Bab 03: Apakah aku sangat Spesial?

Dalam sekejap, Zhi Hao meliuk-liukkan tubuhnya, menghindari serangan yang datang. Ketika pedang lawan menebas ke arah kepalanya, ia dengan lincah berguling ke samping, menyelamatkan diri dari serangan maut itu. Dengan nafas yang tersengal, ia bergegas bangkit dan berlari menyusuri hutan lebat.

Namun, dalam pelariannya, kakinya tersandung akar kayu yang menjulur di tanah, seakan tali jebakan yang telah menantinya. Zhi Hao terjatuh dengan keras, mendengar tawa mengejek dari lawannya yang menyaksikan kejadian itu. "Hahaha, Kamu lucu juga, menangkap Jangkrik ya?" ejek lawannya dengan nada mengejek.

Rasa kesal membara dalam dada Zhi Hao. Dengan suara yang tercekat oleh amarah, ia membalas, "Jangkrik apa, dasar sialan!" umpatnya keras. Hatinya bergolak, rasa malu dan marah bercampur menjadi satu.

Di tengah kekalutan itu, tiba-tiba sosok lain muncul di sampingnya. Orang itu mengusung pedang yang berkilauan, siap untuk menyerang. Dengan refleks yang cepat, Zhi Hao mencabut pedangnya yang terselip di pinggang, matanya yang tajam menatap tajam ke arah lawan baru yang tidak diduga itu.

Treng!

Benturan keras membuat Pedang di tangan Zhi Hao terpental. Jelas saja, tanpa energi dan hanya mengandalkan Fisik semata tidak mungkin bisa menghadang tebasan lawan.

Napas Zhi Hao tersengal, matanya menatap dua sosok yang berdiri dengan angkuh di hadapannya. Pedangnya yang terpental jauh meninggalkannya tanpa senjata, membuat darahnya membeku di urat nadi. Pria-pria di depannya, yang sepertinya bergembira dengan situasi ini, saling berpandangan seakan merencanakan suatu permainan jahat.

“Sekarang kamu tidak bisa lagi lari. Bukan?”

"Mana mungkin dia bisa lari, lihatlah kakinya gemetar," ujar salah satu dari mereka sambil menunjuk ke arah kaki Zhi Hao yang memang sedikit bergetar.

"Mana mungkin di hadapan kematian tidak gemetar! Hahaha. Kamu ataukah aku yang menyelesaikan ini?" sahut yang lain, tertawa keras seolah mereka berada dalam pesta dan bukan di ambang pembunuhan.

Mereka berdua kemudian terkekeh, merasa memiliki kendali penuh atas hidup dan mati Zhi Hao. "Bagaimana kalau kita melakukan Permainan Gunting batu kertas dulu!" usul salah satu dari mereka, seolah peristiwa ini hanyalah permainan anak-anak dan bukan pertarungan mematikan.

Zhi Hao menelan ludah, mencoba mencari celah atau kesempatan, walau hatinya merasa ini adalah akhir dari segalanya. Di balik ketakutan, ada amarah yang mulai membara dalam dada, menolak untuk mati di tangan penjahat.

Tangan Wei bergerak cepat membentuk simbol batu, sementara kawanannya, dengan ekspresi tertekan, memperlihatkan kertas.

Tawa Wei pecah di udara, menggema kesenangan kemenangan. "Gunting kertas batu!" serunya lagi, menyulut percikan semangat kompetitif.

"Ulang sekali lagi. Kamu curang!" sergah kawannya, matanya menyipit curiga, bibir mengerucut tidak puas.

Wei mengernyitkan dahi, kesal, "Kalah ya kalah, akui saja. Apa susahnya sih?" tangan Wei terlipat di dada, tatapan tajamnya menembus.

"Jangan begitu dong, aku tadi tidak siap." ucap kawannya, nada suaranya mencoba menenangkan, namun tubuhnya tegang, siap untuk ronde berikutnya.

