Pulang (1)

“Kemasi barangmu! Kita pulang sekarang juga!” Ucap Ki Ageng Radjito pada Nyai Wulandari dengan nada tegas setengah memerintah.

“Apa maksudmu, Ki?” Saut Nyai Wulandari.

Yang ditanya tidak menjawab, tapi malah pergi meninggalkan Nyai Wulandari yang masih belum percaya dengan perkataan suaminya.

Dewi Astjarjana menghela nafas,

“Pergilah Ibu, temani Ayahanda… Nanda baik-baik saja…” Dewi Astjarjana memaksakan diri untuk tersenyum walaupun kesedihan kembali menjalar di relung hatinya.

“Pergilah Nyai, aku akan disini menemani Dewi.” Sambung Danastri meyakinkan Nyai Wulandari. Dewandaru pun mengangguk tanda setuju.

Senyum di bibir Dewi Astjarjana lebih mengembang. Hatinya benar-benar lega, ternyata mertuanya bersedia menemaninya. Bagaimanapun juga, dia masih membutuhkan dukungan semangat untuk menghadapi situasi ini.

Nyai Wulandari meninggalkan ruangan setelah mencium Dewi Astjarjana dan Danastri, serta berpamitan kepada Dewandaru.

Disusulnya suaminya yang kemungkinan besar pergi ke Griya Seroja, paviliun yang disediakan Elang Ganendra selama mereka berdua tinggal di kadipatenan tersebut.

Ki Ageng Radjito ternyata sudah mulai berkemas. Sebagian bajunya sudah dimasukkan ke dalam kotak peti besar yang dibawanya sejak dari Djawi Koelon.

“Haruskah seperti ini Ki? Tidak bisakah kita menunggu sampai Dewi sehat? Dewi Astjarjana anak kita Ki, dia butuh kita, terutama dalam situasi seperti ini."

Suara Nyai Wulandari sedikit bergetar menahan amarah sekaligus kecewa yang ia rasakan pada suaminya.

Ki Ageng Radjito sejenak menghentikan aktifitasnya. Ia memandang Nyai Wulandari dengan tajam.

“Tinggallah kalau kamu masih tidak punya malu untuk tinggal disini!” Ucapnya dalam.

“Kenapa harus malu? Ini takdir Ki. Kita tidak bisa menyalahkan Dewi, kita tidak bisa menyalahkan bayinya!”

Ki Ageng Radjito melanjutkan beberesnya. Mau tidak mau Nyai Wulandari juga ikut berkemas.

Nyai Wulandari hanya bisa pasrah mengikuti kehendak suaminya yang memang keras kepala. Suaminya bukan termasuk orang yang bisa ditolak keinginan ataupun perintahnya.

Selang beberapa lama, peti-peti barang sudah selesai dikemas.

Ki Ageng Radjito menyuruh pengawal dan kusirnya menaruh peti-peti itu ke dalam kereta kuda dan memerintahkan para pengawalnya untuk segera bersiap kembali pulang ke Djawi Koelon.

Walaupun terkejut, mereka tidak berani membantah perintah Ki Ageng Radjito dan bergegas menyiapkan diri.

Tak lama kemudian, mereka sudah siap karena barang bawaan mereka tidaklah banyak, hanya beberapa baju ganti yang bisa dibungkus dengan kain, tidak perlu membawa peti kayu besar seperti majikannya.

Mereka tidak membawa bekal meskipun mereka akan bepergian jauh kembali pulang ke tempat asal mereka.

Walau keras kepala, Ki Ageng Radjito bukanlah majikan yang pelit, apalagi Nyai Wulandari. Nyai Wulandari dan Ki Ageng Radjito menanggung segala keperluan mereka selama di perjalanann.

Itulah kenapa semua pegawainya adalah orang-orang lama yang sangat setia dan patuh kepada keluarga Radjito.

Bahkan, tidak sedikit juga yang sampai membawa anak turunnya untuk ikut bekerja pada keluarga konglomerat tersebut.

Nyai Wulandari berpamitan sekali lagi kepada Dewandaru, Danastri, dan Dewi Astjarjana.

Ternyata mereka masih di dalam kamar Griya Kenanga, di ruangan yang sama seperti saat Nyai Wulandari meninggalkan mereka.

“Aku akan berpamitan dengan Elang Ganendra.” Ucap Nyai Wulandari kepada Danastri.

“Mari, akan kutemani Nyai.”

Mereka berdua menyusuri koridor menuju ke Griya Asoka, tempat privasi Elang Ganendra yang tidak semua orang diperbolehkan masuk kecuali atas ijinnya.

“Tok tok tok….” Danastri mengetuk pintu paviliun tiga kali.

“Nanda Elang Ganendra, Ibumu, Nyai Wulandari mau berpamitan. Beliau akan pulang ke Djawi Koelon” Danastri mencoba memanggil anaknya.

Danastri memang tidak pernah membedakan kedudukan Nyai Wulandari dengan dirinya pada Dewi Astjarjana dan Elang Ganendra.

Baginya, pernikahan adalah penyatuan dua keluarga, Dewi Astjarjana adalah putrinya, dan Nyai Wulandari adalah Ibu Elang Ganendra.

“Tok tok tok…. Elang…. Buka pintunya...”

Hening, tak ada jawaban, seolah-olah tak ada penghuni di paviliun tersebut.

“Sudahnya Nyai, tak apa…. Sampaikan saja salamku pada Nanda…” Ucap Nyai Wulandari tak mau berlama-lama, membatalkan niat Danastri yang akan membuka paksa pintu paviliun tersebut.

Nyai Wulandari takut suaminya betul-betul meninggalkan dirinya.

Dalam keadaan seperti ini, tidak mungkin juga dirinya meminta antar pulang Dewi Astjarjana ataupun Elang Ganendra.

“Baiklah Nyai, aku minta maaf atas perbuatan tidak sopan Elang Ganendra. Aku dan suamiku akan menegurnya nanti.” Jawab Danastri.

Mereka bergegas menuju pelataran. Ki Ageng Radjito telah duduk di dalam kereta kuda pertama. Ia sama sekali tidak ingin mencari tau lagi keadaan apa yang telah terjadi di kadipatenan itu.

Ki Ageng Radjito tidak punya muka untuk berhadapan dengan Dewandaru maupun Elang Ganendra karena putrinya telah memberikan keturunan yang dianggapnya mempunyai cacat fisik, tidak sempurna seperti manusia pada umumnya.

Sementara itu, kereta kuda kedua diisi dengan peti barang milik Ki Ageng Radjito dan Nyai Wulandari.

Sais pun sudah bersiap diatas sadonya masing-masing.

Sekitar dua puluh penunggang kuda juga telah bersiap mengawal perjalanan Ki Ageng Radjito dan Nyai Wulandari kembali ke Djawi Koelon.

Setelah berpelukan dengan Danastri, Nyai Wulandari segera menyusul suaminya, masuk ke dalam kereta kuda pertama.

Ketika rombongan sudah mulai beranjak, Danastri melangkahkan kaki ke Griya Utama, meminta beberapa pelayan menyiapkan makanan, kereta kuda dan beberapa bingkisan untuk Mbok Esti.

Danastri berpikir bahwa Mbok Esti akan segera pulang juga setelah ini. Selain tugasnya memang sudah selesai, Mbok Esti juga sudah hampir empat bulan tinggal di kadipatenan ini.

Setelah memastikan pelayan mengerti dan menjalankan perintahnya, Danastri segera melangkahkan kaki, kembali ke Griya Kenanga.

Terpopuler

Comments

Putra_Andalas

Putra_Andalas

knapa juga menyalahkan si Bayi...lah bapak e dwe ELANG..wajar toh punya sayap 😁

2024-10-11

0

Orang Baik

Orang Baik

Ayah bermasalah.

2020-12-28

4

Anita Venter

Anita Venter

Elang nggak gantung diri di dalam kamar kan? Tega bener jadi bapak.

#MemilihCinta
#ay_pumkin

2020-11-24

13

lihat semua
Episodes
1 Perjuangan Sang Ibu
2 Selamat Datang Anandhita
3 Pulang (1)
4 Pulang (2)
5 Ayah dan Anak
6 Insiden Kecil
7 Dusun Plapah
8 Gerombolan Bandit Tengik
9 Ujang
10 Pelampiasan
11 Pengorbanan
12 Pengabdian Nyata
13 Satu Keluarga
14 Siluman
15 Panik
16 Awal Sebuah Rencana
17 Pengalaman Baru
18 Perguruan Kidang Kentjana
19 Mencari Alasan
20 Perpisahan
21 Dimas Arya (1)
22 Dimas Arya (2)
23 Ilmu Pernapasan
24 Terungkap
25 Mengungsi (1)
26 Mengungsi (2)
27 Wejangan
28 Laku
29 Ki Jalak Lawu
30 Jati Diri
31 Sendang Panguripan
32 Panah Pasopati dan Busur Gandiwa
33 Pasar Setan
34 Nyai Lamia
35 Sendang Drajat
36 Warung Mbok Yem
37 Puncak Lawu
38 Kawah Candradimuka
39 Cakra Mahkota
40 Kang Samid
41 Pertemuan Pertama
42 Dilema
43 Emosi
44 Masuk Perangkap
45 Terganti
46 Bertolak Belakang
47 Ilmu Kanuragan
48 Ajian Gelap Ngampar
49 Bubur Sengkolo
50 Penghianatan Abimanyu
51 Penyerangan Tak Terduga
52 Gajah Sama Gajah Bertarung, Pelanduk Mati di Tengah-Tengah
53 Grojogan Sewu
54 Teringat
55 Pernikahan Dimas Arya
56 Ki Nirjhara
57 Cinta Durjana
58 Kehilangan
59 Salatiga
60 Alas Roban
61 Aki dan Nini Janggut Putih
62 Batang
63 Ki Renggo
64 Pertempuran Alas Roban (1)
65 Pertempuran Alas Roban (2)
66 Racun Ki Renggo
67 Halangan di Pintu Gerbang
68 Usaha
69 Rakha Sadeli Prawira
70 Kawah Cikaluwung Putri
71 Kelahiran Kembali
72 Kidung Salira Ayu
73 Kembali
74 Berlatih
75 Kemajuan
76 Kekalahan Pertama
77 Nenek Tua Vs Pimpinan Pasukan Lelembut
78 Buah Bibir
79 Harapan
80 Mamak Awang
81 Akhir dari Pencarian
82 Kembang Padjadjaran
83 Tragedi Lembah Kinta
84 Aksi Si Nenek Tua
85 Berlayar
86 Lamaran
87 Waktu yang Salah
88 Karubuhan Gunung
89 Malam Pertama
90 Masa Transisi
91 Anandhita Season 2 Eps 1. Langkah Awal
92 Bajak Laut di Gunung Krakatau
93 Milik Bersama
94 Swarnabhumi
95 Sebuah Petunjuk
