Setelah acara selesai satu-persatu orang mulai meninggalkan Aula. Nayya juga segera beranjak dari sana, namun belum sempat ia melangkah.
Suara pak tua itu kembali terdengar begitu nyaring.
"Dokter Narra, 10 menit lagi saya tunggu Kamu di ruangan saya". perintah Mr.Rayen.
Huh .. Lagi-lagi pak tua itu membuat Nayya jengkel, ingin sekali dia menarik kerah bajunya, kemudian memberinya bogeman mentah.
"Jangan mengumpatku"! ujar Mr.Rayen seolah tahu bahwa Nayya sedang mengumpatnya saat ini.
"Hehe, baiklah Mister". jawabnya dengan terkekeh.
Dengan cepat Nayya langsung melenggang pergi. Sebelum keruangan Mr.Rayen, ia ingin mampir ke toilet sebentar.
Namun siapa sangka disana sudah begitu ramai, ada banyak para Dokter dan staff yang sedang bergantian untuk menggunakan toilet didekat Aula.
"Ehh kalian pada lihat enggak, muka songong nya Dokter Narra, cih dasar cewek munafik"! bisik Mila salah satu Dokter residen.
"Benar Dokter Mila, gue udah enek banget, tiap kali lihat wajah polosnya Dokter Narra"! timpal perawat Nina yang sudah memang membenci Narra.
"Bukan lagi, gue kira dia bakal embat bapaknya, malah anaknya yang dia embat duluan"! tukas perawat siska ikut memprovokasi.
"Sebenarnya magic apa sih dia yang pakek, sampai-sampai semua orang menyukainya"?
balas Dokter Mila, penuh kebencian.
"Ahh .. rasanya mau gue jambak-jambak tu muka tanpa dosanya, semenjak dia pindah kesini, nasib kita semua jadi tidak aman". ucap Nina.
"Bener semenjak dia kerja disini, semua orang lebih memuja-muja dia, bukan kita lagi"! sergah Siska.
"Gue masih sakit hati banget, karena ulah dia gue jadi dicampakkan oleh tunangan gue"! teriak Mila kencang, karena saat ini mereka mengira hanya ada mereka saja dibilik toilet ini.
"Dokter Mila enggak usah khawatir, kita akan membuat rencana yang bagus, untuk bisa nyingkirin tuh anak sok polos dan sok baik"!. balas nina.
"Benar, gue gak ikhlas kalau keberuntungan selalu ada dipihak gadis munafik itu"! ucap Mila sarkas.
Eitss tapi sebenarnya, bukan hanya mereka bertiga saja yang ada disana. Melainkan ada orang lain juga yang mendengar percakapan mereka sejak tadi.
Nayya mengepal kuat kedua tangan nya, dari tadi dirinya sudah ada ditoilet, namun dia bersembunyi didepan pintu masuk antara toilet cewek dan cowok.
Mata gadis itu melotot, dia juga menutup mulutnya. Bagaimana tidak, mereka selalu menampilkan wajah tulus dan ramahnya didepan Nayya setiap saat.
Namun hari ini semuanya membuktikan bahwa mereka hanya berpura-pura di depan nya selama ini.
Padahal Nayya cukup dekat dengan mereka bertiga, karena mereka satu bangsal dengan Nayya dipoli spesialis kecantikan.
Tiba-tiba ponselnya berbunyi, membuat tiga wanita yang sedang mengumpat dirinya itu curiga.
"Ponsel siapa berbunyi"? tanya Mila.
"Hah, bukannya ponsel Dokter"? tanya Nina.
"Bukan, itu bukan Nada dering ponselku"! jawabnya
Namun, seketika wajah mereka bertiga pucat.
"Sssttt .. Apakah Diluar ada seseorang"? bisik Nina kepada kedua sahabatnya.
"Itu sama persis dengan nada dering yang biasa dipakai oleh Dokter Narra"! sentak Siska.
"Lo serius Sis"? pekik Nina dengan tertahan.
"Lebih baik kita cek keluar"! titah Mila cepat.
Mereka Bertiga segera keluar dengan cepat.
Saat mereka bertiga melangkah ke luar, sudah tidak ada siapapun lagi disana, mungkin orang lain yang hanya lewat, pikir mereka.
Dimana Dokter Narra sekarang ??? ...
Dia sedang berada digudang penyimpanan obat lama, tepatnya disebelah toilet yang tak jauh dari gedung Aula tempat perkumpulan tadi.
"Lo apa-apaan sih main tarik-tarik aja"! Pekik Nayya.
Saat ponsel Nayya berbunyi, ia merasa gugup dan khawatir, tanpa sadar ada sebuah tangan kekar yang sudah menarik tubuh mungilnya.
"Dasar pencuri kecil"! sindir pria tampan itu.
"Pencuri kecil"? sentak Nayya, sampai menaikan satu alisnya, ia tidak terima disebut pencuri.
"Lalu kalau bukan pencuri, yang barusan tadi apa"?
"Emang gue ngapain tadi"? sentak Nayya sinis.
"Sejak kapan Nayya merubah panggilan nya"?
"Lo-gue itu bukan kayak Nayya, yang Aku kenal dulu". batin pria tampan itu.
"Kenapa diam"? ujar Nayya sinis.
