Sesampainya Diego dirumah ia melihat sebuah kertas tertempel bertuliskan.
'semua barang untuk keperluan sekolah sudah paman belikan'
Diego langsung tau siapa pengirim surat ini. Yaitu sahabat ibu nya sewaktu bersekolah dulu, Paman Varlino. Semenjak ibu nya meninggal banyak sahabat ibu nya yang merawat nya tapi Paman Varlino lah yang paling memperhatikan diri nya sampai sekarang.
Bahkan paman Varlino pernah meninggalkan istri nya yang baru saja melahirkan anak pertama mereka karena diri nya hampir mati di dalam menyelesaikan quest.
Bukan nya tak berterima kasih tapi ia tak bisa menjadi benalu di keluarga Paman Varlino terus.
Oleh karena itu lah ia menjadi petualang.
Diego membuka rumah nya dan melihat banyak sekali barang. Buku dan perlengkapan sekolah.
Pemuda berambut biru itu melihat sebuah kertas lagi. "Pendaftaran nya sudah beres tinggal datang untuk tes" Diego tak mengerti alasan kenapa Paman Varlino selalu membantunya.
Atas dasar apa semua bantuan ini. Persahabatan nya dengan ibu atau iba pada anak sahabat nya yang di buang oleh ayah kandung nya sendiri.
***
Saat ini Diego sedang mengantri di barisan para orang yang melakukan registrasi ulang.
"Diego"
Pemuda berambut biru itu menoleh dan mendapati seorang gadis yang di temui sehari lalu.
"Karand"
"Seperti nya antri cukup melelahkan ya" karand mengambil sesuatu dari tas nya.
Lalu gadis itu melemparkan nya pada Diego. Pemuda biru itu menangkap botol itu.
"Untuk mu" karand tersenyum kecil. "Terima kasih" jawab Diego singkat. "Karand kenapa kau berteman dengan seorang Archer" ujar teman karand.
"Aku ingin berteman dengan siapa saja lagi pula dia sudah menolong sewaktu di hutan penggoda"
"Kenapa kalian ada di sana" tanya teman karand lagi. "Untuk sampai di kota kaum aku harus melewati hutan penggoda dan Diego kalau tidak salah dia ada misi kan" Karand memandang Diego.
"Sudah karand bagaimana pun mereka itu mahluk rendah berbeda dengan kita" perempuan itu menarik lengan Karand.
"Mahluk rendah kah"
Diego tersenyum kecil dan melihat antrian sudah berjalan maju. Setelah mengantri cukup lama ia sampai di meja resepsionis.
"Selamat siang apa hari mu menyenangkan" tanya guru yang menjaga meja itu.
"Tidak juga aku sebenarnya ingin menarik mulut seseorang sampai putus"
Pemuda itu menyerahkan berkas "bersabarlah hanya karena kita berada di kasta bawah bukan berarti mereka yang ada di kasta atas lebih baik dari kita"
Guru itu terlihat mengerti apa yang dikatakan Diego. "Kita orang yang memiliki derajat rendah adalah orang orang penyabar" pria itu mengecek berkas Diego secara satu persatu.
"Berkas mu sudah lengkap dan ruang tes mu di ruang empat dan untuk yang kau katakan tadi kau benar kita adalah orang orang penyabar" pria itu memberikan berkas Diego kembali.
Diego mengangguk dan berjalan mengikuti petunjuk yang sudah di tuliskan oleh guru tersebut.
Namun saat hendak menuju ruang empat seseorang menabraknya dari belakang.
Diego sebenarnya mampu menjaga keseimbangan namun entah kenapa lututnya tiba tiba menjadi lemas ia pun akhirnya jatuh.
"Maaf kan aku nak"
Seorang pria berambut hitam dengan mata hijau emerald tubuhnya tegap dan sekali lihat saja Diego tau kalau orang ini bukan lah orang biasa.
"Tidak apa apa tuan"
Pria itu bangkit dan mengulurkan tangan nya pada Diego. Pemuda berambut biru itu menerima dan berdiri.
"Maaf sudah menabrak mu, ku pikir aku bisa membawa semua kotak ini sekaligus tapi malah menyebabkan masalah baru" ia melihat kotak kotak yang berserakan di tanah itu.
"Bagaimana kalau aku membantu" tanya Diego santai. "Bagaimana dengan tes mu" ujar pria itu khawatir. "Tidak masalah" jawab Diego singkat.
Pria itu langsung merapikan kotak kotak itu dan memberikan sebagian pada Diego. Diego menerima nya dan mengikuti pria yang baru saja menabrak itu.
Setelah membantu pria itu mengangkat barang menuju tempat yang mirip gudang "oh iya kau tes di ruang berapa" tanya pria itu.
"Di ruang empat" ujar Diego singkat.
"Begitukah kalau tidak salah aku tau jalan tikus nya" pria itu meletakan barang di lemari.
"Ikuti aku" pria itu berjalan keluar menuju pintu. Mereka berjalan dan berbelok di persimpangan lalu berjalan lurus dan mendapati sebuah pintu setingggi lima puluh meter dengan pintu penuh ukiran.
"Ini ruang tes 4, semoga sukses" pria itu menatap Diego dan berjalan pergi. "Terima kasih" jawab Diego singkat.
Pria itu berjalan melewati Diego dan menepuk pundak nya "semoga kita bisa bertemu lagi". Pria itu tersenyum kecil entah kenapa ia malah tidak menyukai senyum orang itu.
"Hei kau yang berambut aneh" panggil seorang penjaga.
"Ada apa" tanya Diego singkat.
"Masuk lah kau sudah di tunggu oleh para penguji" ujar penjaga itu. "Dasar anak anak zaman sekarang membuat orang tua menunggu kenapa tidak ada satu pun murid baru yang mencapai ruangan ini selain si rambut aneh ini" gerutu penjaga itu.
"Begitu kah ini pasti ada sangkut pautnya dengan pria itu" Diego langsung berjalan menuju pintu yang besar itu.
Pintu itu terbuka perlahan dan menampakan beberapa orang penguji yang memakai jubah berbeda beda. Ruangan itu di penuhi oleh ornamen seperti senjata senjata yang di panjang lengkap dengan beberapa armor.
Diego di hampiri oleh salah satu penguji "tolong berkas nya" Diego memberikan berkas itu pada penguji itu.
"Baiklah Diego kita tak usah berlama lama persiapkan skill mu karena ujian pertama ada ujian skill" ujar penguji itu.
"Baiklah di berkas ini kau sudah mengaktifkan seluruh skill mu , lakukan skill mu dan aku akan menyesuaikan nya dengan yang tertulis di berkas ini" ujar penguji itu.
Diego mengambil busur nya dan kemudian seluruh senjata yang menjadi ornamen di ruangan ini terbang menuju Diego dan berubah menjadi anak panah.
Lalu Diego langsung menembakan nya ke sasaran tembak yang tersedia.
"Baiklah skill yang menjadi senjata atau sihir menjadi anak panah lalu silahkan peragakan skill kedua"
Diego mengambil anak panah di tas nya dan bersiap melepaskan namun anak panah itu menghilang dan tiba tiba sepuluh sasaran tembak berlubang.
"Bagus Diego sekarang skill ketiga mu memunculkan armor di tubuh mu dan mampu menembakan anak panah tanpa meleset"
Diego menutup mata dan mengambil satu anak panah dan bersiap melepaskan nya. Lalu sebuah armor muncul di tubuh pemuda itu. Ia pun melepaskan anak panah nya itu melesat dan menghancurkan satu objek tembak di ruangan itu.
"Bagus mari kita melakukan tes selanjutnya" ujar penguji itu. Setelah tes skill Diego melakukan tes fisik dan pengetahuan dan juga ia mengisi psikotes.
"Baiklah Diego kau di nyatakan lulus ini seragam mu, selamat datang di akademi Kaum" penguji itu memberikan beberapa seragam sekolah dan ia balik kanan kemudian berjalan pergi.
Diego pun juga melakukan hal yang sama dan meninggalkan ruangan tes itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Ton Mar
"Tempat seasrama ku kan" atau "teman
seasrama ku kan". bagaimana author?
2021-01-12
0