Masalah Kecil

Jakarta, tahun 2008

Nirmala sekarang genap berusia 18 tahun. Dia tumbuh menjadi gadis remaja yang sopan, cantik dan memiliki hati yang begitu lembut. Dia juga banyak di sukai orang karena ramah. Meskipun dia hidup dan tumbuh serba berkecukupan harta benda, tapi Nirmala selalu hidup dengan sederhana. Dia bahkan jarang sekali ke sekolah naik mobil pribadinya, dia justru lebih senang naik ojek atau bus.

Hari ini matahari bersinar cerah masuk ke jendela kamar Nirmala dan udara sepoi-sepoi ikut menyapa mentari yang menampakan pesonanya. Nirmala gadis remaja yang kini duduk di bangku kelas 3 SMA nampak sedang berdandan di depan cermin. Dia duduk di kursi yang biasa dia duduki untuk berhias.

Tiba-tiba seseorang masuk ke kamarnya yang memang terbuka, tidak di kunci.

"Selamat pagi nona cantik." Sapa bi Sona sambil membawa sapu dan sulak bulu bersiap membersihkan kamar Nirmala.

"Selamat pagi bi Sona." Kata Nirmala membalas sapaan bi Sona di iringi senyuman.

"Waktu berlalu begitu cepat, rasanya baru kemarin bibi menggendong Non masih sekecil ini." Kata bi Sona yang mulai bercerita sambil melihat foto Nirmala ketika masih kecil.

Bi Sona ingat masa-masa Nirmala dari bayi sampai balita, betapa menggemaskannya. Hingga sebesar sekarang. Bi Sona memandang Nirmala yang sedang bercermin mengikat rambut dengan wajah haru. Dari balik cermin, Nirmala melihat wajah bi Sona yang memerah seperti membendung air mata. Seketika Nirmala berdiri dan mendekap bi Sona, lalu memeluknya.

"Makasih ya Bi, Bibi udah merawat Nirmala dengan penuh cinta." Kata Nirmala sambil memeluk bi Sona.

Bi Sona semakin tidak bisa membendung air matanya, pertahanannya buyar dan air mata mulai menetes.

"Bibi kok malas nangis?" Tanya Nirmala.

"Enggak, enggak Non. Ya udah Non bersiap gih ke sekolah, bibi udah nyiapin sarapan di meja makan, jangan lupa minum susu juga." Kata Bi Sona.

"Siap Bi." Kata Nirmala sambil mengangkat tangan memberi hormat pada orang yang sudah merawatnya sedari lahir.

Nirmala berjalan keluar dari kamarnya, tidak lupa dia membawa sekalian tasnya dan mulai melangkah menuruni tangga. Di rumah sebesar itu, Nirmala sudah terbiasa hanya tinggal bersama bi Sona dan Pakde Slamet, itu karena orang tuanya begitu sibuk hingga jarang berada dirumah.

Nirmala berjalan menuju ke ruang makan, dia mulai menyantap sarapannya.

Nasi goreng sea food buatan bi Sona memang tiada duanya.

Dia begitu menikmati sarapannya, selesai makan nasi goreng dia masih harus meminum segelas susu. Jika tidak di minum, bi Sona akan merasa sedih, beberapa kali Nirmala tidak meminumnya dan itu membuat bi Sona sedih. Nirmala tidak ingin membuat orang yang menyayangi bersedih karena nya.

Selesai sarapan, dia bergegas berangkat ke sekolah. Sekarang Nirmala sudah tumbuh menjadi gadis remaja kelas 3 SMA. Dia tumbuh menjadi anak yang pintar di sekolah, dia juga tumbuh menjadi gadis cantik yang periang walau di dalam hatinya terkadang dia merasa sedih.

Sedih karena tak pernah satu kalipun orang tuanya datang ke sekolah. Setiap ada kegiatan di sekolah orang tuanya tidak pernah bisa hadir, hanya bi Sona dan Pakde Slamet yang selalu menjadi wali nya di sekolah. Sehingga teman-teman sekolahnya mengira jika Nirmala merupakan anak dari seorang pembantu rumah tangga. Nirmala tidak pernah membantahnya, dia membiarkan teman-temannya salah paham tentang dirinya yang sebenarnya adalah anak seorang pengusaha. Tak banyak dari teman-temannya yang tahu perihal orang tuanya yang sesungguhnya.

"Bi, aku ke sekolah dulu ya." Nirmala menjabat tangan bi Sona seolah bi Sona adalah ibunya.

Selesai menjabat tangan bi Sona, Nirmala langsung berlari keluar. Dia berniat naik ojek ke sekolah. Seperti biasanya dan seperti biasanya juga akan terjadi kehebohan di rumah itu karena berkali-kali bi Sona mengingatkan agar ke sekolah di antar oleh pakde Slamet saja tapi Nirmala selalu menolaknya.

Pakde Slamet yang melihat Nona nya berlari keluar langsung histeris.

"Non ...! tunggu Non ... Ya ampun Non, nanti pakde lama-lama bisa di pecat kalau seperti ini terus." Pakde slamet berteriak sambil mengejar Nirmala.

Dari dalam bi Sona terlihat berlari-lari kecil mendengar teriakan Pakde Slamet.

"Ada apa pak teriak-teriak?" tanya bi Sona pada pakde slamet.

"Non Nirmala naik ojek lagi." kata pakde slamet.

"Kalau seperti ini terus, lama-lama saya bisa dipecat bi." Keluh pakde Slamet.

Bi Sona nampak santai dan tenang menanggapi pakde Slamet yang kebingungan.

"Ya ampun Pak, kirain ada apa? sudah biasa seperti itu." bi Sona dengan santai nya berkata seperti itu sambil masuk kembali ke dalam rumah, melanjutkan pekerjaannya.

Sementara itu Nirmala yang sedari tadi berangkat ke sekolah naik ojek dengan hati yang riang gembira. Melewati jalan-jalan tikus ibu kota agar terhindar dari kemacetan lalu lintas yang kerap terjadi. Tidak lama kemudian, dia pun sampai di depan pintu sekolah. Dia turun dari motor dan melepas helmnya, menyerahkan helm kemudian membayar ongkos ojeknya.

"Akhirnya sudah sampai, ini pak ongkosnya, terimakasih sudah mengantar saya ke sekolah". Ucap Nirmala sambil memberikan uang lembaran 100 ribu.

Bagi Nirmala, uang 100 ribu sangatlah kecil karena setiap bulan, untuk uang jajannya saja Wicaksana bisa memanjakan hingga puluhan juta rupiah. Padahal Nirmala jarang sekali membelanjakannya. Dia lebih senang menyimpan uang itu atau di sedekah kan.

"Ini kebanyakan Neng." Kata tukang ojeknya.

"Udah gpp, terimakasih sudah mengantar saya ke sekolah." Ucap Nirmala lagi.

Nirmala mulai melangkah masuk ke sekolah, dia berjalan dan menatap ke sekeliling. Terlihat anak murid juga memandangnya dengan tatapan rendah. Menganggap bahwa Nirmala hanya anak orang miskin dan tidak pantas berteman dengan mereka.

"Kok ada ya, anak miskin yang bisa masuk sekolah elit kayak sekolah kita ini." Kata salah seorang murid di SMA itu sambil melirik ke arah Nirmala.

Anak-anak murid yang lain pun juga ikut berbisik-bisik, nyinyirin Nirmala yang hanya seorang anak pembantu.

Nirmala tidak memperdulikan ucapan-ucapan mereka, lagipula kata-kata seperti itu sudah sering dia dengar. Hampir setiap hari setiap masuk ke sekolah hal itu menjadi makanan sehari-hari. Sejak awal Nirmala masuk ke SMA ini, dia memang selalu mendapatkan kalimat-kalimat tak mengenakan dari teman-temannya.

Mulai dari kalimat anak pembantu, anak orang miskin, anak tidak tau diri dan kalimat buruk lainnya. Kalimat-kalimat yang seharusnya tidak perlu di keluarkan oleh orang lain. Sungguh kalimat yang tidak pantas di ucapkan apalagi oleh anak-anak remaja. Sekolah SMA Nirmala memang merupakan sekolah elit di kawasan kota Jakarta. Hanya anak-anak orang kaya yang bisa bersekolah disana.

Sementara Nirmala, mereka mengira Nirmala tidak selevel dengan mereka, Nirmala adalah anak pembantu yang tidak pantas berada di sana. Itulah sebabnya banyak yang tidak menyukainya.

Teman-teman Nirmala tak ada satupun yang tau kalo sebenarnya dia adalah anak orang terkaya di kota itu. Anah, teman sebangku nya juga masih belum tahu siapa sebenarnya Nirmala ini. Anah berbeda dengan murid yang lainnya, dia tidak pernah memandang orang lain berdasarkan harta atau kekayaan. Bagi dia, Nirmala adalah teman yang sangat baik.