Sementara itu, di dekat mereka, Zhi Hao mengamati kedua orang bodoh yang beradu argumen. Sudut bibirnya tersungging, sebuah kesempatan terbentuk di benaknya. Ini adalah kesempatannya, memanfaatkan pertengkaran dua orang itu untuk keuntungan dirinya sendiri. Matanya mengunci pada pedang yang tergeletak tak jauh dari mereka, pedang yang sarat akan kenangan Ibunya.

Dengan gerakan yang hampir tidak terdengar, Zhi Hao merangkak mendekati pedang itu. Setiap senti pergerakannya hati-hati, menghindari kerikil yang bisa mengkhianati keberadaannya. Akhirnya, jemarinya menyentuh gagang pedang, dan dengan cepat ia menggenggamnya erat.

Beng!

Tiba-tiba, sebuah tendangan dari belakang menyungkurkannya ke tanah, pedang terlepas dari genggamannya.

Wei, yang telah memperhatikan gerak-gerik Zhi Hao, berdiri dengan napas berat, matanya membara menatap Zhi Hao yang terkapar. "Kamu pikir bisa mengambil keuntungan dari perselisihan kami, dasar Sampah tak berguna?" suara Wei menggertak, penuh ancaman.

Zhi Hao tak bisa berkata apa-apa lagi.

Hutan itu gelap dan pekat, hanya disoroti oleh sinar matahari yang malu-malu. Tawa mereka berdua menggema, memecah kesunyian yang menegangkan.

Tiba-tiba, dua serigala besar muncul dari balik semak, matanya yang merah memancarkan kilatan menakutkan, bulu-bulunya yang gelap seolah menyerap cahaya rembulan.

Keduanya terkejut, namun segera menyiapkan diri. "Wei, kamu jaga bocah itu, aku akan menghabisi dua Serigala ini dulu!" seru satu di antara mereka, suaranya tegas tanpa keraguan. Dia tidak menunggu jawaban dari Wei, segera melompat ke depan dengan pedang terhunus.

Serigala-serigala itu menggeram, taring mereka terlihat jelas, siap untuk menerkam. Namun, dengan gerakan yang cepat dan lincah, ia mengayunkan pedangnya.

Slash! Suara besi bertemu daging mengisi udara yang mana itu juga langsung membungkam untuk selamanya.

Slash! Ayunan kedua pedangnya pun tak kalah cepatnya, menghantam serigala kedua yang mencoba menyerang dari samping.

Dua serigala itu roboh ke tanah, darah mengalir membasahi daun-daun kering di bawah mereka.

"Wei, dimana bocah itu?" suara Dong bergema di antara pepohonan yang meranggas.

Wei, yang masih dalam keadaan syok, langsung tersadar dari lamunannya. Matanya membulat, dan bibirnya bergetar. "Aku tidak tahu, sialan. Kemana hilangnya?" kata Wei dengan nada suara yang tinggi, mencerminkan rasa panik dan ketakutannya.

"Bagaimana bisa kamu tidak tahu, padahal dari tadi aku sudah bilang, jaga bocah itu," Dong berteriak, frustasi meluap-luap karena kecerobohan Wei.

Wei menundukkan kepalanya, merasa bersalah yang tak terhingga. "Tidak ada gunanya bertengkar sekarang, kita harus mencarinya. Aku tahu aku salah!" ujarnya dengan nada yang lebih tenang namun masih terguncang.

Keduanya kemudian bergegas, meninggalkan area tersebut untuk mencari Zhi Hao, berharap masih ada kesempatan untuk menemukannya sebelum terlambat. Dong dengan langkah besar dan cepat, sementara Wei mengikuti di belakang dengan rasa bersalah yang membebani langkahnya.

***

Mata Zhi Hao terbuka lebar, napasnya tercekat saat menyadari dia kini berada di daerah yang asing. Rasa takjub dan kebingungan bercampur menjadi satu. "Apa yang terjadi?" tanyanya dalam hati, mencoba merangkai kejadian yang baru saja berlalu.

