Melawan Ki Lurah

Rumah Kyai Sholeh terlihat sangat ramai, aku yang penasaran langsung menayakan ada apa gerangan di rumah itu sehingga orang ramai berdatangan ke rumah tersebut.

"Ya jelas ramai toh Mas, kan Pak Kyai mau menikahkan Intan besok," jawab seorang tetangga Kyai Sholeh

"Bukannya masih dua minggu lagi ya, hari pernikahannya?" tanyaku

"Harusnya begitu, tapi Ki Lurah sudah tidak sabar dan memajukan hari pernikahan mereka jadi hari ini," jawab lelaki itu

"Oh gitu, jadi akad nikahnya akan dilaksanakan besok pagi ya Pak?"

"Betul Mas, besok jam delapan pagi di Masjid An-Nur,"

"Terima kasih Pak atas informasinya," aku segera berpamitan meninggalkan tempat itu.

Aku berjalan meninggalkan tempat itu, saat aku melewati rumah Kyai Hasan ku lihat Intan yang sedang bersedih dari balik jendela kamarnya yang terbuka. Kesedihannya tampak tergambar jelas diwajahnya, matanya yang merah dan bengkak sudah cukup menggambarkan semuanya. Tentu saja hal ini membuat aku semakin tidak tega melihatnya.

Yang ada di pikiranku saat ini adalah mendatangi kediaman Ki Lurah, untuk membalaskan dendam atas kematian Om Dhanu dan juga agar dia tidak menikahi Intan, karena aku tidak mau melihat Intan hidup tersiksa bersama lelaki yang ia tidak cintai, walaupun katanya cinta akan datang setelah pernikahan, tapi aku tidak percaya dengan hal itu. Mungkin itulah yang menyebabkan Ken Dedes akhirnya membantu Ken Arok untuk membunuh Tunggul Ametung suaminya.

Dan tentu saja aku tidak akan membiarkan Intan melakukan semua itu, biarlah aku yang akan melakukannya sendiri.

Setibanya di rumah Ki Lurah ku lihat lelaki tua itu sedang mengadakan pesta karena akan menikahi bunga desa Singosari esok pagi.

Tentu saja hal ini membuat aku sedikit senang karena aku tahu Si Joko sedang lengah hingga aku bisa dengan mudah mengalahkannya.

Sepertinya Ki Lurah sudah mencium kedatanganku, lelaki itu keluar dari rumahnya dan menghampiri aku.

"Kau masih hidup rupanya, aku kira kau sudah mati dimakan lelembut alas Lali Jiwo. Tapi ternyata aku salah, kau ternyata kau tidak lemah seperti yang kubayangkan. Bahkan aku bisa mencium kalau kau ini bukan orang sembarangan, aku bisa merasakan energi positifmu yang membuat tubuhku terasa panas," ujar Lurah Joko

"Kau sudah tahu tujuan kedatanaganku datang kesini bukan?" tanyaku sinis

"Tentu, kau pasti ingin membunuhku agar aku tidak menikahi Intan bukan?" tanyanya sambil tertawa

"Kau salah, aku datang kesini untuk membalaskan dendam atas kematian Om Dhanu yang kau bunuh di Penjara, dan satu lagi, aki ingin mengambil kembali milikku yang kau ambil yaitu kalaung pemberian Om Dhanu!" terangku membuat Ki Lurah semakin tertawa keras mendengar alasanku.

"Oh jadi kau ini anaknya Dhanu ternyata, dan asal kau tahu kalung itu sudah aku buang karena tidak sesakti yang aku kira!"

"Baiklah anak muda karena malam ini aku sedang bahagia kau akan ku kirim untuk menemui Bapakmu itu ke Neraka, agar kau tidak mengganggu aku lagi kelak," Ki lurah langsung melesatkan ilmu tenaga dalamnya padaku hingga membuat aku terpental menjauh darinya.

Aku langsung bangkit, dan melesatkan pukulan kearahnya, akan tetapi dia selalu bisa mengelak semua seranganku. Memang Ki Lurah bukan orang biasa dia terlalu sakti untuk diremehkan.

Lelaki itu kemudian memejamkan matanya dan mulai berkidung. Suara kidung Ki Joko terdengar merdu memecah keheningan malam.