Nirmala masuk ke kelas dan menaruh tas di bangku lalu dia bergegas untuk keluar kelas dan duduk-duduk di luar.

***

Di tempat lain bi Sona sedang sibuk membersihkan kamar tidur Nirmala, kamar yang begitu besar sehingga butuh waktu lama untuk membereskannya. Saat sedang membersihkan meja belajar Nirmala, bi Sona menemukan sebuah buku tugas. Buku tugas yang seharusnya Nirmala bawa ke sekolah.

Dari kecil, bi Sona memang sangat perhatian. Dia bahkan bisa hafal dengan detail kegiatan dan aktivitasnya Nirmala. Termasuk tugas-tugas sekolahnya.

"Ini kan buku tugas yg non Nirmala kerjakan kemarin, dia bilang harus di kumpulkan hari ini tapi kenapa malah di tinggal. Jangan-jangan non Nirmala lupa." Batin bi Sona sambil mengingat-ingat kejadian kemarin.

Kemarin bi Sona sempat bertanya perihal tugas yang sedang di kerjakan Nirmala dan Nirmala mengatakan bahwa tugas itu harus di kumpulkan besok, artinya hari ini.

Berarti benar, Non Nirmala lupa. Buku tugas ini ketinggalan, bukan sengaja di tinggal. Aku harus mengantarkannya ke sekolah.

Tanpa berfikir panjang, bi Sona langsung menuju ke sekolah Nirmala membawa buku tugas. Dia memilih naik ojek agar bisa lebih cepat sampai di sekolah. Sesampainya di sekolah, bi Sona langsung mencari Nirmala.

Dia berjalan mengelilingi sekolahan. Matanya begitu tajam mengawasi memperhatikan setiap anak gadis remaja yang lewat. Masih belum ketemu juga. Dia lalu ingat kalau Nirmala ada di kelas IPA, dia berjalan ke ruangan khusus kelas IPA.

Kelas IPA ... kelas 3 ...

Bi Sona berjalan sambil membaca berbagai papan petunjuk. Akhirnya dia bisa menemukan ruang kelas Nirmala. Pas sekali karena pada waktu itu, Nirmala sedang duduk di depan kelas.

"Akhirnya ketemu juga," kata bi Sona.

"Non ... , bukunya ketinggalan!" Bi Sona berteriak dan berlari lalu menyerahkan buku itu ke Nirmala.

"Ya ampun bibi, terimakasih ya bi." kata Nirmala.

Teman-teman Nirmala langsung menatap ke arah Nirmala. Bi Sona terlihat santai saja, begitu pula dengan Nirmala. Bel berbunyi, tanda masuk kelas, semua siswa masuk ke dalam kelas. Bi Sona pun berpamitan untuk pulang.

***

Diruang kelas

"Anak-anak, hari ini kita mendapatkan teman baru." kata bu guru.

"Ayo perkenalkan siapa namamu?" lanjut ibu guru.

Murid baru itu lalu memperkenalkan diri di depan kelas. Setelah itu dia berjalan mencari tempat duduk. Semua mata gadis-gadis remaja di sekolah itu menatap dengan penuh kekaguman. Tak terkecuali Anah, teman sebangku Nirmala. Anah tak berkedip menatap wajah murid yang baru saja berjalan di sampingnya. Murid baru itu duduk di bangku belakang, persis di belakang Nirmala.

"Hai, aku Anah." Anah tanpa merasa malu mengajak murid baru itu untuk bersalaman.

"Aku Jeff." jawab murid baru itu.

Jeff menatap Nirmala, remaja yang duduk di depannya, berharap Nirmala pun mengajaknya bersalaman. Tapi Nirmala tidak bergeming, dia cuek saja dan masih sibuk dengan buku LKS.

Jam istirahat tiba. Semua siswa terlihat berada di kantin, termasuk Jeff. Anah kemudian mendekati Jeff dan duduk di sebelahnya. Sambil senyum-senyum Anah menatap Jeff. Jeff yang terus menjadi pusat perhatian di sekolah itu hanya diam saja, ekspresinya sangat dingin.

Jeff memesan makanan di kantin, tidak lama kemudian pesanan sudah datang. Jeff mulai makan tapi matanya seolah sedang mencari seseorang. Ya, dia mencari Nirmala. Sebagai murid baru, Jeff tidak tahu kalo Nirmala lebih suka menghabiskan waktu istrihatnya di perpustakaan daripada di kantin.

Selesai makan, Jeff bermaksud untuk ke perpustakaan, bukan karena ingin mencari Nirmala tapi karena dia ingin mencari sebuah buku. Jeff kemudian membayar makanannya dan pergi ke perpustakaan. Anah terus saja mengikuti Jeff dari belakang.

Gadis itu aneh sekali, terus saja membuntutiku.

Sesampainya di perpustakaan, tanpa sengaja Jeff melihat Nirmala sedang fokus membaca.

"Ternyata dia ada disini." Gumam Jeff.

"Ehem." Jeff duduk didepan Nirmala sambil berdehem.

Nirmala tidak tertarik sama sekali dengan kehadiran Jeff di depannya. Dia berpura-pura terus membaca dengan fokus.

"Ternyata kau ada disini." Kata Anah yg tiba-tiba muncul di samping Nirmala.

"Jangan berisik." Seorang penjaga perpustakaan mengingatkan.

"Baik Bu." jawab Anah.

Anah sebenarnya sudah tahu kalo Nirmala ada di perpustakaan, dia hanya basa basi saja.

"Hai Jeff, ternyata kamu ada disini juga?" Anah melanjutkan kata-katanya.

Jeff tidak menjawab dan pergi meninggalkan Nirmala juga Anah.

"Gadis itu sombong sekali." Jeff yang perawakannya tinggi itu berkata sendiri sambil mencari buku-buku di rak bagian atas.

"Hai Jeff, sepertinya kamu sedang kesal." Sapa seorang murid lain bernama Salsa.

"Bukan urusanmu." jawab Jeff singkat dan pergi.

"Aku bisa membantumu, aku juga kesal dengan anak pembantu itu." Sahut Salsa.

Jeff menghentikan langkahnya dan berbalik arah menghampiri Salsa.

"Anak pembantu?" Jeff bertanya penuh keheranan.

"iya, anak pembantu. Nirmala yang sok kecantikan itu anak pembantu." jawab Salsa dengan mata sinisnya sambil memainkan rambutnya yang panjang.

"Sangat menarik," kata Jeff.

"Jadi gadis yang terkenal pintar itu anak seorang pembantu." Jeff berkata dalam hati.

"Dia bisa sekolah disini apa karena dapat beasiswa?" Jeff bertanya sangat penasaran.

"Ya sepertinya begitu, sekolah menerima nya karena dia pintar, jika tidak mana mungkin dia bisa masuk sekolah kita ini. Di sekolah kita ini hanya orang-orang kaya saja yang bisa masuk" Salsa mengatakan itu dengan penuh kesombongan.

"Ayahku punya restoran terkenal di kota ini, restoran aksara, kamu pasti pernah dengar kan? itu restoran milik ayahku." Salsa kembali berbicara perihal kekayaannya.

"Ya, aku tahu itu restoran yang sangat terkenal, terkenal dengan menunya yang sangat mahal." Jeff setengah meledek.

Bel berbunyi, tanda waktu istirahat sudah habis. Semua siswa kembali masuk ke kelas masing-masing. Tidak terkecuali Salsa, dia berlari menuju ke kelas. Nirmala berjalan berdampingan bersama Anah. Salsa dengan sengaja berlari dan menabrak Nirmala hingga terjatuh, semua murid tertawa hanya Anah sahabatnya yang menolong.

Mereka memang senang sekali mencari masalah dengan Nirmala. Nirmala berdiri dan mengatakan kalau dirinya baik-baik saja, justru Anah yang geram dan menghampiri anak murid yang tadi menabrak sahabatnya.

"Apa masalah mu?" Anah menarik rambut murid itu yang tidak lain adalah Salsa.

Perkelahian pun tak bisa di hentikan, mereka saling menarik rambut satu sama lain, tak ada satu muridpun yang memisahkan mereka, justru itu menjadi tontonan yang menarik.

Beberapa saat kemudian seorang guru datang, mereka berdua pun di bawa ke ruang BK. Nirmala yang masih kesakitan akibat jatuh tadi berusaha mengejar sahabatnya yang di bawa ke ruang BK. Tapi seseorang menghentikan langkahnya.

