Chapter 4 Kamu

Setelah acara selesai satu-persatu orang mulai meninggalkan Aula. Nayya juga segera beranjak dari sana, namun belum sempat ia melangkah.

Suara pak tua itu kembali terdengar begitu nyaring.

"Dokter Narra, 10 menit lagi saya tunggu Kamu di ruangan saya". perintah Mr.Rayen.

Huh .. Lagi-lagi pak tua itu membuat Nayya jengkel, ingin sekali dia menarik kerah bajunya, kemudian memberinya bogeman mentah.

"Jangan mengumpatku"! ujar Mr.Rayen seolah tahu bahwa Nayya sedang mengumpatnya saat ini.

"Hehe, baiklah Mister". jawabnya dengan terkekeh.

Dengan cepat Nayya langsung melenggang pergi. Sebelum keruangan Mr.Rayen, ia ingin mampir ke toilet sebentar.

Namun siapa sangka disana sudah begitu ramai, ada banyak para Dokter dan staff yang sedang bergantian untuk menggunakan toilet didekat Aula.

"Ehh kalian pada lihat enggak, muka songong nya Dokter Narra, cih dasar cewek munafik"! bisik Mila salah satu Dokter residen.

"Benar Dokter Mila, gue udah enek banget, tiap kali lihat wajah polosnya Dokter Narra"! timpal perawat Nina yang sudah memang membenci Narra.

"Bukan lagi, gue kira dia bakal embat bapaknya, malah anaknya yang dia embat duluan"! tukas perawat siska ikut memprovokasi.

"Sebenarnya magic apa sih dia yang pakek, sampai-sampai semua orang menyukainya"?

balas Dokter Mila, penuh kebencian.

"Ahh .. rasanya mau gue jambak-jambak tu muka tanpa dosanya, semenjak dia pindah kesini, nasib kita semua jadi tidak aman". ucap Nina.

"Bener semenjak dia kerja disini, semua orang lebih memuja-muja dia, bukan kita lagi"! sergah Siska.

"Gue masih sakit hati banget, karena ulah dia gue jadi dicampakkan oleh tunangan gue"! teriak Mila kencang, karena saat ini mereka mengira hanya ada mereka saja dibilik toilet ini.

"Dokter Mila enggak usah khawatir, kita akan membuat rencana yang bagus, untuk bisa nyingkirin tuh anak sok polos dan sok baik"!. balas nina.

"Benar, gue gak ikhlas kalau keberuntungan selalu ada dipihak gadis munafik itu"! ucap Mila sarkas.

Eitss tapi sebenarnya, bukan hanya mereka bertiga saja yang ada disana. Melainkan ada orang lain juga yang mendengar percakapan mereka sejak tadi.

Nayya mengepal kuat kedua tangan nya, dari tadi dirinya sudah ada ditoilet, namun dia bersembunyi didepan pintu masuk antara toilet cewek dan cowok.

Mata gadis itu melotot, dia juga menutup mulutnya. Bagaimana tidak, mereka selalu menampilkan wajah tulus dan ramahnya didepan Nayya setiap saat.

Namun hari ini semuanya membuktikan bahwa mereka hanya berpura-pura di depan nya selama ini.

Padahal Nayya cukup dekat dengan mereka bertiga, karena mereka satu bangsal dengan Nayya dipoli spesialis kecantikan.

Tiba-tiba ponselnya berbunyi, membuat tiga wanita yang sedang mengumpat dirinya itu curiga.

"Ponsel siapa berbunyi"? tanya Mila.

"Hah, bukannya ponsel Dokter"? tanya Nina.

"Bukan, itu bukan Nada dering ponselku"! jawabnya

Namun, seketika wajah mereka bertiga pucat.

"Sssttt .. Apakah Diluar ada seseorang"? bisik Nina kepada kedua sahabatnya.

"Itu sama persis dengan nada dering yang biasa dipakai oleh Dokter Narra"! sentak Siska.

"Lo serius Sis"? pekik Nina dengan tertahan.

"Lebih baik kita cek keluar"! titah Mila cepat.

Mereka Bertiga segera keluar dengan cepat.

Saat mereka bertiga melangkah ke luar, sudah tidak ada siapapun lagi disana, mungkin orang lain yang hanya lewat, pikir mereka.

Dimana Dokter Narra sekarang ??? ...

Dia sedang berada digudang penyimpanan obat lama, tepatnya disebelah toilet yang tak jauh dari gedung Aula tempat perkumpulan tadi.

