Semilir angin pagi berhembus lembut menyapu wajah cantik nan bening seorang gadis yang belum genap berumur 18 tahun, rambut hitam sebahu yang ikut terburai mengayun indah sesekali menutupi wajahnya.
Bee memenuhi janji untuk bertemu kekasihnya pagi ini di sebuah taman yang tidak jauh dari rumah sakit tempat Zayn bekerja, perempuan berhidung mancung itu duduk di bangku yang tersedia disana, banyak keluarga yang ikut meramaikan taman karena bertepatan dengan hari sabtu yang artinya waktu berakhir pekan bagi keluarga yang sibuk bekerja di hari biasa.
Ia sengaja datang lebih awal tentu setelah menyelesaikan semua pekerjaan rumah karena biarpun hari sabtu ibunya tetap bekerja hingga Bee lah yang mengerjakan semua pekerjaan rumah termasuk memasak untuk kedua adiknya.
Sesekali gadis itu melirik jam di pergelangan tangannya, ia terus saja mengulum senyum menunggu Zayn tiba, untuk menghilangkan kejenuhan Bee membuka ponselnya untuk melihat kembali photo-photo kenangan bersama Zayn selama tiga tahun terakhir, ada perasaan lucu bagi perempuan itu ketika melihat wajah polosnya kelas satu SMA yang bersanding dengan seorang pria yang jauh dari usianya menjadi kekasih waktu itu.
"Astaga.....aku lupa, hari ini tepat tiga tahun bersamanya" gumam Bee yang terus tersenyum melihat photo-photo mereka dari waktu ke waktu.
******
Hampir satu jam menunggu, senyum Bee kembali mengembang tatkala melihat mobil Zayn berhenti di parkiran taman.
Pria tampan itu keluar dari mobil menuju Bee yang telah berdiri menyambut kedatangnnya, Zayn tampak tersenyum namun terasa berbeda bagi Bee meski ia tepis pikiran itu ketika melihat sang kekasih membawa setangkai bunga mawar berwarna merah seperti biasa yang Zayn lakukan.
"Hai......kenapa lama sekali?" tanya Bee.
Zayn memberikan bunga itu namun tidak seperti biasa, Bee melihat pancaran sendu di mata lelaki itu ketika tatapan mereka bertemu. Bee sungguh merasa aneh.
"Kau sakit?" tanya Bee lagi ketika mendapati Zayn yang hanya diam menatap sendu.
Zayn masih diam, ia hanya menarik Bee dalam dekapannya, Zayn mendekap tubuh kecil itu dengan erat, bahkan sangat erat.
"Aku mencintaimu Bee......maafkan aku" ucap pria itu dengan suara bergetar dibalik pelukannya.
Bee mengernyit heran, kenapa suara Zayn terdengar menyedihkan, tidak pernah seperti ini sebelumnya.
"Hei...ada apa? kenapa kau meminta maaf? ayo duduk dulu, kau ada masalah?"
Zayn melepas pelukan, namun menggenggam erat kedua tangan Bee sambil mendudukkan diri mereka di bangku taman.
Zayn menatap Bee dengan mata yang berkaca-kaca, ia sungguh tidak tahu harus bicara apa tentang perjodohannya.
"Jangan seperti ini, kau membuatku takut....apa terjadi sesuatu padamu?" tanya Bee kembali.
"Akan terjadi pada kita" jawab Zayn sambil memejamkan sejenak kedua mata birunya.
"Ayolah....jangan membuatku cemas, cerita padaku"
Zayn menarik napas dalam sebelum akhirnya ia menyerah juga, ia menceritakan semua yang terjadi padanya sejak wasiat neneknya harus di laksanakan dalam waktu dekat bahkan Zayn sudah mendapat kabar dari orangtuanya bahwa esok malam akan ada pertemuan kedua keluarga yang akan membahas pernikahan tersebut.
Deg deg deg.
Bee terdiam, napasnya tercekat dadanya terasa sesak kekurangan oksigen untuk bernapas setelah mendengar semuanya.
Lama mereka hening.
"Maafkan aku Bee......" ucap Zayn yang tidak melepas genggaman tangan mereka.
Bee hanya menggeleng pelan.
"Kau tidak salah, kau sudah melakukan yang terbaik untuk keluarga mu" jawab Bee menatap kosong ke sambarang arah, ia juga bingung harus bersikap seperti apa.
"Percaya padaku....aku mencintaimu Bee, menikah tidak akan merubah apapun perasaanku padamu"
"Mulailah untuk merubahnya setelah itu, karena tidak ada alasan lagi untuk kita saling mencintai jika kau sudah terikat pernikahan dengan perempuan lain, istrimu juga perempuan sama sepertiku"
"Tidak......aku akan tetap mencintaimu Bee, akan tetap seperti itu sampai kapan pun" ucap Zayn yakin.
"Semua orang akan berubah jika sudah waktunya, sekarang kau bisa bilang begitu namun aku harap itu tidak terjadi setelah kalian menikah, cinta akan datang kapan saja terlebih itu istrimu sendiri yang akan menemani hari-hari mu kedepannya, jadi mari mulailah menerima kenyataan seperti itu pula yang akan aku lakukan" Jawab Bee sambil mengusap airmata yang sudah jatuh di sudut netra cokelat miliknya.
"Tidak.....jangan bicara seperti itu Bee ku mohon, aku sangat tersiksa dengan keadaan ini"
"Lantas kita harus apa sekarang? akan tetap saling mencintai setelah kau menikah? apa kau pikir aku tidak punya harga diri mencintai suami orang? kita bisa apa Zayn? lebih baik menyerah saja mulai dari sekarang agar tidak terlalu terluka nantinya"
Zayn terdiam, lalu Bee melanjutkan.
"Aku senang kau jujur dari sekarang, setidaknya aku punya waktu untuk menyiapkan perasaanku nantinya" Ucap Bee menatap sendu wajah pria yang terlihat kacau itu.
Zayn menggeleng pelan "Maafkan aku Bee..."
"Tenanglah....kau tidak salah kenapa meminta maaf, mungkin kita memang tidak berjodoh, matahari sudah mulai naik, ayo pulang....aku belum memasak untuk makan siang adik-adikku" jawab Bee berbohong, ia sungguh tidak bisa berlama-lama lagi bicara dengan pria itu yang akan membuatnya bertambah sakit.
Zayn tidak bisa berkata-kata lagi, mereka menuju mobil.
Bee ingin memasang sabuk pengaman, namun Zayn menghentikannya.
"Biar aku saja" ucap Zayn yang langsung memasangkan sabuk pengaman untuk Bee.
"Iya.....setidaknya ini untuk yang terakhir kalinya" jawab Bee sambil tersenyum pilu.
Zayn menatap wajah itu sendu, setelah sabuk terpasang ia mengecup lembut kening Bee yang membuat perasaan Bee kian hancur, gadis itu memejamkan mata dengan butiran bening mengalir pasti seiring kecupan itu berlangsung lumayan lama.
Zayn mengusap airmata Bee, pria itu pun kian hancur ia tidak tahu harus berkata apa lagi, mereka sama-sama hening, kemudian Zayn menyalakan mesin mobil dan melaju pelan menuju jalan pulang.
Bee hanya diam menatap kosong ke luar jendela, mereka larut dalam keheningan perasaan masing-masing.
Sampai mobil itu berhenti di depan rumah Bee.
Zayn membuka sabuk pengaman Bee, lalu ia menarik tubuh gadis itu memeluknya erat seakan enggan melepaskan Bee untuk keluar dari mobilnya.
Bee hanya diam. Ia menikmati pelukan yang mungkin akan menjadi pelukan terakhir mereka, Zayn melepasnya dan meraih bibir Bee mereka berciuman lumayan lama, Bee hanya mengikuti permainan pria itu, mereka menikmati tautan bibir itu yang mungkin akan menjadi ciuman perpisahan diantara keduanya.
Dengan airmata yang berlinang, karena kesulitan bernapas Zayn melepas bibirnya dari gadis itu, lama tatapan mereka menyatu, hingga Bee langsung memutuskannya dan keluar dari mobil tanpa berkata-kata lagi.
Zayn menyusulnya hingga kembali menarik tubuh mungil Bee dan mendekapnya erat sekali, Bee membalas pelukan itu tidak kalah erat, perasaan mereka sama, sama hancurnya.
Bee ingin melepasnya, namun Zayn tahan. Bahkan pria itu kini terisak, iya Zayn menangis pilu dibalik pelukan itu tubuhnya bergetar, pada kenyataannya Zayn tidaklah sekuat yang terlihat pria itu rapuh ketika menghadapi perpisahan ini.
"Aku mencintaimu Bee.....aku mencintaimu....kau mendengarku? aku akan mencintaimu sampai kapanpun" ucap Zayn dengan suara terputus-putus diredam oleh tangis.
Bee hanya menggeleng pelan, airmata gadis itu tumpah.
"Iya....aku mendengar mu Zayn, jadikan itu kata cinta terakhirmu untukku, karena setelah ini aku tidak berhak mendapatkannya bahkan hanya untuk mendengarnya"
"Aku melepasmu Zayn ku....aku melepasmu dengan ikhlas, berbahagialah....karena akupun akan berbahagia setelah ini, terimakasih atas tiga tahun terakhir, aku mencintaimu Zayn.....ini pernyataan cinta terakhirku, aku mencintaimu"
Jawab Bee yang ikut terisak.
Zayn kian hancur mendengar Bee bicara di balik pelukan mereka, beruntung tidak ada yang melihat adegan menyedihkan itu.
Hingga Bee melepas paksa, karena tidak ingin terlarut dalam perasaan hancur yang akan membuat mereka semakin terluka.
Bee berlari masuk ke rumah dan menutup pintu dengan rapat, ia terdiam dibalik pintu menangis dalam keheningan hingga tubuhnya luruh.
Zayn pun demikian, ia masih berdiri di depan pintu rumah kontarakan sederhana itu.
Akhirnya pria itu memutuskan untuk pulang, ia menaiki mobil dengan perasaan hampa, dan perlahan melaju dengan pelan menuju rumahnya yang hanya berjarak kurang dari lima puluh meter saja.
Bee melihat kepergian Zayn dari kaca jendela dengan perasaan yang remuk redam, bagaimana kisah cintanya yang manis terukir selama tiga tahun harus berakhir dalam beberapa jam saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Aas Azah
baru baca langsung mewek😭😭😭
2022-10-01
0
Ulfa Riady
baru baca episode awal sudah bikin sesek nafas😭😭😭
2022-10-01
0
Etika Samosir
jd ikut mewek thor
2022-03-20
0