NovelToon NovelToon

Pemilik Hati Suamiku ( Menikahi Kakak Ipar )

Bab 1

"Atha, mobil yang di tumpangi Alika mengalami kecelakaan," ucap temannya yang bernama Samuel.

"Apa?" Atha terkejut mendengarnya dan semua file yang sedang ia pegang jatuh berhamburan ke lantai.

Atha syok mendengar kabar tersebut.

"Gak mungkin, kamu salah denger kali," sergah Atha yang tidak percaya begitu saja.

"Aku gak bohong. Tama sendiri yang ngabarin ke aku dan kata Tama mobil yang mereka tumpangi terperosok ke dalam sungai," timpal Samuel lagi. "Dan ... Tama bilang ia tidak sempat menyelamatkan Alika. Tama juga biilang kalau mobilnya terseret arus sungai dan dia tidak tahu apa Alika selamat atau tidak."

Atha menggeleng cepat, ia tidak percaya kalau Alika akan mengalami kecelakaan tragis. Gegas ia pergi meninggalkan Samuel dan mencari tahu kebenarannya. Ia yakin Alika, istri tercintanya pasti selamat.

Dari informasi yang dikirim oleh Tama lewat pesan singkat, Atha melajukan mobilnya menuju titik kecelakaan. Setibanya di sana, Atha yang cemas memikirkan sang istri segera menemui Tama dan Tama sendiri sudah meminta bala bantuan dari warga setempat untuk membantu mencari Alika.

"Tama, gimana kabar Alika?" tanya Atha dengan raut wajah yang panik, cemas, dan gelisah.

Tama menggeleng lemah dengan sorot mata yang sendu.

"Alika tidak ketemu. Aku dan warga sudah mencari Alika, tapi sampai detik ini Alika belum ketemu," ucap Tama dengan perasaan yang amat bersalah. Karena dirinya yang mengantuk saat mengendarai mobil, akhirnya kecelakaan ini pun terjadi, andai ia mendengar saran Alika untuk beristirahat sejenak, mungkin kecelakaan ini tidak akan terjadi.

Menyesal pun percuma, karena semuanya sudah terjadi atas kelalaiannya sendiri, dan kini ia harus kehilangan rekan kerjanya.

"Maafkan aku, Tha ...," ucap Tama lagi dengan suara yang sangat pelan dan penuh penyesalan. Tama tidak berani menatap wajah suami dari Alika. Rasa bersalahnya itu semakin membuatnya bersedih, namun semua sudah terjadi karena kecerobohannya dan sekarang Alika hilang.

Atha mengusap wajahnya kasar dan matanya sudah basah dengan air mata.

Masih teringat saat pagi tadi, senyum dan manjanya Alika membuatnya begitu berat membiarkan Alika pergi kali ini. Tak biasanya sikap Alika begitu manja dan ingin terus di sentuh olehnya, rupanya ini adalah terakhir ia memanjakan sang istri.

Atha tergugu dan sangat sedih. Hatinya benar-benar hancur bila benar Alika hilang terseret arus sungai yang sangat deras.

Atha kemudian berlari ke arah sungai dan mencari sendiri sang istri. Ia yakin kalau istri tercintanya pasti ketemu dengan keadaan selamat.

"Alika sayang!! Kamu di mana?" Teriak Atha seraya menyusuri sungai. Sementara mobil yang ditumpangi Alika sudah mulai diangkut dari dasar sungai. Tidak ada Alika di dalam sana, pintu mobilnya juga hilang.

"Alika ...!" Atha terus meneriakkan sang istri.

Atha membuang napas panjang dan berat. Sampai waktu hampir gelap, Alika belum ketemu. Atha sangat frustasi dan juga putus asa karena sampai detik ini ia tidak berhasil menemukan istri tercintanya.

Hujan pun turun lagi dan debit air sungai semakin deras. Para warga yang membantu mencari Alika berhenti. Mereka semua tidak mau ambil resiko karena aliran air sungai sangat deras dan bisa saja memakan korban lagi.

Pak RT menghampiri Atha yang berdiri di pinggir sungai sambil terus meneriaki nama sang istri. Wajahnya terlihat sangat kuyu dan juga kacau, membuat hati Pak RT merasa kasihan.