"Lo apa-apaan sih main tarik-tarik aja"! Pekik Nayya.

Saat ponsel Nayya berbunyi, ia merasa gugup dan khawatir, tanpa sadar ada sebuah tangan kekar yang sudah menarik tubuh mungilnya.

"Dasar pencuri kecil"! sindir pria tampan itu.

"Pencuri kecil"? sentak Nayya, sampai menaikan satu alisnya, ia tidak terima disebut pencuri.

"Lalu kalau bukan pencuri, yang barusan tadi apa"?

"Emang gue ngapain tadi"? sentak Nayya sinis.

"Sejak kapan Nayya merubah panggilan nya"?

"Lo-gue itu bukan kayak Nayya, yang Aku kenal dulu". batin pria tampan itu.

"Kenapa diam"? ujar Nayya sinis.

"Kamu ngapain berdiri didepan pintu masuk toilet seperti tadi, pakek cara mengendap-endap lagi". tanya Pria itu kembali.

"Lo penguntit"? tanya Nayya monohok.

"Hah, penguntit"? pria itu terkekeh.

"Saya ini seorang Dokter dan Profesor"!

"Bukan seorang penguntit! bahkan Kamu sendiri tahu, kekuasaan saya disini sebesar apa, hmm". jawabnya lembut.

"Cihhh". Nayya berdesis.

Pria itu terdiam, ia menatap lekat wajah yang begitu ia rindukan selama 10 tahun ini.

"Apa"? melting Nayya.

Saat melihat tatapan yang begitu dalam dari pria tampan yang ada dihadapan nya itu.

"Long time no see, Nayy". ucapnya lembut.

Nayya tersentak saat mendengar pria itu memanggil namanya, yang telah ia hapus sejak 10 tahun lalu.

"Hmm". gugup Nayya.

Pria itu terkekeh melihat ekspresi malu-malu gadis cantiknya itu. Ia tidak bisa menahannya lagi.

Pria itu tiba-tiba menarik tubuh mungil Nayya, lalu menahannya dengan satu tangannya.

"Kenapa enggak dijawab, hmm". ucapnya lagi.

Posisi mereka sangat dekat, bahkan hembusan nafas dari pria tampan itu sudah menyeruak diseluruh permukaan wajah cantiknya itu.

"A-pa .. apa-nya"? jawab Nayya gugup.

Pria itu gencar menggoda Nayya, kemudian ia semakin mendekatkan wajah tampannya tepat didepan bibir cherry milik Nayya.

Jantung Nayya rasa ingin meledak detik ini juga. Tubuhnya juga mendadak mulai panas dingin.

"Bersembunyi dimana Kamu selama ini, hmm"?

bisik pria itu dengan suara beratnya.

Ahh .. Nayya tetap diam seribu bahasa. Ia tidak tahu harus menjawab apa sekarang ini.

"Jika Kamu tetap diam, Aku akan mencium mu"! ancam pria tampan itu kembali.

Nayya kaget saat mendengar ucapan nya.

"Ihh apaan sih gak jelas"! rengek Nayya.

Dengan cepat ia mendorong wajah pria itu.

"Emang Lo kenal gue"? imbuhnya lagi.

Ccckkk  ... Pria itu berdecak kesal.

"Sekali lagi, Kamu panggil Aku dengan Lo-gue".

"Aku akan cium Kamu beneran disini"!

"Emang kenapa, gue udah bia .. ".

Belum sempat Nayya meneruskan kata-katanya, bibirnya lebih dulu dibungkam oleh pria tampan itu. Dia benar-benar memperlakukan Nayya dengan begitu lembut dan penuh cinta.

Namun itu hanya sebentar saja, pria itu sadar bahwa dirinya tidak boleh menakuti gadis cantiknya itu.

Hari ini adalah, pertemuan pertama mereka setelah 10 tahun lamanya mereka tidak bertemu.

"Manis, Aku mau lagi"!

"Tapi tidak sekarang"! ucapnya tegas.

Nayya sudah tidak bisa berkata-kata, apa ini?

Apa barusan yang terjadi dengannya?

Ini bukan first kiss nya, tapi dirinya merasa seperti melakukan ciuman pertamanya.

Dia pernah berciuman berapa kali dengan Excel, mantannya dulu. Tetapi itu sudah cukup lama sekali, mungkin sudah 11 tahun yang lalu.

Pria itu terkekeh melihat Nayya yang menjadi diam tidak berkutik ditempatnya. Menurutnya gadis itu begitu lucu dan menggemaskan.

