003

Aldo hanya mengerenyitkan dahinya melihat tingkah laku Tasya.

"Tasya memangnya kamu kenapa?" Ucap Aldo kebingungan.

"Ah.., aku ngak papa." Ucap Tasya di selingi senyum.

"Terus kok kamu malah berdiri di situ, lebih baik kita pulang bareng aja kan rumah kita berdekatan." Ucap Aldo seraya tersenyum manis.

"Eh, kamu aja yang duluan pulang aku masih ada perlu beli sesuatu." Ucap Tasya berbohong.

"Ya udah aku temenin." Ucap Aldo

"Uh, gagal deh ngusir Aldo lebih baik aku pasrah aja deh biarin Aldo lihat tapi aku malu banget, setelah ini aku ngak mau lagi deh ketemu Aldo pasti dia ilfil lihat aku " Batin Tasya.

Tasya pun melangkah kan kakinya maju menuju arah kasir, Aldo yang melihat ada bercak darah di antara celana Tasya langsung dengan sigap menutup tubuh Tasya dengan menggunakan jaket parasut miliknya.

"Ah, Aldo kamu kenapa?" Ucap Tasya kebingungan

"Tasya kamu lagi datang bulan ya?"

"Sudah ku tebak, pasti setelah ini dia pergi meninggalkan aku." Batin Tasya

"Sepertinya iya Aldo." Ucap Tasya gugup

"Kenapa ngak bilang dari tadi? kamu ngak harus bohong kaya tadi Tasya." Ucap Aldo lembut.

"Aku malu." Ucap Tasya sambil menunduk.

"Ngapain harus malu, sini biar aku yang bayar belanjaan kamu." Ucap Aldo sembari menarik keranjang kecil dari tangan Tasya.

" Ternyata dugaan ku salah besar." Batin Tasya

"Tasya kamu perlu pembalut ngak?" Ucap Aldo setengah berbisik.

"Jangan deh, uang aku ngak cukup pake beli itu nanti aja aku balik ke sini buat beli pembalut." Ucap Tasya ikut-ikutan berbisik.

Aldo yang mendengar itu sedikit terkekeh mendengar penuturan dari Tasya.

Aldo berjalan meninggalkan Tasya ia pergi menuju Rak yang berisi setumpukan pembalut.

Aldo memilih salah satu pembalut yang menggunakan sayap, lalu ia kembali menuju arah kasir dan membayar semua belanjaan dari Tasya.

"Ini belanjaan kamu." Ucap Aldo sambil menyodorkan keresek belanjanya kepada Tasya

"Terimakasih ya, ini uang gantinya." Ucap Tasya seraya menyodorkan uang 50 ribuan ke arah Aldo.

"Udah ngak usah, itu kamu simpen aja." Ucap Aldo santai.

Tasya membuka keresek belanjanya itu, Tasya kaget saat melihat ada 5 bungkus pembalut yang ada di dalam kereseknya itu.

"Aldo kamu beliin aku ini?" Ucap Tasya malu-malu

"Iya, memangnya kenapa?" Ucap Aldo seraya tersenyum manis.

"Aku jadi ngak enak, kok kamu bisa tahu pembalut yang pas untuk wanita." Ucap Tasya

"Tentu saja aku tau Tasya, aku kan memiliki ibu setiap ibuku datang bulan aku yang dia andalkan untuk membeli keperluan wanita seperti ini." Ucap Aldo semangat.

"Begitu." Ucap Tasya tersipu malu.

"Ya udah, kita balik yuk kita udah ke siangan." Ucap Aldo

"Ayok." Ucap Tasya pelan

Mereka keluar dari supermarket itu, berjalan beriringan layaknya seorang kekasih.

Sesampainya di depan rumah masing-masing Tasya langsung pamit kepada Aldo.

"Aldo aku masuk dulu ya, lagi sekali terimakasih buat belanjaan hari ini." Ucap Tasya seraya tersenyum manis.

"Sama-sama Tasya." Ucap Aldo

"Ya udah aku masuk dulu, oh iya ini jaket kamu." Ucap Tasya menyodorkan jaket parasut itu.

"Kamu bawa aja dulu." Ucap Aldo lembut

"Tapi, ya sudah deh ntar aku balikin ya." Ucap Tasya

Aldo hanya menganggukan kepalanya.

"Ya udah aku masuk dulu." Ucap Tasya.

Tasya membuka pintu pagar rumahnya dan berjalan masuk ke dalam rumahnya itu.

Sedangkan Aldo hanya mentap punggung Tasya yang sudah mulai menjauh.

Setelah menutup pintu utama Tasya langsung bersandar di dinding tembok rumahnya itu, ia memegang dada sebelah kirinya yang berdegup begitu cepat.

