EPISODE 08.

Siang berganti malam, matahari terbenam, di ganti oleh terbitnya bulan. Suara binatang malam pun mulai terdengar.

Angin sepoy sepoy berhembus pelan , seolah olah membelai tubuh setiap insan.

Hasan membaringkan tubuhnya di atas ranjang, ia hendak beristirahat sejenak, setelah seharian bekerja. Ia mencoba memejamkan matanya, namun pikirannya tidak bisa diam, lamunannya berkeliaran ke sana ke mari. Di benaknya teringat pada seorang gadis yang ia dambakan. Gadis itu tiada lain hanyalah Herna seorang.

Hasan berusaha untuk menenangkan batinnya, namun tetap aja tidak bisa.bi dalam hatinya ia berkata " kalau begini terus aku akan tersiksa, masa aku harus kalah dengan semua ini.setelah lama berpikir Hasan pun memutuskan untuk main ke rumah Herna.

Sementara di rumah Herna sedang berkumpul semua anggota keluarganya, mereka baru saja pulang dari rumah saudaranya yang habis hajatan pernikahan. Suasana pun ramai penuh dengan canda dan tawa.

Di tengah canda dan tawa tiba tiba HP Herna berdering, ternyata Fitri menelponnya."halo her lagi di mana?, Herna menjawab aku lagi di rumah, lalu Fitri bertanya lagi bolehkah aku menginap di rumahmu? Boleh jawab Herna.

Tak lama kemudian Fitri pun datang.

Sementara itu pada waktu yang bersamaan Rudi sedang siap siap untuk berangkat ke rumah Herna. Ia di temani oleh salah satu bodyguardnya yang bernama Johan.

Rudi dan Johan berangkat dengan menggunakan sepeda motor RX king. di tengah perjalanan mereka terlebih dahulu mampir di sebuah mini market untuk berbelanja makanan ringan dan kue untuk oleh oleh bagi keluarga Herna.

Demikian juga dengan Hasan, sebelum sampai di rumah Herna ia terlebih dahulu mampir di warung, untuk membeli makanan kecil ,kopi dan juga rokok.

Kira kira jam delapan malam sampailah Rudi dan Johan di rumah Herna. Suasana di rumah sedang ramai berkumpul anggota keluarganya.

" Assalamu Alaikum" Rudi mengucapkan salam, lalu di jawab "wa Alaikum salam " jawab yang ada di depan rumah. Rudi pun di persilahkan masuk.

Setelah di dalam rumah Rudi berkata " selamat malam oh dan Tante sambil mengulurkan tangan hendak bersalaman. Ayah dan ibu Herna pun menyambutnya dengan hangat. Herna Nya ada tante?" tanya Rudi kembali. " ada" jawab ibunya, lalu ibunya mempersilahkan Rudi untuk duduk di atas kursi.

Sementara Herna dan Fitri mengintip dari balik pintu. Fitri berkata "her itu Arjuna datang". Herna hanya melirik dengan pandangan sedikit penasaran, lalu ia berkata " oh si ganteng, sama siapa yah?" Fitri pun menjawab dia hanya berdua , mungkin itu asistennya kali. Hihihi Herna dan Fitri pun tertawa dengan suara yang pelan.

" Herna , her ada aa Rudi ni keluar dong" mendengar panggilan ibunya Herna dan Fitri pun ke luar dari kamarnya.

Rudi menyerahkan sebuah kantong plastik yang berisi belanjaan,lalu ia berkata" om,Tante ini ada sedikit oleh oleh, maaf ngga banyak". Ibu Herna segera menerima sebuah plastik yang di serahkan Rudi,lalu berkata terima kasih nak Rudi dari oleh olehnya.

"her jangan diam aja, cepat suguhkan minum buat a Rudi" perintah ibunya. Herna pergi ke dapur untuk membikin kopi, tak lama kemudian Herna pun kembali dengan menyuguhkan kopi dan makanan ringan. "silahkan di minum a" kata Herna dengan suara lembut dan agak serak serak basah.rudi pun menatap Herna dengan pandangan yang tajam dari atas ke bawah. ",nak Rudi om dan Tante pamit dulu yah dah ngantuk mau istirahat" ibunya berkata dengan suara datar. Rudi hanya menganggukkan kepalanya.