Beberapa detik yang lalu dia hanya menggeser sedikit posisi duduknya, namun kini dia berada di tempat yang sama sekali berbeda.

Di tengah kebingungan itu, suasana hutan yang sepi tiba-tiba pecah oleh suara geraman yang dalam dan menyeramkan.

Zhi Hao berdiri tegak, matanya membulat ketakutan saat melihat sosok besar harimau hitam yang tampak dari balik semak-semak. Bulu hitamnya yang mengkilap terlihat jelas meskipun hanya disinari oleh cahaya remang-remang yang menembus celah daun.

Hewan itu mengeluarkan suara menggeram yang membuat darah Zhi Hao seakan membeku.

Detak jantungnya berpacu, keringat dingin mulai membasahi punggungnya. "Harus ada cara untuk keluar dari sini," batin Zhi Hao, sambil perlahan mencari ranting kayu atau batu yang bisa digunakan untuk membela diri.

Matanya tidak berani lepas dari sosok harimau yang kini mulai melangkah maju dengan mata yang terfokus padanya.

“Situasi ini tak jauh beda dari sebelumnya. Keluar dari mulut Buaya malah masuk ke mulut Harimau. Apakah aku memang sespesial ini hingga disukai oleh keburukan?” Zhi Hao bergumam dalam gejolak batinnya.

Terpopuler

Comments

Jelas Sepesial... hingga selalu bertemu dg Binatang Buas

2024-11-20

1

Entis Sutisna

Entis Sutisna

Wow hayoooo Semangaat Xhi Hai cara cara untuk lari....lanjjuuutkan Thor...🤭🤭😭😭🔥🔥💪💪

2024-11-29

0

Mamat Stone

Mamat Stone

ikut alur /Smile/

2025-02-08

0

lihat semua
Episodes
1 01: Sampah Tak Berguna
2 Bab 02: Ancaman Kematian
3 Bab 03: Apakah aku sangat Spesial?
4 Bab 04: Sesuatu yang Tersembunyi
5 Bab 05: Kitab Penghancur Surga
6 Bab 06: Desa Wi di Serang
7 Bab 07: Ada Pengkhianat di Sana
8 Bab 08: Suara Peringatan
9 Bab 09: Serangan Malam
10 Bab 10: Pertempuran pecah
11 Bab 11: Kedatangan Patriark Wi
12 Bab 12: Aksi Zhi Hao
13 Bab 13: Bambu Temuruas
14 Bab 14: Konspirasi
15 Bab 15: Konfrontasi dengan Xiao Lui
16 Bab 16: Hukuman dari Kakak
17 Bab 17: Ambisi Klan Xiao
18 Bab 18: Kedatangan Klan Xiao
19 Bab 19: Ambisi kekuasaan
20 Bab 20: Kemarahan Xiao Ming
21 Bab 21: Rencana Pemberontakan
22 Bab 22: Perubahan Rencana
23 Bab 23: Racun
24 Bab 24: Rencana di Balik Rencana
25 Bab 25: Siapa yang berani
26 Bab 26: Pecah
27 Bab 27: Kehancuran
28 Bab 28: Apa yang terjadi pada Xiao Bai
29 Bab 29: Trik Xiao Bai
30 Bab 30: Kedatangan Xiao Mandai
31 Bab 31: Teknik Tubuh Abadi
32 Bab 32: Tak. Terkalahkan
33 Bab 33: Sebuah Kalung & Harimau Api
34 Bab 34: Rong An
35 Bab 35: Alam Rahasia
36 Bab 36: Rencana Keji
37 Bab 37: Rencana Keji 2
38 Bab 38: Jebakan di Lembah Gelap
39 Bab 39: Goblin
40 Bab 40: Pura-pura
41 Bab 41: Keluar dari Alam Rahasia
42 Bab 42: Rencana demi Rencana
43 Bab 43: Menunggu Serangan
44 Bab 44: Tidak akan Menyerah
45 Bab 45: Menggunakan Inti Bintang Petir
46 Bab 46: Rencana Wang Xiang
47 Bab 47: Mengejutkan Tetua Liang
48 Bab 48: Kemenangan yang melelahkan
49 Bab 49: Ancaman Baru
50 Bab 50 - Perang Bayangan
51 Bab 51: Bayangan Perang 2
52 Bab 52: Pertempuran Penentu
53 Bab 53: Rencana di Balik Tirai
54 Bab 54: Utusan untuk Sekte Fajar Senja
55 Bab 55: Persiapan Menuju Masa Depan
56 Bab 56: Temuan di Dasar Kolam Jiwa Petir
57 Bab 57: Perburuan Baru
58 Bab 58: Persiapan dan Keheningan
59 Bab 59: Teknik Halimun
60 Bab 60: Menyempurnakan Pondasi
61 Bab 61: Pertarungan di Kediaman Zhong Tian
62 Bab 62: Mengamankan Klan Zhi
63 Bab 62 : Penolakan Tegas Zhi Hao
64 Bab 63: Serangan Senyap
65 Bab 65: Serangan Senyap 2
66 Bab 66: Taktik Dalam Bayang-Bayang
67 Bab 67: Awal Perjalanan Baru
68 Bab 68: Dalam Kabut yang Menyembunyikan Rahasia
69 Bab 69: Rahasia di Balik Altar
70 Bab 70: Awal yang Baru
71 Bab 71: Misteri yang Terungkap
72 Bab 72: Jejak di Labirin Bayangan