"Mas Atha, anda yang sabar, Mas," ucap Pak RT seraya mengelus pelan pundak Atha. Pak RT tahu gimana rasanya kehilangan. "Mudah-mudahan istri Mas selamat, tapi karena hari sudah mulai petang juga hujan semakin lebat terpaksa pencarian ini di hentikan. Besok, kami dan warga lainnya siap membantu mencari istri anda, Mas dan semoga saja istri Mas Atha ketemu," sambung Pak RT.

Atha sangat sedih dan terpukul, tapi untuk melanjutkan pencariannya juga tidak memungkinkan karena memang hari sudah mulai petang juga hujan semakin lebat. Walau berat, Atha terpaksa mengangguk setuju. Ia cuman bisa berharap, semoga Alika baik-baik saja.

"Ayo, kita naik ke atas," ajak Pak RT dan Atha pun mengangguk pelan.

Dengan langkah gontai, Atha meninggalkan sungai dan pulang dengan hati yang hancur dan sedih.

Semua keluarga Atha dan Alika sudah kumpul di rumah Atha. Semuanya tampak kuatir dan cemas memikirkan Alika yang mengalami kecelakaan.

"Atha, gimana Alika?" tanya ibu Ami dengan derai air mata. Ibu Ami adalah ibunya Alika.

Atha yang di tanya hanya menundukkan kepalanya seraya membuang napasnya pelan. Ia tidak berani menatap wajah sedih ibu mertuanya itu.

"Atha, jawab perkataan mama. Gimana kabar Alika?" Desak ibu Ami lagi seraya mengguncangkan tubuh Atha.

Kali ini Atha menggelengkan kepalanya pelan. Air matanya pun kini ikut jatuh juga dari pelupuk matanya. Atha tak kuasa lagi menahan kesedihannya.

"Aku udah nyari Alika, tapi ... Alika gak ketemu," ucap Atha sendu.

"Alika ...!" Ibu Ami histeris saat tahu kalau Alika tidak ketemu, kemudian ibu Ami mengguncang lagi tubuh Atha yang sama lesunya.

"Atha, kamu harus cari Alika sampai ketemu. Mama gak mau tahu. Mama gak mau Alika sampai kenapa-napa," ucap ibu Ami. Tangisnya semakin pecah dan sejurus kemudian ibu Ami ambruk dan tak sadarkan diri.

"Mama!" Teriak Shandra dan segera mendekati sang ibu. Shandra anak pertamanya itu tampak panik dan juga cemas melihat sang ibu jatuh pingsan.

Tidak hanya Shandra, semua orang yang ada di sana juga mencemaskan ibu Ami. Sang suami, Pak Hasan membopong tubuh sang istri ke atas sofa, di bantu juga dengan Atha.

Shandra membuka tasnya dan mencari minyak kayu putih. Kebetulan ia selalu membawa minyak kayu putih di dalam tasnya.

Segera Shandra melumuri telapak kaki sang ibu dengan kayu putih dan mengusap-usapkannya di kaki, setelah itu ia dekatkan minyak kayu putih itu ke hidung ibunya.

Semua yang ada di sana semakin cemas dan pastinya sama-sama kalut dengan kabar kecelakaan Alika, di tambah dengan Bu Ami yang kini ikut jatuh pingsan.

"Mah, bangun mah ...," ucap Shandra di dekat telinga sang ibu, sambil memukul pelan pipi ibunya.

Sementara Pak Hasan, Atha dan juga Pak Ishaq, berkumpul tidak jauh dari ibu Ami. Mereka harus segera membicarakan perihal hilangnya Alika.

"Papa sudah minta bantuan tim SAR dan malam ini tim SAR siap mencari Alika," tukas Pak Ishaq.

Ada sedikit kelegaan di hati Atha. Dengan para bantuan tim SAR untuk menemukan Alika pun akan lebih cepat.

"Semoga saja dengan bantuan tim SAR, Alika cepat ketemu dan mudah-mudahan Alika selamat," lanjut Pak Ishaq.

Pak Hasan mengangguk dan semoga saja anaknya segera ketemu. Agar bisa berkumpul lagi dengan keluarga.

"Semoga saja, Pa," sahut Atha.

Bab 2

Malam ini Atha kembali ke tempat kecelakaan itu. Tidak peduli jika hari gelap. Pokoknya ia dan papa mertuanya akan terjun langsung mencari Alika dan setibanya di sana Atha dan Pak Hasan langsung menemui ketua tim SAR, sambil membawa harapan besar.

Semoga malam ini Alika ketemu dengan keadaan selamat. Doa di hati Atha dan yang lainnya.

"Pak, gimana. Apa Alika sudah diketemukan?" tanya Atha.

"Belum, Mas. Kami masih berusaha mencarinya," jawab sang ketua.

Atha menghela napasnya dan menundukkan kepalanya dengan sangat lesu. Dadanya semakin terasa sesak dan susah buat ia bernapas. Sebanyak apapun ia meraup oksigen, tidak dapat meringankan dadanya yang semakin sesak.

"Pa ...," ucap Atha nyaris tak bersuara. Matanya kini mulai berlinang air mata. Alika, istri tercintanya belum diketemukan.

"Alika pasti ketemu," ujar Pak Hasan memberi penyemangat. "Alika wanita yang kuat dan papa yakin Alika bisa jaga dirinya baik-baik," sambung Pak Hasan sambil menepuk pundak Atha.

Meski sama rapuhnya dan sama sedihnya, ia tetap berusaha bersikap tenang. Ia yakin kalau putrinya itu pasti ketemu, entah dalam keadaan selamat atau ...

Pak Hasan menghela napasnya. Menggelengkan kepalanya pelan. Ia harus optimis dan tidak boleh berpikir buruk. Sangat berat jika memang Alika ketemu dalam keadaan tidak bernyawa. Akan seperti apa hancurnya hati semua orang yang sayang sama Alika, terutama istrinya. Wanita yang sudah melahirkan Alika ke dunia ini.

"Ya Allah, berilah petunjuk mu," ucap Pak Hasan di dalam hatinya.

Tak ingin membuang waktu, Atha, Pak Hasan dan tim SAR kembali menyusuri sungai. Tidak peduli dengan gelapnya malam. Suara-suara burung dan hewan di sekitar tidak menyurutkan pencariannya sampai jauh beberapa kilometer dari tempat kecelakaan.

"Pak, kami menemukan tas ini di dekat batu besar," lapor salah satu tim SAR yang ikut bergabung membantu pencarian Alika.

Ketua tim SAR pun mengangguk, lalu ia menghampiri Atha dan Pak Hasan yang berdiri di pinggir sungai sambil terus meneriaki Alika.

"Mas Atha, apa tas ini milik Alika?" ucap ketua tim SAR sambil menyerahkan tas tersebut ke tangan Atha.

"Iya, benar. Ini tasnya Alika. Di mana Bapak menemukannya?" tanya Atha balik dan cepat. Ada sedikit harapan bagi Atha setelah menemukan tas milik Alika.

"Bukan saya yang menemukannya, tapi salah satu tim kami dan tas itu ditemukan di sana." Seraya menunjuk ke arah di mana penemuan tasnya Alika.

Kemudian Atha membuka tasnya dan memeriksa isi tas tersebut. Semua isi tasnya memang masih lengkap, seperti dompet, ponsel dan yang lainnya.

Atha kemudian memeluk tas tersebut dengan hati yang sedikit lega. Segaris senyum tipis terbit di bibir Atha. Harapannya menemukan Alika akan menemukan titik terang dan ia akan segera berkumpul lagi dengan istri tercintanya.

"Ayo, Pak kita cari lagi. Siapa tahu Alika berada tidak jauh dari sini," ucap Pak Hasan.

Ketua tim SAR pun mengangguk, lalu melanjutkan pencarian Alika hingga waktu hampir larut malam. Atha semakin semangat setelah menemukan tas milik Alika.

Namun, sudah selarut ini, semuanya belum berhasil menemukan Alika. Atha yang tadinya ada sedikit harapan harus kembali pupus. Tas yang tadi di temukan tidak memberi petunjuk, justru yang semakin jauh dari titik terang. Apa mungkin Alika di makan hewan buas? Seperti buaya dan ular piton, namun sejauh ini mereka semua tidak melihat adanya buaya.

Atha merundukkan tubuhnya dengan sangat lesu dan berkali-kali ia membuang napasnya pelan. Rasa sedih karena ia belum berhasil menemukan Alika membuatnya mulai putus asa dan frustasi.

"Alika sayang, kamu di mana?" jerit Atha di dalam hati.

Atha mengangkat kepalanya dan menatap gelapnya langit malam tanpa bintang. Air matanya kembali luruh. Ia tidak bisa lagi membendung kesedihan ini.

Bayang-bayang wajah Alika terus menari-nari di pelupuk matanya. Dadanya sesak dan tidak sanggup jika kehilangan Alika. Ia belum siap untuk itu. Ia masih ingin terus hidup bersama Alika dan menghabiskan masa tua bersamanya.

"Ya Allah, hamba mohon berilah petunjuk mu tentang keberadaan Alika," ucap Atha dengan suara hati yang sedih.

"Sayang, dimana kamu?" Atha mengelap air matanya.

Atha menjatuhkan lututnya di tanah dan menunduk penuh kesedihan. Atha begitu rapuh atas kecelakaan yang menghilangkan Alika, sementara Tama yang membawa mobil, justru selamat dari kecelakaan ini. Akan tetapi, ia tidak bisa menyalahkan Tama. Hari naas memang tidak ada yang tahu, tapi setidaknya Tama gerak cepat untuk segera menolong Alika.

Pak Hasan juga tidak beda jauh dengan Atha, ia juga sangat sedih dan hancur karena Alika belum berhasil ditemukan. Namun, Pak Hasan berusaha tetap tegar.

***

Sudah sepekan pencarian Alika, namun sampai detik ini belum ada titik terang. Atha dan yang lainnya masih berusaha menemukan Alika. Selain menyusuri sungai, Tim SAR juga mencari di darat dekat aliran sungai, namun semua upaya pencarian tidak membuahkan hasil. Rasa putus asa kian bertambah di hati Atha dan keluarga. Namun Atha tidak menyerah dan terus mencari Alika sampai ketemu.

Tim SAR pun juga sudah berusaha keras mencari Alika, namun usahanya selalu tidak berbuah manis. Alika benar-benar hilang bak di telan bumi.

Sang ketua menghampiri Atha yang malam ini terlihat lebih kacau dan berantakan.

"Mas, saya mau bicara."

"Soal apa?"

Ketua tim SAR itu menghela napasnya terlebih dahulu, lalu ia menatap sedih wajah Atha, tapi mau gimana lagi, ia harus membicarakannya dengan Atha.

"Ini sudah ke tujuh harinya kami mencari istri Mas dan maaf ... pencarian ini harus dihentikan. Peraturan dari pusat hanya memberi waktu tujuh hari saja. Jadi, dengan sangat terpaksa pencarian ini dihentikan," ucap sang ketua tim SAR.

"Tapi Pak, istri saya sampai sekarang belum ditemukan. Bagaimana bisa pencarian ini dihentikan begitu saja," protes Atha yang tak terima pencariannya dihentikan sepihak.

"Tapi ini sudah prosedurnya. Sekali lagi saya minta maaf," sambung Pak ketua tim SAR.

Atha menggeleng cepat, ia tidak setuju begitu saja. Pencarian ini harus tetap lanjut sampai Alika ketemu. Titik!

"Saya harap Mas Atha mengikhlaskannya," lanjutnya lagi, kemudian ketua tim SAR itu meninggalkan Atha dalam kesedihan yang mendalam.

Rasa sesak di dadanya semakin besar. Sampai kapanpun Atha tidak mengikhlaskan Alika sebelum melihat sendiri keadaan Alika. Walau jika Tuhan mengambil darinya, setidaknya ia melihat jasadnya Alika.

Atha masih sangat yakin kalau ia pasti bisa menemukan Alika, entah dalam keadaan hidup atau tidak bernyawa.

"Ya Allah, jika Alika masih hidup, tolong berikan petunjuk mu dan jika Alika sudah meninggal, tolong temukan jasadnya Alika," pinta Atha kepada sang maha pencipta.

Bab 3

Sejak di hentikan pencarian oleh tim SAR, hidup Atha terasa tidak bergairah dan semangat menjalani hari-harinya. Hampa, begitulah hidup Atha saat ini, yang ada kesedihan yang terus mengukung hatinya. Keluarga juga sudah mengikhlaskan Alika, walau sampai saat ini jasad Alika tidak diketemukan. Semua keluarga sudah menganggap kalau Alika sudah meninggal, tapi tidak bagi Atha yang meyakini kalau Alika masih hidup, kecuali ia melihat sendiri jasad Alika.

