Lorong cahaya

Malam itu, bau busuk di kaki Luna sudah tidak berbau, tapi kenapa saat itu, hari masih juga malam.

"Aska, apa ada yang aneh dengan malam ini?."

Tanya Reno yang memegang kaki Luna.

"benar juga, coba kamu pegang kaki Luna, masih ada luka atau tidak."

ucap Aska yang langsung menyuruh Reno.

Reno pun dengan cepat memegang kaki Luna, dan benar saja, tidak ada luka yang ada di kaki Luna.

"Aska,,,hari sudah siang, lukanya pun sudah tidak ada."

jawab Reno yang langsung melihat wajah Aska yang hampir sama sekali tidak terlihat.

Tiba-tiba, tidak jauh dari mereka, ada sebuah lorong yang bercahaya tampak jelas di mata mereka bertiga.

"apakah itu lorong nya?."

Tanya Reno yang juga melihat ke arah cahaya itu.

"Entah lah Reno, aku hanya melihat nya di waktu siang, dan aku juga tidak tahu jika lorong itu bercahaya."

Jawab Aska yang agak ragu dengan lorong itu.

"Luna, apa kamu sudah bisa berjalan?."

Tanya Aska yang melihat ke arah Luna.

"Sudah As, harus nya ini sudah siang, kenapa hari ini masih gelap."

Jawab Luna yang ketakutan saat itu.

Tidak ada pilihan lain selain mencoba untuk masuk ke dalam lorong cahaya, mereka berharap jika lorong itu adalah lorong dimana mereka bisa kembali.

ketiganya pun berjalan mendekati arah lorong cahaya itu, dan seketika itu mereka pun menghilang seakan termakan oleh lorong cahaya itu.

Waktu pun berjalan, mereka pun seakan terbangun dari tidur meskipun sebenarnya mereka tidak tidur.

"Reno, Aska, kita dimana?."

Teriak Luna yang saat itu merasakan sakit di kakinya.

"Luna,,, Kenapa dengan kaki kamu."

Teriak Reno yang melihat kaki Luna yang mengeluarkan darah segar.

"Aihhhh,,,bau busuk ini, kenapa datang di siang hari."

ujar Aska yang langsung menutup hidungnya.

"Aneh, kenapa jadi terbalik seperti ini, ini siang, kenapa kaki kamu kembali sakit?."

ujar Reno yang langsung menutup kaki Luna dengan kain sisa kaos Aska.

Mereka berjalan perlahan, melihat sekeliling yang mereka anggap asing, berbeda dengan tempat yang pertama mereka tuju.

"Kamu akan merasakan hal yang sama seperti yang aku rasakan, bahkan sampai tujuh turunan mu, akan ikut merasakan nya."

ujar seseorang yang sepertinya sedang berbicara dengan orang yang ada di depan nya.

"aihhhh,, kutukan mu tidak akan mempan untuk ku, karena sebentar lagi, kamu akan mati, dan aku yang akan menjadi penguasa di sini."

ujar seseorang yang menjawab ucapan orang itu.

"Apa lagi ini, kenapa tampak seperti kampung, apa ini kampung hantu?."

Tanya Aska yang membuat Reno dan Luna bingung.

"kalau kamu tidak tahu, apa lagi kita berdua Aska, kamu jangan gila, kita berdua tidak tahu apa-apa."

Jawab Reno yang memeluk erat tubuh Luna.

"Aku lelah Reno, rasanya aku ingin mati saja, aku tidak mau terus seperti ini."

ujar Luna yang semakin merasa kan sakit di kaki nya.

"Ayo, sebaiknya kita coba cari pertolongan disini, siapa tahu ini kampung manusia."

Ujar Aska yang langsung berjalan paling depan.

perlahan mereka berjalan, rasanya tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.

"Aska, sepertinya ini kampung, seperti yang kamu katakan."

Ujar Reno yang terlihat bahagia saat itu.