"Kamu ngapain berdiri didepan pintu masuk toilet seperti tadi, pakek cara mengendap-endap lagi". tanya Pria itu kembali.
"Lo penguntit"? tanya Nayya monohok.
"Hah, penguntit"? pria itu terkekeh.
"Saya ini seorang Dokter dan Profesor"!
"Bukan seorang penguntit! bahkan Kamu sendiri tahu, kekuasaan saya disini sebesar apa, hmm". jawabnya lembut.
"Cihhh". Nayya berdesis.
Pria itu terdiam, ia menatap lekat wajah yang begitu ia rindukan selama 10 tahun ini.
"Apa"? melting Nayya.
Saat melihat tatapan yang begitu dalam dari pria tampan yang ada dihadapan nya itu.
"Long time no see, Nayy". ucapnya lembut.
Nayya tersentak saat mendengar pria itu memanggil namanya, yang telah ia hapus sejak 10 tahun lalu.
"Hmm". gugup Nayya.
Pria itu terkekeh melihat ekspresi malu-malu gadis cantiknya itu. Ia tidak bisa menahannya lagi.
Pria itu tiba-tiba menarik tubuh mungil Nayya, lalu menahannya dengan satu tangannya.
"Kenapa enggak dijawab, hmm". ucapnya lagi.
Posisi mereka sangat dekat, bahkan hembusan nafas dari pria tampan itu sudah menyeruak diseluruh permukaan wajah cantiknya itu.
"A-pa .. apa-nya"? jawab Nayya gugup.
Pria itu gencar menggoda Nayya, kemudian ia semakin mendekatkan wajah tampannya tepat didepan bibir cherry milik Nayya.
Jantung Nayya rasa ingin meledak detik ini juga. Tubuhnya juga mendadak mulai panas dingin.
"Bersembunyi dimana Kamu selama ini, hmm"?
bisik pria itu dengan suara beratnya.
Ahh .. Nayya tetap diam seribu bahasa. Ia tidak tahu harus menjawab apa sekarang ini.
"Jika Kamu tetap diam, Aku akan mencium mu"! ancam pria tampan itu kembali.
Nayya kaget saat mendengar ucapan nya.
"Ihh apaan sih gak jelas"! rengek Nayya.
Dengan cepat ia mendorong wajah pria itu.
"Emang Lo kenal gue"? imbuhnya lagi.
Ccckkk ... Pria itu berdecak kesal.
"Sekali lagi, Kamu panggil Aku dengan Lo-gue".
"Aku akan cium Kamu beneran disini"!
"Emang kenapa, gue udah bia .. ".
Belum sempat Nayya meneruskan kata-katanya, bibirnya lebih dulu dibungkam oleh pria tampan itu. Dia benar-benar memperlakukan Nayya dengan begitu lembut dan penuh cinta.
Namun itu hanya sebentar saja, pria itu sadar bahwa dirinya tidak boleh menakuti gadis cantiknya itu.
Hari ini adalah, pertemuan pertama mereka setelah 10 tahun lamanya mereka tidak bertemu.
"Manis, Aku mau lagi"!
"Tapi tidak sekarang"! ucapnya tegas.
Nayya sudah tidak bisa berkata-kata, apa ini?
Apa barusan yang terjadi dengannya?
Ini bukan first kiss nya, tapi dirinya merasa seperti melakukan ciuman pertamanya.
Dia pernah berciuman berapa kali dengan Excel, mantannya dulu. Tetapi itu sudah cukup lama sekali, mungkin sudah 11 tahun yang lalu.
Pria itu terkekeh melihat Nayya yang menjadi diam tidak berkutik ditempatnya. Menurutnya gadis itu begitu lucu dan menggemaskan.
"Aku tunggu Kamu di ruangan nya Daddy".
"Jangan lama-lama bengongnya, Kalau enggak mau Aku cium lagi"! ucap pria itu sebelum ia benar-benar pergi meninggalkan Nayya.
"Aku kangen banget, kita bisa lanjut lagi nanti".
Cup .. satu kecupan lagi mendarat di puncak kepala Nayya dengan begitu lembut.
Dan barulah pria itu, pergi beneran meninggalkan Nayya yang termenung sendirian.
Mulutnya terkatup tidak dapat mengeluarkan kata-kata lagi. Ahh rasanya seperti ada ribuan, kupu-kupu yang siap terbang dari dalam hatinya.
"Dia menciumku? Benarkah dia dan Aku"! gumamnya, masih dengan mengelus bibirnya
Dia sampai mencubit pipinya sendiri dengan kuat ..
"Aaarrgghh ....".
"Sakit"! rengeknya sendiri.
puk .. puk .. puk .. Lalu memukul-mukul pipinya lagi.
"Oh My God, ini benar-benar bukan mimpi"!
"Kak Sean menciumku"!
"Aarrgghhh". pekiknya dengan tertahan.
Nayya senyum-senyum sendiri, layaknya anak kecil yang baru saja mendapat permen dan juga coklat.
Ia benar-benar begitu bahagia saat Sean berani menciumnya setelah sekian lamanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Rohad™
Wah si PA Nayya baru sadar si Sean suka sama dia setelah 10 tahun ini?
2024-11-28
1