Tiga bulan setelah hari naas itu, hidup Atha semakin terpuruk dan kacau tanpa Alika di hidupnya. Dunianya sudah tak berwarna lagi dan Atha kini berubah menjadi sosok yang pendiam. Atha yang dulu selalu ceria dan kini benar-benar telah berubah. Dulu Atha tak pernah menyentuh minuman haram, tapi sejak hilangnya Alika Atha kini gemar menkonsumsi minuman beralkohol demi menghilangkan rasa sedihnya atas kepergian Alika di hidupnya.

Sekacau itulah hidup Atha tanpa Alika. Sangat berat kehilangan Alika di hidupnya. Atha selalu berharap kalau Alika masih hidup.

Sang mama sangatlah sedih melihat hidup Atha tak ada semangatnya lagi dalam menjalani kehidupannya. Bu Cici ingin Atha seperti dulu lagi, tidak seperti sekarang. Terpuruk begitu dalam. Namun ia tidak bisa berbuat apa-apa selain mendoakan agar Atha bisa seperti dulu lagi.

"Pa, Mama sedih lihat Atha. Sejak Alika kecelakaan hidup Atha sangatlah berantakan," ucap Bu Cici dengan raut wajah yang mendung. Bu Cici sudah hampir putus asa melihat keadaan putranya itu. Sudah sering kali ia menasihati Atha, tapi tidak ditanggapi oleh Atha. Justru Atha semakin parah mengkonsumsi minuman haram itu.

"Papa juga sedih lihatnya, tapi mau bagaimana lagi." Pak Ishaq mendesah samar. Ia sama sedihnya dengan hidup Atha yang seperti ini. "Yang penting kita terus menasihati Atha untuk mengikhlaskan Alika."

Bu Cici pun kembali terdiam. Mau sampai kapan Atha terus seperti ini? Sementara hidup terus berlanjut.

Bu Cici menghela napasnya. Begitu sedihnya ia melihat anaknya yang tengah terpuruk.

Tiba-tiba Bu Cici tersenyum tipis, sebuah ide melintas di kepalanya.

"Gimana kalau kita jodohkan Atha dengan Shandra," ucap Bu Cici memberi saran.

Siapa tahu jika Atha menikah lagi, hidup Atha tidak sedih lagi dan yang menurutnya pantas bersanding dengan putra kesayangannya itu adalah Shandra.

Itu menurut pandangan Bu Cici.

Shandra yang ia kenal adalah sosok perempuan yang baik dan lemah lembut. Walau usianya selisih tiga tahun lebih tua dari Atha, ia yakin Shandra bisa membuat Atha melupakan Alika.

"Papa sih setuju aja. Tapi bagaimana dengan Atha sendiri, apa dia juga setuju kalau kita jodohkan dengan kakaknya Alika?" sahut Pak Ishaq sambil melepaskan kacamatanya.

Bu Cici pun terdiam. Benar juga apa yang dikatakan suaminya itu. Apa Atha bersedia dijodohkan dengan Shandra? Sementara hatinya Atha masih terpaut akan cinta Alika.

Sejenak, Bu Cici pun berpikir keras. Mencari cara agar Atha mau menikah dengan Shandra.

Bu Cici membuang napas panjang. Sampai sekarang ia belum mendapatkan solusi agar Atha mau dijodohkan dengan Shandra dan otaknya buntu mencari caranya.

"Nanti Mama cari cara deh," pungkas Bu Cici pada akhirnya.

Sesaat, keduanya saling diam dengan pikirannya masing-masing. Kemudian sebuah notif masuk ke ponsel Pak Ishaq. Segera Pak Ishaq membuka pesan tersebut.

Helaan napas terdengar sangat berat dari mulut Pak Ishaq. Bu Cici menatap suaminya dengan tatapan penasaran, lalu Bu Cici pun bertanya kepada suaminya itu.

"Kenapa, Pa?"

Pak Ishaq tak menjawabnya, tapi justru ia menyodorkan ponselnya ke sang istri. Memperlihatkan isi pesan tersebut.

Sejurus kemudian, Bu Cici pun menggelengkan kepala sekaligus menghela napas panjang.

