6 Tahun Kemudian
Hari libur yang menyenangkan bagi Kevin. Karena hari ini ibunya mengajak jalan-jalan ke pusat perbelanjaan tidak jauh dari rumahnya. Sangat jarang ibu Kevin akan mengajaknya ikut serta pada saat dia ingin berbelanja.
Akhirnya Kevin dan ibunya tiba di supermarket. Sang Ibu membeli aneka kebutuhan rumah tangga. Mulai dari sabun mandi, pasta gigi, shampo, serta kebutuhan dapur seperti minyak, garam dan bumbu-bumbu lainnya. Kevin merasa cukup senang bisa menghabiskan waktu bersama dengan ibunya.
Ia berjalan dari lorong satu ke lorong yang lainnya. Di setiap lorong itu tertulis nama-nama bagian dari benda-benda atau barang-barang yang terpajang di masing-masing rak. Lorong yang bertuliskan sabun, maka pada saat masuk ke dalamnya, kita akan mendapati aneka sabun, mulai dari sabun cuci piring, sabun cuci baju, juga sabun mandi.
Mereka mendorong troli dari satu tempat ke tempat lainnya membeli semua yang di perlukan. Hingga tanpa sengaja Kevin melewati sebuah lorong mainan. Di rak-raknya itu terdapat banyak mainan, ada mobil-mobilan, motor-motoran, mainan binatang juga ada. Pandangan Kevin lalu tertuju pada sebuah boneka barbie, boneka yang biasa di mainkan oleh anak perempuan.
"Mami, Kevin boleh gak membeli boneka itu?" Kevin yang sekarang duduk di kelas 6 Sekolah Dasar menunjuk sebuah boneka barbie.
Ibunya merasa cukup kaget dan sedikit khawatir, selama ini dia kurang memperhatikan anaknya.
Apa Kevin tidak mengerti kalau boneka itu mainan anak perempuan? batinnya.
"Boneka itu mainan anak perempuan sayang, Kevin tidak boleh membelinya, kalau mau Kevin bisa pilih mainan lainnya seperti motor atau mobil-mobilan." Jawab Ibu Kevin yang mulai sibuk lagi mencari belanjaan.
Kevin masih terus memandangi boneka barbie berambut coklat itu. Bukan karena dia ingin memainkannya, Kevin juga sama sekali tidak tertarik untuk menyimpan atau memainkan boneka. Tapi dia ingin memberikannya untuk Nirmala. Namun, Kevin tidak berterus terang kepada ibunya tentang itu. Dia lebih memilih diam-diam mengambil boneka itu dan memasukannya ke dalam troli.
Nirmala pasti suka dengan boneka ini. Mami juga tidak akan tahu kalau diam-diam aku memasukan ke dalam troli. Mami kan tidak pernah memperhatikan barang belanjaannya.
Ibu Kevin yang sedari tadi sibuk memilah dan memilih barang apa saja yang hendak di belinya, tidak menyadari kalau Kevin memasukan sebuah boneka di troli. Dia sudah selesai berbelanja dan mulai mendorong troli nya mencari kasir yang tidak terlalu panjang antriannya.
"Mami sudah selesai belanjanya, bagaimana dengan Kevin? apa masih ada yang ingin di beli?" Tanya Ibunya.
"Tidak ada Mami." Jawab Kevin sambil menggelengkan kepala.
Mudah-mudahan Mami tidak tahu soal boneka yang aku masukan ke troli itu. Batin Kevin.
"Ya sudah kalau begitu ayo ke kasir, yang sebelah sana saja ya, kayaknya di sana agak sedikit antriannya." Kata Ibunya Kevin sambil mendorong troli belanjaannya ke arah kasir yang di tunjuk.
Kevin ikut mendorong troli itu hingga sampai di antrian kasir. Hanya tersisa tiga antrian lagi, giliran Ibu Kevin. Sampai detik itu, Ibunya masih belum menyadari akan boneka barbie yang Kevin masukan ke dalam troli.
Tiba giliran belanjaan Ibu Kevin di hitung. Kevin mendorong troli nya mendekati kasir. Seperti biasa, Ibu Kevin akan menyuruh orang lain untuk mengeluarkan barang belanjaannya dari troli ke meja kasir. Dia tidak pernah memperhatikan lagi akan barang belanjaannya, dia akan lebih memilih sibuk bertelepon ria dan langsung menyerahkan kartu debit pada saat kasir meminta untuk pembayarannya.
