Hanum semakin bingung tatkala mobil yang tadi ia tumpangi bersama asisten Arya berhenti di sebuah hotel berbintang. Pikiran buruk mulai menyerangnya apalagi asisten Arya tidak memberitahukan apapun padanya.
Hotel, untuk apa kita kesini tidak mungkin bukan orang sakit berada di hotel harusnya rumah sakit bukan tempat ini. Lagi pula asisten presdir ini juga keterlaluan tidak menjelaskan apa pun padaku. Huh ayo lah Hanum kau harus bertanggung jawab apa di hotel ini.
Sibuk berperang dengan batinnya Hanum sampai ketinggalan langkah kaki asisten Arya. Sehingga saat Arya melihat padanya Arya kembali memberikan tatapan intimidasinya padanya.
Kalau bukan permintaan tuan muda, aku pastikan akan penjarakan gadis ini apa spesialnya gadis ini dimata tuan muda. Sikap tuan muda padanya berbeda dari kebiasaannya selama ini.
Arya bergumam dalam batinnya saat melihat Hanum tidak mengikuti langkah kakinya. Arya menelisik penampilan hanum.
Bahkan pakaiannya biasa saja, apa yang istimewa dari gadis ini.
"Nona Hanum," Panggil Arya pada Hanum yang sedang mencari keberadaan Arya.
"Ah, iya Pak Arya maafkan saya," Ucap Hanum yang tahu letak salahnya dimana.
"Tuan muda sudah menunggu, jangan buang-buang waktu nona Hanum," Balas Arya terdengar suara dinginnya.
"Baiklah pak Arya," Jawab Hanum mengikuti langkah kaki Arya.
Jauh dari bayangan Hanum, ternyata Arya membawanya ke sebuah lounge di dalam sebuah resto di hotel berbintang tersebut. Lounge yang memang di pesan secara pribadi oleh Davin.
"Silahkan nona Hanum, tuan muda sudah menunggu anda di dalam," Ucap Arya tanpa menatap Hanum.
Hanum masuk kedalam lounge tersebut matanya menelisik ke seluruh ruangan hingga ia melihat sosok presdir yang tadi terlelap di sofa kini sudah duduk dengan kharismatik di sudut ruangan lounge.
Langkah kaki Hanum, berhenti di hadapan meja yang kini sudah ada presdir muda yang tadi pagi tampak tidak baik-baik saja tapi sekarang terlihat lebih segar dan seolah tidak terjadi apapun tadi pagi.
"Duduk" Ucap Davin pada Hanum.
Hanum masih berdiri di tempat tanpa mengindahkan perintah dari Davin, Hanum memainkan kedua jari jemari tangannya untuk menghindari kegugupan. Davin melihat jelas apa yang Hanum lakukan ia tersenyum sangat tipis tanpa ada orang yang tahu.
"Apa aku harus mengulangi perkataan ku," Kembali Davin memerintahkan Hanum untuk duduk.
Hanum segera duduk tepat di hadapan Davin. Hanum masih harap-harap cemas tentang pertanggung jawaban seperti apa yang akan ia lakukan. Pasalnya jika melihat kondisi presdir saat ini, tampak sehat dan baik-baik saja. Tidak lemah seperti pagi tadi, Hanum hanya berharap agar tidak dipecat di hari pertama ia bekerja.
Sreek sreek
Davin melemparkan sebuah dokumen tepat dihadapan Hanum. Dengan gerakan tangannya tanpa membuka suara Davin memerintahkan Hanum untuk membaca dokumen tersebut.
Hanum yang mengerti akan kode dari presdir penuh kharismatik tersebut langsung mengambil dokumen tersebut dan membukanya.
Mata dan mulutnya berirama memperhatikan setiap detail dari apa saja yang tertulis di lembaran dokumen tersebut dengan wajah serius dan sedikit mengangkat kedua alisnya. Hal itu sukses membuat pria tampan penuh kharismatik tersebut tersenyum tipis melihat reaksi Hanum saat membaca dokumen yang diberikan padanya.
Apa-apaan ini, pria ini ingin memanfaatkan situasi dasar pria aneh.
Hanum masih sibuk membaca dokumen itu dengan sangat hati-hati. Pikirannya sangat kacau ditambah permintaan khusus yang tertulis di dalam dokumen.
"Bagaimana keputusan mu, nona Hanum," Tanya Davin pada Hanum yang terlihat sangat grogi di hadapan Davin.
"Bolehkah saya bertanya pak presdir," Balas Hanum sambil menggenggam jari jemarinya.
Hahaha hahaha lucu sekali gadis ini lihatlah tangannya yang gemetaran, dia sembunyikan dengan senyuman kecut itu sungguh pemandangan yang indah.
Davin masih bungkam tidak menanggapi pertanyaan dari Hanum, tetapi matanya menatap lekat pada sosok Hanum. Hanum yang ditatap dengan sangat lekat membuat dirinya grogi.
Dengan anggukkan kepala Davin memberikan jawabannya. Hanum menghirup udara disekelilingnya terlebih dahulu sebelum ia buka suara.
"Apa maksud dari poin yang menyatakan melayani kebutuhan anda selama 24 jam pak presdir," Tanya Hanum dengan wajah menahan emosi yang sudah ia tahan sejak tadi.
"Bukankah sudah tertulis jelas nona Hanum, apa perlu Arya yang menjelaskannya secara terperinci seperti yang anda mau," Jawab Davin sambil menyeringai menyebalkan dimata Hanum.
Pria ini ingin memenjarakan ku dengan caranya sendiri, baiklah tuan muda anda menang tapi aku akan membalas mu suatu saat nanti.
"Jadi, bagaimana keputusan mu nona Hanum Salsabilla," Tekan Davin dengan tersenyum tipis.
Hanum menatap lekat wajah menyebalkan pria yang ada di hadapannya saat ini. Ingin rasanya ia mencakar wajah tampan kharismatik itu dengan kuku jarinya. Sayangnya, ia tidak bisa melakukan hal tersebut mengingat apa yang sudah ia perbuatan tadi pagi kepada pria yang ada di hadapannya saat ini.
"Apakah tidak ada pilihan lain selain menikah pak presdir," Ungkap Hanum dengan menggenggam erat ujung baju yang sudah di remasnya sejak tadi.
"Pilihan ada di tangan anda sendiri nona Hanum, dan saya menunggu jawaban mu secepatnya," Balas Davin dengan santai sambil memainkan ponsel pintarnya tanpa menatap Hanum.
Oh tuhan, aku harus bagaimana karena kelalaian yang ku perbuat aku harus menebusnya dengan menikahi pria menyebalkan ini. Atau aku harus mendekam di jeruji besi bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi. Dasar orang kaya bisanya hanya menekan kaum lemah, baiklah jika pria menyebalkan ini ingin aku menjadi istrinya akan ku kabulkan tapi bagaimana dengan mungkin aku menikah tanpa didasari cinta.
Hanum masih berperang dengan batinnya sesekali ia menatap Davin dengan wajah kesalnya. Tanpa Hanum tahu sebenarnya Davin sangat menikmati ekspresi wajah Hanum yang sangat natural itu.
Bagaimana tidak wajah Hanum dan gerakannya tidak sesuai dengan ucapan yang ia lontarkan. Davin paham betul apa yang tengah dipikirkan gadis yang ada di hadapannya saat ini.
Lihatlah wajah menyebalkan itu, gadis ini boleh juga dia sangat pandai berakting wajahnya sudah menjelaskan betapa dirinya kesal padaku tapi ia berusaha menutupinya. Sungguh pemandangan yang luar biasa
Entah kegilaan apa yang membuat Davin menawarkan Hanum untuk menjadi istrinya, sebagai pertanggung jawaban atas kelalaian Hanum yang sebenarnya bisa dimaafkan, akan tetapi Davin malah memanfaatkan situasi ini dengan memberikan ancaman sekaligus tawaran menjadi tawanan di kerajaannya.
Sungguh pemikiran yang sangat susah di tebak begitulah yang Arya pikirkan. Bagaimana mungkin tuan mudanya melakukan hal yang diluar kebiasaannya dan kegilaan untuk menikahi gadis yang baru saja hadir di perusahaan hari ini. Arya hanya mampu mengikuti apa yang menjadi keinginan tuan mudanya, baginya perintah tuan mudanya ada tugas yang harus ia kerjakan dengan baik apapun itu.
...****************...
...****************...
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Reogkhentir
Sudah terima saja dahulu Hanum biarkan mengalir bagai air serta berhembus bagai angin ikuti saja alur permainan David pada mu
2024-09-20
1