Lima menit berlalu Rudi mulai membuka pembicaraan "her apa kabar? Padahal baru kemarin saya kesini tapi rasanya kaya sudah lama banget" sambil melemparkan sebuah senyuman. Herna pun menjawab sambil menundukkan wajahnya "baik a". Herna sepertinya kehabisan kata,lidahnya tak bisa di gerakan karena ia merasa kagum dengan ketampanan Rudi yang begitu memikat di hatinya.

Rayuan demi rayuan Rudi lontarkan dengan kata kata yang lembut, sedangkan Fitri dan Hasan hanya menjadi saksi bagi mereka berdua.

Sementara itu di halaman rumah Hasan berdiri seorang diri, ia menatap ke arah dalam bagian rumahnya. Hasan tadinya tidak mengira bahwa Rudi akan datang pada saat yang bersamaan.

Sementara itu dari dalam rumah Fitri melihat Hasan sedang berdiri,lalu ia berbisik pada Herna"her ada pujaanmu tu". Herna melirik ke arah halaman rumah ternyata benar saja Hasan sedang berdiri sambil memegang sebuah bungkusan.

Fitri melangkah ke luar menghampiri Hasan, lalu ia mengajaknya untuk bergabung di dalam rumah.

Pada awalnya Hasan merasa sedikit malu dan enggan bergabung, namun Fitri segera memegang tangannya untuk masuk ke dalam rumah.

Setelah mengetahui siapa yang datang,Rudi pun mulai merasa gundah gulana, ia merasa terganggu. pandangannya tajam dengan dengan ekspresi sedikit marah bercampur kecewa.

Dengan terpaksa Rudi mempersilahkan Hasan untuk duduk.

Hasan menyerahkan sebuah bungkusan kecil kepada Herna, Herna pun menerimanya dengan sedikit senyuman. Melihat hal itu di hati Rudi mulai merasa cemburu pada Herna,namun ia berusaha menutupinya.

Obrolan pun di mulai canda tawa saling berganti menambah kehangatan suasana. Saking asiknya tak terasa waktu pun berlalu.

Sekitar jam sebelas malam Herna pun kelihatan sudah mulai ngantuk,demikian juga dengan Fitri. Melihat hal tersebut Hasan pun ijin pamit karena ia pun menyadari besok pagi harus masuk kerja.

Namun di sisi lain Rudi menyimpan rasa kecewa pada Hasan, karena sudah dua kali ia selalu menggangunya.

Hasan berjalan sendirian di tengah gelapnya malam, ia menyusuri jalan desa yang aspalnya sudah banyak yang rusak ,sehingga ia harus pintar memilih jangan sampai terjerumus ke dalam lubang.

Sementara dari arah belakang,Rudi menyusul dari belakang .

Di tengah perjalanan Hasan di Pepet dengan sepeda motornya oleh Rudi,Hasan pun merasa kaget, ternyata sikap Rudi sangat jauh beda dengan kelakuannya di depan Herna.

Rudi melontarkan kata kata yang sangat kasar pada Hasan " hei hasan minggir lu, dah tahu ada motor lu diam aja di tengah jalan, lu pengen mampus yah, dasar orang miskin,anjing lu".

Mendengar hal itu Hasan menjadi terbawa emosi, namun ia cepat cepat berusaha menguasai dirinya agar tetap tenang. Hasan hanya diam.

Dengan melihat Hasan seperti itu sepertinya tidak mengurangi sipat sombong Rudi, malahan ia berpikir ingin sekali mencelakai Hasan.

Johan tidak tinggal diam tanpa di perintah ia lalu menendang perut Hasan. Hasan pun jatuh.

Belum juga Hasan sempat bangun, Rudi turun dari motornya lalu meraih kerah baju Hasan sambil mengancamnya " awas yah kalau gua lihat elu lagi besok main di rumah Herna, apa lagi elu rebut Herna dari gua, lihat aja akibatnya akan gua habisin elu, bila perlu gua bikin mati elu,kamu tidak sadar dengan siapa kamu berhadapan, ni gua kenalin anak camat anak pejabat, anak orang kaya, duitnya banyak,lu ga bakalan mampu bersaing dengan gua, ngerti ngga lu! ":Rudi memukul wajah Hasan tiga kali, sedangkan Johan menendangnya berkali kali.

Dengan rasa sakit di badan dan kepala, Hasan pun jatuh pingsan di pinggir jalan. Melihat hal tersebut Rudi dan Johan pun segera kabur meninggalkan Hasan.

Episodes
1 EPISODE 01.
2 EPISODE 02
3 EPISODE 03.
4 EPISODE 04.
5 EPISODE 05.
6 EPISODE 06.
7 EPISODE 07.
8 EPISODE 08.
9 EPISODE 09.
10 EPISODE 10.
11 EPISODE 11.
12 EPISODE 12.
13 EPISODE 13.
14 EPISODE 14.
15 EPISODE 15.
16 EPISODE 16.
17 EPISODE 17
18 episode 18
19 episode 19
20 episode 20.
21 episode 21.
22 episode 22
23 EPISODE 23
24 episode 24
25 episode 25
26 episode 26
27 EPISODE 27
28 EPISODE 28
29 EPISODE 29
30 EPISODE 30
31 episode 31
32 EPISODE 32
33 EPISODE 33
34 EPISODE 34
35 EPISODE 35
36 EPISODE 36
37 EPISODE 37
38 EPISODE 38
39 EPISODE 39
40 episode 40
41 EPISODE 41
42 EPISODE 42
43 EPISODE 43
44 EPISODE 44
45 EPISODE 45
46 EPISODE 46
47 EPISODE 47
48 EPISODE 48
49 EPISODE 49
50 EPISODE 50
51 EPISODE 51
52 EPISODE 52
53 EPISODE 53
54 EPISODE 54
55 EPISODE 55
56 EPISODE 56
57 EPISODE 57
58 EPISODE 58
59 EPISODE 59
60 EPISODE 60
61 episode 61.
62 episode 61
63 EPISODE 63
64 EPISODE 64.
65 EPISODE 65
66 episode 66
67 episode 67
68 EPISODE 68
69 EPISODE 69
70 EPISODE 70
71 EPISODE 71
72 EPISODE 72
73 EPISODE 73
74 episode 74
75 EPISODE 75
76 EPISODE 76
77 episode 77
78 episode 78
79 sudah 79
80 EPISODE 80
81 EPISODE 81
82 EPISODE 82
83 EPISODE 83
84 EPISODE 84
85 episode 85
86 EPISODE 86
87 EPISODE 87
88 EPISODE 88
89 EPISODE 89
90 EPISODE 90
91 EPISODE 91
92 EPISODE 92
93 EPISODE 93
94 EPISODE 94
95 EPISODE 95
Episodes

Updated 95 Episodes

1
EPISODE 01.
2
EPISODE 02
3
EPISODE 03.
4
EPISODE 04.
5
EPISODE 05.
6
EPISODE 06.
7
EPISODE 07.
8
EPISODE 08.
9
EPISODE 09.
10
EPISODE 10.
11
EPISODE 11.
12
EPISODE 12.
13
EPISODE 13.
14
EPISODE 14.
15
EPISODE 15.
16
EPISODE 16.
17
EPISODE 17
18
episode 18
19
episode 19
20
episode 20.
21
episode 21.
22
episode 22
23
EPISODE 23
24
episode 24
25
episode 25
26
episode 26
27
EPISODE 27
28
EPISODE 28
29
EPISODE 29
30
EPISODE 30
31
episode 31
32
EPISODE 32
33
EPISODE 33
34
EPISODE 34
35
EPISODE 35
36
EPISODE 36
37
EPISODE 37
38
EPISODE 38
39
EPISODE 39
40
episode 40
41
EPISODE 41
42
EPISODE 42
43
EPISODE 43
44
EPISODE 44
45
EPISODE 45
46
EPISODE 46
47
EPISODE 47
48
EPISODE 48
49
EPISODE 49
50
EPISODE 50
51
EPISODE 51
52
EPISODE 52
53
EPISODE 53
54
EPISODE 54
55
EPISODE 55
56
EPISODE 56
57
EPISODE 57
58
EPISODE 58
59
EPISODE 59
60
EPISODE 60
61
episode 61.
62
episode 61
63
EPISODE 63
64
EPISODE 64.
65
EPISODE 65
66
episode 66
67
episode 67
68
EPISODE 68
69
EPISODE 69
70
EPISODE 70
71
EPISODE 71
72
EPISODE 72
73
EPISODE 73
74
episode 74
75
EPISODE 75
76
EPISODE 76
77
episode 77
78
episode 78
79
sudah 79
80
EPISODE 80
81
EPISODE 81
82
EPISODE 82
83
EPISODE 83
84
EPISODE 84
85
episode 85
86
EPISODE 86
87
EPISODE 87
88
EPISODE 88
89
EPISODE 89
90
EPISODE 90
91
EPISODE 91
92
EPISODE 92
93
EPISODE 93
94
EPISODE 94
95
EPISODE 95

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!