Imunisasi

4 bulan kemudian.

Saat ini Nirmala genap berusia 4 bulan. Matanya terlihat bersinar dengan bibir berwarna merah dan pipi yang begitu menggemaskan. Siapapun yang melihatnya pasti ingin sekali menggendongnya. Sehari-hari Nirmala yang masih bayi itu menghabiskan waktunya bersama bi Sona. Mulai dari pagi hingga malam hari, semua keperluannya bi Sona yang menyiapkan.

Ayahnya, Wicaksana dan Ibunya Wulandari orang yang sangat sibuk, saking sibuk nya mereka tidak punya cukup waktu untuk sekedar menggendong anaknya. Bahkan pada hari sabtu dan minggu pun kedua orang tua Nirmala masih terlihat sangat sibuk di luar rumah. Mereka jarang sekali dirumah, rumah besar itu hanya di nikmati nya saat tidur. Itu pun jika mereka tidak ada jadual ke luar kota atau ke luar negri.

Wicaksana sangat sibuk dengan bisnisnya, begitu pun Wulandari. Wulandari Ibu Nirmala selain sibuk dengan bisnisnya juga sangat sibuk arisan dengan teman-temannya. Karena kesibukannya itu, mereka jadi jarang berada di rumah bersama dengan bayinya. Namun bukan berarti mereka tidak menyayangi Nirmala.

Mereka sangat menyayangi puterinya, tapi pekerjaan yang memaksa mereka untuk terus berada jauh dengan buah hatinya, membuat mereka seperti tidak peduli akan kehadiran putri cantiknya. Wulandari yang seharusnya memberikan asi juga nampak tidak pernah melakukan hal itu. Hal dimana saat seorang ibu bisa lebih dekat dengan anaknya.

Nirmala yang seharusnya masih mendapatkan asi justru selalu minum susu formula. Setiap hari, bayi mungil itu hanya mendapatkan gizi dari susu formula. Siapa lagi jika bukan bi Sona yang membuatkannya. Ibunya, Wulandari teramat sibuk.

***

Sore itu saat bi Sona sedang mengajak bayi mungil keliling jalan-jalan di sekitar perumahannya, seorang anak kecil menghampiri dengan berlari. Awalnya anak kecil itu sedang bermain bola sendiri, menyadari ada bi Sona bersama bayi mungil. Dia langsung mendekati, bocah kecil itu merasa sangat senang dan terhibur setiap kali melihat Nirmala kecil.

Anak kecil itu memegang baby push walker yang sedang di dorong oleh bi Sona.

"Bibi, bibi aku mau lihat adek bayinya" anak kecil itu merengek.

Bi Sona berhenti mendorong baby push walkernya dan memberi kesempatan kepada anak kecil itu untuk melihat Nirmala. Bi Sona juga menyukai anak kecil yang begitu manis itu.

"Kamu Kevin kan?" tanya Bi Sona.

Bi Sona tahu kalau anak kecil itu bernama Kevin. Kevin tinggal di samping rumah Nirmala. Dan dia sangat terkenal di kalangan asisten rumah tangga di kawasan perumahan itu. Dia di kenal begitu sopan dan ramah, berbeda dengan anak seusianya yang lain yang susah di atur dan sering membuat pusing para asisten rumah tangga.

"iya Bibi, aku Kevin. Kevin mau lihat adek bayinya dong Bi, boleh kan?" Pinta Kevin dengan terus merengek dan memaksa diri untuk melihat adek bayi itu.

"iya boleh." jawab bi Sona.

Bi Sona sama sekali tidak keberatan, dengan senang hati bi Sona mengizinkannya. Tapi dia tidak ingin berhenti di tengah jalan, dia ingin mengajak Nirmala ke Taman di perumahan mewah itu. Sambil mendorong kembali baby push walkernya dan di ikuti oleh Kevin.

Rupanya Kevin sangat menyukai bayi mungil itu. Bayi mungil itu juga terlihat ceria melihat ada orang lain selain bi Sona. Kevin ikut memegang baby push walker itu di samping, sementara bi Sona masih terus mendorongnya. Berjalan pelan menuju ke Taman. Sesampainya di Taman, bi Sona duduk di kursi panjang sambil terus memperhatikan Nirmala. Kevin pun terlihat sangat senang bisa melewati sore bersama Nirmala.