Kevin sudah tau kebiasaan Ibunya ini sehingga dia merasa boneka yang dibelinya akan tetap aman tanpa di ketahui oleh Ibunya.
Syukurlah Mami tidak menyadarinya. Mami sudah biasa seperti itu, tidak pernah memperhatikan barang belanjaannya saat di kasir.
Ibu Kevin masih sibuk dengan ponselnya, dia menyuruh orang lain agar membantunya membawakan barang-barang belanjaan kedalam mobil. Supir pribadi Kevin yang menunggu di parkiran melihat Kevin dan Ibunya keluar dari pusat perbelanjaan, terlihat mata Ibu Kevin melihat ke arah supir pribadinya dan melambaikan tangan.
Supirnya paham maksud dari Nyonya nya itu dan segera melajukan mobilnya mendekati Levin dan Ibunya. Dia menghentikan laju mobilnya tepat di depan Kevin. Keluar dari mobil dan bergegas mengambil semua barang belanjaan serta memasukannya ke dalam mobil. Dia juga membukakan pintu untuk Nyonya nya dan juga untuk Kevin. Tapi Kevin bilang tidak perlu membantunya karena dia bisa melakukannya sendiri.
"Tidak perlu membuka pintu mobil untuk ku, aku sudah besar dan bisa melakukannya sendiri." Kata Kevin.
Supirnya itu menuruti apa yang Kevin katakan. Setelah Kevin menutup pintunya, dia melihat ke arah Ibunya yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya. Kevin duduk di samping Ibunya, dia ingin bercerita tapi sayang Ibunya terlalu serius dengan ponselnya. Kevin pun mengurungkan niatnya untuk bercerita.
Dia hanya duduk di samping jendela sambil melihat-lihat keluar. Dia ingin bisa membuka kaca mobilnya tapi oleh Ibunya selalu di larang, berbahaya kata ibunya. Tidak terasa mereka akhirnya sampai dirumah.
Sesampainya dirumah, Ibu Kevin langsung turun dari mobil tanpa menyentuh belanjaannya sedikitpun. Dia masih terus sibuk dengan ponselnya dan melangkah masuk kedalam rumahnya. Kevin juga mengikuti ibunya masuk kedalam, dia tidak ingat tentang boneka yang baru saja di belinya.
Ibu Kevin berjalan ke dapur dan mencari air hangat. Dia merasa kehausan dan ingin meminum air hangat, tidak ingin meminum air dingin. Di dapur ada beberapa asisten rumah tangga yang sedang sibuk memasak, dia menyuruh salah satunya untuk mengambil belanjaan di mobil.
"Mba, tolong ambil semua belanjaan saya di mobil, letakkan pada tempatnya masing-masing dengan rapi karena saya tidak suka melihat sesuatu yang berantakan." Kata Ibu Kevin menyuruh asisten rumah tangganya untuk mengambil belanjaan di mobil.
Pembantu rumah tangga Kevin sangat cekatan, dengan cepat dia menuju ke mobil dan mengambil belanjaan itu sedikit demi sedikit. Selesai mengambil semua belanjaan yang di mobil, semua belanjaan di tata rapi pada tempatnya. Tapi dia bingung saat menemukan boneka barbie karena selama ini tidak pernah ada boneka dirumah yang sangat megah dan mewah itu. Karena bingung, dia berniat untuk menemui majikannya dan menanyakan perihal boneka barbie itu.
Dia berjalan menuju ke kamar ibu Kevin sambil membawa boneka barbie itu. Dia melihat ibu Kevin sedang sibuk berdandan, sedang memasang bulu mata palsu, sepertinya dia mau pergi lagi. Belum sempat pembantu rumah tangga menanyakan tentang boneka barbie itu, ibu Kevin sudah keburu pergi. Terlihat sangat buru-buru berjalan. Karena penasaran, asisten rumah tangga itu tetap berniat menanyakan perihal boneka yang di bawa nya itu.
"Nyonya!" pembantu rumah tangga itu berusaha untuk mengejar nyonya nya yang berjalan sangat cepat.
