Alea dan keempat temannya terkejut dengan adanya sang bos disana, terlebih Alea ia pun mencoba menjawab dengan setenang mungkin.
" Bukan saya pak, tadi ada yang cerita ke saya jadi saya cerita ke teman teman " jawab Alea dengan santai
" Ini waktu untuk bekerja bukan untuk ngobrol, kalau mau ngobrol di cafe bukan disini tempatnya. Saya tunggu jadwal hari ini, saya gamau ada kesalahan lagi " kata Nathan yang kemudian pergi kembali
Alea mengepalkan tangannya dan melambungkan di udara, keempat temannya hanya bisa melihat bos dan sekretaris nya yang tak pernah akur.
" Kalau santet orang dimana sih ? " tanya Alea dan semua hanya mengangkat bahu
" Ga asik Lo semua " ucap Alea yang kemudian kembali mengerjakan pekerjaannya.
..
Diruangan Nathan tengah sibuk dengan beberapa dokumen diatas mejanya, tiba tiba ia mendengar suara ketukan pintu dari depan
" Ya masuk " ucap Nathan sambil tetap fokus dengan laptopnya
Perlahan pintu terbuka, begitu ia menoleh ia melihat sang ayah yang masuk tanpa memberikan kabar sebelumnya.
" Nathan Nathan, kamu ini jangan terlalu dingin lah ke bawahan " kata sang Ayah sembari mendekati putranya
" Apasih yah, Nathan biasa aja ko. Papah tumben kesini, ada perlu apa ? Papah mau minum apa ? Biar Nathan minta Alea buatkan" kata Nathan kepada sang Ayah
" Engga perlu, jadi gini Nathan. Adikmu Stefano kan akan pulang ke Indonesia, Papah ingin dia juga mengurus perusahaan ini. " ucap sang Papah mengenai maksud kedatangannya
" Ya Nathan ga masalah sih Pah, tapi anaknya beneran mau fokus ga? Nathan ga keberatan ko, justru Nathan senang " jawab Nathan
" Ya kita lihat saja, walaupun adikmu itu tidak seperti kamu tapi Papah yakin dia akan bertanggungjawab. Kamu sudah ada kabar dari adikmu? "
" Sudah " jawab Nathan singkat
" Yasudah, kalau gitu Papah mau pergi lagi. Ingat, kamu ga boleh jutek ke bawahan kamu terutama Alea. Apalagi kalau dia sampai resign, kamu yang rugi Nathan " kata Sang ayah dan Nathan mengangguk
Sang Papah pun pamit dan keluar dari ruangan Nathan, inilah keluarga mereka tak pernah ingin membahas masalah pekerjaan dirumah.
Nathan kembali fokus mengerjakan pekerjaannya, ia sendiri tak masalah mengenai adiknya yang akan bergabung dengan dirinya.
...
Alea yang baru saja selesai dari toilet berpapasan dengan Pak Hartono, raut wajah Alea pun berubah menjadi sumringah melihat bos lamanya.
" Bapak, apa kabar ? " Alea mulai menyapa
" Kabar baik Alea, kamu sendiri bagaimana? " Pak Hartono berbalik bertanya
" Alhamdulillah saya juga baik, bapa mau keruangan Pak Nathan ? Mau saya buatkan minuman? " ucap Alea tak kalah antusias
" Engga usah, saya baru dari ruangan Nathan. Bisa kita ngobrol? Kamu tidak sibuk kan ? " tanya Pak Hartono
" Engga pak, boleh ayo " kata Alea mengangguk
Pak Hartono mengajak Alea untuk berbincang di area istirahat, setelah memesan minuman mereka mulai berbincang.
