"Taruhan Cinta: Satu Bulan Untuk Hati Citra"
Tanda Ketertarikan
Pagi itu, Rian berangkat ke kampus dengan perasaan penuh semangat. Semalam, dia terus memikirkan senyum Citra dan tawa riangnya ketika mereka bersama di kantin. Ada sesuatu tentang Citra yang membuat Rian merasa nyaman dan ingin lebih dekat lagi.
Saat tiba di kampus, Doni dan Fajar langsung menghampirinya.
Doni
"Bagaimana, Rian? Sudah ada perkembangan?"
Fajar
"Jangan bilang kalau kamu sudah jatuh cinta sama Citra, padahal baru dua hari pendekatan!"
Rian
(Tersenyum canggung)"Kalian tahu, dia lebih dari sekadar gadis yang populer. Dia pintar, lucu, dan asyik diajak ngobrol. Mungkin taruhan ini lebih menantang dari yang kupikir."
Doni
(Mengejek)"Wow, kelihatannya kamu mulai serius, ya? Ingat, Rian, ini cuma taruhan! Jangan sampai kamu benar-benar baper."
Fajar
"Kamu harus ingat bahwa taruhan ini bukan soal perasaan, tapi siapa yang bisa menang dan siapa yang traktir seminggu!"
Rian
(Di dalam hati)"Mereka benar, ini cuma taruhan. Tapi kenapa rasanya berbeda setiap kali aku bersama Citra?"
Rian melihat Citra di perpustakaan lagi, kali ini sedang membaca buku sendirian. Dia mengambil napas dalam-dalam dan memutuskan untuk menghampirinya.
Rian
"Hai, Citra! Lagi baca buku apa?"
Citra
(Tersenyum manis)"Oh, Rian! Aku lagi baca novel romantis. Aku suka ceritanya yang penuh emosi dan mengajarkan banyak hal tentang cinta."
Rian
(Kaget)"Novel romantis, ya? Ternyata kamu tipe yang suka cerita cinta. Apa kamu juga percaya sama cinta sejati?"
Citra
(Tersenyum malu)"Yah, mungkin. Menurutku, cinta itu datang dari perasaan tulus, bukan sekadar kata-kata. Itu sebabnya aku lebih menghargai tindakan daripada janji-janji kosong."
Rian
(Di dalam hati)"Citra benar-benar berbeda. Apa mungkin aku bisa membuatnya percaya padaku, bahkan setelah tahu ini semua dimulai sebagai taruhan?"
Rian
"Ngomong-ngomong soal tindakan, gimana kalau kita jalan bareng ke festival kampus minggu depan? Aku dengar ada acara seru yang bisa kita nikmati bersama."
Citra
"Festival kampus? Itu ide yang bagus! Aku akan senang kalau bisa pergi bersamamu."
Rian merasa kemenangan kecil di dalam hatinya. Langkah demi langkah, dia mulai merasakan bahwa pendekatan ini bukan hanya tentang taruhan, melainkan keinginan tulus untuk mengenal Citra lebih dalam.
Sore hari Festival Kampus
Rian dan Citra tiba di festival yang meriah dengan lampu-lampu berwarna, musik yang mengalun, dan tawa para mahasiswa yang menikmati suasana. Mereka berjalan beriringan, menikmati berbagai stand makanan dan permainan.
Citra
"Lihat itu, Rian! Ada permainan memanah. Apa kamu bisa melakukannya?"
Rian
(Menantang)"Tentu saja! Bagaimana kalau kita buat taruhan kecil? Kalau aku berhasil, kamu harus traktir aku es krim."
Citra
(Tertawa)"Baiklah, aku terima tantanganmu!"
Rian mencoba peruntungannya dalam permainan memanah. Meski awalnya tampak ragu, dia berhasil mengenai sasaran dan membuat Citra terkejut.
Citra
(Kaget)"Wow, kamu benar-benar hebat! Baiklah, aku kalah. Es krim untukmu!"
Mereka tertawa bersama dan menikmati es krim sambil duduk di bangku taman, membicarakan banyak hal mulai dari mimpi, hobi, hingga hal-hal kecil yang membuat mereka saling mengenal lebih baik.
Rian
(Di dalam hati)"Mengapa rasanya seperti ini? Semakin aku mendekatinya, semakin aku takut jika dia tahu ini semua hanya taruhan."
Citra
"Rian, aku senang bisa mengenalmu lebih baik. Kamu membuatku merasa nyaman, seperti aku bisa menjadi diri sendiri saat bersamamu."
Kata-kata Citra membuat Rian terdiam sejenak. Dia melihat ke mata Citra dan merasa seolah ada sesuatu yang mulai berubah di dalam hatinya.
Rian
(Di dalam hati)"Aku harus jujur pada perasaanku. Tapi bagaimana kalau dia tahu yang sebenarnya?"
Setelah mengantar Citra pulang, Rian bertemu dengan Doni dan Fajar di tempat biasa mereka nongkrong. Mereka langsung menyambutnya dengan senyuman penuh arti.
Doni
"Nah, gimana acaranya? Sudah bikin dia jatuh cinta, belum?"
Fajar
(peringatan)"Awas, Rian. Jangan sampai kamu sendiri yang terjebak dalam permainan ini!"
Rian
(Tersenyum tipis)"Kalian nggak akan paham. Mungkin taruhan ini lebih dari sekadar iseng bagiku sekarang."
Doni
"Wah, jangan sampai beneran jatuh cinta, Rian! Ingat taruhan kita!"
Rian
(Di dalam hati)"Aku tahu ini taruhan, tapi mengapa aku tidak bisa berhenti memikirkan Citra? Apa yang harus kulakukan jika dia tahu yang sebenarnya?"
Comments