Malam ini Atha kembali ke tempat kecelakaan itu. Tidak peduli jika hari gelap. Pokoknya ia dan papa mertuanya akan terjun langsung mencari Alika dan setibanya di sana Atha dan Pak Hasan langsung menemui ketua tim SAR, sambil membawa harapan besar.
Semoga malam ini Alika ketemu dengan keadaan selamat. Doa di hati Atha dan yang lainnya.
"Pak, gimana. Apa Alika sudah diketemukan?" tanya Atha.
"Belum, Mas. Kami masih berusaha mencarinya," jawab sang ketua.
Atha menghela napasnya dan menundukkan kepalanya dengan sangat lesu. Dadanya semakin terasa sesak dan susah buat ia bernapas. Sebanyak apapun ia meraup oksigen, tidak dapat meringankan dadanya yang semakin sesak.
"Pa ...," ucap Atha nyaris tak bersuara. Matanya kini mulai berlinang air mata. Alika, istri tercintanya belum diketemukan.
"Alika pasti ketemu," ujar Pak Hasan memberi penyemangat. "Alika wanita yang kuat dan papa yakin Alika bisa jaga dirinya baik-baik," sambung Pak Hasan sambil menepuk pundak Atha.
Meski sama rapuhnya dan sama sedihnya, ia tetap berusaha bersikap tenang. Ia yakin kalau putrinya itu pasti ketemu, entah dalam keadaan selamat atau ...
Pak Hasan menghela napasnya. Menggelengkan kepalanya pelan. Ia harus optimis dan tidak boleh berpikir buruk. Sangat berat jika memang Alika ketemu dalam keadaan tidak bernyawa. Akan seperti apa hancurnya hati semua orang yang sayang sama Alika, terutama istrinya. Wanita yang sudah melahirkan Alika ke dunia ini.
"Ya Allah, berilah petunjuk mu," ucap Pak Hasan di dalam hatinya.
Tak ingin membuang waktu, Atha, Pak Hasan dan tim SAR kembali menyusuri sungai. Tidak peduli dengan gelapnya malam. Suara-suara burung dan hewan di sekitar tidak menyurutkan pencariannya sampai jauh beberapa kilometer dari tempat kecelakaan.
"Pak, kami menemukan tas ini di dekat batu besar," lapor salah satu tim SAR yang ikut bergabung membantu pencarian Alika.
Ketua tim SAR pun mengangguk, lalu ia menghampiri Atha dan Pak Hasan yang berdiri di pinggir sungai sambil terus meneriaki Alika.
"Mas Atha, apa tas ini milik Alika?" ucap ketua tim SAR sambil menyerahkan tas tersebut ke tangan Atha.
"Iya, benar. Ini tasnya Alika. Di mana Bapak menemukannya?" tanya Atha balik dan cepat. Ada sedikit harapan bagi Atha setelah menemukan tas milik Alika.
"Bukan saya yang menemukannya, tapi salah satu tim kami dan tas itu ditemukan di sana." Seraya menunjuk ke arah di mana penemuan tasnya Alika.
Kemudian Atha membuka tasnya dan memeriksa isi tas tersebut. Semua isi tasnya memang masih lengkap, seperti dompet, ponsel dan yang lainnya.
Atha kemudian memeluk tas tersebut dengan hati yang sedikit lega. Segaris senyum tipis terbit di bibir Atha. Harapannya menemukan Alika akan menemukan titik terang dan ia akan segera berkumpul lagi dengan istri tercintanya.
"Ayo, Pak kita cari lagi. Siapa tahu Alika berada tidak jauh dari sini," ucap Pak Hasan.
Ketua tim SAR pun mengangguk, lalu melanjutkan pencarian Alika hingga waktu hampir larut malam. Atha semakin semangat setelah menemukan tas milik Alika.
Namun, sudah selarut ini, semuanya belum berhasil menemukan Alika. Atha yang tadinya ada sedikit harapan harus kembali pupus. Tas yang tadi di temukan tidak memberi petunjuk, justru yang semakin jauh dari titik terang. Apa mungkin Alika di makan hewan buas? Seperti buaya dan ular piton, namun sejauh ini mereka semua tidak melihat adanya buaya.