73 Bab 73: Perjalanan Menuju Kebenaran
74 Bab 74: Misteri Puncak Gunung
75 Bab 75: Puncak Kegelapan
76 Bab 76: Jejak Menuju Istana Langit Tersembunyi
77 Bab 77: Para Pengembara Misterius
78 Bab 78: Perang yang Tak Terelakkan
79 Bab 79: Persaingan
80 Bab 80: Jejak Menuju Takdir
81 Bab 81: Lembah Kabut Eterna
82 Bab 82: Jalan Baru di Depan Mata
83 Bab 83: Kekuatan yang Menyatu
84 Bab 84: Menuju Lembah Naga Tertidur
85 Bab 85: Pertarungan Api dan Bayangan
86 Bab 86: Warisan dan Peningkatan
87 Bab 87: Konflik di Pasar Kota
88 Bab 88: Kebangkitan Amarah Klan Hu
89 Bab 89: Penyamaran dan Rencana Balas Dendam
90 Bab 90: Pertempuran Dua Sekutu
91 Bab 91: Ancaman Tanpa Akhir
92 Bab 92: Strategi di Tengah Krisis
93 Bab 93: Menembus Sarang Sekte Bayangan
94 Bab 94: Balasan dari Klan Hu
95 Bab 95: Strategi Penghancuran Klan Hu
96 Bab 96: Jejak Baru dan Musuh di Balik Bayangan
97 Bab 97: Darah dan Bayangan
98 Bab 98: Perang di Lembah Kabut
99 Bab 99: Mengambil Hadiah Kemenangan
100 Bab 100: Awal dari Ketakutan yang Menyebar
101 Bab 101: Jejak Darah Masa Lalu
102 Bab 102: Api Dendam yang Membakar Langit
103 Bab 103: Strategi Kematian Tanpa Jejak
104 Bab 104: Strategi di Balik Bayangan
105 Bab 105: Penyerangan
106 Bab 106: Kembali ke Klan Zhi
107 Bab 107: Kepulangan yang Sunyi
108 Bab 108: Rencana Pernikahan
109 Bab 109: Dalam Bayangan Klan Ling
110 Bab 110: Ling Mei: Terperangkap di Antara Kepatuhan dan Kebebasan
111 Bab 111: Langkah Pertama Ling Mei
112 Bab 112: Jaringan Intrik dan Persiapan
113 Bab 113: Intrik di Balik Bayangan
114 Bab 114: Langkah di Balik Bayangan
115 Bab 115: Bayang-Bayang di Balik Kekacauan
116 Bab 116: Perburuan Dimulai
117 Bab 117: Perburuan Bayangan Timur
118 Bab 118: Jejak di Balik Bayangan
119 Bab 19: Perlindungan dari Sekte Langit Kelabu
120 Bab 120: Bayangan di Balik Persekutuan
121 Bab 121: Serangan di Tengah Malam
122 Bab 122: Jejak Bayangan Timur
123 Bab 123: Strategi dan Dominasi
124 Bab 124: Eksekusi Rencana
125 Bab 125: Pertempuran di Markas Strategis
126 Bab 126: Kedatangan Musuh Utama
127 Bab 127: Misteri di Lembah Tersegel
128 Bab 128: Rahasia di Cincin Dunia
129 Bab 129: Kitab Teknik Langit
130 Bab 130: Era Baru Klan Zhi
131 Bab 131: Awal Organisasi Bayangan
132 Bab 132: Langkah Berat Menuju Aliansi
133 Bab 133: Rencana yang Terbuka
134 Bab 134: Menyiapkan Panggung