96 Anggota Keluarga Baru
97 Pelabuhan
98 Ambil Alih Kapal
99 Mayat di Dermaga
100 Serikat Dagang Kujang Kembar
101 Misteri
102 Tidak up 08 Oct 20
103 Kasultanan Banten
104 Hasrat
105 Gelap Mata
106 Kebakaran
107 Pahlawan Tak Dikenal
108 Aksi Berikutnya
109 Nasib Serikat Dagang Kujang Kembar
110 Kilas Balik Dimas Arya
111 Runtuhnya Serikat Dagang Kujang Kembar
112 Emosi Jiwa
113 Menjemput Impian
114 Satu per Satu
115 Alur Kehidupan
116 Pawiwahan
117 Referensi Novel Keren
118 Asmaradhana
119 Markas Jurai Emas
120 Penemuan di Penginapan
121 Rencana
122 Menyusup (1)
123 Menyusup (2)
124 Menyusup (3)
125 Batu 24
126 Mencari Bantuan
127 Bantuan (1)
128 Bantuan (2)
129 Referensi Novel Keren
130 Terima Kasih Nyi Selasih
131 Harga Sebuah Kebebasan
132 Menyongsong Hari
133 Hari Baru
134 Wanita Terhebat
135 Kerajaan Pagan
136 Negeri 10.000 Kuil
137 Negeri Penghasil Giok (1)
138 Negeri Penghasil Giok (2)
139 Dali
140 Kunming
141 Legenda Ashima (Shilin)
142 Referensi Novel Keren
143 Kawan Baru
144 Ada - Ada Saja
145 Ghuangzhou
146 Vs Bangsa Cao 1
147 Vs Bangsa Cao 2
148 Referensi Novel Keren
149 Vs Bangsa Cao 3
150 Vs Bangsa Cao 4
151 Vs Bangsa Cao 5
152 Vs Bangsa Cao 6
153 Vs Bangsa Cao 7
154 Vs Bangsa Cao 8
155 Vs Bangsa Cao 9
156 Vs Bangsa Cao 10
157 Referensi Novel Keren
158 Vs Bangsa Cao (Akhir Peperangan)
159 Kemenangan
160 Anandhita Season-3
161 Berdamai
162 Takdir
163 Pulau Handeuleum
164 Kerinduan
165 Kisah Kasih
166 Di Luar Kendali
167 Duka
168 Menata Hati
169 Konsekuensi
170 Kabar Gembira
171 Tak Semudah dan Seindah Harapan
172 Penyelesaian Masalah
173 Invasi Belanda
174 Pengorbanan Kabaka
175 Roda Kehidupan
176 Runtuhnya Padjadjaran
177 VOC
178 Pieter Both
179 Serangan Pieter Both I
180 Serangan Pieter Both II
181 Serangan Pieter Both III
182 Menyelamatkan Ibunda
183 Usaha Awang
184 Kesetiaan
185 Pulang
186 Akhir Cerita Anandhita
Episodes

Updated 186 Episodes

1
Perjuangan Sang Ibu
2
Selamat Datang Anandhita
3
Pulang (1)
4
Pulang (2)
5
Ayah dan Anak
6
Insiden Kecil
7
Dusun Plapah
8
Gerombolan Bandit Tengik
9
Ujang
10
Pelampiasan
11
Pengorbanan
12
Pengabdian Nyata
13
Satu Keluarga
14
Siluman
15
Panik
16
Awal Sebuah Rencana
17
Pengalaman Baru
18
Perguruan Kidang Kentjana
19
Mencari Alasan
20
Perpisahan
21
Dimas Arya (1)
22
Dimas Arya (2)
23
Ilmu Pernapasan
24
Terungkap
25
Mengungsi (1)
26
Mengungsi (2)
27
Wejangan
28
Laku
29
Ki Jalak Lawu
30
Jati Diri
31
Sendang Panguripan
32
Panah Pasopati dan Busur Gandiwa
33
Pasar Setan
34
Nyai Lamia
35
Sendang Drajat
36
Warung Mbok Yem
37
Puncak Lawu
38
Kawah Candradimuka
39
Cakra Mahkota
40
Kang Samid
41
Pertemuan Pertama
42
Dilema
43
Emosi
44
Masuk Perangkap
45
Terganti
46
Bertolak Belakang
47
Ilmu Kanuragan
48
Ajian Gelap Ngampar
49
Bubur Sengkolo
50
Penghianatan Abimanyu
51
Penyerangan Tak Terduga
52
Gajah Sama Gajah Bertarung, Pelanduk Mati di Tengah-Tengah
53
Grojogan Sewu
54
Teringat
55
Pernikahan Dimas Arya
56
Ki Nirjhara
57
Cinta Durjana
58
Kehilangan
59
Salatiga
60
Alas Roban
61
Aki dan Nini Janggut Putih
62
Batang
63
Ki Renggo
64
Pertempuran Alas Roban (1)
65
Pertempuran Alas Roban (2)
66
Racun Ki Renggo
67
Halangan di Pintu Gerbang
68
Usaha
69
Rakha Sadeli Prawira
70
Kawah Cikaluwung Putri
71
Kelahiran Kembali
72
Kidung Salira Ayu
73
Kembali
74
Berlatih
75
Kemajuan
76
Kekalahan Pertama
77
Nenek Tua Vs Pimpinan Pasukan Lelembut
78
Buah Bibir
79
Harapan
80
Mamak Awang
81
Akhir dari Pencarian
82
Kembang Padjadjaran
83
Tragedi Lembah Kinta
84
Aksi Si Nenek Tua
85
Berlayar
86
Lamaran
87
Waktu yang Salah
88
Karubuhan Gunung
89
Malam Pertama
90
Masa Transisi
91
Anandhita Season 2 Eps 1. Langkah Awal
92
Bajak Laut di Gunung Krakatau
93
Milik Bersama
94
Swarnabhumi
95
Sebuah Petunjuk
96
Anggota Keluarga Baru
97
Pelabuhan
98
Ambil Alih Kapal
99
Mayat di Dermaga
100
Serikat Dagang Kujang Kembar
101
Misteri
102
Tidak up 08 Oct 20
103
Kasultanan Banten
104
Hasrat
105
Gelap Mata
106
Kebakaran
107
Pahlawan Tak Dikenal
108
Aksi Berikutnya
109
Nasib Serikat Dagang Kujang Kembar
110
Kilas Balik Dimas Arya
111
Runtuhnya Serikat Dagang Kujang Kembar
112
Emosi Jiwa
113
Menjemput Impian
114
Satu per Satu
115
Alur Kehidupan
116
Pawiwahan
117
Referensi Novel Keren
118
Asmaradhana
119
Markas Jurai Emas
120
Penemuan di Penginapan
121
Rencana
122
Menyusup (1)
123
Menyusup (2)
124
Menyusup (3)
125
Batu 24
126
Mencari Bantuan
127
Bantuan (1)
128
Bantuan (2)
129
Referensi Novel Keren
130
Terima Kasih Nyi Selasih
131
Harga Sebuah Kebebasan
132
Menyongsong Hari
133
Hari Baru
134
Wanita Terhebat
135
Kerajaan Pagan
136
Negeri 10.000 Kuil
137
Negeri Penghasil Giok (1)
138
Negeri Penghasil Giok (2)
139
Dali
140
Kunming
141
Legenda Ashima (Shilin)
142
Referensi Novel Keren
143
Kawan Baru
144
Ada - Ada Saja
145
Ghuangzhou
146
Vs Bangsa Cao 1
147
Vs Bangsa Cao 2
148
Referensi Novel Keren
149
Vs Bangsa Cao 3
150
Vs Bangsa Cao 4
151
Vs Bangsa Cao 5
152
Vs Bangsa Cao 6
153
Vs Bangsa Cao 7
154
Vs Bangsa Cao 8
155
Vs Bangsa Cao 9
156
Vs Bangsa Cao 10
157
Referensi Novel Keren
158
Vs Bangsa Cao (Akhir Peperangan)
159
Kemenangan
160
Anandhita Season-3
161
Berdamai
162
Takdir
163
Pulau Handeuleum
164
Kerinduan
165
Kisah Kasih
166
Di Luar Kendali
167
Duka
168
Menata Hati
169
Konsekuensi
170
Kabar Gembira
171
Tak Semudah dan Seindah Harapan
172
Penyelesaian Masalah
173
Invasi Belanda
174
Pengorbanan Kabaka
175
Roda Kehidupan
176
Runtuhnya Padjadjaran
177
VOC
178
Pieter Both
179
Serangan Pieter Both I
180
Serangan Pieter Both II
181
Serangan Pieter Both III
182
Menyelamatkan Ibunda
183
Usaha Awang
184
Kesetiaan
185
Pulang
186
Akhir Cerita Anandhita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!