Sebuah foto di mana Atha terbaring di atas sofa dalam keadaan mabuk berat. Bu Cici semakin gusar saja dengan hidup Atha. Kehilangan Alika benar-benar sudah mengubah hidup Atha menjadi sosok yang sangat berbeda.

Sangat-sangat hancur dan terpuruk.

"Mama tak bisa membiarkan Atha seperti ini terus. Dia harus bisa melupakan Alika bagaimanapun caranya," ujar Bu Cici yang terdengar seperti putus asa.

Pak Ishaq tak menimpalinya, ia bingung gimana caranya agar hidup Atha kembali seperti dulu.

Seketika sebuah ide brilian hinggap di otak Bu Cici. Ia yakin dengan cara itu Atha mau menikah lagi dan pastinya Atha tidak bisa menolak permintaannya, dijodohkan dengan Shandra.

"Pa, Mama punya ide," tukas Bu Cici sambil tersenyum menyeringai.

"Ide apa?"

Kemudian Bu Cici membisikkan sesuatu ke telinga suaminya dan Pak Ishaq mendengarkan dengan seksama bisikan sang istri.

"Mama yakin kalau ini akan berhasil?" tanyanya sedikit ragu.

"Coba dulu, tapi Mama sih yakin. Ya ... dari pada Atha terus seperti itu."

"Ya sudah Papa ikut saja apa kata Mama."

***

Beberapa hari sudah berlalu. Atha yang sedang bersiap-siap untuk pulang kerja di kejutkan dengan kabar buruk dari orang tuanya. Sebuah pesan dari adiknya yang mengatakan kalau sang mama masuk rumah sakit.

Atha mengusap wajahnya kasar. Jelas terlihat kalau ia sangat gusar, khawatir dan panik mengetahui sang mama masuk rumah sakit.

Secepat kilat Atha berlalu dari ruang kerjanya dan segera pergi ke rumah sakit guna melihat kondisi sang mama yang kata Tya mama pingsan di kamar mandi.

Tidak sampai setengah jam Atha sudah sampai di rumah sakit di mana sang mama di rawat. Gegas Atha berjalan cepat memasuki rumah sakit.

"Mama ...," ucap Atha saat membuka pintu dengan tergesa-gesa.

Pak Ishaq dan Tya menoleh melihat kedatangan Atha. Wajah penuh mendung terlihat dari Pak Ishaq dan Tya. Jelas terlihat kalau mereka sangat sedih dengan kondisi Bu Cici yang tergolek tak berdaya di atas ranjang.

"Bagaimana keadaan Mama?" tanya Atha dengan raut wajah cemas.

Pak Ishaq mendesah panjang dan menatap sedih wajah sang istri yang sampai saat ini belum sadarkan diri.

"Kata dokter Mama terkena geger otak akibat terjatuh. Tapi untung saja pembuluh darahnya tidak pecah, kalau sampai pecah ...." Pak Ishaq menjeda kalimatnya dan lagi-lagi membuang napas panjang. "Bisa fatal akibatnya dan bisa saja kita kehilangan Mama," sambungnya dengan suara lirih. Matanya berkaca-kaca menahan rasa sedih. Pak Ishaq begitu sangat khawatir melihat keadaan istri tercintanya.

Atha diam membeku mendengar perkataan sang papa. Namun, disisi hatinya yang lain, ia bersyukur karena sang mama masih di beri keselamatan walau harus keadaannya seperti itu.

"Terakhir sebelum mama jatuh di kamar mandi, mama sempet bilang kalau mama sangat sedih lihat kamu sering mabuk-mabukan dan mama ingin lihat kamu seperti dulu lagi. Mama juga bilang kalau mama ingin kamu nikah lagi dengan perempuan pilihan mama," ucap Pak Ishaq.

"Siapa perempuan pilihan Mama?" tanya Atha.

Pak Ishaq tidak langsung menjawabnya, ia sedikit ragu untuk mengatakannya, namun ia harus menyampaikan apa yang dikatakan istrinya.

Pak Ishaq berdehem dulu sebelum mengatakannya. Semoga apa yang akan ia sampaikan bisa diterima oleh Atha.

"Pa ...," desak Atha.

"Mm ... Sha-ndra ...."

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!