135 Bab 135: Menghancurkan Formasi Penghancur Abyss
136 Bab 136: Tekad di Tengah Ancaman
137 Bab 137: Konfrontasi dengan Klan Luo
138 Bab 138: Akhir dari Luo Tianyu
139 Bab 139: Perjalanan Menuju Tanah Beku Abadi
140 Bab 140: Malam Berdarah di Hanxye
141 Bab 141: Jejak yang Hilang di Tanah Beku
142 Bab 142: Perkenalan dan Rencana
143 Bab 143: Tentang Daratan Utama
144 Bab 144: Reruntuhan di Tanah Beku Abadi
145 Bab 145: Serangan Kilat di Reruntuhan
146 Bab 146: Mata Kegelapan
147 Bab 147: Duel di Puncak Kekuasaan
148 Bab 148: Harapan di Tengah Kekacauan Pikiran
149 Bab 149: Ketegangan di Tengah Dingin
150 Bab 150: Pertarungan melawan Pilar 3
151 Bab 151: Kemenangan yang Menggetarkan
152 Bab 152: Kehangatan di Tengah Perjalanan
153 Bab 153: Laporan dan Strategi Baru
154 Bab 154: Pertempuran di Ambang Reruntuhan
155 Bab 155: Pintu Menuju Misteri
156 Bab 156: Perangkap yang Tersembunyi
157 Bab 157: Lorong yang Memisahkan Takdir
158 Bab 158: Jalan yang Terbentang di Depan
159 Bab 159: Ujian Terakhir dan Jalan Keluar
160 Bab 160: Awal dari Perjalanan Baru
161 Bab 161: Perjalanan Menuju Kedewasaan
162 Bab 162: Keputusan di Tengah Hening
163 Bab 163: Undangan Berbalut Ancaman
164 Bab 164: Pertemuan di Aula Utama
165 Bab 165: Konflik di Kota Baru
166 Bab 166: Pertarungan Tanpa Henti
167 Bab 167: Menuju Daratan Utama
168 Bab 168: Perekrutan Murid oleh Sekte-Sekte Besar
169 Bab 169: Bayangan di Balik Perekrutan
170 Bab 170: Duel di Tengah Perekrutan
171 Bab 171: Langkah Pertama Menuju Puncak Daratan Utama
172 Bab 172: Perjalanan Menuju Kota Batu Langit
173 Bab 173: Serangan di Lembah Seratus Bayangan
174 Bab 174: Penyergapan! Musuh Lama atau Ancaman Baru?
175 Bab 175: Pertempuran Memanas! Qianlong Mengamuk!
176 Bab 176: Masa Tenang dan Situasi Canggung
177 Bab 177: Gangguan Tak Terduga di Tengah Malam
178 Bab 178: Jing Wu! Pemburu dari Klan Surgawi!
179 Bab 179: Pertarungan dalam Kegelapan
180 Bab 180: Kekuatan Pedang Qianlong dan Teknik Penghancur Surga
181 Bab 181: Bayang-Bayang yang Belum Reda
182 Bab 182: Ujian Bintang Kutub dan Kebangkitan Para Penjaga
183 Bab 183: Turnamen Murid Baru
184 Bab 184: Seleksi Awal dan Ujian Bakat Unik
185 Bab 185: Ujian Kekuatan Fisik dan Arena Rintangan Mematikan
186 Bab 186: Persaingan dan Strategi Baru
187 Bab 187: Pertarungan yang Tak Terhindarkan
Episodes

