Pulang

Pagi-pagi sekali Edwin sudah berada di rumah orang tua nya tepat nya di kediaman Presdir Winner Group, di depan pintu utama ia sudah di sambut oleh Pak Mun dan Bu Sri serta beberapa orang pelayan lain nya

"Silakan masuk Tuan muda, Tuan dan Nyonya sudah menunggu anda di ruang makan untuk sarapan bersama"

Pak Mun dan Bu Sri adalah koki dapur dan kepala pelayan yang sudah bekerja puluhan tahun melayani keluarga Presdir, meraka juga membantu merawat Tuan muda sat orang tua nya pergi dinas keluar kota atau keluar negri.

Bagi Edwin kecil mereka sudah seperti orang tua kedua yang membesarkan nya dengan sepenuh hati. Meskipun demikian Pak Mun dan Bu Sri tetap selalu menjaga batasan mereka masing-masing terlebih beberapa tahun terakhir sikap Tuan muda benar-benar berubah dari biasanya.

"Terima kasih Pak Mun, Bu Sri, Edwin mengangguk singkat lalu pergi"

Saat berjalan di koridor menuju ruang makan tiba-tiba seseorang dari belakang menepuk punggung Edwin

"Hey, wow, wow, wow siapa gerangan lelaki tampan ini ? Kenapa wajah nya tidak asing ya, hahaha....", goda seorang gadis cantik berambut pirang yang sedari tadi membuntuti Edwin.

Gadis itu tidak lain adalah Ivana Harmez, dia adalah sepupu Edwin putri dari adik perempuan Tuan William. Ivana sendiri sudah lama tinggal bersama Presdir bahkan jauh sebelum Edwin memutuskan untuk tinggal sendiri di apartemen pribadi milik nya. Gadis blasteran itu sudah seperti putri kandung Presdir karena kedua orang tua nya tinggal di luar negri dan memutuskan untuk mengelola bisnis di sana.

Karena hanya memiliki seorang putra jadi Presdir dan istrinya pun meminta agar keponakan nya itu bisa ikut tinggal bersama mreka, sementara Ivana sendiri sedari kecil sangat dekat dengan Nyonya Ajeng sehingga gadis cantik itu sama sekali tidak keberatan hingga kini ia sangat nyaman dan betah tinggal bersama Presdir dan Nyonya yang sudah ia anggap seperti orang tua nya sendiri.

"Hey kak, ada apa ini ? Tumben sekali kak Edwin pulang, sebentar biar ku tebak, pasti karena merindukan ku kan ? Iya kan ? Haha

"Oh iya bagaimana kabar Sekretaris Jul ? Apa rambut nya masih utuh, atau sudah banyak yang rontok karena tiap hari menghadapi mu ?"

Tak bergeming sedikit pun seolah-olah sudah terbiasa dengan gangguan Ivana yang tak pernah lelah mengejek nya.

"Memang kenapa ? Ini kan juga rumahku", sahut Edwin melirik Ivana dengan sudut mata nya

"kak biar kutanya langsung padamu, apa benar kak Edwin seorang Gay ?"

Melihat ekspresi adik nya yang tersenyum tanpa dosa itu rupa nya berhasil membuat Edwin geram membuat nya ber ancang-ancang menjentikan jari tepat di dahi Ivana, belum sampai jentikan nya mendarat gadis itu langsung gesit menghindar.

"Eitsss kalau marah tanda nya fakta, hihihi.... Ayo cepat sarapan bersama,"

Bukan nya lari, tak peduli dengan kekesalan Edwin gadis itu justru dengan santai menggandeng tangan lelaki yang sudah seperti saudara kandung bagi nya.

Di ruang makan terlihat Presdir dan Nyonya sudah duduk sembari menunggu semua semua menu sarapan di hidang kan.

Kedatangan tuan muda yang secara tiba-tiba tidak lain adalah karena rumor yang beredar semakin menjadi-jadi lantaran belum ada tanggapan atau pernyataan resmi dari pihak yang bersangkutan mengenai berita simpang siur yang tengah menimpa pewaris muda Winner Group itu.

"Selamat pagi pah, selamat pagi mah," sapa Ivana pada Presdir dan Nyonya dengan nada setengah berbisik tidak seperti biasanya seolah gadis itu bisa merasakan aura dingin yang menusuk tengah terjadi di ruang makan.