"Aku tunggu Kamu di ruangan nya Daddy".

"Jangan lama-lama bengongnya, Kalau enggak mau Aku cium lagi"! ucap pria itu sebelum ia benar-benar pergi meninggalkan Nayya.

"Aku kangen banget, kita bisa lanjut lagi nanti".

Cup .. satu kecupan lagi mendarat di puncak kepala Nayya dengan begitu lembut.

Dan barulah pria itu, pergi beneran meninggalkan Nayya yang termenung sendirian.

Mulutnya terkatup tidak dapat mengeluarkan kata-kata lagi. Ahh rasanya seperti ada ribuan, kupu-kupu yang siap terbang dari dalam hatinya.

"Dia menciumku? Benarkah dia dan Aku"! gumamnya, masih dengan mengelus bibirnya

Dia sampai mencubit pipinya sendiri dengan kuat ..

"Aaarrgghh ....".

"Sakit"! rengeknya sendiri.

puk .. puk .. puk .. Lalu memukul-mukul pipinya lagi.

"Oh My God, ini benar-benar bukan mimpi"!

"Kak Sean menciumku"!

"Aarrgghhh". pekiknya dengan tertahan.

Nayya senyum-senyum sendiri, layaknya anak kecil yang baru saja mendapat permen dan juga coklat.

Ia benar-benar begitu bahagia saat Sean berani menciumnya setelah sekian lamanya.

Terpopuler

Comments

Rohad™

Rohad™

Wah si PA Nayya baru sadar si Sean suka sama dia setelah 10 tahun ini?