Updated 187 Episodes

1
01: Sampah Tak Berguna
2
Bab 02: Ancaman Kematian
3
Bab 03: Apakah aku sangat Spesial?
4
Bab 04: Sesuatu yang Tersembunyi
5
Bab 05: Kitab Penghancur Surga
6
Bab 06: Desa Wi di Serang
7
Bab 07: Ada Pengkhianat di Sana
8
Bab 08: Suara Peringatan
9
Bab 09: Serangan Malam
10
Bab 10: Pertempuran pecah
11
Bab 11: Kedatangan Patriark Wi
12
Bab 12: Aksi Zhi Hao
13
Bab 13: Bambu Temuruas
14
Bab 14: Konspirasi
15
Bab 15: Konfrontasi dengan Xiao Lui
16
Bab 16: Hukuman dari Kakak
17
Bab 17: Ambisi Klan Xiao
18
Bab 18: Kedatangan Klan Xiao
19
Bab 19: Ambisi kekuasaan
20
Bab 20: Kemarahan Xiao Ming
21
Bab 21: Rencana Pemberontakan
22
Bab 22: Perubahan Rencana
23
Bab 23: Racun
24
Bab 24: Rencana di Balik Rencana
25
Bab 25: Siapa yang berani
26
Bab 26: Pecah
27
Bab 27: Kehancuran
28
Bab 28: Apa yang terjadi pada Xiao Bai
29
Bab 29: Trik Xiao Bai
30
Bab 30: Kedatangan Xiao Mandai
31
Bab 31: Teknik Tubuh Abadi
32
Bab 32: Tak. Terkalahkan
33
Bab 33: Sebuah Kalung & Harimau Api
34
Bab 34: Rong An
35
Bab 35: Alam Rahasia
36
Bab 36: Rencana Keji
37
Bab 37: Rencana Keji 2
38
Bab 38: Jebakan di Lembah Gelap
39
Bab 39: Goblin
40
Bab 40: Pura-pura
41
Bab 41: Keluar dari Alam Rahasia
42
Bab 42: Rencana demi Rencana
43
Bab 43: Menunggu Serangan
44
Bab 44: Tidak akan Menyerah
45
Bab 45: Menggunakan Inti Bintang Petir
46
Bab 46: Rencana Wang Xiang
47
Bab 47: Mengejutkan Tetua Liang
48
Bab 48: Kemenangan yang melelahkan
49
Bab 49: Ancaman Baru
50
Bab 50 - Perang Bayangan
51
Bab 51: Bayangan Perang 2
52
Bab 52: Pertempuran Penentu
53
Bab 53: Rencana di Balik Tirai
54
Bab 54: Utusan untuk Sekte Fajar Senja
55
Bab 55: Persiapan Menuju Masa Depan
56
Bab 56: Temuan di Dasar Kolam Jiwa Petir
57
Bab 57: Perburuan Baru
58
Bab 58: Persiapan dan Keheningan
59
Bab 59: Teknik Halimun
60
Bab 60: Menyempurnakan Pondasi
61
Bab 61: Pertarungan di Kediaman Zhong Tian
62
Bab 62: Mengamankan Klan Zhi
63
Bab 62 : Penolakan Tegas Zhi Hao
64
Bab 63: Serangan Senyap
65
Bab 65: Serangan Senyap 2
66
Bab 66: Taktik Dalam Bayang-Bayang
67
Bab 67: Awal Perjalanan Baru
68
Bab 68: Dalam Kabut yang Menyembunyikan Rahasia
69
Bab 69: Rahasia di Balik Altar
70
Bab 70: Awal yang Baru
71
Bab 71: Misteri yang Terungkap
72
Bab 72: Jejak di Labirin Bayangan
73
Bab 73: Perjalanan Menuju Kebenaran
74
Bab 74: Misteri Puncak Gunung
75
Bab 75: Puncak Kegelapan
76
Bab 76: Jejak Menuju Istana Langit Tersembunyi
77
Bab 77: Para Pengembara Misterius
78
Bab 78: Perang yang Tak Terelakkan
79
Bab 79: Persaingan
80
Bab 80: Jejak Menuju Takdir
81
Bab 81: Lembah Kabut Eterna
82
Bab 82: Jalan Baru di Depan Mata
83
Bab 83: Kekuatan yang Menyatu
84
Bab 84: Menuju Lembah Naga Tertidur
85
Bab 85: Pertarungan Api dan Bayangan
86
Bab 86: Warisan dan Peningkatan
87
Bab 87: Konflik di Pasar Kota
88
Bab 88: Kebangkitan Amarah Klan Hu
89
Bab 89: Penyamaran dan Rencana Balas Dendam
90
Bab 90: Pertempuran Dua Sekutu
91
Bab 91: Ancaman Tanpa Akhir
92
Bab 92: Strategi di Tengah Krisis
93
Bab 93: Menembus Sarang Sekte Bayangan
94
Bab 94: Balasan dari Klan Hu
95
Bab 95: Strategi Penghancuran Klan Hu
96
Bab 96: Jejak Baru dan Musuh di Balik Bayangan
97
Bab 97: Darah dan Bayangan
98
Bab 98: Perang di Lembah Kabut
99
Bab 99: Mengambil Hadiah Kemenangan
100
Bab 100: Awal dari Ketakutan yang Menyebar
101
Bab 101: Jejak Darah Masa Lalu
102
Bab 102: Api Dendam yang Membakar Langit
103
Bab 103: Strategi Kematian Tanpa Jejak
104
Bab 104: Strategi di Balik Bayangan
105
Bab 105: Penyerangan
106