Terpopuler

Comments

Fitria Berkisah

Fitria Berkisah

hai kakak jangan lupa jadi selebgram istri setingan ya ditunggu feedback-nya

2020-10-06

1

♛•ㄚЄȴȴọẄ ĊẳT࿐

♛•ㄚЄȴȴọẄ ĊẳT࿐

hai thor, aku mampir😍 bawa 5 boomlike dan 5 rate nya😘

2020-10-06

1

Embun

Embun

boom like dari Emma "Upik Abu Disarang Penyamun"🤗😍😗

2020-10-02

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Kelahiran Nirmala Sekaligus Hari Pertunangannya
3 Imunisasi
4 Boneka Barbie
5 Masalah Kecil
6 Satu Kelompok
7 Hujan Deras
8 Ban Bocor
9 Malam Minggu
10 Rindu
11 Wisata ke Semarang
12 Patah Hati
13 Kota Lama Semarang
14 Salah paham
15 Topeng
16 Anah Menghilang
17 Rencana Gagal
18 Membuat Perjanjian untuk Damai
19 Permintaan Maaf Jeff
20 Terjebak Macet
21 Berdamai dengan Hati
22 Semakin Cinta
23 Kembali ke Sekolah
24 Pulang Sekolah
25 Amarah Kevin
26 Bermalam di Rumah Sakit
27 Kembali ke Rumah
28 Menikmati Waktu di Taman
29 Makan Malam Romantis
30 Jam Kosong di Sekolah
31 Apa itu Cinta?
32 Cinta
33 Perayaan Pesta Ulang Tahun
34 Ekspresi Cinta
35 Kesempatan Dalam Kesempitan
36 Mimpi Buruk
37 Rencana Jahat
38 Cemburu Buta
39 Kabur dari Rumah Sakit
40 Gelang yang Hilang
41 Balapan Liar (Part 1)
42 Balapan Liar (Part 2)
43 Menikmati Keindahan Pantai
44 Gosip Murahan
45 Ngajak Ketemuan Tapi Bohong
46 Nongkrong di Kafe
47 Cinta itu Manis
48 Bubuk Cabe
49 Ketiduran di Taman
50 Rahasia Hati
51 Bermain Bola Basket
52 Berkemah
53 Pembunuhan Berencana
54 Gejolak Hati
55 Mawar Putih
56 Herbarium
57 Menikah?
58 Bukan Untuk Dijodohkan
59 Sea World
60 Panti Asuhan
61 Ketiduran di Mobil
62 Melanggar Peraturan
63 Gara-Gara Debu
64 Galau
65 Mengakui Kesalahan
66 Ke Rumah Sakit
67 Gagal Mengambil Foto Mesra
68 Mengantuk
69 Kelulusan Sekolah
70 Pernikahan Nirmala ( End)
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Prolog
2
Kelahiran Nirmala Sekaligus Hari Pertunangannya
3
Imunisasi
4
Boneka Barbie
5
Masalah Kecil
6
Satu Kelompok
7
Hujan Deras
8
Ban Bocor
9
Malam Minggu
10
Rindu
11
Wisata ke Semarang
12
Patah Hati
13
Kota Lama Semarang
14
Salah paham
15
Topeng
16
Anah Menghilang
17
Rencana Gagal
18
Membuat Perjanjian untuk Damai
19
Permintaan Maaf Jeff
20
Terjebak Macet
21
Berdamai dengan Hati
22
Semakin Cinta
23
Kembali ke Sekolah
24
Pulang Sekolah
25
Amarah Kevin
26
Bermalam di Rumah Sakit
27
Kembali ke Rumah
28
Menikmati Waktu di Taman
29
Makan Malam Romantis
30
Jam Kosong di Sekolah
31
Apa itu Cinta?
32
Cinta
33
Perayaan Pesta Ulang Tahun
34
Ekspresi Cinta
35
Kesempatan Dalam Kesempitan
36
Mimpi Buruk
37
Rencana Jahat
38
Cemburu Buta
39
Kabur dari Rumah Sakit
40
Gelang yang Hilang
41
Balapan Liar (Part 1)
42
Balapan Liar (Part 2)
43
Menikmati Keindahan Pantai
44
Gosip Murahan
45
Ngajak Ketemuan Tapi Bohong
46
Nongkrong di Kafe
47
Cinta itu Manis
48
Bubuk Cabe
49
Ketiduran di Taman
50
Rahasia Hati
51
Bermain Bola Basket
52
Berkemah
53
Pembunuhan Berencana
54
Gejolak Hati
55
Mawar Putih
56
Herbarium
57
Menikah?
58
Bukan Untuk Dijodohkan
59
Sea World
60
Panti Asuhan
61
Ketiduran di Mobil
62
Melanggar Peraturan
63
Gara-Gara Debu
64
Galau
65
Mengakui Kesalahan
66
Ke Rumah Sakit
67
Gagal Mengambil Foto Mesra
68
Mengantuk
69
Kelulusan Sekolah
70
Pernikahan Nirmala ( End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!