2024-11-28

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 Prolog
2 Chapter 2 Dia
3 Chapter 3 Orang yang Sama
4 Chapter 4 Kamu
5 Chapter 5 Menantu Idaman
6 Chapter 6 Second Kiss
7 Chapter 7 Ternyata Kamu
8 Chapter 8 Sorry
9 Chapter 9 Do You Like me ?
10 Chapter 10 Lingkungan Toxic
11 Chapter 11 Depresi
12 Chapter 12 Flasback
13 Chapter 13 Flash back 2
14 Chapter 14 Flash Back Off
15 Chapter 15 Perpisahan termanis
16 Chapter 16 Korea
17 Chapter 17 LDR Pertama
18 Chapter 18 Rindu
19 Chapter 19 Nasihat
20 Chapter 20 Fokus
21 Chapter 21 Cemburu
22 Chapter 22 Cincin
23 Chapter 23 Salah Paham part 2
24 Chapter 24 Clear
25 Chapter 25 Konfrensi Pers
26 Chapter 26 Konfrensi Pers Part 2
27 Chapter 27 Konfrensi Pers part 3
28 Chapter 28 Memulai dari Awal
29 Chapter 29 Tanda Kepemilikan
30 Chapter 30 Malam Tahun Baru
31 Chapter 31 Awal yang Baru
32 Chapter 32 Kamu
33 Chapter 33 Pertemuan
34 Chapter 34 Hanya Kamu
35 Chapter 35 Kau Anggap Aku Apa?
36 Chapter 36 Ketemuan
37 Chapter 37 POV Cessy
38 Chapter 38 Operasi
39 Chapter 39 Simalakama
40 Chapter 40 Mau kembali dengan Ku?
41 Chapter 41 Kecewa
42 Chapter 42 Samuel VS Mr Rayen
43 Chapter 43 Karma!
44 Chapter 44 Masih Marah?
45 Chapter 45 Terimakasih!
46 Chapter 46 Mine!
47 Chapter 47 Pertama!
48 Chapter 48 Mengulang!
49 Chapter 49 Aku Menunggu mu!
50 Chapter 50 Kesayangan
51 Chapter 51 Penjelasan
52 Chapter 52 Jarak Jauh
53 Chapter 53 Tantrum
54 Chapter 54 Negara Asal!
55 Chapter 55 Suprise
56 Chapter 56 Gebrakan
57 Chapter 57 Apartemen
58 Chapter 58 Takut Kehilangan
59 Chapter 59 Sakit
60 Chapter 60 Silent!
61 Chapter 61 Benar-Benar Gila
62 Chapter 62 Wanita itu Istriku!
63 Chapter 63 Sisi Lain Sean
64 Chapter 64 Terjawab Sudah
65 Chapter 65 Main di Rumah Sakit
66 Chapter 65 Malam yang panjang
67 Chapter 67 Menjelang Resepsi
68 Chapter 68 Wedding Victor dan Nayla
69 Chapter 69 Melakukannya lagi!
70 Chapter 70 Bawa Aku Pergi
71 Chapter 71 Siapa yang berani mengusik istriku?
72 Chapter 72 Wanita Munafik
73 Chapter 73 Kalian Iblis
74 Chapter 74 Melemah
75 Chapter 75 Hamil
76 Chapter 76 Terbaring Lemah
77 Chapter 77 Terimakasih Sudah Bertahan
78 Chapter 78 Berdamai dengan Keadaan
79 Chapter 79 Dia Hanya Masa Lalu
80 Chapter 80 Wedding Resepsi
81 Chapter 81 Happy Ending
82 Chapter 82 Serasa Pengantin Baru
83 Chapter 83 Special Part
84 Chapter 84
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Chapter 1 Prolog
2
Chapter 2 Dia
3
Chapter 3 Orang yang Sama
4
Chapter 4 Kamu
5
Chapter 5 Menantu Idaman
6
Chapter 6 Second Kiss
7
Chapter 7 Ternyata Kamu
8
Chapter 8 Sorry
9
Chapter 9 Do You Like me ?
10
Chapter 10 Lingkungan Toxic
11
Chapter 11 Depresi
12
Chapter 12 Flasback
13
Chapter 13 Flash back 2
14
Chapter 14 Flash Back Off
15
Chapter 15 Perpisahan termanis
16
Chapter 16 Korea
17
Chapter 17 LDR Pertama
18
Chapter 18 Rindu
19
Chapter 19 Nasihat
20
Chapter 20 Fokus
21
Chapter 21 Cemburu
22
Chapter 22 Cincin
23
Chapter 23 Salah Paham part 2
24
Chapter 24 Clear
25
Chapter 25 Konfrensi Pers
26
Chapter 26 Konfrensi Pers Part 2
27
Chapter 27 Konfrensi Pers part 3
28
Chapter 28 Memulai dari Awal
29
Chapter 29 Tanda Kepemilikan
30
Chapter 30 Malam Tahun Baru
31
Chapter 31 Awal yang Baru
32
Chapter 32 Kamu
33
Chapter 33 Pertemuan
34
Chapter 34 Hanya Kamu
35
Chapter 35 Kau Anggap Aku Apa?
36
Chapter 36 Ketemuan
37
Chapter 37 POV Cessy
38
Chapter 38 Operasi
39
Chapter 39 Simalakama
40
Chapter 40 Mau kembali dengan Ku?
41
Chapter 41 Kecewa
42
Chapter 42 Samuel VS Mr Rayen
43
Chapter 43 Karma!
44
Chapter 44 Masih Marah?
45
Chapter 45 Terimakasih!
46
Chapter 46 Mine!
47
Chapter 47 Pertama!
48
Chapter 48 Mengulang!
49
Chapter 49 Aku Menunggu mu!
50
Chapter 50 Kesayangan
51
Chapter 51 Penjelasan
52
Chapter 52 Jarak Jauh
53
Chapter 53 Tantrum
54
Chapter 54 Negara Asal!
55
Chapter 55 Suprise
56
Chapter 56 Gebrakan
57
Chapter 57 Apartemen
58
Chapter 58 Takut Kehilangan
59
Chapter 59 Sakit
60
Chapter 60 Silent!
61
Chapter 61 Benar-Benar Gila
62
Chapter 62 Wanita itu Istriku!
63
Chapter 63 Sisi Lain Sean
64
Chapter 64 Terjawab Sudah
65
Chapter 65 Main di Rumah Sakit
66
Chapter 65 Malam yang panjang
67
Chapter 67 Menjelang Resepsi
68
Chapter 68 Wedding Victor dan Nayla
69
Chapter 69 Melakukannya lagi!
70
Chapter 70 Bawa Aku Pergi
71
Chapter 71 Siapa yang berani mengusik istriku?
72
Chapter 72 Wanita Munafik
73
Chapter 73 Kalian Iblis
74
Chapter 74 Melemah
75
Chapter 75 Hamil
76
Chapter 76 Terbaring Lemah
77
Chapter 77 Terimakasih Sudah Bertahan
78
Chapter 78 Berdamai dengan Keadaan
79
Chapter 79 Dia Hanya Masa Lalu
80
Chapter 80 Wedding Resepsi
81
Chapter 81 Happy Ending
82
Chapter 82 Serasa Pengantin Baru
83
Chapter 83 Special Part
84
Chapter 84

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!