"Ya Tuhan, aku makin suka sama dia perasaan ini makin menjadi." Ucap Tasya sambil tersenyum

Aurora yang berjalan melewati Tasya langsung mundur seketika saat melihat sang adik yang berdiri didinding tembok itu.

"Tasya, kamu sudah pulang kok mukanya merah gitu." Ucap Aurora

Aurora mendekat ke arah Tasya, lalu memegang dahi sang adik. Tasya hanya diam tanpa menjawab pertanyaan sang kakak.

"Ngak panas kok." Gumam Aurora.

"Tasya kamu kenapa? kamu habis ngapin kok muka kamu merah gitu." Ucap Aurora khawatir.

Tasya langsung menyingkirkan tangan sang kakak dari dahinya itu.

"Kakak apa-apaan sih Tasya ngak kenapa-kenapa, Tasya sehat-sehat aja." Ucap Tasya kesal

"Trus muka kamu kenapa merah seperti itu."

"Ini karena kakak." Ucap Tasya

"Kok kakak sih." Ucap Aurora bingung

"Iya ini gara-gara kakak, kakak suruh aku belanja terus tamu bulanan aku datang hari ini dan uang yang aku bawa ngak cukup, aku jadi malu kan sama orang-orang." Ucap Tasya

"Itu sih salah kamu sendiri, emang ngak inget tanggal datang bulan kamu? kenapa jadi kakak yang di salahin." Ucap Aurora tak mau kalah

"Neyebelin." Ucap Tasya kesal

"Terus mana pesenan kakak, udah kamu beliin belum?" Ucap Aurora santai.

"Udah, kalau urusan ini aja cepet banget mintanya." Ucap Tasya

Tasya lalu menyodorkan keresek belanjaannya itu ke arah kakaknya.

"Terimakasih adik ku tersayang, ini pembalut kamu ikut nimbrung." Ucap Aurora sambil melempar pembalut ke arah Tasya

Tasya dengan sigap menangkap pembalut yang dilempar oleh Aurora.

"Udah puas kan sekarang aku mau ke kamar." Ucap Tasya lalu berjalan menuju arah kamar.

"Tasya tunggu dulu." Panggil Aurora sambil berteriak.

"Apalagi sih?" Ucap Tasya bertanya.

Aurora kembali mendekat ke arah sang adik.

"Ini jaket siapa?" Ucap Aurora sambil menunjuk ke arah jaket yang di gunakan Tasya.

"Kepo, udah ah jangan ganggu aku." Ucap Tasya kesal

"Rupanya itu seperti jaket pria?" Ucap Aurora meintrogasi.

"Apaan sih kak kok pria, ini itu jaket aku." Ucap Tasya berbohong.

"Tapi kok baunya beda, kaya bau parfum laki-laki gitu." Ucap Aurora penasaran.

"Mana, ini bau parfum ku kak." Ucap Tasya gugup

"Yang bener, kayanya kakak lihat kamu sedikit berbohong." Ucap Aurora sambil tersenyum licik.

Tiba-tiba saja Dodo datang sambil membawa mobil mainan yang menggunakan remote control.

"Kak Tasya, kamu sudah pulang? Sekarang kakak cuci baju-baju aku sana." Ucap Dodo santai.

"Dasar dua mahluk ini suka sekali membully aku." Batin Tasya

"Dodo, kok kamu suruh kak Tasya cuciin baju kamu?" Tanya Aurora kepada Dodo.

"Karena, kak Tasya meminta uangku jadi sebagi bayarannya kak Tasya harus cuciin baju-baju aku." Ucap Dodo santai.

Aurora yang mendengar itu langsung menatap ke arah Tasya.

"Do, memangnya kak Tasya pinjem uang pake apa?" Ucap Aurora.

"Katanya sih pake beli peralatan lukis." Ucap Dodo

"Aduh ****** aku ketahuan berbohong, lebih baik aku kabur." Batin Tasya.

Saat Tasya hendak membalik tubuhnya untuk bersiap kabur tiba-tiba suara Aurora kembali menyerangnya.

"Mau kemanan kamu Tasya? kamu udah pintar berbohong ya?"

"******." Batin Tasya

"Sekarang kamu cuci tuh baju Dodo jangan kabur kaya gitu, kamu kan udah berjanji sama Dodo, ya harus di tepati dong." Ucap Aurora.

Terpopuler

Comments

Roro Ayu Murwani

Roro Ayu Murwani

msh nyimak

2020-10-31

1

Gribelion

Gribelion

keren thor

salam dari Hidden Feeling 🙏

2020-10-03

1

W.Willyandarin

W.Willyandarin

Hello Aldo

2020-09-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!