Kabur.... Adalah satu satunya ide yang muncul di otak cantik Layra, ia meminta Faro untuk menunggu nya dipagar luar gedung, Layra juga sudah men sherlock alamat gedungnya pada Faro. Dan kini yang harus Layra lakukan hanyalah keluar lewat tembok marmer ini.
Layra menatap tembok marmer putih di hadapan nya, kira kira memiliki tinggi sekitar dua sampai tiga meter. Bukan hal yang sulit bagi nya untuk memanjat lalu melompat turun keluar.
Saat ia akan hendak memanjatnya ada suara berat yang masuk ke indra pendengar nya. "Hei! Apa yang kamu lakukan?".
"Eh setan!" Ucapnya reflek karena terkejut. "Astaga bisa ga om ga ngagetin! Klo nanti jantung gw copot gimana!" Kesal Layra pada sosok pria berbadan tegap didepannya.
"Maaf Layra" Ucapnya sambil menatap teduh mata hitam Layra.
"Eh om kok tau gue Layra? Stalker yah?" Tanya Layra dengan menatap datar pria tersebut, dan pria tersebut hanya mengangguk dengan santai nya. "Ih om jujur amat! Lgian om ngapain stalker? Kuker or gabut?".
"Don't call me uncel, aku Deral" Deral tersenyum tipis membuat wajahnya menjadi sedikit lebih lembut dan hangat dari biasanya. Dan klo kalian tanya darimana ia tau nama Layra kalian tak seharusnya meragukan kekuasaan seorang Aldraldo Abercio.
"Tunggu tunggu, oh inget pemegang saham utama Abecio crop sekaligus CEO nya kan? Ngapain om maksudnya Deral kesini?" Tanya Layra to the point karena ia heran saja, ia merasa tak punya urusan bahkan tak kenal sosok Deral yang sangat dikagumi banyak orang.
"Kamu yang tadi tawuran dijalan Panglima itu kan?" Bukannya menjawab Deral malah menanyainya balik.
"Iya kenapa" Jawab Layra lantang.
"Kamu ingat tadi saat kamu bertarung dengan laki laki, kamu mendorong nya sampai jatuh dibagian depan mobil aku" Jelas Deral dengan menatap Layra dalam.
"Oh jadi tadi gue dorong si chucky itu diatas mobil om-- maksudnya Deral"
"Iyah" jawab Deral dengan tetap menatap Layra.
"Yah trus mau apa? Ganti rugi?" Deral menggelengkan kepalanya mendengar pertanyaan Layra. "Lah trus apaan?".
"Aku cuman mau beritahu kalau...." Deral mendekatkan wajahnya kesamping Layra, membuat Layra dapat merasakan hembusan nafas Deral dileher nya dan juga bau mint yang semakin menyeruak di indra penciuman Layra.
"......kalau sejak saat itu aku Alderaldo Abercio sudah jatuh cinta padamu, Navya Alayyra Nabeena, dan mulai sekarang kamu adalah gadisku, milikku"
Ucapan dari Deral membuat, Layra terdiam. Ia berusaha mencerna kata kata dari pria yang baru ia kenal ini, tapi demi apapun jantung nya berdetak keras, apakah jantung nya mengadakan party didalam sana?.
"Lo butuh ambulans yah?" Entah mengapa yang keluar adalah pernyataan bodo seperti itu.
Deral terkekeh melihat ekspresi lucu gadis yang baru saja ia jadikan miliknya kekasih nya. "Yah aku tak sehat dan kau lah yang membuatku seperti itu". Jawabnya.
"Ha gue? A-apa salah gue cobak!" Cerca Layra yang otaknya masih belum bisa memahami keadaan.
Drtt drttt drtttt
Suara handphone Layra memecah keheningan, membuat Layra mengangkat nya dengan cepat.
"Iya tunggu in nyet!" Ucapnya lalu memutuskan panggilan tersebut sepihak.
"Lebih baik om- maksudnya Deral kedalam trus minum aqua atau lee mineral yah, kyk nya kamu kurang air mangkannya ngelantur okey" Saran Layra yang baik hati.
Saat Deral akan menjawab tiba tiba Layra melepas gulungan rambutnya membuat rambut hitamnya kembali terurai indah, kemudian dia juga melepas heels putih nya. Mengambil ancang ancang lalu melompat ke pohon dekat tembok, tubuhnya dengan lihai memanjat pohon tersebut.
Deral yang awalnya terdiam karena sangking terkejutnya. "Layra apa yang kamu lakukan! Kamu bisa jatuh atau terluka nanti!" teriak Farel dari bawa pohon.
Layra pun mendadak tuli, dan tetap memanjat sampai ia berada diatas tembok dan tinggal melompat ia akan berhasil keluar dari sana seperti rencana awalnya, mengabaikan Deral dibawa dengan sejuta kekhawatiran nya.
Srekk
Tiba tiba dress nya tersangkut pada dahan pohon membuatnya sobek yang tak bisa dikatakan kecil dan juga meninggalkan bekas goresan di betis putihnya.
"Ahhh! Shit dress sialan!" maki Layra saat melihat luka goresan di betis nya.
"LAYRA! kamu kenapa?" Tanya Deral yang entah sejak kapan sudah berasa disamping nya.
Layra sempat tertegun melihat kilatan rasa khawatir dimata Deral. "Lo ngapain ikutan naik coba? Lgian cuman luka gores dikit".
"Ini ga dikit Layra!" Sahut Darel yang cemas melihat luka gores dibarengi dengan darah segar yang keluar.
Lalu dengan telaten Deral mengikatkan sapu tangan putih miliknya pada betis kanan Layra yang tergores.
"Udah deh Deral cuman luka gores, lgian jangan ngerusak skenario kabut gw deh!' Kesal Layra yang acara kabur nya di usik om om rese.
Darel hanya geleng geleng kepala melihat tingkah barbar gadis yang ia cintai ini. "Sekarang diam dan pegangan yang kuat!" perintah Deral.
Layra pun baru tersadar kalau ia sudah berada diatas paha Darel dengan kedua tangan yang diarahkan mengalung dileher Darel.
"Eh mau ngapain?!" Sentak Layra saat sadar akan posisi mereka.
"Diam sayang, aku ga akan biarin kamu jatuh atau terluka" Penuturan tulus dari Deral membuat kepala Layra mengangguk dengan sendiri nya.
Hap
Deral pun turun dengan mulusnya sambil mengendong Layra ala bridal style, Kaki Deral melangkah masuk menuju Aula pesta. Layra meronta minta diturunkan sampai ia memukul mukul dada bidang Darel, namun Darel tak menggubris nya.
Layra pun sadar sudah menjadi pusat perhatian karena dirinya digendong oleh seorang Alderaldo yang konon katanya tak pernah mendekati satu pun perempuan didunia ini selain mamanya yaitu Selina, Layra hanya bisa menyembunyikan wajahnya di dada bidang Darel.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments