Chapter Two

"Woi rel! Sini!" panggil seorang pria dengan style jas formal warna abu abu.

Deral yang baru sampai langsung menghampiri kedua sahabat nya tersebut, sahabat lama dari jaman SMA.

Yang berpakaian jas formal abu abu adalah Galaxy Bahardika, putra sulung dari keluarga terkenal Bahardika yang menguasai area pertambangan di seluruh negri bahkan mulai merambat ke manca negara. Dan yang paling playboy diantar kedua sahabat nya.

Dan disebelah nya seorang pria dengan pakaian kasual santai tengah asik bermain game online dia adalah Zayn Alister, seorang arsitektur yang namanya tak asing lgi seluruh dunia dan ia juga bergelut di bidang properti. Laki laki cool penyuka novel horor dan paling tak suka novel genre percintaan.

"Lo tumben amat rel ngajakin kita ngumpul pakek maksa lagi, biasanya  kan kita yang maksa lo buat ngumpul?" heran Galaxy. "Lo kangen kita kahh??".

"Huwekk seorang Deral kangen! Palingan menghindar dari rapat ato engga dari Valerine? Yah kan?" Tanya Zayn, yang hanya dibalas anggukan oleh Deral.

"Jahad lo *****! Mempergunakan teman demi kepentingan pribadi dan bukan bersama" Ucap Galaxy dengan alay nya. "Asal lo tau yh, gue tuh tadi rela batalin jadwal nge date gue bareng Nabila demi elo!".

"Nabila? Mantan keberapa tuh?" Tanya Zayn dengan nada tak kalah alay, seketika kesan cool pada diri Zayn langsung musnah bila berkumpul dengan sekelompok orang yang ia sebut bestfriend ini.

"Ke tujuh dibulan ini, eh tujuh ape delapan yh? Lupa ah" sekarang kalian bisa menilai tingkat berapa ke playboy an seorang Galaxy, yang dengan ketampanannya mau memikat semua wanita.

"Dasar playboy cap kaki tiga" Ejek Zayn lalu menyeruput jus alpukat nya.

"Daripada elo homo" Balas Galaxy dengan lantang nya.

"Gue ga homo nyet, cuman belom menemukan yang tepat saja. Klo masalah homo tanya ke pria itu?" telunjuk Zayn dengan santai nya menunjuk ke arah Deral yang dati tadi hanya asik dengan handphone nya.

"Apa?" Tanya nya yang tiba tiba ditunjuk.

"Lo maho kan?" Tanya Zayn dan Galaxy secara serempak.

"Gue normal ****!" Sentak Deral tak terima, walaupun ia tak pernah dan tak minat berhubungan dengan wanita selain keluarga nya ia tetap normal.

"Masa---" Ucapan Zayn terputus oleh dering telfon di handphone nya.

"Halo, ada apa?"

".........."

"Ha? Kok bisa?"

".........."

"Besok saya akan kesana, sekarang saya sedang ada rapat"

"........."

"Saya mau besok kumpulkan semua murid yang ikut tawuran tadi, paham?"

"........"

"Yah."

Zayn pun menutup panggil tersebut laku kembali sibuk dengan game online nya.

"Sibuk rapat konon, bilang aja mager kesana, kan?" Tanya Galaxy yang sangat faham dengan kemalasan sahabat nya.

"Udah tau ngapa nanya, lgian punya aset sekolah satu, muridnya pinter pinter tapi barbar semua tadi pakek acara tauwar segala sama sekolah tetangga!" Ucap Zayn frustasi.

"Yaelah kyk masa remaja lo ga pernah tawuran aja"

"Yah pernah sih"

Tawuran , kata yang mengingatkan Deral akan gadis cantik namun barbar tadi. Ia masih tak percaya gadis dengan rupa secantik bidadari tersebut ternyata jago baku hantam.

"Woi ngelamun apaan lo, diem diem bae dari tdi" Ucap Zayn sambil memukul bahu Deral.

Deral yang kaget pun sontak menoleh ke Zayn dan menatap nya horor. "Hehhe maap, lo sih dipanggil ga nyaut. Mikirin apaan sih? Mikirin kerjaan? Ato mikirin perempuan lo yhh? Ngaku hayo!". Tebak Zayn yang tepat sasaran.

"Wow seorang Deral memikirkan perempuan! Ternyata dia tidak homo pemirsa" Ejek Galaxy yang langsung disambut tawa dari Zayn.

"Bacod lo berdua!" Elaknya.

Namun dipikiran nya juga terasa aneh mengapa ia memikirkan gadis itu, gadis yang bahkan tidak ia kenal karena baru bertemu beberapa jam yang lalu, aneh.

---

Pukul tujuh malam Layra baru saja sampai didepan rumah mewah bergaya Eropa dengan warna putih dan gold yang mendominasi.

Layra segera turun dari mobil dan membuka pintu rumah, lalu melangkahkan kaki nya masuk.

"Ekhem!" Tiba tiba suara dari ruang tengah membuat Layra menghentikan langkahnya laku menoleh ke sumber suara.

Layra membulatkan mata hitamnya karena melihat kehadiran sosok yang membuat alarm tanda bahaya nya berbunyi. "Eh papa, kok udh pulang? Pulang kapan pah?" Tanya nya pada Sang papa dengan gaya semanis dan selembut mungkin.

Sementara Clovis Agler , Ayah dari Layra hanya menatap datar putri tunggal nya. "Kamu ini apa apa Aya! Ini udh jam tujuh dan kamu baru pulang? Masih pakek baju sekolah pula! Dan lihat itu seragam kamu udh ga berbentuk! Dan itu kenapa sudut bibirnya merah dan itu juga kenapa jidat kamu biru?" Pertanyaan bertubi tubi terlantarkan oleh Clovis, ia heran dengan putri nya yang cantik namun jiwa nya barbar dan tak ada kesan lembut dan anggun nya sama sekali.

"Emm itu pa, tadi Aya habis tawuran trus ga sengaja ke tonjok bibirnya dan jidat Aya juga ga sengaja kena kayu, tapi ada sirine polis trus bubar deh. Trus juga Aya pergi nongkrong ama temen temen trus ketiduran deh bangun bangun udh malem trus pulang dan sampailah disini" Jelas Layra panjang lebar, ia bukan tipe gadis yang berbohong demi menutupi kesalahan, baginya jujur itu utama.

"Astaga dragon! Kamu itu perempuan sayang, bukan Lucinta Luna yang masih diragukan jenis nya" Colvis menatap heran putrinya.

"Hehehehe tadi gabut pa, ga ada kerjaan yaudah tawuran aja" Ucap Layra sambil duduk disebelah papa terlove nya, walaupun klo udh ngomel ngalahin bundanya.

"Aya kok baru pulang?" Tanya wanita paru baya yang notabene sebagai bunda nya.

Gauri Nabeena , wanita anggun luarnya namun dalamnya sebelas dua belas dengan Layra, seperti kata pepatah 'buah jatuh tak jauh dari pohonnya' .

"Tawuran dia bun" Jawab Colvis sambil menyeruput kopi panas buat istrinya.

"Gapap bagus kok, itung itung olahraga ya kan sayang" Mendengar pernyataan Gauri Colvis hanya menggelengkan kepalanya, Colvis juga masih sangat ingat betapa barbar istrinya dulu.

"Ih bunda pengertian banget sih! Sayang dehh" Layra langsung memeluk bundanya.

"Yaudah sekarang kamu mandi trus pakek dress dikasur yang udh bunda siapin" Titah Gauri.

Mendadak firasat Layra tak enak. "Ha ngapain tidur pakek dress?" .

"Kmu harus ikut papa sama bunda ke acara ulang tahun temen bisnis papa!" Layra membulatkan mata mendengar kata pesta.

Pesta adalah suatu acara yang selalu Layra hindari dari dulu, ia benci memakai dress apalagi yang ketat dan ribet, oh itu mimpi buruk baginya. Dan yah jangan lupakan make up yang menempel diwajahnya. Lalu harus bersikap anggun dan elegan, itu sangat amat bukan dirinya.

Mulut Layra hendak terbuka akan melontar penolakan, namun Bundanya sudah terlebih dulu meletakkan jari telunjuk nya di mulut sang putri.

"Tidak ada penolakan atau mobil dan motor kamu Bunda sita selama satu bulan plus ga boleh nongkrong apalagi balapan!" ancaman Gauri membuat Layra menganggukkan kepalanya pasrah.

Terpopuler

Comments

Dian Ameera

Dian Ameera

kayaknya seru dan asek nie ceritanya....❤❤❤👍👍👍

2021-04-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!