Pemilik Hati Suamiku ( Menikahi Kakak Ipar )
"Atha, mobil yang di tumpangi Alika mengalami kecelakaan," ucap temannya yang bernama Samuel.
"Apa?" Atha terkejut mendengarnya dan semua file yang sedang ia pegang jatuh berhamburan ke lantai.
Atha syok mendengar kabar tersebut.
"Gak mungkin, kamu salah denger kali," sergah Atha yang tidak percaya begitu saja.
"Aku gak bohong. Tama sendiri yang ngabarin ke aku dan kata Tama mobil yang mereka tumpangi terperosok ke dalam sungai," timpal Samuel lagi. "Dan ... Tama bilang ia tidak sempat menyelamatkan Alika. Tama juga biilang kalau mobilnya terseret arus sungai dan dia tidak tahu apa Alika selamat atau tidak."
Atha menggeleng cepat, ia tidak percaya kalau Alika akan mengalami kecelakaan tragis. Gegas ia pergi meninggalkan Samuel dan mencari tahu kebenarannya. Ia yakin Alika, istri tercintanya pasti selamat.
Dari informasi yang dikirim oleh Tama lewat pesan singkat, Atha melajukan mobilnya menuju titik kecelakaan. Setibanya di sana, Atha yang cemas memikirkan sang istri segera menemui Tama dan Tama sendiri sudah meminta bala bantuan dari warga setempat untuk membantu mencari Alika.
"Tama, gimana kabar Alika?" tanya Atha dengan raut wajah yang panik, cemas, dan gelisah.
Tama menggeleng lemah dengan sorot mata yang sendu.
"Alika tidak ketemu. Aku dan warga sudah mencari Alika, tapi sampai detik ini Alika belum ketemu," ucap Tama dengan perasaan yang amat bersalah. Karena dirinya yang mengantuk saat mengendarai mobil, akhirnya kecelakaan ini pun terjadi, andai ia mendengar saran Alika untuk beristirahat sejenak, mungkin kecelakaan ini tidak akan terjadi.
Menyesal pun percuma, karena semuanya sudah terjadi atas kelalaiannya sendiri, dan kini ia harus kehilangan rekan kerjanya.
"Maafkan aku, Tha ...," ucap Tama lagi dengan suara yang sangat pelan dan penuh penyesalan. Tama tidak berani menatap wajah suami dari Alika. Rasa bersalahnya itu semakin membuatnya bersedih, namun semua sudah terjadi karena kecerobohannya dan sekarang Alika hilang.
Atha mengusap wajahnya kasar dan matanya sudah basah dengan air mata.
Masih teringat saat pagi tadi, senyum dan manjanya Alika membuatnya begitu berat membiarkan Alika pergi kali ini. Tak biasanya sikap Alika begitu manja dan ingin terus di sentuh olehnya, rupanya ini adalah terakhir ia memanjakan sang istri.
Atha tergugu dan sangat sedih. Hatinya benar-benar hancur bila benar Alika hilang terseret arus sungai yang sangat deras.
Atha kemudian berlari ke arah sungai dan mencari sendiri sang istri. Ia yakin kalau istri tercintanya pasti ketemu dengan keadaan selamat.
"Alika sayang!! Kamu di mana?" Teriak Atha seraya menyusuri sungai. Sementara mobil yang ditumpangi Alika sudah mulai diangkut dari dasar sungai. Tidak ada Alika di dalam sana, pintu mobilnya juga hilang.
"Alika ...!" Atha terus meneriakkan sang istri.
Atha membuang napas panjang dan berat. Sampai waktu hampir gelap, Alika belum ketemu. Atha sangat frustasi dan juga putus asa karena sampai detik ini ia tidak berhasil menemukan istri tercintanya.
Hujan pun turun lagi dan debit air sungai semakin deras. Para warga yang membantu mencari Alika berhenti. Mereka semua tidak mau ambil resiko karena aliran air sungai sangat deras dan bisa saja memakan korban lagi.
Pak RT menghampiri Atha yang berdiri di pinggir sungai sambil terus meneriaki nama sang istri. Wajahnya terlihat sangat kuyu dan juga kacau, membuat hati Pak RT merasa kasihan.