Bi Sona terus saja memandangi wajah bayi mungil itu, sesekali bi Sona tersenyum tapi kadang tanpa terasa air matanya menetes membasahi pipinya.

Nirmala anak yang malang, dia lahir di keluarga yang berlimpah harta dan kekayaan. Tapi sudah 4 bulan sejak dia di lahirkan, dia kurang mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Semoga kelak kalau dia dewasa, dia bisa memaafkan kedua orang tuanya.

Bi Sona mulai sedikit terisak, dia sesegera mungkin menyeka air matanya dan menyembunyikan kesedihan itu. Kevin yang sedari tadi memperhatikan Nirmala tanpa sengaja mendengar isakan bi Sona dan menoleh ke arahnya. Kevin melihat bi Sona menyeka air matanya dan pipinya juga terlihat sedikit memerah seperti menahan tangis. Kevin anak kecil yang baru berusia 6 tahun itu lagi-lagi bersikap seperti orang dewasa.

" Bibi nangis ya? Bibi jangan nangis, kalau Bibi nangis nanti Nirmala ikut menangis." Kata Kevin.

"Bibi tidak menangis, hanya kelilipan saja." Kata Bi Sona menyeka air matanya dan memberi senyum untuk Kevin.

Bi Sona berdiri dan bermaksud untuk membawa Nirmala pulang.

"Kita pulang yuk," Kata Bi Sona sambil mulai mendorong baby push walker nya.

"Iya." Ucap Kevin.

Mereka berjalan pulang, hanya sebentar duduk-duduk di Taman karena bi Sona tidak mau Nirmala berada di Taman sampai menjelang maghrib. Kata orang-orang di desanya tidak baik membawa bayi keluar rumah menjelang maghrib. Sebelum bi Sona pulang, dia mengantar Kevin terlebih dahulu, memastikan anak laki-laki itu sampai ke rumahnya tanpa kurang suatu apapun.

"Nah, sekarang Kevin sudah sampai dirumah, ayo masuk sana." Kata Bi Sona.

"Iya, besok kita main di Taman lagi ya Nirmala?" Kevin mengajak Nirmala bicara seolah-olah bayi itu sudah bisa mengucapkan kata-kata.

Bi Sona yang melihat perlakuan Kevin begitu baik kepada Nirmala selalu tersenyum gembira. Dia lalu melanjutkan untuk pulang kerumah.

Kini setiap sore Kevin selalu menunggu bi Sona dan Nirmala agar bisa jalan bersama ke Taman. Kevin jadi selalu tidak sabar menunggu waktu sore. Kevin juga hampir sama seperti Nirmala, kedua orang tuanya tak kalah sibuk dengan kedua orang tua Nirmala. Mereka sibuk dengan bisnisnya di luar kota bahkan sampai ke luar negri. Sejak kecil Kevin selalu di jaga oleh pengasuhnya. Kevin selalu merasa kesepian karena tetangga di kanan kirinya tidak ada anak seusianya atau yang lebih muda darinya. Kalaupun ada, mereka jarang sekali keluar rumah. Kehadiran Nirmala memberi warna tersendiri dalam hidup Kevin. Dia tidak pernah merasa kesepian lagi.

***

Sore ini hujan turun sangat lebat, Kevin hanya bisa meratap dan menatap jendela rumahnya, dia tidak bisa menikmati sore bersama Nirmala. Dia berharap hujan segera berhenti, tapi yang terjadi justru sebaliknya, hujan semakin deras membasahi bumi.

Bi Sona terlihat menikmati harinya, tapi dia teringat juga dengan Kevin.

Hujan turun sangat deras, anak laki-laki itu pasti sedih karena tidak bisa bermain bersama dengan Nirmala. Walaupun Nirmala masih bayi, tapi sepertinya dia senang setiap kali bisa bertemu dengan Nirmala.

Sambil melipat baju-baju Nirmala dan menata nya di lemari. Bi Sona memikirkan Kevin juga. Bi Sona melipat baju-baju itu sambil menyanyikan lagu-lagu jaman dulu, lagu favorit nya yang mengingatkan pada masa mudanya.

Malam-malam aku sendiri, tanpa cintamu lagi, hoo hoo hoo, hanya satu keyakinan ku ...

Belum selesai bi Sona melanjutkan nyanyiannya, Nirmala tiba-tiba terbangun dari tidurnya dan menangis. Bi Sona dengan cekatan langsung mengecek bayi itu kenapa dia menangis.