🎵Lingsir wengi sliramu tumeking sirno [Menjelang malam, dirimu(bayangmu) mulai sirna]

Ojo Tangi nggonmu guling [Jangan terbangun dari tidurmu]

awas jo ngetoro (Awas, jangan terlihat (memperlihatkan diri)]

aku lagi bang wingo wingo [Aku sedang marah dan gelisah]

jin setan kang tak utusi  [Jin setan ku perintahkan]

dadyo sebarang [Jadilah apapun juga]

Wojo lelayu sebet [Namun jangan membawa maut]🎵

Tiba-tiba puluhan lelembut muncul mengepungku, ternyata Ki Lurah berkidung untuk memanggil lelembut agar membantunya membunuhku.

Tentu saja aku juga tidak mau kalah, ku gunakan Kidung Rumekso Ing Wengi untuk menghalau para Demit yang kini mengepungku.

🎵Ana kidung rumeksa ing wengi,

teguh ayu luputa ing lelara,

luputa bilahi kabeh,

jin setan datan purun,

peneluhan tan ana wani,

miwah panggawe ala,

gunaning wong luput,

geni atemahan tirta,

maling adoh tan ana ngarah mring mami,

guna duduk pan sirna...🎵

Seketika semua lelembut yang menyerangku langsung menghilang dan berubah menjadi kepulan asap putih setelah mendengar Kidung Rumekso Ing Wengi, membuat Ki Lurah murka.

Ia langsung melepaskan lagi tenaga dalamnya kearahku, beruntugnya aku masih bisa menghindar dari ajian sakti itu.

"Janc*k!!, kau sudah membuatku marah anak muda, maka jangan salahkan aku jika aku akan membunuhmu sekarang," seru Ki Lurah mengeluarkan sebuah keris sakti dari balik bajunya.

Sebelum lelaki itu menghunuskan kerisnya kepadaku, aku terlebih dahulu melesatkan tendangan mautku hingga membuat lelaki itu terpelanting ke belakang. Aku segera mengambil keris sakti miliknya dan menusukannya tepat di ulu hatinya, hingga Ki Lurah mati seketika.

Semua anak buah Ki Lurah kini keluar dari dalam rumah itu dan menyerangku.

"Aku tidak ada urusan dengan kalian, maka menyingkirlah dari hadapanku, atau aku akan menghabisi nyawa kalian seperti majikan kalian!!" hardikku membuat mereka semua ketakutan dan langsung memberikan jalan untukku.

Angin bertiup kencang, gemuruh halilintar mulai terdengar pertanda hujan deras akan segera turun membasahi bumi Singosari yang sudah kering ini.

Aku berjalan meninggalkan kediaman Ki Lurah, diiringi derasnya hujan yang mengguyur tubuhku.

Ku lihat Umang tersenyum menatapku sembari memayungi tubuhku yang sudah basah kuyup oleh hujan.

"Dewata Agung sudah merestui yang kau lakukan Kanda. Kau sudah melakukan semuanya dengan benar sehingga kesalahan yang terjadi delapan ratus tahun silam tidak akan terulang lagi. Kau sudah membunuh Tunggul Ametung sebelum dia menikahi Ken Dedes, aku bangga padamu Kanda," ucap Umang bergelayut manja di lenganku

"Hmmm, tapi yang ku bunuh sekarang bukan Tunggul Ametung Dinda, tapi Ki Lurah Joko, dan yang akan dinikahi Ki Lurah juga Intan bukan Ken Dedes,"

"Sama saja Kanda, hanya namanya saja yang berubah tapi wajah mereka sama, seperti dirimu yang berganti nama jadi Gilang," jawabnya tersenyum simpul membuatku terpana melihat kecantikannya

"Apa Ken Dedes sama cantiknya dengan Intan?" tanyaku penasaran

"Iya, hanya saja Intan menutupi kecantikannya dengan kerudung, kalau dia membuka jilbabnya mereka seperti pinang dibelah dua, dan aku yakin di kehidupan ini Dedes akan mendapatkan cinta sejatinya yang benar-benar mencintainya seumur hidup dan tidak akan menduakannya seperti Kanda Prabu Ken Arok. Sudah cukup penderitaan yang dialami Dedes dimasa lalu aku berharap dia akan mendapatkan kebahagiaan di kehidupan yang sekarang," ucap Umang begitu bijaksana membuatku semakin mengaguminya

Terpopuler

Comments

bucin_nya lee donghae

bucin_nya lee donghae

dari sini q sedikit belajar tetang sejarah ken arok

2022-03-30

1

Surinapamukasih Pamukasih

Surinapamukasih Pamukasih

suka cerita Rakyat.. dari pada haluuu🤣🤣

2021-09-25

0

Ririn Setyowati

Ririn Setyowati

ini ceritanya Umang menembus dimensi waaktu demi Gilang sob.......wah ajirrrr4 bingit

2021-07-20

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!