Aska pun terdiam, tidak bisa menjawab pertanyaan dari Reno, karena dia sendiri pun berharap jika kampung ini adalah kampung manusia, tidak seperti yang terjadi sebelum nya.

"Mau kemana kalian, kenapa bertiga?."

Tanya laki-laki separuh baya yang menyapa mereka.

"Kami berlima sebelum nya, hanya saja, dua teman kami terpisah."

Jawab Aska yang memberanikan diri untuk berbicara.

"Sembrono!!!, masuk ke daerah sini dengan jumlah ganjil, salah satu dari kalian berlima, akan tertinggal selama nya di sini."

Ujar laki-laki paruh baya itu.

"Siapa sebenarnya bapak, kenapa bapak begitu tenang saat warga yang lain sedang berdebat."

Tanya Reno yang melihat ke arah orang-orang yang sedang berdebat.

"Aku Darmadji, penguasa di sini, hanya saja, tidak ada yang mau menuruti perintah ku, sehingga aku biarkan mereka begitu."

Jawab seseorang yang mengaku bernama Darmaji.

"maksudnya!!, kita tidak mengerti dengan ucapan bapak."

Jawab Aska yang masih bingung dengan apa yang dikatakan oleh pak Darmaji.

"Ikuti aku, jika kalian ingin selamat."

Ujar pak Darmaji yang berjalan ke arah lain.

"Apa yang harus kita lakukan?."

Tanya Reno pada Aska.

"Ikuti atau kita pergi."

Jawab Aska yang juga ikut bingung.

"Ha,,ha,,ha,, anak bodoh, teman mu sedang terluka, dan luka itu bisa menjalar ke seluruh tubuh nya."

Ucap pak Darmaji yang tertawa pada mereka bertiga.

Aska, Luna, bagaimana ini?."

Tanya Reno lagi.

"Kita ikuti saja dia, siapa tahu dia bisa menyelamatkan Luna."

Jawab Aska yang tidak punya pilihan lain.

"Aldi,,, kenapa kamu bisa sampai di sini."

Tanya Luna yang melihat wajah Aldi yang ada disana.

"Mana!!!, tidak ada siapapun Luna?."

Jawab Reno yang penasaran dengan Luna.

"Ada, tadi aku lihat Aldi bersama dengan warga yang lain disana."

ujar Luna yang tetap pada pendiriannya.

"Hei, kalian berdua mau ikut tidak?.

Teriak Aska yang membuat mereka berdua kaget dan berjalan ke arah Aska.

"Tidak perlu berteriak Aska, aku melihat Aldi ada bersama dengan warga disana."

Ujar Reno yang buat Aska kaget dan melihat ke arah warga yang lain.

Tak beberapa lama kemudian, mereka pun akhirnya sampai di kediaman pak Darmadji.

"Masuk lah, dan jangan pernah menyapa warga yang lain disini, ingat!!!, itu pantangan bagi kalian."

Ujar pak Darmadji yang memberi tahu pada mereka bertiga.

"Baik pak, kami akan menurut asalkan bapak mau membantu teman saya."

Jawab Aska yang memberi syarat pada pak Darmadji.

"Kenapa kamu berani berbicara seperti itu."

Tanya pak Darmadji yang langsung melihat wajah Aska.

"Karena saya tahu, bapak adalah dukun disini."

Jawab Aska yang melihat ke sebuah benda-benda yang biasanya di gunakan oleh dukun.

Pak Darmadji melihat ke arah Luna dan Reno yang berada cukup jauh dari mereka berdua, hingga akhirnya, pak Darmadji pun langsung menyuruh Aska masuk ke dalam ruangan nya.

"Aska, dimana dia Reno?."

Tanya Luna yang baru sadar jika Aska tidak bersama dengan mereka.

"Aku tidak tahu, yang jelas Aska tidak mungkin keluar dari rumah ini."

Jawab Reno yang melihat pintu rumah yang berada di depan mereka.

Tak lama kemudian, pintu kamar pak Darmadji pun terbuka, dan Aska pun ikut keluar dari sana.

"Aska, kamu buat kita panik saja."

