Masuk kedunia lain

Tidak ada harapan untuk mereka kembali pulang, berpikir jika kembali ke tempat awal adalah sebuah kunci untuk pulang, sayang nya, dunia alam lain terbalik, tidak sesuai dengan ekspektasi

yang merasa pikirkan.

"Aihhhh,,, sudah berapa lama kita berjalan Aska, kenapa kita tidak menemukan pintu masuk itu."

Ujar Reno yang sudah merasa lelah saat itu.

"Aku juga bingung Reno, harus nya pintu itu ada disekitar sini."

Ujar Aska yang melihat posisi itu ada di sana, sesuai dengan yang ada direkaman video Reno.

"Lantas, apa kita akan pulang sebelum Adi kita temukan, apa itu tidak setia kawan nama nya?."

Ujar Luna yang berbeda pendapat dengan Aldi yang ingin cepat pulang dan pergi dari sana.

"Persetan dengan Adi, bisa saja Adi sudah mati di makan hantu itu."

Jawab Aldi yang tidak mau kembali mencari Adi.

"Benar juga kata Luna, kita harus menemukan Adi sebelum kita menemukan kembali pintu keluar itu."

Ujar Reno yang punya pendapat sama dengan Luna.

"Oh,,,jadi kalian mau masuk kedalam sana lagi?, memang otak kalian semua sudah tidak waras."

Ujar Aldi yang tidak mau pergi dari sana.

"Jangan konyol kamu Aldi!!!, bagaimana pun juga, Adi tetap saja teman kita."

Jawab Aska yang kesal dengan sikap Aldi.

"Silahkan saja kalian kembali ke sana, aku tidak mau ikut dengan kalian."

Jawab Aldi yang justru duduk di tempat itu.

"Jangan konyol, bagaimana jika kamu yang hilang di sini, sumpah Aldi, jika sampai kamu yang hilang, aku tidak sudi mencari kamu."

Ujar Aska yang kesal dengan sikap Aldi yang mementingkan dirinya sendiri.

"Ha,,,ha,,,ha,, apa kamu bilang?, aku tidak butuh kamu cari, karena aku yang akan keluar lebih dulu dari sini."

Ujar Aldi yang tertawa keras saat itu.

"Dasar manusia tidak berhati nurani, aku juga tidak peduli jika kamu yang di makan hantu penghuni sini."

Ujar Luna yang berjalan megejar Aska dan Reno.

"Pergi saja, jika aku keluar nanti, aku akan bilang pada semua orang kalau kalian sudah mati !!!."

Teriak Aldi yang entah kenapa bisa seperti itu.

Luna pun menengok ke arah Aldi yang melambai kan tangan nya pada mereka.

"Biarkan saja, hari menjelang malam, situasi disini akan lebih menakutkan dari pada di dalam sana."

Ujar Aska yang menyuruh Luna dan Reno berjalan lebih cepat.

"Apa yang akan terjadi pada Aldi Aska, sebaiknya kita beri tahu pada Aldi."

Ujar Luna yang tidak tega jika harus meninggalkan Aldi sendiri di sana.

"Cukup Luna, jika kita disini, kemungkinan kita tidak akan pernah kembali."

Ujar Aska yang memberi tau pada Luna.

"Selalu saja kalimat itu yang kamu katakan Aska?, sebenarnya apa yang kamu ketahui tentang tempat ini."

Tanya Luna yang curiga pada Aska.

"Aku, kamu tanya aku tahu tentang tempat ini?, dari mana aku tahu Luna, aku hanya pernah ke sini."

Ujar Aska yang melihat wajah Luna dengan tajam.

"Sudah, jangan berdebat terus menerus, sebaiknya kita cari tempat sembunyi, sebelum terjadi kejadian seperti yang menimpa Adi."

Ujar Reno yang membuat mereka berhenti berbicara.

"Aaa,,,,, ampun,,,,saya hanya ingin pulang,,".

Terdengar teriakan suara Aldi yang meminta ampun.

Ketiganya pun langsung bergegas menuju tempat Aldi, hanya saja mereka terkejut saat melihat tubuh Aldi sedang dipaksa untuk masuk ke dalam sebuah keranda mayat oleh segerombolan orang.

"Aldi,,,apa yang harus kita lakukan?."

Tanya Reno yang berbisik ditelinga Aska.

"Rombongan itu seperti yang kemarin kita temui di pemakaman."

Ujar Reno yang melihat ke arah rombongan itu.

"Benar Reno, kita ikuti iringan mereka, tapi ingat, jangan sampai mereka menemukan kita juga."

Ujar Aska memperingatkan Luna dan Reno.

Waktu pun terus berjalan, mereka masih mengikuti arah rombongan yang membawa Aldi.

Setibanya di pemakaman

"Ampun,,,aku hanya ingin pulang,"

Ujar Aldi yang meminta ampun pada orang yang seperti nya ketua dari rombongan itu.

"Ha,,ha,,ha,,aku suka dengan sifat kamu anak muda."

Ujar ketua dari rombongan itu pada Aldi.

"Aku akan menjadi pengikut mu, jika kamu melepaskan aku."

Ujar Aldi yang ingin bersekutu dengan mereka.

"Baiklah, apa yang akan kamu berikan pada ku jika aku menolong mu."

Ujar ketua rombongan itu pada Aldi.

"Aku akan mengikuti apapun perintah mu, dan apapun yang kamu mau dari ku."

Ujar Aldi yang entah kenapa kini berubah menjadi manusia yang lupa dengan siapa dirinya sendiri.

Entah apa yang terjadi, tiba-tiba kabut asap tebal seakan menutupi mereka,

dan tanpa sadar, mereka pun hilang seketika bersama dengan tubuh Aldi.

"Aldi,,, kemana dia ,, kenapa dia hilang."

Ucap Luna yang membuat kaget Aska dan Reno.

"Ssssst, aku sudah bilang, jangan bersuara, atau makhluk itu kegelapan akan muncul kembali."

Ujar Aska yang berbisik pada Luna.

Keringat dingin mengucur deras dikening Luna, matanya melihat sosok hitam yang berada tepat di belakang Aska.

Luna langsung menggeleng kan kepalanya, dan menunjukkan tangan nya di mulutnya, memberi tanda pada Aska agar diam saat itu.

Mata Aska pun melotot, tubuh nya pun bergetar hebat, saat merasakan ada sesuatu yang sedang mendekati nya.

Beberapa jam kemudian,

Mereka pun langsung berlari ke arah yang tidak mereka ketahui, terus berlari tanpa ada penerangan yang mereka miliki.

"Nyalakan lampu senter ponsel kamu Luna."

Ujar Reno yang memberi tau pada Luna.

"Ponsel ku mati, aku tidak punya baterai cadangan."

Jawab Luna yang masih berpegangan tangan pada Reno dan Aska.

Tiba-tiba ada sesuatu yang datang dari arah depan mereka, membuat mereka harus berputar arah ke tempat semula.

"Lari,,, cepat pergi dari sini, atau kita akan hilang seperti Adi."

Ujar Aska yang menarik tangan Luna dan Reno.

"Aaaaa,,,aaaaa,,,aku tidak kuat berlari, kaki ku sakit Aska."

Ujar Luna yang jatuh dan sempat terseret oleh Aska dan Reno yang masih memegang tangan Luna.

"Aaaaaaa,,,aaaaa,,,aku tidak mau mati disini,,."

Teriak Luna saat makhluk kegelapan berada tepat di depan mata nya.

"Luna,,, pegang tangan ku."

Ujar Reno yang terjatuh cukup jauh dari tubuh Luna.

"Agh,,,agh,,agh,,,,,,."

Terdengar suara makhluk kegelapan yang mendekati Luna.

Luna melihat jelas sinar mata makhluk itu, semakin dekat dengan kaki Luna yang kini membusuk.

"Krak,,,wus,,,wus,,,."

terdengar suara angin yang membawa mahluk kegelapan itu pergi menjauh dari Luna.

"Aihhhh, makhluk apa itu yang menyerang kembali makhluk kegelapan."

Ujar Reno yang berjalan mendekati Luna.

"Aishhhh, bau busuk itu lagi."

Ujar Aska yang mendekati tubuh Luna.

"Hix,,hix,,hix,,, kenapa bau busuknya selalu datang disaat malam tiba, sedang kan disiang hari, luka ini jelas tidak ada."

Ujar Luna yang menangis di pelukan Reno.

"Tunggu,, baunya semakin hilang, ini pertanda jika hari sudah mulai siang."

Ujar Aska yang hanya menduga.

Masih ditempat itu, mereka bertiga pun mulai merasakan ada cahaya yang mulai bersinar, memberi tanda, jika hari sudah mulai pagi.

"Ayo bangun Luna, apa kamu bisa berjalan?."

Tanya Reno yang langsung membantu Luna untuk bangun dari tempat nya.

Luna pun menggerakkan kakinya, dan Aska pun langsung melihat luka yang ada di kaki Luna.

"Hah!!!, bagaimana mungkin, luka yang jelas bau busuk justru tidak ada sama sekali."

Ujar Aska yang membuat Reno ikut melihat nya.

"Apa itu???, kenapa makhluk kegelapan tidak menyerang Luna, apa ada sesuatu pada luka Luna??."

Tanya Reno yang berbicara pada Luna dan Aska.

Luna dan Aska pun hanya terdiam dan saling bertatapan mata,

Percaya atau tidak, itulah yang terjadi.

Bagaimana nasib mereka selanjutnya,

Penasaran kan,,,

Tunggu di bab berikutnya, jangan lupa ikuti update terbaru nya setiap hari.

Terpopuler

Comments

Gord Mage

Gord Mage

absen kk

2024-11-07

2

Zilong Tombak

Zilong Tombak

Hadir

2024-11-07

2

Jhonson Tank

Jhonson Tank

absen

2024-11-07

2

lihat semua
Episodes
1 Mengejar popularitas
2 Rumah ghaib
3 Pintu ghaib
4 Masuk kedunia lain
5 Lorong cahaya
6 Flashback kampung Angka (Angkara Murka)
7 Pemuja iblis
8 Seperti hidup kembali
9 Jatuh cinta pada siluman rubah
10 Kembali pulang
11 Malam Jum'at pertama
12 Akibat terlalu cinta
13 Kembalinya penguasa kegelapan
14 Malam Jum'at kedua
15 Garis keturunan pak Sastro
16 Dendam pribadi Darmadji
17 Desa Angka yang hilang
18 Kemunculan Nyi Sunter
19 Tumbal kedua Nyi Sunter
20 Tumbal ke tiga Nyi Sunter
21 Tumbal ke empat Nyi Sunter
22 Tumbal ke lima dan enam
23 Tumbal terakhir Nyi Sunter
24 Kegagalan Nyi Sunter
25 Luna yang hilang
26 pencarian Luna
27 Ditolong Nyi Sunter
28 Kembalinya Luna
29 Malam Jum'at ke empat
30 pernikahan gaib
31 Pertemuan Nyi Mas dan Ranti
32 Pertarungan Aldi dan Reno
33 Kekuatan Darmadji
34 Pertarungan Sastro dan Darmadji
35 Bertemu ibu Ranti
36 Pedang mata dua
37 Jum'at ke lima
38 Kembalinya Ranti
39 Hilangnya bayi dalam kandungan Ranti
40 Pernikahan Ranti dan Aska
41 Malam Jum'at ke lima
42 Hilangnya warga kampung Muara
43 Mencari keberadaan warga Muara
44 Kampung Muara dan isinya
45 Tinggal sendiri
46 Kampung pemuja setan
47 Melarikan diri
48 Kampung tepi hutan
49 Cerita warga
50 Kalung merah delima
51 Pembersihan Luna
52 Bertahan di alas Purwo
53 Rahasia besar Lana
54 Diujung alas Purwo
55 Kemunculan Darmadji
56 Hanya sebatas mimpi
57 Melawan hati
58 Bayangan sang sahabat
59 Malam bulan purnama
60 Terdampar di lautan
61 Hidup di kampung Nelayan
62 Terbawa ombak besar
63 Menjauh dari pantai
64 Tinggal di rumah tua
65 Kuburan anak perawan
66 Singgah di kota mati
67 Flashback kota mati
68 Bukit duri kampung Pulo
69 Kampung Pulo
70 Adat di kampung Pulo
71 Pernikahan kedua
72 Malam terburuk
73 Berpisah dengan Laras
74 Kembali ke kampung Muara
75 Kembali ke rumah
76 Mimpi Luna
77 Menggali tanah di pinggir sumur
78 Tanda terima kasih
79 Meninggal kan kampung Muara
80 Pindah kota
81 Kembali ke pesantren
82 Sumber kekuatan Laras
83 Babak akhir
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Mengejar popularitas
2
Rumah ghaib
3
Pintu ghaib
4
Masuk kedunia lain
5
Lorong cahaya
6
Flashback kampung Angka (Angkara Murka)
7
Pemuja iblis
8
Seperti hidup kembali
9
Jatuh cinta pada siluman rubah
10
Kembali pulang
11
Malam Jum'at pertama
12
Akibat terlalu cinta
13
Kembalinya penguasa kegelapan
14
Malam Jum'at kedua
15
Garis keturunan pak Sastro
16
Dendam pribadi Darmadji
17
Desa Angka yang hilang
18
Kemunculan Nyi Sunter
19
Tumbal kedua Nyi Sunter
20
Tumbal ke tiga Nyi Sunter
21
Tumbal ke empat Nyi Sunter
22
Tumbal ke lima dan enam
23
Tumbal terakhir Nyi Sunter
24
Kegagalan Nyi Sunter
25
Luna yang hilang
26
pencarian Luna
27
Ditolong Nyi Sunter
28
Kembalinya Luna
29
Malam Jum'at ke empat
30
pernikahan gaib
31
Pertemuan Nyi Mas dan Ranti
32
Pertarungan Aldi dan Reno
33
Kekuatan Darmadji
34
Pertarungan Sastro dan Darmadji
35
Bertemu ibu Ranti
36
Pedang mata dua
37
Jum'at ke lima
38
Kembalinya Ranti
39
Hilangnya bayi dalam kandungan Ranti
40
Pernikahan Ranti dan Aska
41
Malam Jum'at ke lima
42
Hilangnya warga kampung Muara
43
Mencari keberadaan warga Muara
44
Kampung Muara dan isinya
45
Tinggal sendiri
46
Kampung pemuja setan
47
Melarikan diri
48
Kampung tepi hutan
49
Cerita warga
50
Kalung merah delima
51
Pembersihan Luna
52
Bertahan di alas Purwo
53
Rahasia besar Lana
54
Diujung alas Purwo
55
Kemunculan Darmadji
56
Hanya sebatas mimpi
57
Melawan hati
58
Bayangan sang sahabat
59
Malam bulan purnama
60
Terdampar di lautan
61
Hidup di kampung Nelayan
62
Terbawa ombak besar
63
Menjauh dari pantai
64
Tinggal di rumah tua
65
Kuburan anak perawan
66
Singgah di kota mati
67
Flashback kota mati
68
Bukit duri kampung Pulo
69
Kampung Pulo
70
Adat di kampung Pulo
71
Pernikahan kedua
72
Malam terburuk
73
Berpisah dengan Laras
74
Kembali ke kampung Muara
75
Kembali ke rumah
76
Mimpi Luna
77
Menggali tanah di pinggir sumur
78
Tanda terima kasih
79
Meninggal kan kampung Muara
80
Pindah kota
81
Kembali ke pesantren
82
Sumber kekuatan Laras
83
Babak akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!