"Aduh mba, saya sedang buru-buru ini, kalau ada yang mau di bicarakan nanti saja ya, kalau saya sudah pulang. Tolong jaga rumah dan Kevin baik-baik." Ibu Kevin langsung masuk mobil dan menyuruh supirnya agar segera jalan tanpa memberi kesempatan pada asisten rumah tangganya itu untuk bicara.
Nyonya sudah pergi lagi, lalu boneka ini mau di taruh dimana? kalau nanti salah menaruhnya pasti nyonya marah. Kalau gak di taruh juga sudah pasti akan lebih marah lagi. Pusing aku.
Pembantu rumah tangga itu kembali masuk kerumah dengan kekecewaan sekaligus khawatir kalau-kalau nanti dia melakukan kesalahan. Dalam kecemasannya itu dan karena tadi ada sedikit ramai membuat Kevin penasaran.
"Ada apa mba?" Kevin tiba-tiba saja muncul di hadapan asisten rumah tangga itu sambil meneguk air dingin dari dalam lemari es.
"Ini Ko, boneka ini mau ditaruh dimana?" tanya asisten rumah tangga.
"uhuk." Kevin yang sedang minum tersedak melihat boneka barbie di tangan asisten rumah tangganya.
"Kenapa Ko?, Koko tidak apa-apa kan?" tanya asisten rumah tangga itu panik.
Koko adalah panggilan Kevin di keluarganya, semua asisten rumah tangga, tukang kebun maupun supir memanggilnya sama seperti itu.
Kevin tersedak saat meminum karena dia melihat asisten rumah tangganya itu memegang boneka barbie yang dia beli.
Ya ampun, aku melupakannya. Untung saja Mami tidak mengetahuinya.
"Tidak apa-apa mba, sini biar saya saja yang simpan." Ucap Kevin sambil meminta boneka barbie itu dan membawanya ke kamar.
Asisten rumah tangga nya itu kemudian menyerah boneka barbie kepada Kevin.
"Boneka ini kan untuk Nirmala." Kevin berkata dalam hati.
"Besok aku akan memberikannya sepulang sekolah." Kevin melanjutkan kata-katanya masih dalam hati.
Dia kembali ke kamarnya dan mulai rebahan sambil memandangi boneka itu. Dia yakin Nirmala akan menyukainya, karena setau dia anak perempuan itu biasanya menyukai boneka.
***
Ke esokan harinya sepulang Kevin dari sekolah.
"Mba, aku main keluar dulu sebentar." Kevin, meminta izin pada pembantunya.
"Jangan jauh-jauh Ko mainnya." sahut mba nya itu.
Kevin sudah terbiasa bermain diluar rumah setiap pulang sekolah, dia bisa betah bermain hingga sore hari menjelang maghrib. Apalagi kalau bermain dirumah Nirmala, dia bisa lupa waktu.
Hari ini dia ingin segera bertemu dengan Nirmala dan memberikan boneka yang di belinya kemarin. Dia pun berlari menuju kerumah Nirmala, di pintu pagar rumah Nirmala di jaga oleh satpam, Kevin mengenal satpam itu karena hampir setiap hari Kevin datang kerumah Nirmala. Satpam dirumah Nirmala juga sangat dekat dengannya. Bukan hanya satpam, hampir semua orang di rumah Nirmala dekat dengan Kevin.
Begitu masuk pintu pagar, Kevin langsung berlari menuju ke Taman di dekat kolam renang. Kevin tau kalo Nirmala senang berada di sana. Benar saja, Nirmala ada di sana. Dia sedang duduk termenung melihat air yang tenang. Tiba-tiba Kevin datang mengagetkannya.
"Dor ... !" Kevin mengagetkan gadis kecil yang sedang melamun dan memegang pundak gadis kecil itu.
Nirmala menoleh dan sedikit kaget.
"Kak Kevin, mengagetkan saja," kata Nirmala.
"Lihat nih aku bawa apa?" Kevin menunjukan boneka barbie berambut coklat kepada Nirmala.
Ekspresi Nirmala terlihat biasa-biasa saja. Di luar dugaan Kevin yang mengira bahwa Nirmala akan sangat senang menerima hadiah darinya.
"Boneka barbie," sahut Nirmala datar.