Ujar Reno yang langsung datang menyapa Aska.

"Brak,,,."

Terdengar suara pintu kamar pak Darmadji yang langsung tertutup sendiri saat Reno ingin melihat ke dalam kamar itu.

"Bawa teman perempuan mu kesini."

Ujar pak Darmadji yang menyuruh Reno membawa Luna.

"Baik pak, saya akan membantu Luna kesini."

Jawab Reno yang aneh melihat Aska yang bersikap dingin pada nya.

Reno langsung membawa Luna ke tempat yang seperti persembahan di ruangan itu.

"Buka kain penutup nya."

Ujar Pak Darmadji yang menyuruh Aska untuk membuka nya.

"Jangan, biarkan saya yang membuka nya pak."

Ucap Reno yang keberatan dengan Aska.

"Sembrono, aku suruh teman kamu, bukan kamu anak bodoh."

Tegur pak Darmadji yang melarang Reno yang melakukan nya.

"Biar aku saja, kamu tahan Luna, aku tidak akan menyakiti nya."

Jawab Aska yang menyuruh Reno untuk percaya dengan ucapan nya.

"Aku merasa ada yang salah dengan kamu Aska."

bisik Reno pada Aska.

"Sebaiknya cepat lakukan, atu kaki teman kamu akan membusuk selama nya."

ujar pak Darmadji yang membuat Reno langsung menjauh dari Aska.

 Entah proses ritual apa yang akan mereka lakukan, Aska yang berada bersama nya justru terlihat sangat berbeda dengan Aska yang biasanya.

Apa yang sebenarnya terjadi pada Aska,

dan dimana mereka tinggal saat ini,

penasaran dengan kisah nya, kita tunggu update terbaru nya setiap hari.

Terpopuler

Comments

Isnanto Fajar Nugroho

Isnanto Fajar Nugroho

ngeri

2024-11-20

1

Tanu Fajar Wijaya

Tanu Fajar Wijaya

put

2024-11-08

2

Fazri Harun Wijaya

Fazri Harun Wijaya

absen

2024-11-08

2

lihat semua
Episodes
1 Mengejar popularitas
2 Rumah ghaib
3 Pintu ghaib
4 Masuk kedunia lain
5 Lorong cahaya
6 Flashback kampung Angka (Angkara Murka)
7 Pemuja iblis
8 Seperti hidup kembali
9 Jatuh cinta pada siluman rubah
10 Kembali pulang
11 Malam Jum'at pertama
12 Akibat terlalu cinta
13 Kembalinya penguasa kegelapan
14 Malam Jum'at kedua
15 Garis keturunan pak Sastro
16 Dendam pribadi Darmadji
17 Desa Angka yang hilang
18 Kemunculan Nyi Sunter
19 Tumbal kedua Nyi Sunter
20 Tumbal ke tiga Nyi Sunter
21 Tumbal ke empat Nyi Sunter
22 Tumbal ke lima dan enam
23 Tumbal terakhir Nyi Sunter
24 Kegagalan Nyi Sunter
25 Luna yang hilang
26 pencarian Luna
27 Ditolong Nyi Sunter
28 Kembalinya Luna
29 Malam Jum'at ke empat
30 pernikahan gaib
31 Pertemuan Nyi Mas dan Ranti
32 Pertarungan Aldi dan Reno
33 Kekuatan Darmadji
34 Pertarungan Sastro dan Darmadji
35 Bertemu ibu Ranti
36 Pedang mata dua
37 Jum'at ke lima
38 Kembalinya Ranti
39 Hilangnya bayi dalam kandungan Ranti
40 Pernikahan Ranti dan Aska
41 Malam Jum'at ke lima
42 Hilangnya warga kampung Muara
43 Mencari keberadaan warga Muara
44 Kampung Muara dan isinya
45 Tinggal sendiri
46 Kampung pemuja setan
47 Melarikan diri
48 Kampung tepi hutan
49 Cerita warga
50 Kalung merah delima
51 Pembersihan Luna
52 Bertahan di alas Purwo
53 Rahasia besar Lana
54 Diujung alas Purwo
55 Kemunculan Darmadji
56 Hanya sebatas mimpi
57 Melawan hati
58 Bayangan sang sahabat
59 Malam bulan purnama
60 Terdampar di lautan
61 Hidup di kampung Nelayan
62 Terbawa ombak besar
63 Menjauh dari pantai
64 Tinggal di rumah tua
65 Kuburan anak perawan
66 Singgah di kota mati
67 Flashback kota mati
68 Bukit duri kampung Pulo
69 Kampung Pulo
70 Adat di kampung Pulo
71 Pernikahan kedua
72 Malam terburuk
73 Berpisah dengan Laras
74 Kembali ke kampung Muara
75 Kembali ke rumah
76 Mimpi Luna
77 Menggali tanah di pinggir sumur
78 Tanda terima kasih
79 Meninggal kan kampung Muara
80 Pindah kota
81 Kembali ke pesantren
82 Sumber kekuatan Laras
83 Babak akhir
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Mengejar popularitas
2
Rumah ghaib
3
Pintu ghaib
4
Masuk kedunia lain
5
Lorong cahaya
6
Flashback kampung Angka (Angkara Murka)
7
Pemuja iblis
8
Seperti hidup kembali
9
Jatuh cinta pada siluman rubah
10
Kembali pulang
11
Malam Jum'at pertama
12
Akibat terlalu cinta
13
Kembalinya penguasa kegelapan
14
Malam Jum'at kedua
15
Garis keturunan pak Sastro
16
Dendam pribadi Darmadji
17
Desa Angka yang hilang
18
Kemunculan Nyi Sunter
19
Tumbal kedua Nyi Sunter
20
Tumbal ke tiga Nyi Sunter
21
Tumbal ke empat Nyi Sunter
22
Tumbal ke lima dan enam
23
Tumbal terakhir Nyi Sunter
24
Kegagalan Nyi Sunter
25
Luna yang hilang
26
pencarian Luna
27
Ditolong Nyi Sunter
28
Kembalinya Luna
29
Malam Jum'at ke empat
30
pernikahan gaib
31
Pertemuan Nyi Mas dan Ranti
32
Pertarungan Aldi dan Reno
33
Kekuatan Darmadji
34
Pertarungan Sastro dan Darmadji
35
Bertemu ibu Ranti
36
Pedang mata dua
37
Jum'at ke lima
38
Kembalinya Ranti
39
Hilangnya bayi dalam kandungan Ranti
40
Pernikahan Ranti dan Aska
41
Malam Jum'at ke lima
42
Hilangnya warga kampung Muara
43
Mencari keberadaan warga Muara
44
Kampung Muara dan isinya
45
Tinggal sendiri
46
Kampung pemuja setan
47
Melarikan diri
48
Kampung tepi hutan
49
Cerita warga
50
Kalung merah delima
51
Pembersihan Luna
52
Bertahan di alas Purwo
53
Rahasia besar Lana
54
Diujung alas Purwo
55
Kemunculan Darmadji
56
Hanya sebatas mimpi
57
Melawan hati
58
Bayangan sang sahabat
59
Malam bulan purnama
60
Terdampar di lautan
61
Hidup di kampung Nelayan
62
Terbawa ombak besar
63
Menjauh dari pantai
64
Tinggal di rumah tua
65
Kuburan anak perawan
66
Singgah di kota mati
67
Flashback kota mati
68
Bukit duri kampung Pulo
69
Kampung Pulo
70
Adat di kampung Pulo
71
Pernikahan kedua
72
Malam terburuk
73
Berpisah dengan Laras
74
Kembali ke kampung Muara
75
Kembali ke rumah
76
Mimpi Luna
77
Menggali tanah di pinggir sumur
78
Tanda terima kasih
79
Meninggal kan kampung Muara
80
Pindah kota
81
Kembali ke pesantren
82
Sumber kekuatan Laras
83
Babak akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!