Qia Sentral Plaza

Pagi-pagi sekali seorang gadis muda sudah berada di dalam Qia Sentral Plaza pusat perbelanjaan paling ramai di kota A, menghabiskan waktu, menyenangkan diri membeli apapun kebutuhan dan keperluan merupakan kesenangan bagi para pengunjung baik wanita maupun pria dari berbagai kalangan dan usia untuk itulah Nona muda itu sering terjun langsung untuk berbaur dengan para karyawan nya.

"Selamat pagi Nona" sapa Pak Bima salah satu Security yang sedang bertugas hari itu

"Selamat pagi juga Pak Bima" sahut Qiana dengan senyum ramah nya membuat siapa saja yang melihatnya bisa merasakan aura positif yang ada pada diri nya

Sesampainya di ruangan nya gadis itu mengganti pakaian milik nya dengan pakaian ala karyawan wanita, tak lupa gadis itu juga menggunakan tanda pengenal sehingga siapapun yang melihat nya pasti mengira bahwa dirinya adalah karyawan yang bekerja di sana kecuali para staf dari seluruh departemen mereka semua mengenali boss muda yang ramah itu. Namun seperti yang ia katakan ketika di lingkungan kerja ia lebih suka berpenampilan sederhana dan ketika di luar gadis itu biasa mengenakan pakaian yang ia desain sendiri, ya Nona muda itu punya butik sendiri ia pandai merancang dan menjahit dari usia sepuluh tahun.

Tuk tuk, terdengar suara ketukan pintu dari luar

"Masuk" sahut Qiana

"Wahh Nona, anda datang lebih pagi dari biasa nya, saya jadi tidak enak karena kalah cepat dengan anda" ucap Sekretaris Hani

"Tidak papa Hani, aku sengaja datang lebih awal karena ingin menyambut karyawan baru kita hari ini, ku dengar mereka lulus dengan hasil terbaik dari ratusan peserta yang mengikuti tes seleksi di departemen kita. Sangat di sayangkan hari itu aku tidak dapat hadir karena harus menemani Ayah dan Ibu ke bandara"

Tidak selang beberapa lama Qiana melihat jam di tangan nya bertepatan dengan suara ketukan pintu dari luar

Tuk-tuk,... "Permisi Nona"

"Yaa, silakan masuk Pak Bima" hanya dari suara gadis itu sudah tahu kalau yang mengetuk barusan adalah Pak Bima

"Ini pesanan anda Nona" sambil meletakan beberapa kotak ke atas meja

"Waah...., sudah datang ternyata, terima kasih banyak ya Pak Bima maaf merepotkan"

"Sama-sama Nona, jangan sungkan kalau begitu saya permisi dulu"

Qiana membuka satu persatu kotak yang ada di atas meja

"Hmmmmm wangi sekali aroma nya, ayo Hani kita sarapan dulu"

"Silakan Nona, kebetulan saya sudah sarapan di rumah"

"Tidak papa Hani makan saja sedikit lagi aku sudah memesan beberapa aneka roti, buah dan ada salad sayur kesukaan mu juga"

Akhirnya mau tidak mau Sekretaris Hani ikut makan menemani Qiana menyantap sarapan nya

Meski sudah lama saling mengenal serta usia yang terpaut tidak terlalu jauh namun bagi Hani sebagai sekretaris Nona muda tetap ada batasan-batasan yang harus ia jaga, apalagi mengingat dai di utus langsung oleh keluarga Hengky unutk bertugas mendampingi putri kesayangan nya merupakan tanggung jawab yang sangat besar sekaligus suatu kehormatan bagi diri nya.

Sekretaris Hani tergolong orang yang tegas dalam bekerja, pandai bersosialisasi dan sangat bisa di andalkan. Ia juga sangat pandai menyesuaikan diri di segala situasi terutama dalam memahami temperamen Nona muda yang sudah bertahun-tahun ia dampingi. Saat Qiana butuh teman cerita maka orang pertama yang ia cari adalah Sekretaris Hani, dengan senang hati waita itu mendengarkan keluh kesah Qiana. Tak jarang juga ia di mintai pendapat mengenai berbagai hal yang menyangkut kehidupan pribadi Nona muda nya, lebih tepat nya ia sudah di anggap seperti kakak perempuan bagi Qiana, karna memang Nona muda hanya memiliki dua orang kakak laki-laki.

Terlepas dari itu sejauh ini memang hanya Hani yang benar-benar mampu memahami tabiat Nona muda, sebab itulah keluarga Hengky mempercayakan Qiana kepada Hani, di tambah lagi meskipun seorang perempuan tetapi Hani juga menguasai beberapa ilmu bela diri serta banyak mengantongi sertifikat penghargaan dan medali, sehingga dengan adanya Sekretaris Hani di samping Qiana mampu mengurangi kekhawatiran Tuan Hengky dan Nyonya Eri.

Belum selesai dua wanita muda itu menyantap sarapan nya tiba-tiba terdengar suara dering dari ponsel Qiana, ketika di cek rupa nya ada panggilan video dari Ibu Ratu

"Hallo..."

"Sayang, kamu sudah sarapan?"

"Sudah bu, ini aku sedang menyantap sarapan bersama Hani" Qiana memutar kameranya mengarahkan kepada Hani yang duduk tepat di seberang nya.

"Ibu dan Ayah sudah pulang ?, bagaimana perjalanan nya, pasti melelahkan ya ?"

"Sedikit melelahkan, tetapi ibu senang hihi"

"Eehhhh ada apa ini, ibu bertemu siapa sampai bisa sesenang ini?" tanya Qiana penuh selidik melihat wajah ibu nya yang terus tersenyum

"Nanti saja ya Ibu cerita, kamu jangan pulang terlambat Ibu dan Ayah akan menunggu di rumah nanti sekalian ibu buatkan makanan kesukaanmu"

"Ibu..., kenapa tidak cerita sekarang saja ? Aku kan jadi penasaran, jangan-jangan Ayah dan Ibu mau menjodohkan ku ya ? Kalau soal itu pokoknya aku tidak mau pulang"

"Eehh tidak kok tidak hihi, ya sudah sampai bertemu di rumah ya sayang"

"Jangan-jangan memang ben..... ehhhh..." tut tut belum selesai Qiana bicara sang ibu sudah mengakhiri panggilan nya seketika membuat wajah gadis cantik itu cemberut

"Nona, apa anda baik-baik saja?" tanya Sekretaris Hani yang peka terhadap perubahan Qiana

"Tidak papa Hani, hanya saja Ibu terlihat mencurigakan, aku merasa Ibu seperti menyembunyikan sesuatu dariku saat kutanya apa dia mau menjodohkan ku tiba-tiba telfon nya di matikan, aneh sekali, aahhh sudahlah"

"Kalau memang benar ternyata anda di jodohkan bagaimana Nona ?"

"Aahhh tidak mungkin Hani, selama ini Ayah dan Ibu tidak pernah mau menjodoh-jodohkan anak nya kecuali kakak ku yang memang suka sekali menggangguku, lagi pula aku tidak mau buru-buru menikah, aku sudah cukup senang dengan segudang kegiatan yang kulakukan setiap hari, aku bisa bebas kesana kemari tanpa ada yang melarang.

Kalaupun suatu saat nanti menikah aku ingin ada lelaki yang tulus mencintai dan menerimaku dari hati nya. Aku ingin di cintai karena aku Qiana, bukan karena putri Tuan Hengky dan sebagai nya".

Sekretaris Hani manggut-manggut mendengar penuturan Qiana, bahkan jika dia ada di posisi Nona Muda dia pasti akan melakukan hal yang sama.

Tidak mudah berada di posisi Qiana, gadis muda dengan banyak talenta dengan tekad yang kuat mampu mengepakkan sayapnya sendiri tanpa berpangku tangan di bawah sayap orang tua nya.

Mungkin jika di tanya siapa orang yang paling Hani kagumi maka sudah pasti Nona Qiana jawaban nya.

Terlebih lagi mereka semua tau latar belakang keluarga Qiana, tak hanya sampai disitu bahkan para pengusaha yang punya anak juga bersaing menjodohkan anak mereka dengan putri kesayangan Tuan Hengky itu, tak jarang demi kepentingan tertentu seseorang bisa melakukan banyak upaya dan menghalalkan segala cara demi bisa mencapai tujuan nya.

Namun nyata nya sampai saat ini belum ada satupun dari mereka yang berhasil lantaran Nona muda memang sulit membuka hati. Soal pertemanan Qiana sangat mudah berbaur, namun soal asmara Nona muda itu sangat berhati-hati.

“Kecuali suatu saat Tuhan menurunkan pangeran dari langit yang sangat tampan dan baik hati untukku” Ucap Qiana di iringi suara petir yang tiba-tiba membuat dua gadis itu terperanjat

Dengan status sosial seperti itu sudah pasti sangat sulit bagi seorang Qiana menemukan pasangan yang benar-benar tulus mencintai nya.

Selang beberapa saat mereka berdua pun turun karena jam sudah menunjukan waktunya untuk bekerja, tak lupa kedua nya juga merapikan riasan masing-masing, karena selain kecerdasan seluruh pegawai di Qia Sentral Plaza juga wajib berpenampilan rapi, sopan, dan menarik agar para pelanggan mendapat kepuasan pelayanan yang maksimal sehingga Qia Sentral Plaza dapat terus menjadi tempat nomer satu dari berbagai aspek di hati para pengunjung.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!