Amit-amit Jabang Bayi

Suara tepuk tangan terdengar memantul dari dinding kelas 5.1 C, presentasi kelompok Mikayla ditambah dengan forum diskusi telah selesai Mika selesaikan, setidaknya dari banyaknya mata kuliah yang paling ia kurang minati, mata kuliah Dena lah yang menempati nomer satu. Setelah melewati banyaknya revisi dan juga teguran kurang menyenangkan, akhirnya sekarang Mika bisa bernafas sedikit lega sebab mata kuliah paling menguras air mata ini sedikit lagi berakhir.

"bagus presentasi kalian, tidak seburuk kemarin yang penuh baca, dan diskusi kalian juga jelas menjawabnya, sumbernya juga lengkap, pertahankan ya" ucap Dena dengan kalimat yang tumben memuji dan enak didengar. Meskipun ia dengan terang-terangan mengatakan jika presentasi kemarin jelek, tak apa, setidaknya pertemuan ini adalah pertemuan terakhir ia dengan Dena di semester ini.

"tapi, nilai Mikayla akan beda sendiri ya, karena terlambat berkali-kali dengan alasan tidak jelas, dan jangan lupa untuk menyerahkan jurnal yang kemarin saya minta, langsung setelah ini" lanjut Dena santai, namun kalimatnya berhasil menyulut kembali api dendam Mika yang seharusnya sudah padam. Dan mengenai keterlambatan yang Dena maksud, hello yang benar aja dong, jelas-jelas ia sudah meminta izin dengan Dena dan di grup juga mengirim pesan pribadi pada Dena.

"baik Pak" namun dari banyaknya sumpah serapah, hanya kalimat ini yang mampu Mika ucapkan.

"pertemuan saya akhiri sampai sini ya, sampai bertemu lagi di ujian akhir nanti, saya harap kalian semua belajar dengan serius agar hasilnya tak mengecewakan" ucap Dena sebelum dirinya meninggalkan ruang kelas, diikui ucapan terima kasih oleh seluruh anggota kelas.

"apes banget deh lo Mik, udah presentasi dibilang jelek, sekarang disuruh ke ruangan beliau, sabar ya" Salsa, si ketua kelas ikut berkomentar mengenai nasib sial temannya itu, telapak tangannya juga turut beri tepukan kecil di bahu kanan Mika.

"ngejek banget sih lo Sal, gue cuma mau ke ruang Pak Dena, bukan mau di eksekusi" balas Mika dengan wajah lesu, meskipun dalam hatinya ia sudah mengumpat sejak Dena terang-terangan memberi nilai jelek pada presentasinya. "udah gih sana ke ruang Pak Dena, nanti lo malah kena sindir lagi"

Mikayla menghela nafas lagi, gadis itu lalu berdiri dari duduknya, mulai menyusuri langkah demi langkah menuju ruang Dena, rasa marah, kesal dan umpatan hanya mampu Mika telan mentah-mentah saat ini. Melangkah menuju ruangan Dena rasanya jauh terasa lebih berat dibanding ketika dirinya menjadi penanggung jawab kelas, entah apa yang akan terjadi berikutnya, hanya Tuhan dan Dena yang tau.

"masih bingung sama pikiran si Dena, udah jelas-jelas gue ngasih dia jurnal yang dia minta, eh sekarang malah minta gue nyari jurnal yang mata kuliahnya aja gak gue pelajari, males banget sih tu orang nyari sendiri" cerocos Mika penuh emosi, untung pengunjung yang datang tengah sepi, jadinya tak akan ada yang dapat mendengar umpatan Mika untuk Dena.

"sabar Mik, Dena kan emang dari dulu begitu, udah yuk makan aja"

"tapi ke gue doang Wan, emang tu orang gak suka gue kayaknya"

Setelah Mika rela menyisihkan waktu seharian di perpustakaan dan mencari jurnal yang Dena maksud, kini dirinya malah diberi tugas lagi untuk mencari jurnal yang Dena butuhkan, jurnal yang Mika sendiri baru dengar judulnya, Dena benar-benar mengerjai dirinya habis-habisan, setelah setengah bulan harus berurusan dengan laporannya yang mendapat nilai jelek, kini ia malah harus berurusan dengan si pemberi nilai jelek, ya siapa lagi kalau bukan Dena.

"tadi Pak Dena gimana emangnya? Selain minta cariin jurnal?" tanya Wanda, teman satu geng Mika. Alih-alih menjawab, Mika malah menghembuskan nafas berat yang entah sudah keberapa Wanda dengar, dengan wajah datar dan tangan yang masih asik mengaduk mie ayam kesukaannya.

"gue cuma berdiri setengah jam buat nungguin dia asik baca tu jurnal, setelah itu dia malah nyuruh gue balik, cuma buat nyari jurnal yang dia mau, lu bayangin jadi gue" jelas Mika penuh emosi. Wanda hanya mengangguk paham dengan mulutnya yang penuh bakso. "terus mau nyari jurnal kapan? Mau gue temenin gak?" hembusan nafas Mika bak menjadi jawaban untuk Wanda.

"oke, oke gue paham, nanti aja omongin jurnalnya, mari kembali ngomongin si Dena" ujar Wanda polos, tanpa berniat mengejek Mika sedikitpun, namun tingkah polos Wanda buat Mika terkekeh kecil. "udahlah, denger nama dia aja udah buat gue pusing, lu malah ngajak gue ngomongin Dena" balas Mika malas pada.

"Oh iya! besok ada bazar makanan di fakultas sebelah, ikut yuk kita jajan" ajak Wanda bersemangat, Mika hanya menggeleng malas mendengar ajakan Wanda, ia paham betul jika niat Wanda bukanlah tentang makanan yang baru saja ia sebut, ada seseorang yang sedang ia taksir disana. "gak mau, besok gue cuma ada kelas pagi, dan siangnya mau tidur" tolak Mika, dengan mulut yang tengah mengunyah suapan terakhir.

"gak asik lo, yang lain aja pada ikutan Mik, ini adalah saatnya lu bersinar, tebar pesona dikit kek biar ada yang naksir" kan, tebakan Mika benar, ada yang tengah Wanda incar disana, Mika hanya mengangguk meng-iyakan ucapan Wanda, namun Mika tetaplah Mika, ia akan menolak dengan seribu cara. "tetap gak mau, terakhir kali lu ninggalin gue sama Nanda demi jalan sama si dekil teknik"

Wanda tersenyum tanpa salah, kali ini ia tak mampu mengelak, meskipun disisi lain ia tengah menahan geli sebab mengingat si dekil yang dimaksud Mika. "jangan gitu dong Mik, ini namanya usaha untuk mencari jodoh sehidup-semati, emang lu mau jomblo sampe tua kayak Dena" mata mika reflek terbelalak begitu mendengar nama Dena, mengapa dari banyaknya nama harus Dena yang Wanda sebut, tapi ucapan Wanda ada benarnya juga.

"lo bisa gak jangan sebut nama itu?"

"gak! gak bisa, lu mau ikut apa gue doain lu berjodoh sama Dena, kan pas tuh sama-sama jomblo????"

"ih, amit-amit, ogah gue sama modelan begitu"

Wanda diam, menatap jail pada Mika dengan mata yang disipitkan dan alis kanannya yang naik, ditambah senyum yang Wanda buat-buat. "apaan sih ngeliatin begitu, jelek lo" ucap Mika kesal. "katanya jangan ngomong amit-amit sama siapapun Mika, lo emang gak tau mitos ini?" kali ini giliran alis Mika yang naik sebelah, beri tatap heran dan penuh tanya pada Wanda.

"apaan sih lo, 2024 masih percaya takhayul"

"justru karena dimasa sekarang orang-orang udah pada cuek dan bodo amat makanya gue peduli Mika, takutnya lo amit-amitin Pak Dena malah jadi jodoh lo, cepat tarik ucapan lo, minta maaf sama Tuhan" alih-alih percaya dengan peringatan dari Wanda, Mika malah tertawa puas, perempuan itu sungguh tak percaya jika Wanda yang jarang beribadah saja bisa-bisanya mengingatkan ia pada Tuhan. "eh Mika, malah ketawa lagi bocah, cepet ih cabut ucapan lo, gue gak mau ya lo berjodoh sama Dena"

"eh amit-amit ya gue sama Dena" lagi, dua kali Mika mengucapkan kalimat itu untuk Dena, buat Wanda makin takut jika jodoh Mika adalah Dena.

"ih Mika, jangan ngomong begitu"

"udah ah main tahayulnya, balik yuk"

"cabut dulu tadi ucapan lo" titah Wanda, namun Mika tak mengindahkan ucapan Wanda, ia malah berdiri bersiap pulang. Bodo amat dengan takhayul, sejak dulu tak ada yang pernah berhasil menimpanya.

"Mika, jangan gitu awas aja loh kekabul, gue gak tanggung jawab ya"

"bodo amat Wan, udah ya balik duluan"

Mika pulang dengan perasaan tenang, tak peduli dengan ucapan Wanda, meskipun Mika dapat merasakan jika Wanda tak bercanda soal itu, sedangkan Wanda sendiri, ia masih duduk di kursi kantin, masih was-was melihat Mika yang berjalan makin jauh dari jaraknya, berharap apa yang ia takutkan semoga tak terjadi.

Sebab lucu sekali bukan, hanya dengan ucapan amit-amit, apa yang kamu benci malah makin dekat dan akhirnya kamu jatuh juga dalam ketidaksukaan itu. Namun tidak ada yang tahu juga dengan masa depan, siapa tau ucapan amin dari salah satu orang yang tengah berdoa malah menjadi kenyataan untuk Mika.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!