Tok .. tok .. tok ..
"Maaf Mister, saya terlambat". ucap Nayya yang baru saja tiba diruangan pimpinan.
"Kau terlambat 15 menit, Dokter Narra"! cibir Mr.Rayen.
"Maaf tadi, saya ada keperluan sebentar". cicit Nayya merasa bersalah.
"Silahkan duduk"! ucap Mr.Rayen.
Nayya tersenyum sinis, saat melihat wajah Pria yang sudah mencuri ciumannya digudang obat tadi. Ternyata ia sudah sampai lebih dulu disana.
"Saya ingin menanyakan perihal tentang lamaran yang saya ajukan untuk putra saya tadi"?
"Apakah Kamu bersedia menerimanya"? tanya Mr.Rayen kembali.
"Apakah ini tidak terlalu mendadak, Mister"?
"Kenapa? Apa kau tidak menyukai putraku"?
"Bukan seperti itu, Mister". ucap Nayya gugup.
"Lalu? Apakah dia bukan type Dokter Narra"?
"Daddy"! sentak Sean wajahnya sudah memerah.
"Dia memang sudah dewasa, dan hampir mendekati tua, tapi dia masih perjaka saya bisa jamin"!
"Jadi kau tidak perlu merasa khawatir". ucapnya dengan frontal.
Mata Nayya terbelalak lebar, saat mendengar ucapan pak tua yang ada dihadapannya.
Sedangkan Sean terlihat mengusap wajahnya dengan kasar, dia benar-benar malu saat ini.
"Kau harus tahu, putraku ini tidak pernah berpacaran, dia pria kaku dan juga dingin"!
"Selama 10 tahun ini ia hanya sibuk belajar dan bekerja saja, tentu dia adalah pria yang setia dan penyayang. Saya pernah dengar dia masih setia mengharapkan cinta pertamanya".
"Entah, gadis bodoh mana yang diharapkannya selama ini, untuk apa mengharapkan wanita yang tidak pasti, benar tidak Dokter Narra"?
Glek ..
Sean dan Narra meneguk saliva masing-masing, ucapan Mr.Rayen benar-benar sesuatu.
Mereka berdua saling melirik dengan tatapan yang sulit diartikan saat ini.
"Gadis bodoh katanya"! batin Nayya dongkol.
"Saya sudah memperhatikan Dokter Narra, selama 10 tahun terakhir ini. Saya sangat menyukai kerja keras dan kecerdasan Kamu".
"Kau muridku yang paling pintar dari yang lain".
"Kamu selalu membuatku bangga dengan setiap prestasimu, Kau menantu idaman untuk para orang tua sesepuh seperti kami ini".
"Tapi Mister". Nayya ingin membantah.
Ini lah watak keras sebenarnya Mr.Rayen, pemaksa!
"Saya tidak ingin kecolongan, para sahabatku bahkan sudah lebih dulu menandaimu sebagai kandidat menantu untuk para putra mereka".
"Apa kata publik, jika mereka saja bisa memiliki menantu secantik dan secerdas, Dokter Narra"!
"Maka itu saya harus bergerak dari para pak tua itu, Saya mau Kamu menjadi istri putraku, tidak dengan yang lain"! cerocos Mr.Rayen tanpa jeda lagi.
"Dokter Narra maukan, menerima putra saya"?
Ahh .. Lagi dan lagi pak tua ini bertindak semau dirinya saja. Nayya sampai bingung dibuatnya.
Sean hanya bisa memijat pelipisnya berulang kali, kepalanya sudah pusing melihat kelakuan Daddy yang baru ia temui 10 tahun ini. Sikapnya memang terkadang diluar kendalinya.
"Saya butuh waktu untuk berpikir Mister". ucapnya pelan namun sedikit ragu.
"Kau butuh waktu berapa lama lagi"?
"Usia saya sudah hampir kepala enam, Narra"!
ujar Mr.Rayen dengan tegas memanggilnya tanpa embel-embel Dokter lagi.
Nayya kaget saat Mr.Rayen memanggilnya tidak dengan sebutan Dokter. Itu artinya dia sedang dalam mode tidak ingin di bantah.
"Daddy"! sentak Sean ia ikut khawatir.
"Usia Kamu juga tidak lagi muda Roland"!
"Tahun ini kau sudah masuk kepala tiga"!
"Mau usia berapa lagi Kamu ingin menikah"! ucapnya dengan tegas pada putranya.
"Dad, Roland belum siap menikah"! elaknya.
"Kapan Kamu siap menikah? Menunggu Daddy mu sudah didalam makam, IYAA"! sentak Mr.Rayen
Sean hanya bisa diam tidak dapat berkutik lagi.
Setiap Mr.Rayen membahas tentang kematian, dirinya selalu saja kalah, ia tidak bisa menolak apa yang menjadi keinginan Daddy nya itu.
"Bagaimana dengan keputusanmu, Narra"?
tanya Mr.Rayen kembali dingin.
Hmm .. Nayya hanya menghela nafas beratnya.
"Beri saya waktu 2 tahun lagi Mister"!
"Hah, Kau sudah tidak waras Narra"!
"Ahh .. Kalian benar-benar membuatku kesal"!
ucap Mr.Rayen sambil memijat-mijat keningnya yang kini terasa begitu sakit.
"Aku Ingin menyelesaikan Study Spesialisku dulu Mister. Dua tahun lagi semuanya selesai".
"Bukankah masa residen Nayya seharusnya sudah selesai, kenapa ia harus menambahnya 2 tahun lagi. Dia hanya mengambil Spesialis Estetika saja bukan? seharusnya itu tidak membutuhkan waktu lama". Sean bermonolog dalam hatinya.
"Setelah itu, Aku baru bisa memikirkan lamaran dari Mister. Jika kita memang berjodoh, kita akan menikah ditahun berikutnya". jawabnya hati-hati.
"Jadi saya harus menunggu 3 tahun lagi Narra"!
ucapnya sampai menggeleng-gelengkan kepala merasa ini semua diluar ekspetasinya.
"Maaf .. Mister". lirih Nayya pelan.
"Usiaku tidak bisa menunggu selama itu Nayya"! ucap Mr.Rayen pelan, lalu ia segera mengganti panggilan namanya Dokter Narra.
Sean tersentak, Apakah Daddynya juga tahu panggilan kecil Nayya.
"Guru". lirih Nayya mulai terisak.
"Ada apa ini? Apa yang tidak ku ketahui"? batin Sean.
Ia melihat kedekatan antara Nayya dan Daddy nya bukanlah hanya sebatas Guru dan murid saja.
Bahkan mereka berdua lebih terlihat seperti Ayah dengan putrinya sekarang ini.
"Kau tahu bukan? jantungku ini makin hari makin melemah, Dokter Sonic sudah memvonis usiaku tidak akan lama lagi, hanya satu atau dua tahun lagi Saya akan bisa bertahan". jawabnya lemah.
"Guru .. Guru akan panjang umur .. Guru akan segera sembuh .. Aku akan terus mencari pendonor yang cocok untuk Guru". ujar Nayya sedih.
Mr.Rayen divonis Jantung Koroner 3 tahun lalu.
Salah satu penyakit yang menyebabkan tingkat kematian tertinggi didunia.
"Tapi ini sudah 3 tahun, pihak rumah sakit masih belum bisa mendapatkan donor untuk saya".
"Di sisa umur saya ini, saya hanya ingin putra saya menikah secepatnya, dan hanya dengan wanita pilihan saya, dan itu Kamu Nayya"! tegas Mr.Rayen.
"Guru .. Please jangan pernah memanggilku dengan nama itu lagi"! sentak Nayya kemudian.
Nayya sangat membenci orang-orang yang suka menggunakan panggilan kecilnya.
Semenjak pindah dari Amsterdam dan Zurich.
Nayya pergi menjauh dari seluruh keluarga dan juga para sahabatnya. Ia memilih Seoul untuk menjadi tempatnya bersembunyi selama ini.
"Nama itu sebenarnya nama yang cantik".
"Saya tidak mengerti sampai sekarang ini, kenapa Kamu tidak menyukai nama itu lagi". sentaknya.
Nayya hanya diam tidak menjawabnya.
"Hmm, baiklah saya akan beri waktu Kamu untuk berpikir, namun tidak dengan 2 atau 3 tahun"!
"Cukup 2 sampai 3 bulan tidak lebih"! ujarnya.
Mr.Rayen tidak ingin di bantah lagi. Kemudian ia pergi meninggalkan Sean dan Nayya disana.
Nayya tidak dapat berpikir dengan baik saat ini.
Ia sudah terduduk lemas di sofa panjang itu.
"Apa Kamu bisa menjelaskan semua ini Nayy"?
tanya Sean tiba-tiba.
"Hmm .. Gue mau keruangan gue dulu". ucap Nayya dengan sangat gugup.
"Sepertinya Kamu menyukai ciumanku Nayy"! ucap Sean dengan senyum smirknya.
Sontak membuat Nayya reflek untuk menutup bibirnya dengan kedua tangannya.
Sean terkekeh, kemudian ia mulai mendekati Gadis pencuri hatinya selama belasan tahun ini.
Sean sangat bahagia, bisa menemukan Nayya di tanah kelahirannya ini. Sudah lama dia mencari gadis ini di penjuru negara manapun.
Tidak sia-sia Sean terbang jauh dari Barcelona menuju Jakarta. Tuhan telah mempertemukan dirinya dengan first love nya kembali.
"Mau apa"? ketus Nayya, saat melihat Sean mulai mendekati dirinya.
"Mau menebus waktu 10 tahun .. Eh tidak-tidak bukan 10 tahun, tapi 12 tahun yang benar".
"Aku ingin menebus waktu kita yang terbuang sia-sia selama 12 tahun lamanya". goda Sean.
"Hah? Sepertinya Lo sudah .. hm maksud Aku, Kamu mulai kelihatan tidak waras". ketus Nayya.
Cih ... desis Sean pura-pura kesal.
"Permisi, Aku mau balik keruanganku dulu"! ujar Nayya dengan acuh.
"Tidak perlu, Aku mau me time sama Kamu"!
"Hari ini, Aku menyewa semua waktumu"! ucap Sean lalu menggenggam erat tangannya.
Kemudian ia mengajak Nayya pergi dari ruang pimpinan. Semua mata tertuju pada mereka berdua. Sampai akhirnya mereka berdua menghilang dari koridor rumah sakit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments