Bab 09

"Kamu udah pulang, Ka?", tanya Riang yang mendapati adik bungsunya duduk di tepi kolam renang.

Ia pikir Shaka akan kembali ke rumah nanti sore. Tapi ternyata ,belum dhuhur saja pemuda itu sudah pulang.

"Eh...Miba! Heum...belom lama sih, lima belas menitan yang lalu!", jawab Shaka tanpa beranjak dari tepi kolam. Bahkan kaki jenjangnya yang berbulu itu masih terendam.

Riang mendekati adik bungsunya. Lalu ia pun duduk bersila di samping Shaka. Perempuan cantik itu enggan untuk basah-basahan.

"Sedang ada masalah?", tanya Riang. Shaka menggeleng lalu tersenyum tipis. Dan Riang tak percaya dengan gelengan Shaka.

"Miba tahu kalau ada yang sedang kamu pikirkan Ka! Ya...walau pun mungkin....selama tujuh tahun ini, kita berjauhan membuat Miba ngga terlalu mengenal kamu lagi!", kata Riang.

Kedua pasang mata itu saling berpandangan beberapa saat. Hingga helaan nafas dari bibir seksi Shaka pun keluar perlahan.

''Shaka masih adik bungsu Miba kok!", kata Shaka menyandarkan kepalanya di bahu sang kakak.

Riang mengusap pipi Shaka dengan lembut.

"Cerita sama Miba, ada apa?"

Shaka terdiam beberapa saat.

"Rumit Miba! Shaka bingung!", adu Shaka.

"Tentang apa? Dan serumit apa?", tanya Riang.

Semoga ini tidak ada kaitannya dengan Ica! Batin Riang.

"Cyara! Kami sudah kenal lama, tepatnya sejak awal kami masuk di kampus yang sama."

Syukurlah, ini bukan tentang Ica!

Riang masih mendengarkan curhatan adiknya.

"Shaka nyaman dekat dengan Cyara, juga sebaliknya!", kata Shaka. Riang mengangguk pelan ,Shaka bisa merasakan pergerakan bahu sang kakak yang masih jadi tumpuannya.

"Tapi...sejauh ini...kami tidak punya komitmen apa-apa Miba!"

"Komitmen? Maksudnya pacaran gitu?", tanya Riang.

"Huum! Kami tak pernah pacaran, tapi kami dekat seperti layaknya pasangan kekasih!"

Shaka mengangkat kepalanya dari bahu Riang lalu menatap kolam berwarna biru itu.

"Kenapa tidak kalian lanjutkan saja ke jenjang yang lebih serius Ka! Jaman sudah berubah! Apalagi kalian hidup di lingkungan bebas....??!"

Riang menatap adiknya dengan intens. Shaka menyadari tatapan kakak sulungnya tersebut.

"Shaka masih bisa jaga diri Miba, sekalipun berada di lingkungan yang pergaulannya bebas."

Riang masih menatap adik bungsunya. Dan setelah itu, Riang mengangguk percaya dengan ucapan adiknya.

"Lalu...?"

"Sebenarnya...kami sadar Miba. Ada tembok penghalang yang tidak bisa kami runtuhkan."

Riang menautkan kedua alisnya namun hanya beberapa saat karena ia paham dengan apa yang Shaka maksud.

"Kalau kalian tahu hal itu sangat berat, lalu kenapa kalian masih bertahan di situasi ini? Kalian tahu konsekuensinya."

Shaka mengangguk pelan.

"Iya, Miba! Tapi...untuk saling menjauh...sangat sulit buat kami!", kata Shaka.

Riang menepuk pelan bahu Shaka.

"Sejak kemarin ,Cya mudah sekali ngambek. Apalagi kalau Shaka menyebut Ica atau bahkan tak sengaja menceritakan tentang Ica. Cya cemburu sama Ica! Padahal dia tahu, seperti apa hubungan ku sama Ica, Miba!"

"Mak-maksudnya...Cya cemburu kamu dekat dengan Ica?", tanya Riang. Shaka pun mengiyakan dengan anggukan.

"Entah apa yang ada dalam pikiran Cya sampai harus berpikir seperti itu."

Riang terdiam dan mencerna cerita dari Shaka tersebut.

"Orang tua Cyara dan mama papa tahu kedekatan kami Miba. Dan...ya begitu lah!"

Shaka tampak putus asa ingin meneruskan ceritanya.

"Miba tidak bisa memberi masukan apa pun sama kamu karena ini menyangkut tentang hati. Tapi...Miba cuma bisa pesan ke kamu."

Shaka menatap mata teduh sang kakak.

"Perbanyak mengingat Allah ya Ka! Jangan sampai iman kamu goyah! Allah akan memberi balasan untuk kebaikan atau dosa kita sekalipun sebiji zarah!"

Shaka mengangguk pelan.

"Udah azan dhuhur, solat dulu gih! Miba mau jemput Tata nanti."

"Biar Shaka aja yang jemput Tata, Miba. Miba kasih tahu aja alamat sekolah Tata!"

"Yakin?", tanya Riang. Shaka pun mengangguk pasti.

💜💜💜💜💜💜💜💜

"Duh...kok bisa-bisanya banyak yang milih dugong jadi ketua OSIS, emang apa sih kelebihannya selain berat badannya?"

Rista yang kebetulan sedang melintas di kerumunan itu pun menghentikan langkahnya.

Dia tahu, dirinya lah yang sedang menjadi topik ghibahan mereka.

Gadis yang badannya cukup berisi tapi tidak bisa di katakan gendut juga mendekati kerumunan itu yang tiba-tiba berhenti membicarakan dirinya.

Rista alias Tata menyampirkan ujung hijabnya ke salah satu sisi dengan gerakan slowmo.

"Lagi...ngomongin aku, heum?"

"Pede banget Lo? Siapa Lo? Oops ...lupa! Berati dia nyadar kalo mirip Dugong, ya ngga sih???", tanya salah satunya yang di sambut tawa berderai.

Tata tidak langsung marah apalagi menggampar mereka. Tangannya terlalu berharga untuk menanggapi hal sepele itu.

Di rumah, Tata adalah gadis yang manja karena ia anak bungsu. Tapi di sekolah, dia sangat bisa menerapkan diri.

"Body shaming, bullying!", kata Tata mencatat hal tersebut di buku sakunya. Ia menuliskan nama-nama mereka. Bahkan jam dan detiknya pun, Tata tulis di buku kecil itu.

"Kenapa Lo, mau lapor bk? Kepsek?", ledek salah satu dari mereka.

Tata tersenyum simpul. Selain mencatatnya, Tata juga merekam bullying secara verbal itu dengan ponselnya.

"Dalam KUHP UU no. 35 tahun 2014 tindakan perudungan yang di lakukan di tempat umum dan mempermalukan harkat dan martabat seseorang bisa mendapatkan hukuman paling tidak 4 tahun penjara dan denda minimal Rp 750 juta. Dan aku tinggal bilang ke om ku yang pengacara! Dia tinggal naikan berkas ke pihak berwajib, setelah itu ...ya...kalian tunggu saja! Nama-nama kalian sudah ku catat", kata Tata acuh dan berjalan meninggalkan tempat itu.

Segerombolan gadis itu melebarkan matanya. Mereka tidak berpikir sama sekali jika Tata akan berkata seperti itu.

"Ngga usah percaya! Paling cuma gertakan! Gaya banget punya om pengacara!"

"Tapi Vel...kalo beneran gimana?!", tanya yang lain ketakutan.

"Udah lah! Ngapain sih ngurusin si Dugong itu!", ajak Vela, seorang gadis yang vokal sejak tadi merudung Tata.

Mereka pun bergerombol lagi meninggalkan tempat ghibah tadi.

Tata menggendong tasnya dan berjalan ke depan menunggu jemputan uminya. Mobil uminya pun tiba, seseorang yang menyetir di balik kemudi ternyata bukan umi melainkan om nya.

Shaka turun dari mobil dan menghampiri tukang cilok yang tak jauh dari gerbang.

"Lha....malah jajan???", celetuk Tata yang berjalan mendekati om nya.

"Om Aka!", panggil Tata.

"Bentar Ta, om udah lama ngga makan cilok! Kamu mau juga ngga?", tawar Shaka.

"Mau lah hehehe!", jawab Tata. Setelah membayar cilok itu, keduanya berjalan menuju ke mobil.

Kebetulan Vela melihat Tata dengan Shaka yang tampak akrab itu.

"Gila, itu cowoknya si Dugong?", tanya Vela. Mereka pun menatap Tata yang masuk ke mobil jemputannya.

"Tata juga ngga jelek Vel, dia cantik, berprestasi dan keliatan alim lagi", celetuk salah seorang teman Vela.

"Diem Lo?!", sahutnya kesal.

💜💜💜💜💜💜💜💜

"Assalamualaikum ,umi!!", teriak Ica.

"Walaikumsalam , kebiasaan teriak-teriak deh Ca?!", kata Riang.

"Habisnya sepi sih!", kata Ica yang duduk di ruang tv sambil minum air putih dingin.

"Adik mu belum pulang, Ca."

"Oh iya ya...kok Umi ngga jemput!?", tanya Ica heran.

"Om kamu yang jemput Tata ,Ca."

"Oh....!"

Ica hanya ber'oh' saja dan tak mau menanggapi lebih. Berada di kantor Oma nya cukup membuat Ica melupakan sedikit beban pikirannya.

Riang sudah mendengar penjelasan suaminya lewat telpon soal garis besar obrolan Syam dan Ica.

Melihat wajah Ica yang kembali ceria, Riang merasa cukup lega.

"Ya udah, Mi! Ica ke atas dulu!", pamit Ica. Riang mengusap pelan bahu kecil itu dan tersenyum tipis.

Riang memandangi punggung Ica yang sedang menuju ke lantai dua di mana kamarnya berada.

Tetaplah jadi Ica nya Umi ya Ca! Kamu pasti bisa melewati setiap ujianNya.

💜💜💜💜💜💜💜

terimakasih 🙏

Terpopuler

Comments

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

jaman sekarang anak2 cuma modal tampang tp ga di ikuti skil jd...smg ica bisa cepat membuang peeasaany sm shaka...dan shaka bisa memilih yg terbaik dr yg baik..dengeein kr riang kamu hrs lbh mendekatkn diri sm Allah..msh panjang ceritay ya thoor..jd hrs siapi. energi

2024-11-11

2

NNPAPALE🦈🦈🦈🦈

NNPAPALE🦈🦈🦈🦈

sampai.lupa.komen gara gara kebablasan baca... yg jadi pengacara siapa ya..
apa.ganesh apa gilang?

2024-11-11

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 01
2 Bab 02
3 Bab 03
4 Bab 04
5 Bab 05
6 Bab 06
7 Bab 07
8 Bab 08
9 Bab 09
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Draft
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab.122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Bab 01
2
Bab 02
3
Bab 03
4
Bab 04
5
Bab 05
6
Bab 06
7
Bab 07
8
Bab 08
9
Bab 09
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Draft
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab.122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!