Atha merundukkan tubuhnya dengan sangat lesu dan berkali-kali ia membuang napasnya pelan. Rasa sedih karena ia belum berhasil menemukan Alika membuatnya mulai putus asa dan frustasi.
"Alika sayang, kamu di mana?" jerit Atha di dalam hati.
Atha mengangkat kepalanya dan menatap gelapnya langit malam tanpa bintang. Air matanya kembali luruh. Ia tidak bisa lagi membendung kesedihan ini.
Bayang-bayang wajah Alika terus menari-nari di pelupuk matanya. Dadanya sesak dan tidak sanggup jika kehilangan Alika. Ia belum siap untuk itu. Ia masih ingin terus hidup bersama Alika dan menghabiskan masa tua bersamanya.
"Ya Allah, hamba mohon berilah petunjuk mu tentang keberadaan Alika," ucap Atha dengan suara hati yang sedih.
"Sayang, dimana kamu?" Atha mengelap air matanya.
Atha menjatuhkan lututnya di tanah dan menunduk penuh kesedihan. Atha begitu rapuh atas kecelakaan yang menghilangkan Alika, sementara Tama yang membawa mobil, justru selamat dari kecelakaan ini. Akan tetapi, ia tidak bisa menyalahkan Tama. Hari naas memang tidak ada yang tahu, tapi setidaknya Tama gerak cepat untuk segera menolong Alika.
Pak Hasan juga tidak beda jauh dengan Atha, ia juga sangat sedih dan hancur karena Alika belum berhasil ditemukan. Namun, Pak Hasan berusaha tetap tegar.
***
Sudah sepekan pencarian Alika, namun sampai detik ini belum ada titik terang. Atha dan yang lainnya masih berusaha menemukan Alika. Selain menyusuri sungai, Tim SAR juga mencari di darat dekat aliran sungai, namun semua upaya pencarian tidak membuahkan hasil. Rasa putus asa kian bertambah di hati Atha dan keluarga. Namun Atha tidak menyerah dan terus mencari Alika sampai ketemu.
Tim SAR pun juga sudah berusaha keras mencari Alika, namun usahanya selalu tidak berbuah manis. Alika benar-benar hilang bak di telan bumi.
Sang ketua menghampiri Atha yang malam ini terlihat lebih kacau dan berantakan.
"Mas, saya mau bicara."
"Soal apa?"
Ketua tim SAR itu menghela napasnya terlebih dahulu, lalu ia menatap sedih wajah Atha, tapi mau gimana lagi, ia harus membicarakannya dengan Atha.
"Ini sudah ke tujuh harinya kami mencari istri Mas dan maaf ... pencarian ini harus dihentikan. Peraturan dari pusat hanya memberi waktu tujuh hari saja. Jadi, dengan sangat terpaksa pencarian ini dihentikan," ucap sang ketua tim SAR.
"Tapi Pak, istri saya sampai sekarang belum ditemukan. Bagaimana bisa pencarian ini dihentikan begitu saja," protes Atha yang tak terima pencariannya dihentikan sepihak.
"Tapi ini sudah prosedurnya. Sekali lagi saya minta maaf," sambung Pak ketua tim SAR.
Atha menggeleng cepat, ia tidak setuju begitu saja. Pencarian ini harus tetap lanjut sampai Alika ketemu. Titik!
"Saya harap Mas Atha mengikhlaskannya," lanjutnya lagi, kemudian ketua tim SAR itu meninggalkan Atha dalam kesedihan yang mendalam.
Rasa sesak di dadanya semakin besar. Sampai kapanpun Atha tidak mengikhlaskan Alika sebelum melihat sendiri keadaan Alika. Walau jika Tuhan mengambil darinya, setidaknya ia melihat jasadnya Alika.
Atha masih sangat yakin kalau ia pasti bisa menemukan Alika, entah dalam keadaan hidup atau tidak bernyawa.
"Ya Allah, jika Alika masih hidup, tolong berikan petunjuk mu dan jika Alika sudah meninggal, tolong temukan jasadnya Alika," pinta Atha kepada sang maha pencipta.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
🌺 Tati 🐙
apakah alika masih hidup,dan ada yg menolong
2024-09-26
1