Nyonya dan Presdir kembali tersenyum menyapa Ivana tetapi raut nya berubah datar saat saat menatap Edwin, orang yang di tatap justru terlihat sangat tenang seperti tidak terjadi apa-apa. Suasana sarapan pun menjadi hening sampai semua nya selesai menyantap makanan nya masing-masing.

Setelah semua nya selesai Ivana bergegas pamit karena banyak tugas dan kegiatan di kampus yang harus segera di selesaikan

"Terima kasih atas hidangan nya mah, pah aku pamit dulu ya pak Sopir juga sudah menunggu"

Tak lupa gadis itu juga berpamitan dengan Edwin sambil berbisik pelan "Aku pergi dulu ya kak, semoga hari mu tidak menyenangkan hihihi" sambil melambaikan tangan pada Edwin.

Begitulah Ivana, dia tetaplah dia meski semua orang segan pada Tuan muda tetapi tidak dengan gadis berambut pirang itu.

Baru saja mobil yang di tumpangi Ivana melewai gerbang utama sekilas mata gadis itu tertuju pada seorang laki-laki yang tidak asing sedang berjalan menuju kediaman Presdir, sontak gadis itu menoleh ke belakang.

"Ada apa Nona ? Apakah ada yang ketinggalan ?" tanya pak Sopir yang melirik dari kaca depan

"Ahh tidak pak tidak ada yang tertinggal," sahut gadis itu menoleh ke arah depan sembari memperbaiki posisi duduk nya, sepanjang perjalanan ia hanya terdiam dalam lamunan nya.

Setelah mengambil beberapa berkas akhirnya Sekretaris Jul sampai di kediaman Presdir, di depan pintu utama ia sudah di sambut oleh Pak Mun yang mempersilakan masuk dan menyampaikan bahwa Presdir sudah menunggu di ruang kerja nya, sembari berjalan menuju ruang presdir Sekretaris Jul nampak melirik dan menyadari bahwa rumah ini jauh lebih hening dari biasa nya, Jul membatin "Kemana pergi nya semua orang-orang*, kenapa perasaan ku jadi tidak enak*"

sesampai nya di depan pintu presdir Jul menarik nafas panjang, Tuk tuk tuk "Permisi Tuan"

"Masuk" terdengar sahutan dari dalam, tidak lama setelah Jul kemudian di susul Pak Mun membawa nampan berisi minuman serta beberapa camilan.

"Bagaimana hasil tes nya ?" tanya presdir dengan tatapan dingin pada sekretaris Jul, sejenak Sekretaris Jul terdiam sembari menarik nafas memilah-milah kalimat yang kira nya tidak membuat memicu kemarahan Presdir

"Hasil tes menunjukan semua nya baik-baik saja Tuan, tidak ada masalah sedikit pun Tuan muda sangat normal secara keseluruhan" tutur Sekretaris Jul sambil menyerahkan sebuah amplop berisi berkas hasil pemeriksaan dari lab.

"Perusahaan, bagaimana dengan perusahaan ? " Deg...masih dengan pertanyaan yang tidak kalah mencekam, Sekretaris Jul perlahan menelan saliva nya melonggarkan dasi seolah ada sesuatu yang mencekik leher nya.

"Untuk harga saham sampai hari ini masih mengalami penurunan terhitung sejak awal muncul berita mengenai Tuan muda" mendengar jawaban Jul jemari presdir yang sedari tadi mengetuk-ngetuk pingiran sofa mendadak menghentikan aktifitas nya membuat Sekretaris Jul semakin keringat dingin.

"Namun masih di atas batas normal Tuan*", sambil menunjukan laporan perusahaan yang langsung di sambut oleh Presdir, lelaki paruh baya itu mendekatkan kacama nya memeriksa laporan sembari mendengarkan penuturan sekretaris Jul. "Hanya saja para pemegang saham beserta calon investor yang baru ingin menunda rapat mengenai pembangunan cabang baru di kota A sampai adanya solusi mengenai kabar yang beredar*".

Terpopuler

Comments

Ryoma Echizen

Ryoma Echizen

Pembaca baru, tapi saya sudah suka sekali dengan cerita ini ❤️

2024-10-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!