Iskandar sedang menelpon Ori setelah mendengar permintaan Ryu dari Rin, istrinya. Ia sebenarnya agak tidak setuju dengan permintaan itu,
"maaf, Iskandar..., Mertua gue yang meminta Ryu untuk mengunjunginya. Sayangnya tiket kereta dan pesawat sudah habis, Dia baru dapat seminggu kemudian." kata Ori berusaha menjelaskan kendala putranya itu.
"Tapi kenapa dia harus menginap di rumah gue? Lu tahu,kan gue ini punya anak perempuan??" kata Iskandar yang agak berat dengan permintaan Ori itu.
"gue tahu__,"
"Lu juga tahu,kan kalo anak perempuan gue itu suka sama anak lu?" potong Iskandar.
"ah...," Ori tak sanggup berkata-kata.
"Bu, bukannya cinta mereka itu cuman cinta monyet? Cinta seperti itu tidak akan tahan lama. Lu juga tahu itu,kan?" kata Ori lagi.
"iya gue tahu...,"
"please Iskandar..., kan lu di rumah.., Idho lagi ke Paris belum balik, masa gue tega, sih minta Ryu tinggal bareng anak perempuannya. Kalau Teguh, dia,kan di Bandung.., jauh. Odi masih di Bali. Juan, dia di Manokwari sekarang. Loli, dia masih di Aussie.., gue minta tolong sama siapa lagi kalo bukan elu?" kata Ori memelas.
"Hadeh.., masalahnya lagi gak ada Pangeran di sini, dia masih sibuk sama pendidikannya di akademi militer..., hemm.., gimana,ya?" kata Iskandar yang masih berat.
"please...,"
"kenapa lu gak ikut nemuin mertua lu, sih?"
"ah.., itu, gue banyak kerjaan di sini. gak bisa ditinggal, Yura juga... ." kata Ori lagi.
"yah.., ya udah, cuman seminggu,kan?" kata Iskandar.
"iya. Seminggu." kata Ori lagi.
"oke, gue izinin. Suruh dia menghubungi gue !" kata Iskandar lalu menutup teleponnya.
*
Galang cemberut sepulangnya dari sekolah. Di rumah ia langsung menemukan ibunya yang sedang menyiapkan makan siang,
"Mama !!" Katanya terkejut. Seingatnya, ibunya itu sedang mendampingi ayahnya di perjalanan dinas ke Swedia.
Amara, Ibunya kaget, ketika putranya memangilnya,
"Galang?"
"Mama, kapan pulang? Kok gak ngabarin?" Tanya Galang lalu memeluk Amara singkat.
"Tadi pagi, tapi waktu Mama sampai, kamu dan adikmu udah berangkat sekolah." Kata Amara.
"Papa udah pulang juga?" Tanya Galang lalu hendak mengambil risoles yang ada di meja,
Plak !
Amara memukul lengangnya,
"Aw...," Rintih Galang,
"Cuci tanganmu dulu !" Kata Amara.
"Oke...," Galang lalu berjalan ke westafel yang tidak jauh dari sana dan mencuci tangannya.
"Apa Gibran sudah tahu kalau Mama sudah di rumah?" Tanya Galang.
Amara menggeleng,
"Belum. Dia belum pulang." Jawab Amara.
"Oh,iya.., nanti malam, papa akan pulang dan besok kita sekeluarga harus menghadiri acara Anniversary perusahaan Antara, salah satu partner bisnis Papa." Kata Amara.
"Hah? Acara Anniversary. Ugh.., pasti membosankan...," Kata Galang lalu memakan risoles yang tadi belum sempat ia sentuh.
"Ayolah, nak.., di sana adalah kesempatanmu berkenalan dengan para
Calon pewaris perusahaan-perusahaan besar. Setelah Papa, kamu yang harus memimpin perusahaan papa." Kata ibunya membujuknya.
"Tapi Galang masih SMA." kata Galang. Sebenarnya ia sangat malas ke acara seperti itu, sangat membosankan.
"Ayolah.., Gibran juga akan ikut__,"
"Mama??" Baru saja dibicarakan, tiba-tiba Gibran muncul dari belakang mereka.
"Mama kapan pulang?" Tanya Gibran.
"Ya ampun.., terulang lagi pertanyaannya..," kata Galang.
"Tadi pagi, sayang.., oh, iya Gibran, kamu mau,kan ikut Mama dan Papa ke acara Anniversary Antara Group besok malam?" Tanya Amara.
"Hah? Untuk apa Gibran ikut, Ma?" Tanya Gibran lalu berjalan ke westafel dan mencuci tangannya.
"Yah.., mama sama papa mau memperkenalkan kamu dan kakak kembarmu ke partner bisnis Papa dan calon-calon pewarisnya. Supaya kalian bisa melanjutkan hubungan bisnis yang sudah ada." Kata Amara panjang lebar.
"Ooh.., boleh. Gibran akan ikut." Katanya.
"What?? Gibran ! Lu__," masalahnya, kalau Gibran mengiyakan, itu berarti Galang tak ada alasan menolak.
"Yes ! Galang harus ikut." Kata Amara senang.
"Ugh.., dasar Gibran. Si culun satu ini...," Umpatnya kesal.
*
Ryu mendengarkan dengan seksama semua peraturan Iskandar. Hari ini ia akan menginap di rumah sahabat orang tuanya itu karena kehabisan tiket untuk mengunjungi kakeknya di Solo.
"dan yang paling penting, tidak boleh masuk ke kamar Queen, apapun yang terjadi !" Tegas Iskandar. Ia memang paling posesif pada anak perempuan satu-satunya itu.
"apa kamu mengerti, Ryu?" tanya Iskandar.
"mengerti, Pa..," kata Ryu.
"Papa bukannya mencurigaimu, hanya mengingatkanmu saja. Mau bagaimanapun juga kalian ini sudah beranjak remaja.., Jadi banyak hal yang harus mulai dibatasi." kata Iskandar lagi.
"iya, Pa, Ryu sangat memahami itu." kata Ryu lagi.
"diizinkan menginap di rumah Papa Iska selama seminggu juga Ryu sangat bersyukur." kata Ryu lagi.
"baguslah. uhm.., jadi kapan kamu akan datang ?"
"ah, setelah sholat Ashar, Ryu akan ke rumah Papa."
"setelah sholat Ashar, ya? Hem.., Papa belum pulang jam segitu, Mungkin kamu hanya akan menemui Mama Rin dan Sultan, putra bungsu Papa." kata Iskandar lagi.
"Sultan, ya.., anak itu pasti sudah besar.., terakhir ketemu, dia masih bayi satu bulan." kata Ryu membuka kenangan lama.
"dia masih SD kelas lima." kata Iskandar lagi.
"baiklah, kalau begitu. Papa tutup teleponnya. Pasien Papa sudah menunggu." kata Iskandar lagi.
"iya, Pa. Terimakasih sebelumnya." Telepon langsung ditutup.
Ryu tersenyum,
"kenapa Papa Iska over-protektif banget? Memangnya aku akan melakukan apa?" gumamnya sambil geleng-geleng kepala.
"menikah,ya.., Apa pertanyaannya itu benar-benar dari hatinya?" gumam Ryu.
"Itu,kan saat dia masih lima tahun. Apa mungkin dia masih memiliki pertanyaan yang sama sampai sekarang?" gumam Ryu lagi sambil memandangi Queen yang sedang tersenyum sambil asyik berbincang-bincang dengan Sera dan teman-teman lainnya.
Ryu lalu tersenyum,
"dia sekarang jadi semakin cantik." katanya lagi lalu menghampiri Queen dan teman-temannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 147 Episodes
Comments
ARSY ALFAZZA
next like this
2020-11-01
1