Bab 106: Kembali ke Klan Zhi
107
Bab 107: Kepulangan yang Sunyi
108
Bab 108: Rencana Pernikahan
109
Bab 109: Dalam Bayangan Klan Ling
110
Bab 110: Ling Mei: Terperangkap di Antara Kepatuhan dan Kebebasan
111
Bab 111: Langkah Pertama Ling Mei
112
Bab 112: Jaringan Intrik dan Persiapan
113
Bab 113: Intrik di Balik Bayangan
114
Bab 114: Langkah di Balik Bayangan
115
Bab 115: Bayang-Bayang di Balik Kekacauan
116
Bab 116: Perburuan Dimulai
117
Bab 117: Perburuan Bayangan Timur
118
Bab 118: Jejak di Balik Bayangan
119
Bab 19: Perlindungan dari Sekte Langit Kelabu
120
Bab 120: Bayangan di Balik Persekutuan
121
Bab 121: Serangan di Tengah Malam
122
Bab 122: Jejak Bayangan Timur
123
Bab 123: Strategi dan Dominasi
124
Bab 124: Eksekusi Rencana
125
Bab 125: Pertempuran di Markas Strategis
126
Bab 126: Kedatangan Musuh Utama
127
Bab 127: Misteri di Lembah Tersegel
128
Bab 128: Rahasia di Cincin Dunia
129
Bab 129: Kitab Teknik Langit
130
Bab 130: Era Baru Klan Zhi
131
Bab 131: Awal Organisasi Bayangan
132
Bab 132: Langkah Berat Menuju Aliansi
133
Bab 133: Rencana yang Terbuka
134
Bab 134: Menyiapkan Panggung
135
Bab 135: Menghancurkan Formasi Penghancur Abyss
136
Bab 136: Tekad di Tengah Ancaman
137
Bab 137: Konfrontasi dengan Klan Luo
138
Bab 138: Akhir dari Luo Tianyu
139
Bab 139: Perjalanan Menuju Tanah Beku Abadi
140
Bab 140: Malam Berdarah di Hanxye
141
Bab 141: Jejak yang Hilang di Tanah Beku
142
Bab 142: Perkenalan dan Rencana
143
Bab 143: Tentang Daratan Utama
144
Bab 144: Reruntuhan di Tanah Beku Abadi
145
Bab 145: Serangan Kilat di Reruntuhan
146
Bab 146: Mata Kegelapan
147
Bab 147: Duel di Puncak Kekuasaan
148
Bab 148: Harapan di Tengah Kekacauan Pikiran
149
Bab 149: Ketegangan di Tengah Dingin
150
Bab 150: Pertarungan melawan Pilar 3
151
Bab 151: Kemenangan yang Menggetarkan
152
Bab 152: Kehangatan di Tengah Perjalanan
153
Bab 153: Laporan dan Strategi Baru
154
Bab 154: Pertempuran di Ambang Reruntuhan
155
Bab 155: Pintu Menuju Misteri
156
Bab 156: Perangkap yang Tersembunyi
157
Bab 157: Lorong yang Memisahkan Takdir
158
Bab 158: Jalan yang Terbentang di Depan
159
Bab 159: Ujian Terakhir dan Jalan Keluar
160
Bab 160: Awal dari Perjalanan Baru
161
Bab 161: Perjalanan Menuju Kedewasaan
162
Bab 162: Keputusan di Tengah Hening
163
Bab 163: Undangan Berbalut Ancaman
164
Bab 164: Pertemuan di Aula Utama
165
Bab 165: Konflik di Kota Baru
166
Bab 166: Pertarungan Tanpa Henti
167
Bab 167: Menuju Daratan Utama
168
Bab 168: Perekrutan Murid oleh Sekte-Sekte Besar
169
Bab 169: Bayangan di Balik Perekrutan
170
Bab 170: Duel di Tengah Perekrutan
171
Bab 171: Langkah Pertama Menuju Puncak Daratan Utama
172
Bab 172: Perjalanan Menuju Kota Batu Langit
173
Bab 173: Serangan di Lembah Seratus Bayangan
174
Bab 174: Penyergapan! Musuh Lama atau Ancaman Baru?
175
Bab 175: Pertempuran Memanas! Qianlong Mengamuk!
176
Bab 176: Masa Tenang dan Situasi Canggung
177
Bab 177: Gangguan Tak Terduga di Tengah Malam
178
Bab 178: Jing Wu! Pemburu dari Klan Surgawi!
179
Bab 179: Pertarungan dalam Kegelapan
180
Bab 180: Kekuatan Pedang Qianlong dan Teknik Penghancur Surga
181
Bab 181: Bayang-Bayang yang Belum Reda
182
Bab 182: Ujian Bintang Kutub dan Kebangkitan Para Penjaga
183
Bab 183: Turnamen Murid Baru
184
Bab 184: Seleksi Awal dan Ujian Bakat Unik
185
Bab 185: Ujian Kekuatan Fisik dan Arena Rintangan Mematikan
186
Bab 186: Persaingan dan Strategi Baru
187
Bab 187: Pertarungan yang Tak Terhindarkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!