"Mas Atha, anda yang sabar, Mas," ucap Pak RT seraya mengelus pelan pundak Atha. Pak RT tahu gimana rasanya kehilangan. "Mudah-mudahan istri Mas selamat, tapi karena hari sudah mulai petang juga hujan semakin lebat terpaksa pencarian ini di hentikan. Besok, kami dan warga lainnya siap membantu mencari istri anda, Mas dan semoga saja istri Mas Atha ketemu," sambung Pak RT.
Atha sangat sedih dan terpukul, tapi untuk melanjutkan pencariannya juga tidak memungkinkan karena memang hari sudah mulai petang juga hujan semakin lebat. Walau berat, Atha terpaksa mengangguk setuju. Ia cuman bisa berharap, semoga Alika baik-baik saja.
"Ayo, kita naik ke atas," ajak Pak RT dan Atha pun mengangguk pelan.
Dengan langkah gontai, Atha meninggalkan sungai dan pulang dengan hati yang hancur dan sedih.
Semua keluarga Atha dan Alika sudah kumpul di rumah Atha. Semuanya tampak kuatir dan cemas memikirkan Alika yang mengalami kecelakaan.
"Atha, gimana Alika?" tanya ibu Ami dengan derai air mata. Ibu Ami adalah ibunya Alika.
Atha yang di tanya hanya menundukkan kepalanya seraya membuang napasnya pelan. Ia tidak berani menatap wajah sedih ibu mertuanya itu.
"Atha, jawab perkataan mama. Gimana kabar Alika?" Desak ibu Ami lagi seraya mengguncangkan tubuh Atha.
Kali ini Atha menggelengkan kepalanya pelan. Air matanya pun kini ikut jatuh juga dari pelupuk matanya. Atha tak kuasa lagi menahan kesedihannya.
"Aku udah nyari Alika, tapi ... Alika gak ketemu," ucap Atha sendu.
"Alika ...!" Ibu Ami histeris saat tahu kalau Alika tidak ketemu, kemudian ibu Ami mengguncang lagi tubuh Atha yang sama lesunya.
"Atha, kamu harus cari Alika sampai ketemu. Mama gak mau tahu. Mama gak mau Alika sampai kenapa-napa," ucap ibu Ami. Tangisnya semakin pecah dan sejurus kemudian ibu Ami ambruk dan tak sadarkan diri.
"Mama!" Teriak Shandra dan segera mendekati sang ibu. Shandra anak pertamanya itu tampak panik dan juga cemas melihat sang ibu jatuh pingsan.
Tidak hanya Shandra, semua orang yang ada di sana juga mencemaskan ibu Ami. Sang suami, Pak Hasan membopong tubuh sang istri ke atas sofa, di bantu juga dengan Atha.
Shandra membuka tasnya dan mencari minyak kayu putih. Kebetulan ia selalu membawa minyak kayu putih di dalam tasnya.
Segera Shandra melumuri telapak kaki sang ibu dengan kayu putih dan mengusap-usapkannya di kaki, setelah itu ia dekatkan minyak kayu putih itu ke hidung ibunya.
Semua yang ada di sana semakin cemas dan pastinya sama-sama kalut dengan kabar kecelakaan Alika, di tambah dengan Bu Ami yang kini ikut jatuh pingsan.
"Mah, bangun mah ...," ucap Shandra di dekat telinga sang ibu, sambil memukul pelan pipi ibunya.
Sementara Pak Hasan, Atha dan juga Pak Ishaq, berkumpul tidak jauh dari ibu Ami. Mereka harus segera membicarakan perihal hilangnya Alika.
"Papa sudah minta bantuan tim SAR dan malam ini tim SAR siap mencari Alika," tukas Pak Ishaq.
Ada sedikit kelegaan di hati Atha. Dengan para bantuan tim SAR untuk menemukan Alika pun akan lebih cepat.
"Semoga saja dengan bantuan tim SAR, Alika cepat ketemu dan mudah-mudahan Alika selamat," lanjut Pak Ishaq.
Pak Hasan mengangguk dan semoga saja anaknya segera ketemu. Agar bisa berkumpul lagi dengan keluarga.
"Semoga saja, Pa," sahut Atha.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Mar Lina
mampir
2025-08-14
0
🌺 Tati 🐙
salam kenal aku baru baca
2024-09-26
1
Ra2_Zel
Selamat datang di novel ini, semoga kalian suka dengan ceritanya.
Salam sayang dari othor 😘
2024-09-26
0