" Kamu selama bekerja dengan Nathan, ga ada masalah kan Alea? " tanya Pak Hartono lebih dulu
" Engga ada ko pak ga ada, aman " jawab Alea, walaupun sejujurnya ingin ia jawab jika banyak masalah bekerja dengan Nathan
" Saya khawatir kamu jadi tertekan, karena Nathan itu sangat gigih bahkan terlalu gigih. Dia juga orang yang tertutup, tak banyak bicara, ya kamu bisa nilai lah bagaimana dia. Ada satu yang saya takutkan" kata Pak Hartono
" Apa pak ? " tanya Alea penasaran
" Saya takut kamu Resign " ucap Pak Hartono mengenai ketakutannya
" Ya mungkin untuk sekarang belum ya pak, tapi kita engga tau kedepannya. Apalagi saya sudah lama bekerja disini, saya juga ingin berkembang tapi untuk sekarang saya belum ada niatan sih pak " jawab Alea, walaupun jika jujur ingin sekali ia mengatakan ingin resign sekarang juga
Pak Hartono mengangguk paham tentang apa yang Alea maksud, dan ia juga merasa tak berhak untuk menahan Alea lebih jauh .
" Yasudah, saya pulang dulu. Kamu lanjut pekerjaan kamu, nanti Nathan mencari kamu " kata Pak Hartono dan Alea mengangguk
Setelah keduanya berpamitan, Alea pun langsung kembali ke meja kerjanya untuk melanjutkan pekerjaan.
Jam sudah menunjukkan pukul 11:30 WIB dengan artinya, tiga puluh menit lagi waktu makan siang dan ia bisa beristirahat dan mengisi perutnya yang lapar sejak pagi tadi
Saat Alea tengah memikirkan apa yang akan ia makan nanti saat istirahat, ia dikejutkan oleh suara telpon diatas mejanya.
" Selamat siang dengan—" ucapannya terpotong oleh orang di telp tersebut
" Tolong reservasi tempat untuk makan siang untuk 4 orang, di tempat makan biasa. Saya mau bertemu client, ada beberapa yang ingin saya bahas disana " ucap seseorang dari sana yang tak lain ialah Nathan
" Tapi pak, makan siang 30 menit lagi pak " jawab Alea
" Iya saya tau, makanya saya suruh kamu reservasi untuk makan siang Alea " jawab Nathan kembali
" Tapi maaf pak sebelumnya, restoran yang biasa itu pasti sudah ramai pak dan kemungkinan kita tidak bisa mendapatkan tempat " jawab Alea sambil menahan rasa kesal
" Saya yakin kamu bisa, saya tunggu kabar dari kamu " kata Nathan sebelum panggilan terputus
Alea membanting gagang telpon dengan kencang, suara itu mampu menarik perhatian keempat sahabatnya.
" Astaghfirullah, taubat gue taubat. Dosa gue apa sih punya bos kayak gitu " ucap Alea sambil menekan nomor yang hendak ia hubungi
Keempat temannya saling berpandangan, mereka sendiri tak tau apa yang sebenernya terjadi.
" Hallo, selamat siang. Kak sayang mau reservasi untuk makan siang, untuk empat orang masih bisa ? " kata Alea menjelaskan
"..."
" Tolong banget kak, soalnya saya sudah janji untuk makan siang disana. Dimana pun ga masalah kak " kata Alea dengan khawatir
" ... "
" Yaudah ga apa apa kak, nanti atas nama Pak Nathan yah Kak. Terimakasih banyak sebelumnya kak, terimakasih " kata Alea dengan gembira
Tak lama dari panggilan berakhir, Nathan yang sudah siap untuk keluar menghampiri Alea.
" Gimana ? bisa ? " tanya Nathan dengan wajah datar
" Bisa pak aman " jawab Alea
" Saya bilang apa, bisa kan. Yasudah saya berangkat sekarang" kata Nathan
Alea langsung mengambil tasnya dan berdiri untuk siap mengikuti sang bos.
" Mau kemana kamu ? " tanya Nathan kepada Alea
" Bapa mau ketemu client kan ? Berarti saya ikut kan ? " jawab Alea dengan polos
" Memangnya ada kata kata saya untuk mengajak kamu ? Ga ada kan ? " jawab Nathan yang kemudian pergi meninggalkan Alea
Alea mengepal keras tangannya, sungguh Alea ingin sekali memukul wajah tampan sang bosnya itu.
" Pokoknya gue mau Resign, gue udah cape gue udah ga kuat punya bos gila kayak dia " kata Alea dengan penuh emosi
Jika ada yang bisa ia lakukan sekarang, rasanya ingin sekali Alea mencaci maki sang bos dengan kata kata kasar.
Tak lupa sumpah serapahnya pun keluar untuk bosnya saat ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments