otot-otot tubuhnya seraya pemanasan sebelum memulai ritual lari paginya.

Tasya tak berkedip sedikitpun matanya semakin melebar kala Aldo berlari-lari kecil di depan pagar rumahnya itu.

"Ahh...aku seperti pengintai kenapa aku terus mengintip dan melihat setiap gerak-gerik Aldo, apa aku sudah gila." Ucap Tasya sambil memukul kepalanya.

Aurora yang melihat sang adik yang menempel di dekat kaca itu membuatnya terkikik geli, dia lalu mendekat ke arah Tasya sekedar untuk memberi pelajaran kepada Tasya karena tadi pagi sudah mengerjainya.

Aurora mendekat ke arah Tasya ia ikut melihat kemana arah mata Tasya, siapa sangka ternyata adiknya ini malah mengintip pria bahkan tetangganya sendiri.

Aurora langsung menjitak kepala adik perempuannya itu.

Pltakkk....

"Aw...aduh sakit siapa sih." Ucap Tasya berteriak

"Hm...apa mau marah? ayo marah ntar aku aduin ke ayah kalau kamu ngintipin cowok." Ucap Aurora mengancam

Tasya yang mendengar itu hanya menyengir seperti orang yang tidak bersalah.

"Santai dong kakak, kita kan saudara jangan gitu dong, aku janji deh ngak akan buat ulah lagi apalagi ngerjain kakak." Ucap Tasya tersenyum imut.

"Idih jijik deh lihat kamu senyum begitu." Ucap Aurora sambil pura-pura muntah

"Kakak kok gitu sih."

"Kalau kamu ngak mau di aduin ke ayah sekarang beliin kakak Es cream, coklat, Snack." Ucap Aurora sambil menaik turunkan alisnya.

"Uhh, neyebelin lebih baik aku nurut aja deh dari pada di laporin ke ayah." Batin Tasya

"Iya deh kakak, uangnya mana?" Ucap Tasya sambil menyodorkan tangan kanannya.

"Pakai uangmu dong."

"Aaaapaaa....." Ucap Tasya berteriak

"Ihh suara kamu cempreng banget, sakit nih telinga kakak." Ucap Aurora sambil menutup telinganya.

"Kakak keterlaluan Tasya mana punya uang, kan kakak yang kerja, Tasya kan belum kerja jadi cari uang di mana?" Ucap Tasya memohon

"Pikir aja sendiri, itu sih terserah kamu mau beli atau ngak, siapa suruh belum kerja." Ucap Aurora sambil terkikik geli

Aurora langsung berlari meninggalkan Tasya yang sedang kesal di sudut jendela itu.

"Nasib... nasib." Gumam Tasya

Tasya kembali berpikir bagaimana caranya dia membelikan kakaknya makanan tetapi tidak menggunakan uang miliknya.

Setelah berpikir cukup lama akhirnya Tasya memiliki ide cemerlang.

Tasya mendekati adik laki-lakinya yang bernama Dodo.

"Do, bantuin kakak dong." Ucap Tasya pura-pura sedih.

"Hmmm..." Jawab Dodo

"Ayo dong Do, bantuin kakak ya please." Ucap Tasya sambil memohon

Karena cuman ini jalan satu-satunya yaitu meminta uang ke Dodo, Dodo ini meskipun anak kecil tapi tabungan miliknya begitu banyak, karena ayah dan ibu sudah mengajari Dodo bagaimana cara membuat aplikasi sendiri sehingga Dodo biasa mendapatkan penghasilan dari sana, tidak salah kecerdasan Dodo mengambil kecerdasan ibunya yaitu Anastasia.

"Do, kok diam aja sih ayo dong bantuin kakak." Ucap Tasya sambil memeluk sang adik yang asik bermain PS itu.

"Emang bantuin apa." Ucap Dodo

Tasya yang mendengar itu langsung membuka matanya lebar-lebar.

"Yes berhasil yuhu..." Batin Tasya

"Ini kakak ada perlu sama temen kakak mau beli peralatan melukis, tapi kakak ngak ada uang boleh minta uang kamu ngak dek." Ucap Tasya memelas

Dodo masih berpikir, Dodo diam sedangkan Tasya matanya sudah berbinar-binar menunggu ucapan Dodo selanjutnya.

"Oke." Jawaban Dodo singkat, padat, dan jelas.

Tasya yang mendengar itu langsung berjingkrak-jingrak kegirangan.

"Etsss...tapi ada syaratnya." Ucap Dodo

Tasya yang mendengar itu langsung diam ia kembali menatap ke arah adik kecilnya itu.

"Apa?" Ucap Tasya mulai mengepalkan tangannya.

"Kakak harus mencuci baju-baju Dodo tanpa menggunakan mesin cuci." Ucap Dodo sambil menahan tawanya.

"Sialan bocah ini ada maunya." Batin Tasya

"Baiklah nanti akan kakak cuci, sekarang uangnya mana." Ucap Tasya sambil menyodorkan tangannya ke arah Dodo.

Dodo langsung mengambil uangnya di dalam kantung celananya.

"Ini." Ucap Dodo memberikan uang 50 ribuan ke arah Tasya.

"Terimakasih adik kecil." Ucap Tasya sambil mencium dan meremas-remas rambut adiknya itu.

"Aduh sakit." Ucap Dodo kesal

Tasya langsung berlari keluar rumah sambil tertawa karena melihat wajah kesakitan adiknya itu.

"Uh siapa suruh ngerjain aku, nanti aku ngak mau cuciin bajunya dia, biar aja dia nangis yang penting uangnya udah ada di tangan aku hahahaha...." Ucap Tasya seperti orang gila

Tiba-tiba pundak Tasya di sentuh oleh Aldo dari belakang, Tasya langsung tersentak kaget.

"Ah.., Aldo kamu kaget-kagetin aja." Ucap Tasya kembali mengeluarkan suara yang di lembut-lembutkan.

"Aduh ****** tadi Aldo lihat ngak ya kalau aku kaya orang gila ngomng sendiri, aduh kalau sampe dia tau pasti dia bakal ilfil sama aku." Batin Tasya.

"Kamu lagi ngapain?" ucap Aldo

"Anu, aku lagi ini mau belanja buat kak Aurora dia nitip beli jajanan." Ucap Tasya malu-malu

"Ah begitu, aku boleh ikut ngak?" Ucapan Aldo seraya tersenyum.

"Yuhu..., mimpi apa gue semalem akhirnya Aldo ikut gue pergi belanja." Batin Tasya

"Tasya kok kamu diam." Ucap Aldo

Tasya langsung gelagapan saat Aldo menyentuh pundaknya lagi.

"Eh, iya boleh ayo kita ke supermarket." Ucap Tasya gugup.

"Oke."

Aldo dan Tasya berjalan beriringan menuju Supermarket terdekat.

Sesampainya di Supermarket Tasya langsung mengambil pesanan kakaknya itu.

Tasya menenteng keranjang kecil sambil menunggu Aldo yang masih memilih beberapa cemilan di rak tengah.

Saat Tasya ingin mendatangi Aldo tiba-tiba saja ada seorang ibu-ibu yang memanggil Tasya.

"Nak..." Panggil ibu-ibu tua itu kepada Tasya

Tasya langsung menoleh ke arah ibu-ibu tua itu.

"Iya Bu ada apa?" Ucap Tasya seraya tersenyum.

"Nak kamu sedang datang bulan ya?" Ucap ibu itu.

"Ah, ngak kok Bu." Ucap Tasya

"Itu nak, celana kamu ada bercak darahnya."

"Astaga mati aku, kenapa sih datang bulan di waktu yang salah pas ada Aldo lagi, gimana ini uangku sudah pas untuk membayar belanjaan ini, lalu aku tidak menggunakan jaket lagi bagaimana cara aku menutup bercak darah ini, benar-benar mamalukan." Batin Tasya.

"Terimakasih Bu sudah memberi tahu saya." Ucap Tasya.

"Iya nak sama-sama kalau gitu ibu pergi dulu ya." Ucap ibu-ibu tuan itu

Tasya langsung berlari kearah pojok didinding untuk menutupi bercak darahnya, ia mengurungkan niatnya untuk menemui Aldo.

Aldo yang sudah selesai membayar belanjaan langsung berjalan mendekat ke arah Tasya.

"Tasya ayo kita pulang aku sudah selesai membayar." Ucap Aldo seraya tersenyum manis.

"Kamu pulang duluan aja." Ucap Tasya sambil menyengir

Terpopuler

Comments

W.Willyandarin

W.Willyandarin

Hello Tasya 👋👋👋

2020-09-23

1

Boru Tanjung

Boru Tanjung

lanjut kak

2020-09-15

1

Erlina Khopiani

Erlina Khopiani

mampir lagi semangat kak

salam dari Erina i love u

2020-08-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!