Melarikan Diri

"Kenapa kau datang kemari lagi Kanda, ingat kau sudah beristri jadi jangan pernah temui aku lagi," wanita itu mendorong Ken Arok yang berusaha menghiburnya

"Aku memang sudah menikah dengan Ken Dedes, tapi semua itu hanyalah karena untuk mewujudkan ambisiku menjadi Raja Singasari dan memiliki keturunan yang akan menjadi Raja yang berpengaruh di tanah Jawa ini, sedangkan cintaku hanyalah padamu Dinda. Tidak ada seorangpun yang bisa menggantikan posisimu dihatiku, kau tetaplah menjadi Ratu dihatiku. Jadi kau mau kan menjadi selir ku?" tanya Ken Arok

Gilang menatap dua sejoli itu, tanpa berkedip seolah sedang menyaksikan adegan sinetron.

Setelah itu dia dibawa ke sebuah ruangan dimana Kendedes sedang menangis di kamarnya.

"Kau jahat kanda Prabu, bahkan aku sudah mengorbankan semuanya demi untuk hidup bersamamu, tapi kau malah berselingkuh di belakangku, kau diam-diam menemui kekasihmu di Candi Telih dan itu membuatku sakit hati," ucap Ken Dedes

"Sang Hyang Widhi apakah ini karma yang harus aku jalani karena sudah menghianati suamiku Tunggul Ametung, dan membantu Ken Arok membunuhnya, ampunilah aku Dewata Agung, aku menyesal sekarang, hiks, hiks, hiks," imbuhnya sambil terisak

Setelah melihat Ken Dedes, aku kembali melihat Ken Umang kesedihan wanita itu selam menjadi selir Ken Arok dimana Ken Arok lebih mengutamakan permaisurinya daripada dirinya.

"Kenapa aku harus menyaksikan semua ini, aaaaarrrrgghhh!!" teriakku hingga Aku Karsono menepuk pundakku dan akupun membuka mataku.

"Kau sudah melihat semuanya anak muda?" tanya Mbah Karsono

"Iya, aku sudah lihat semuanya,"

"Sekarang kau paham semuanya, kenapa kau memiliki kekuatan gaib yang begitu sakti, itu karena kau adalah titisan dari Raja Singosari Ken Arok," ucap Aki Karsono

"Bukan Aki, aku ini cuma orang biasa yang kebetulan perjalanan hidupku hampir mirip dengan Ken Arok, yaitu kami sama-sama seorang rampok dan di besarkan oleh perampok, tapi di masa ini tidak ada Ken Dedes dan Ken Umang jadi ya mustahil aku ini titisan Ken Arok," Aku segera beranjak dari pemandian dan memakai bajuku kembali.

"Jadi ini alasanku Aki ingin menemuiku, lalu apa yang Mbah inginkan dariku?" tanyaku penasaran

"Aku ingin kau menjadi muridku, menjadi penerusku, karena aku pikir kaulah orang yang tepat untuk mewarisi semua ilmu Kanuraganku," tutur Mbah Karsono

"Maaf Aki, sepertinya aku tidak tertarik untuk menjadi seorang dukun atau paranormal. Lagian aku ini cuma orang biasa bukan titisan atau reinkarnasi dari Ken Arok, jadi mohon maaf aku tidak bisa," tolakku halus

"Ya sudah aku juga tidak akan memaksa dirimu, tapi jika suatu saat nanti kau berubah pikiran pintu rumahku selalu terbuka untukmu," jawab Aki Karsono yang kemudian meninggalkan aku.

Aku juga segera bergegas pulang menuju ke rumah Aki Janitra.

Sesampainya disana aku terkejut melihat rumah Aki dalam kondisi berantakan seperti sudah diobrak-abrik oleh seseorang.

Aku langsung mencari keberadaan Jay, aku takut terjadi sesuatu dengan lelaki tua itu. Sudah satu jam lebih aku muter-muter mencari keberadaannya, tapi tidak ketemu juga. Aku takut dia sudah di bunuh oleh orang jahat yang mengobrak-abrik rumah ini.

Bahkan kulihat uang hasil rampokanku juga ilang, aku yakin yang melakukan semua ini adalah si rampok Swatatra, pasti dia pelakunya. Tidak salah lagi. Aku langsung bergegas menuju ke rumah rampok itu, seperti dugaanku Aki Janitra tengah di gantung di depan rumah lelaki itu.

"Akhirnya kau datang juga Bangs*t!" hardiknya ketika melihat kedatanganku

"Lepaskan Aki Janitra, dia tidak punya masalah denganmu, urusanmu adalah denganku oleh karena itu lepaskan dia dan lawan aku!" ujarku

"Benar-benar berani kau melawan raja rampok Aki Swatatra!" Serunya

"Aku tidak takut dengan siapapun, kecuali Gusti Allah!"

"Lancang sekali kau anak muda, maju sini!" tantang Swatatra

Aku segera maju dan melesatkan pukulan kearahnya hingga ia jatuh tersungkur.

"Pukul lagi, bila perlu bunuh aku!" tantangnya membuat aku geram dengan orang sombong seperti dia.

Aku langsung mengambil sebuah golok yang tergeletak di tanah dan menghunuskannya ketubuh lelaki itu, tapi sayangnya tubuhnya sama sekali tidak tergores oleh benda tajam walaupun berkali-kali aku sudah menebaskan golokku.

"Dia memakai ajian rawa rontek, jadi mustahil kau bisa melukainya dengan benda tajam," ucap Jay

Aku menyeringai dan tersenyum sinis kepada Ki Swatatra, walaupun aku ini orang awam setidaknya aku tahu kelemahan ilmu hitam itu.

Aku langsung meletakan golokku ke tanah dan membaca bismillah.

" Bismillahi Rohman Nirrohim, Dari tanah akan kembali ke tanah," ucapku sembari berlari kearah Ki Swatatra dan menebaskan golokku hingga tangannya terpotong.

Saat Ki Swatatra sedang mengerang kesakitan aku langsung mengambil potongan lengannya dan menggantungnya ke sebuah pohon hingga tidak dapat bersatu lagi dengan tubuh Aki Swatatra. Tentu saja hal ini membuat Ki Swatatra murka ia segera mengerahkan anak buahnya untuk membunuhku.

"Janc*k, bunuh pemuda itu!" serunya lantang

Semua anak buah Aki Swatatra langsung menyerangku hingga aku kewalahan menghadapi mereka yang berjumlah puluhan.

Beruntungnya aku ini orang yang cerdik dan bisa memanfaatkan peluang. Aku yakin tidak akan menang melawan puluhan preman itu makanya aku langsung mencari akal agar bisa melepaskan diri dari amukan para bandit kampung itu.

Aku selalu menghindari setiap serangan yang mengarah ke wajahku yang tampan ini, tentu saja aku tidak mau ketampananku luntur gara-gara wajahku babak belur dihajar rampok kampung ini.

Ketika semuanya sedang asyik memukuliku yang sudah tidak berdaya, aku berpikir untuk mengelabui mereka dengan tipuanku.

"Anj*r, ada cewek cantik benget, mana bajunya transparan lagi, anj*r mulus banget!!" teriakku hingga membuat semua preman-preman itu langsung berhenti memukuliku dan berpaling menatap seorang wanita cantik yang melintas disamping ku dengan baju transparan membuat aku juga ikut terpana menatapnya.

"Anj*r, benar-benar uayuuune poool (cantik banget)!" seru preman-preman itu mendekati gadis itu.

Dalam keadaan mulut menganga dan mata melotot, Jay langsung mebarikku agar pergi meninggalkan tempat itu.

"Ayo cepat pergi sebelum mereka sadar kalau yang mereka lihat itu adalah sesosok Kuntilanak!" seru Jay membuatku merinding

"Anj*r, yang benar Jay!" tanyaku

"Coba aja sekarang kau lihat lagi wanita itu," jawab Jay

"Aku menyempatkan diri melihat gadis cantik itu sebelum meninggalkan tempat itu. Benar yang dikatakan Jay wanita cantik itu berubah menjadi sosok yang menakutkan hingga aku langsung lari tunggang langgang meninggalkan tempat itu.

**To be continued

Yang Penasarang dengan visual Gilang, nih aku kasih ya. Aku Pilih Amar Zoni sebagai castnya karena Gilang itu sosok yang periang, macho dan juga tampan, selain itu humoris juga. Yang kecewa maaf ya.

Terpopuler

Comments

Andalas 476

Andalas 476

Bener² ambigu ni Rampok..😵

2023-12-28

0

Gus Ali

Gus Ali

imajinasi nya keren

2022-12-16

0

Sumawita

Sumawita

kak nanti di cerita ini bara sama Rangga di hadir kan ga

2022-09-28

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!