"Hai, ini lucu dan cantik. Kamu tidak suka?" tanya Kevin penasaran.
"Suka." jawab Nirmala singkat.
Nirmala masih saja melamun walaupun Kevin dengan susah payah berusaha menghiburnya. Keheningan pun terjadi karena Kevin sudah mulai diam dan tidak berusaha untuk menghibur Nirmala lagi. Kevin duduk dan melihat sekeliling rumah.
"Bi Sona kemana?" Kevin mencoba memecahkan keheningan.
Bi Sona yang tidak sengaja mendengar kata-kata Kevin tiba-tiba muncul begitu saja.
"Sepertinya ada yang membicarakan bibi," Bi Sona mendadak muncul dari dalam ruangan sambil membawakan cemilan yang ia buat sendiri, kue lidah kucing.
Kue kesukaan Nirmala, tak lupa juga bi Sona membawakan juz jeruk yang segar dan manis.
"Ayo di cicipi kue nya." Bi Sona menyodorkan kue kepada Kevin dan Nirmala.
Tanpa basa basi Kevin langsung mengambil kue itu dan memakannya.
"Mmm, kuenya enak sekali bi," Kevin memuji kue buatan Bi Sona.
"Terimakasih." Bi Sona menjawab dengan lembut disertai senyuman.
"Bibi tinggal dulu ya, masih banyak kerjaan di dapur." Bi Sona meletakan kue dan minumannya di meja lalu bergegas kembali ke dapur.
Nirmala masih saja melamun, sementara Kevin asyik menikmati kue buatan bi Sona. Sejak masih bayi, Nirmala memang kurang mendapat perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya. Ayahnya yang selalu sibuk berbisnis hingga keluar negri, sedangkan ibunya selain berbisnis bersama ayahnya juga merupakan wanita sosialita yang hobby arisan. Kedua orang tuanya hampir tidak pernah dirumah, kalau pun mereka di rumah itu hanya untuk tidur saja.
Nirmala tiba-tiba berdiri dan berjalan meninggalkan Kevin.
"Aku ngantuk, aku mau tidur siang." begitu kata Nirmala kepada Kevin.
"Owh tuan putri ngantuk? baiklah tuan putri yang cantik, selamat tidur siang, mimpi indah ya." Kevin membalas ucapan Nirmala.
Nirmala masuk ke kamarnya, di kamar dia hanya diam saja dan meletakan boneka barbie yang masih terbungkus itu di meja samping tempat tidurnya. Kevin kini duduk sendirian di dekat kolam renang.
Dia memandang foto wajah kedua orang tuanya.
"Kapan mama dan papa bisa punya waktu bermain bersama Nirmala, Nirmala ingin bermain di taman seperti teman-teman Nirmala yang lain." Nirmala berbicara sendiri sambil memeluk foto kedua orang tuanya.
Saat ini kedua orang tua Nirmala sedang berada di London, seperti biasa mereka sedang mengurus sebuah bisnis.
Tak berapa lama bi Sona datang ke kamar untuk melihat Nirmala. Nirmala sudah tertidur pulas sambil memeluk foto kedua orang tuanya, selalu seperti itu. Bi Sona mengambil foto itu dan meletakan nya di meja, tepat di sebelah boneka barbie pemberian Kevin. Bi Sona menyelimuti Nirmala dan menutup pintu kamar.
Bi Sona menuruni tangga satu demi satu, langkahnya begitu pelan karena dia tidak ingin suara langkah kakinya terdengar sampai ke kamar Nirmala.
Tiba-tiba hujan turun begitu deras, bi Sona langsung berlari mengingat kasurnya. Untunglah, ternyata kasur Bi Sona sudah angkat oleh pakde Slamet. Hujan semakin deras, bi Sona berniat hendak mengantar Kevin pulang, tapi Kevin justru tidak ingin pulang kerumah karena dia masih ingin menikmati kue lidah kucing buatan bi Sona.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Mia Bie
Hai kak, aku mampir bwa boomlike🙋🏻♀
Semangat berkarya🤗
Salam manis dari "Love at the first sight"😘😘
2021-04-12
0
Fitria Berkisah
hai kak aku hadir lagi...
2020-10-06
0
Bella
Uuuhhhhh ..... Kevin perhatian banget sama Nirmala
2020-10-04
0