EPISODE 17

Malam pun datang, sehabis makan malam Hasan pun pergi ke rumah erna, iya bermaksud untuk pamit karena besok Hasan akan pergi kembali ke Jakarta untuk bekerja.

Herna telah mempersiapkan diri untuk menyambut Hasan. ia sengaja berdandan secantik mungkin untuk menggoda perhatian Hasan .

Herna masih membayangkan kejadian yang terjadi di dalam mimpinya. bukannya Herna merasa takut ,malah ia sebaliknya merasa penasaran .

Herna memakai pakaian yang agak sedikit ketat, dengan tujuan supaya Hasan bergairah melihat dirinya.

Satu jam berlalu, Hasan pun mengajak Herna untuk keluar. ternyata Hasan mengajak Herna untuk datang ke rumahnya, Hasan menginginkan agar Herna tahu keadaan dia yang sebenarnya. Hasan tinggal sendiri di rumah gubug peninggalan orang tuanya dan Hasan bukanlah orang kaya seperti Rudi oleh sebab itu,

Hasan beranggapan bahwa Herna harus tahu dengan keadaannya.

Setelah masuk ke rumah karena pun duduk di bale-bale yang terbuat dari kayu, didampingi oleh Hasan yang duduk berdekatan dengannya.

tak lama kemudian Hasan berkata"maukah kamu tinggal di sini menemani aku sampai nanti, jika kamu mau sebentar lagi juga pasti kita akan menikah'. mendengar ucapan itu karena pun menganggukkan kepala tandanya ia setuju. merasa bahwa Hasan adalah pilihannya untuk yang pertama dan yang terakhir.

Sesaat kemudian, terlintas lah di benak pemikiran Hasan untuk merenggut mahkota keperawanannya di tempat itu.

Kemudian Hasan berkata, "aku bangga jadi pacarmu, meskipun belum lama kita jadian, namun wajahmu selalu ada di hatiku makanya aku tak dapat bisa melupakanmu", mendengar kalimat tersebut hati Herna menjadi luruh dia berpikir bahwa Hasan akan tulus mencintainya. lalu Herna pun menjawab"aku juga sama aa, aku juga sekarang lagi kangen sama kamu, kadang-kadang wajahmu terbawa sampai mimpi". mendengar ucapan itu Hasan menatap wajah Herna dengan tajam seolah-olah ia tak percaya dengan ketulusan Herna.

Melihat sikap Hasan seperti itu herna pun menjadi takut, kemudian Herna berkata"kenapa aa menatapku seperti itu emangnya aa nggak percaya akan ketulusan cintaku?" lalu Hasan pun menjawab "bukan aku nggak percaya, tapi aku ingin bukti dari dirimu". Herna pun bertanya kembali "bukti apa yang inginkan"?.

Hasan tersenyum lebar, karena niatnya 90% akan terlaksana. ia pun berusaha merayu Herna dengan rayuan-rayuan yang membuat Herna terperdaya

Akhirnya rayuan Hasan membuahkan hasil ,Herna pasrah di pelukan Hasan. karena saking cintanya dan tidak mau kehilangan Hasan maka herna pun menyerahkan kehormatannya untuk direnggut oleh Hasan.

Herna menahan kesakitan, karena baru pertama kali ini ia melakukannya

Darah keperawanannya pun keluar bersama cairan putih maka gugurlah mahkota keperawanannya.

Malam kian larut, rasa dingin yang menyelimuti menambah keindahan dua insan yang sedang bercinta. tak terasa Hasan menggauli Herna pada malam itu sampai dengan tiga ronde.

Setelah beristirahat Hasan pun menyerahkan sejumlah uang kepada Herna, pada mulanya Herna menangis karena takut kalau Hasan tidak bertanggung jawab dan akan meninggalkannya. namun setelah dirayu herna pun diam. Hasan mengatakan bahwa ia akan mencintai nya dan akan bertanggung jawab dengan menikahinya dalam waktu dekat.

Setelah jam 04.00 pagi Hasan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, herna pun ikut serta. tak disangka setelah masuk di kamar mandi Mereka pun mengulanginya kembali.

Setelah melakukan perbuatan tersebut Hasan menyadari bahwa ia telah berbuat salah. dalam satu hari iya telah menggauli wanita lebih dari satu orang, dan keduanya berstatus gadis.

Sebelum berangkat kerja Hasan mengantarkan Herna ke rumahnya ,sekaligus pamit kepada orang tuanya. Hasan berjanji kepada orang tua Herna akan menikahinya dalam waktu dekat.