"Apakah ngompol?" pikir bi Sona.

Ternyata tidak, Bi Sona kemudian menggendongnya tapi masih tetap saja menangis, tangisan Nirmala di iringi hujan deras dan sesekali gelundung menggelekar. Bi Sona terus menggendongnya tapi tangisnya belum berhenti juga.

"Apa mungkin dia lapar?" batin bi Sona.

Bi Sona lalu meletakan Nirmala di tempat tidur dan mulai membuatkan susu. Bi Sona lalu memberikan susu itu kepada Nirmala dan benar saja, Nirmala kini terdiam menikmati minumannya hingga tertidur. Bi Sona memperhatikan wajah mungil bayi itu, sangat menggemaskan. Bi Sona mengambil meletakan botol susu di meja dan membersihkan bibir Nirmala yang terkena susu tadi. Sebab jika tidak segera di bersihkan, itu bisa membuat Nirmala iritasi. Kulitnya masih sangat sensitif.

Tidak terasa hari sudah mulai malam, bi Sona berniat untuk menidurkan Nirmala di kamar orang tuanya. Dia menggendong Nirmala dari kamar bayi ke kamar utama milik orang tua Nirmala. Kamar itu tidak pernah di kunci sehingga siapa pun bisa keluar masuk.

Sesampainya di kamar yang sangat luas dan indah itu namun terasa sangat sepi, bi Sona menidurkan Nirmala. Sangat sepi karena pasangan suami istri, Wicaksana dan Wulandari belum pulang dari kantor. Bi Sona, menidurkan Nirmala hingga tanpa terasa ia pun ikut tertidur di ranjang kasur yang sangat empuk. Mungkin bi Sona kelelahan seharian menjaga Nirmala.

Jam menunjukkan pukul 23.00 wib, bi Sona kaget karena majikannya Neng Wulan sudah ada di kamar dan sedang menatap bayinya.

"Neng Wulan sudah pulang? Maaf bibi ketiduran." Kata bi Sona.

"Iya Bi, baru saja saya pulang. Bibi pasti sangat capek, terimakasih sudah menjaga Nirmala ya Bi, Bibi istirahat saja di kamar. Saya yang akan menjaga Nirmala." ucap Wulandari dengan lembut.

"Baik Neng" jawab Bi Sona singkat sambil beranjak keluar dari kamar mewah itu.

Bi Sona yang masih sangat mengantuk itu melanjutkan tidur di kamar, tapi baru saja bi Sona menutup matanya. Tiba-tiba ada yang memanggilnya dari luar.

Tok ... tok ... tok ... terdengar suara pintu di ketuk.

"Sona, Sona." terdengar ucapan sayup-sayup dari luar pintu.

Bi Sona segera membuka pintu kamarnya, ternyata pakde Slamet yang datang.

"Pak Slamet, ada apa Pak?" tanya bi Sona.

"Sona, saya mau pinjam uang kamu ada gak? besok kalo gajian saya akan langsung mengembalikan uang kamu." begitu kata pakde Slamet.

Percakapan mereka tidak sengaja di dengar oleh Wicaksana yang kebetulan sedang mencari Pakde Slamet.

"Pakde kalo butuh uang bilang saja sama saya pakde, pakde butuh berapa?" tanya Wicaksana mengagetkan pakde Slamet dan bi Sona.

"Ngapurane Den ( Maaf Tuan)." Kata Pakde Slamet berbahasa Jawa.

Bi Sona dan Pakde Slamet saling menatap dan tidak berani berkata-kata.

"Lah kok malah diam, pakde butuh berapa? 5 juta cukup?" Wicaksana bertanya-tanya.

"Aduh, jadi gak enak saya Den Wicak" Pakde Slamet merasa tidak enak.

"Tadi istri saya dikampung menelpon, katanya butuh uang buat pengobatan mertua saya dikampung katanya kena demam berdarah Den." Pakde Slamet melanjutkan pembicaraan.

"Oh ya sebentar" Wicaksana berjalan menuju ke kamar hendak mengambil uang.

" Pakde" Wicaksana memanggil pakde slamet.

"iya Den" jawab pakde

"Ini uang buat pengobatan keluarga pakde di kampung dan besok pakde boleh cuti dulu, nanti kalo urusan di kampung pakde sudah selesai, pakde secepatnya balik kesini lagi."

Wicaksana memberikan uang sebesar 5 juta secara cuma-cuma untuk pengobatan keluarga pakde Slamet. Wicaksana memang bos yang sangat baik dan perhatian kepada para bawahannya.

"Ada apa pah?" tiba-tiba Wulandari datang.

"Ini, pakde besok mau cuti Mah." jawab Wicaksana.

"Oh iya gpp, pakde sudah menyiapkan oleh-oleh? kalo belum nanti pakde bawa aja itu banyak makanan di lemari, besok pakde bawa aja ya. Salam buat keluarga pakde di kampung." kata Wulandari sambil mengikat rambutnya.

"iya Neng terimakasih." pakde slamet mengucapkan terimakasih.

Bi Sona yang menyaksikan kejadian itu sama sekali tidak merasa iri karena siapapun pegawai yang sedang mengalami kesulitan, selalu di bantu oleh tuan dan nyonya nya.

Wicaksana dan Wulandari menuju ke kamar, mereka merasa lelah seharian berada di kantor. Bi sona juga pamit untuk melanjutkan tidurnya.

***

Waktu menunjukan pukul 04.00 wib. Bi Sona sudah bangun dan mandi untuk bersiap sholat subuh. Biasanya setelah sholat subuh bi Sona sudah bisa bertemu dengan Nirmala.

Bi Sona yang selalu menanti-nanti kan pertemuan itu, jadi tidak sabar. Namun, sampai waktu sudah menunjukan pukul 07.00 waktu Indonesia Barat, Nirmala belum juga keluar dari kamarnya. Padahal Wicaksana juga sudah pergi ke kantor, tapi Wulandari belum keliatan sedari pagi, bahkan saat suaminya sarapan tadi pun wulandari tidak terlihat menemaninya.

Rupanya hari ini Wulandari tidak ke kantor, dia masih asyik bermain bersama bayi mungil nya.

Bi Sona yang sudah tidak tahan lagi menunggu kesempatan menggendong Nirmala akhirnya memberanikan diri mengetuk pintu kamar majikannya.

Tok ... tok ... tok ...

"Siapa?" tanya Wulandari dari dalam kamar.

"Ini saya Neng, bi Sona. Sudah jam 7 pagi, sudah waktunya Nona Nirmala untuk mandi." jawab bi Sona.

Wulandari membuka pintu dan mempersilahkan bi Sona untuk masuk, betapa terkejutnya bi Sona karena ternyata Nirmala sudah di mandikan oleh Ibunya. Ini kali pertama ibu muda itu memandikan anaknya.

"Aku sudah mandi bi Sona." Wulandari bergaya berbicara seolah-olah dia adalah Nirmala.

"Aku sudah cantik bi Sona, mama yang memandikan aku." Wulandari melanjutkan kata-katanya seolah-olah itu adalah kalimat Nirmala si bayi mungil yang cantik.

"Bibi, hari ini saya ada arisan tapi hari ini juga ada jadual imunisasi Nirmala, Bibi nanti tolong saya untuk mengurus imunisasi Nirmala ya?" pinta Wulandari.

"Baik Neng." jawab bi Sona singkat.

"Ya sudah, saya mau mandi dulu & siap-siap, nanti saya sarapan bersama teman-teman arisan, jadi saya tidak sarapan dirumah." Lanjut Wulandari.

"Bibi boleh bawa Nirmala sekarang." Wulandari masih melanjutkan kata-katanya sambil menuju ke kamar mandi.

Bi Sona menggendong Nirmala keluar dari kamarnya. Tak terasa airmatanya menetes membasahi pipi.

Dalam hati bi Sona berkata "Kasian sekali kamu nak, untuk mengantarkan imunisasi saja, ibumu tidak bisa melakukannya".

Terpopuler

Comments

Bella

Bella

Sayang seribu sayang, karena kesibukannya malah gak bisa ngurus bayinya , ya memang punya uang buat mbayar orang tapi kan sayang banget menyia-nyiakan waktu bersama bayinya , lebih memilih uang daripada bayinya sendiri. padahal cari uang buat ngebahagiain anak tapi sampe gak punya waktu buat anaknya , buat nganterin imunisasi aja sampe nyuruh asisten rumah tangga, ckckck

2020-10-04

1

❤️YennyAzzahra🍒

❤️YennyAzzahra🍒

like like like.
feedback ya

2020-10-03

1

Embun

Embun

😅like

2020-10-02

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Kelahiran Nirmala Sekaligus Hari Pertunangannya
3 Imunisasi
4 Boneka Barbie
5 Masalah Kecil
6 Satu Kelompok
7 Hujan Deras
8 Ban Bocor
9 Malam Minggu
10 Rindu
11 Wisata ke Semarang
12 Patah Hati
13 Kota Lama Semarang
14 Salah paham
15 Topeng
16 Anah Menghilang
17 Rencana Gagal
18 Membuat Perjanjian untuk Damai
19 Permintaan Maaf Jeff
20 Terjebak Macet
21 Berdamai dengan Hati
22 Semakin Cinta
23 Kembali ke Sekolah
24 Pulang Sekolah
25 Amarah Kevin
26 Bermalam di Rumah Sakit
27 Kembali ke Rumah
28 Menikmati Waktu di Taman
29 Makan Malam Romantis
30 Jam Kosong di Sekolah
31 Apa itu Cinta?
32 Cinta
33 Perayaan Pesta Ulang Tahun
34 Ekspresi Cinta
35 Kesempatan Dalam Kesempitan
36 Mimpi Buruk
37 Rencana Jahat
38 Cemburu Buta
39 Kabur dari Rumah Sakit
40 Gelang yang Hilang
41 Balapan Liar (Part 1)
42 Balapan Liar (Part 2)
43 Menikmati Keindahan Pantai
44 Gosip Murahan
45 Ngajak Ketemuan Tapi Bohong
46 Nongkrong di Kafe
47 Cinta itu Manis
48 Bubuk Cabe
49 Ketiduran di Taman
50 Rahasia Hati
51 Bermain Bola Basket
52 Berkemah
53 Pembunuhan Berencana
54 Gejolak Hati
55 Mawar Putih
56 Herbarium
57 Menikah?
58 Bukan Untuk Dijodohkan
59 Sea World
60 Panti Asuhan
61 Ketiduran di Mobil
62 Melanggar Peraturan
63 Gara-Gara Debu
64 Galau
65 Mengakui Kesalahan
66 Ke Rumah Sakit
67 Gagal Mengambil Foto Mesra
68 Mengantuk
69 Kelulusan Sekolah
70 Pernikahan Nirmala ( End)
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Prolog
2
Kelahiran Nirmala Sekaligus Hari Pertunangannya
3
Imunisasi
4
Boneka Barbie
5
Masalah Kecil
6
Satu Kelompok
7
Hujan Deras
8
Ban Bocor
9
Malam Minggu
10
Rindu
11
Wisata ke Semarang
12
Patah Hati
13
Kota Lama Semarang
14
Salah paham
15
Topeng
16
Anah Menghilang
17
Rencana Gagal
18
Membuat Perjanjian untuk Damai
19
Permintaan Maaf Jeff
20
Terjebak Macet
21
Berdamai dengan Hati
22
Semakin Cinta
23
Kembali ke Sekolah
24
Pulang Sekolah
25
Amarah Kevin
26
Bermalam di Rumah Sakit
27
Kembali ke Rumah
28
Menikmati Waktu di Taman
29
Makan Malam Romantis
30
Jam Kosong di Sekolah
31
Apa itu Cinta?
32
Cinta
33
Perayaan Pesta Ulang Tahun
34
Ekspresi Cinta
35
Kesempatan Dalam Kesempitan
36
Mimpi Buruk
37
Rencana Jahat
38
Cemburu Buta
39
Kabur dari Rumah Sakit
40
Gelang yang Hilang
41
Balapan Liar (Part 1)
42
Balapan Liar (Part 2)
43
Menikmati Keindahan Pantai
44
Gosip Murahan
45
Ngajak Ketemuan Tapi Bohong
46
Nongkrong di Kafe
47
Cinta itu Manis
48
Bubuk Cabe
49
Ketiduran di Taman
50
Rahasia Hati
51
Bermain Bola Basket
52
Berkemah
53
Pembunuhan Berencana
54
Gejolak Hati
55
Mawar Putih
56
Herbarium
57
Menikah?
58
Bukan Untuk Dijodohkan
59
Sea World
60
Panti Asuhan
61
Ketiduran di Mobil
62
Melanggar Peraturan
63
Gara-Gara Debu
64
Galau
65
Mengakui Kesalahan
66
Ke Rumah Sakit
67
Gagal Mengambil Foto Mesra
68
Mengantuk
69
Kelulusan Sekolah
70
Pernikahan Nirmala ( End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!